MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI MELAWAN PENJAJAH JEPANG DI KELAS V SDK 093 MAUMERE IV KECAMATAN ALOK KABUPATEN SIKKA TAHUN AJARAN 2017/2018

 

Hermus Hero

Moviana M.D. Araujo Mau

 

ABSTRAK

Penggunaan Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS, materi Melawan penjajah Jepang di kelas V SDK 093 Maumere IV kecamatan Alok Kabupaten Sikka. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusa Nipa Tahun 2017. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V ynng terdiri dari 11 siswa perempuan dan 15 siswa lakilaki. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masingmasing siklus terdiri dari 2 kali pertemuaan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru, akrivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Pada siklus I nilai rata- rata yang dicapai menjadi 76,65 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 76,92%. Sedengkan pada siklus II nilai ratarata siswa menjadi 84,81 dengan ketuntasan belajar 100%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada pembelajaran IPS dengan materi Melawan penjajah Jepang, dapat meningkatan ketrampilan guru, aktivitas siswa, dan prestasi belajar pada siswa kelas V SDK 093 Mumere IV Kecamatan Alok.

Kata Kunci: Hasil belajar, Picture and Picture, IPS.

 

PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mendorong peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan siswa menuju perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial.

Peningkatan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh guru sebagai pendidik dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan demikian peranan guru yang sangat penting adalah mengaktifkan dan mengefisienkan (mampu menjalankan tugas dengan cepat dan cermat:penuh perhatian) proses belajar di sekolah termasuk di dalamnya penggunaan metode dan model mengajar yang sesuai sehingga menghasilkan prestasi belajar siswa yang memuaskan.

Penerapan suatu metode dan model pengajaran harus ditinjau dari segi keefektifan: ada efeknya, berhasil guna, dan keefesienan dalam kecocokannya dengan materi pelajaran, serta keadaan siswa yang meliputi kemampuan, kecepatan belajar, minat ,waktu yang dimiliki dan keadaan ekonomi sosial siswa sebagai objek pembicaraan.

Bukan hal mudah mewujudkan tujuan tersebut karena secara umum kondisi siswa saat mengikuti pelajaran tampak antusias dan motivasi siswa sangat rendah. Ada banyak faktor yang menyebabkan mengapa siswa cenderung berperilaku demikian saat pembelajaran, diantaranya adalah pada saat proses pembelajaran guru belum menggunakan media ataupun model sebagia salah satu cara membangkitkan semangat belajar siswa. Namun sebaliknya jika guru menyajikan materi melalui model pembelajaran yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa, maka siswa akan lebih aktif dan menciptakan pembelajaran yang berkualitas.

Dari hasil observasi saat pembelajaran IPS di kelas V di SDK 093 Maumere IV, ketika guru menyajikan materi IPS banyak temuantemuan di kelas. Kendala itu beragam asalnya, baik kendala dari guru maupun dari siswa yang sangat berpengaruh sehingga menurunnya prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara penulis, dapat diketahui bahwa kelas VB SDK 093 Maumere IV dengan jumlah siswa 26 orang tidak semua siswa mencapai KKM , dari 26 terdapat 12 orang anak yang mencapai KKM dan 14 lainnya belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 65.

Untuk mengatasi permasalahan yang muncul saat proses pembelajaran sebagaimana yang digambarkan di atas, maka kiranya guru harus mampu bersikap, mampu berinisiatif guna membangkitkan pola mengajar yang lebih mengedepankan kegiatan pada siswa. Diantara sekian banyak model pembelajaran yang ada, maka dalam penelitian ini penulis memilih alternatif memecahkan masalah melalui penerapan model. pembelajaran Picture and Picture pada pembelajaran siswa kelas V. Adapun materi yang materi yang coba penulis angkat disini adalah “Melawan penjajah Jepang” pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunaan media gambar. Dalam oprasionalnya gambargambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis. Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompokkelompok.

Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Hakikatnya metode pembelajaran aktif untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang di pelajarinya.

Menurut Ahmadi (2011) Picture and Picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Picture and Picture ini berbeda dengan media gambar dimana Picture and Picture berupa gambar yang belum disusun secara berurutan dan yang menggunakannya adalah siswa, sedangkan media gambar berupa gambar utuh yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan adanya penyusunan gambar guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep materi dan melatih berfikir logis dan sistematis.

Penulis berharap dengan penggunaan model pembelajaran Picture and Picture dapat menarik perhatian siswa dalam belajar sehingga di peroleh proses belajar mengajar di dalam kelas yang aktif antara guru dan siswa, yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pelajaran.

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian dilaksanakan di SDK 093 Maumere IV, Jln. Wairklau, Kecamatan Alok Kabupaten Sikka Tahun Ajaran 2016/2017. Subyek penelitian ini adalah siswasiswi kelas V SDK 093 Maumere IV Kecamatan Alok Kabupaten Sikka dengan jumlah siswa sebagai berikut: lakilaki: 15 orang, perempuan 11orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti antara lain:Teknik observasi,Teknik Dokumentasi danTeknik tes

Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model Picture and Picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Peneliti menggunakan model penelitian yang dikembnagkan oleh kemmis dan MC. Taggart. Model ini mengandung empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Data

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Siklus I dan Siklus II

NO

 

Kegiatan

Jumlah

Skor

Skor

Maksimal

Rata

rata

Kategori

1

Siklus I Pertemuan I

31

48

64

Cukup

2

Siklus I Pertemuan II

38

48

79,16

Baik

3

Siklus II Pertemuan I

41

48

85,41

Sangat Baik

4

Siklus II Pertemuan II

46

48

95,83

Sangat Baik

 

Hasil observasi guru dalam mata pelajaran IPS pada Siklus I Pertemuan I dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture mencapai ratarata 64 mendapat kategori Cukup,dan pada siklus I pertemuan II mencapai ratarata 79,16 mendapat kategori Baik. Sedangkan pada Siklus II pertemuan I dan II mengalami peningkatan dengan masingmasing pertemuan mencapai rata– rata 85,41 pada pertemuan I dan 95,83 pada pertemuan II mendapat kategori sangat Baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

 

 

 

Analisis Data Hasil Observasi Siswa

Tabel 4.3 Perbandingan hasil observasi siswa siklus I dan siklus II

NO

 

Kegiatan

Jumlah

Skor

Skor

Maksimal

Rata

rata

Kategori

1

Siklus I Pertemuan I

23

36

63,88

Cukup

2

Siklus I Pertemuan II

27

36

75

Baik

3

Siklus II Pertemuan I

33

36

91,66

Sangat Baik

4

Siklus II Pertemuan II

35

36

97,22

Sangat Baik

 

Dapat dijelaskan bahwa hasil observasi siswa dalam mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada siklus I Pertemuan I pembelajaran mencapai Ratarata 63,88dan siklus I Pertemuan II mencapai ratarata 75 mendapat kategori Baik. Sedangkan pada siklus II Pertemuan I mencapai ratarata

91,66 dan pada siklus II Pertemuan II mencapai ratarata 97,22 mendapat kategori sangat Baik. Suatu tindakan dikatakan berhasil apabila aktivitas siswa minimal berpredikat tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Hasil Belajar Siklus I

Tabel 4.4 data Hasil Belajar Siswa Siklus I

NO

Keterangan

Nila/Presentase

1

Ratarata kelas

76,65

2

Nilai tertinggi

100

3

Nilai terendah

48,5

4

Jumlah yang tuntas

20

5

Jumlah yang tidak tuntas

6

6

Ketuntasan Klasikal

76,92%

 

Dari tabel di atas menunjukan bahwa pembelajaran IPS materi melawan penjajah Jepang dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada siklus I ini mencapai ketuntasan belajar klasikal 76,92%. Dari 26 siswa yang tuntas 20 siswa dan yang tidak tuntas 6 siswa. Dari data tersebut menunjukan bahwa nilai tertinggi 100 dan terendah 48,5 dengan KKM 65 dan ratarata yang diperoleh adalah 76.92 mendapat kategori cukup.

Hasil Belajar Siklus II

Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II

NO

Keterangan

Nila/Presentase

1

Ratarata kelas

88,07

2

Nilai tertinggi

100

3

Nilai terendah

70

4

Jumlah yang tuntas

26

5

Ketuntasan Klasikal

100 %

 

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture, nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 100 dan nilai terendah yang diperoleh siswa sebesar 70. Dari 26 siswa semuanya mencapai KKM dengan ratarata 88,07. Ketuntasan belajar siswa pada siklus II ini adalah 100%. Artinya siklus II memenuhi kategori ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu 75%.

Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I Dan Siklus II

NO

Pencapaian

Data Siklus I

Data Siklus II

1

Ratarata kelas

76,65

88,07

2

Nilai Tertinggi

100

100

3

Nilai terendah

48,5

70

5

Siswa Tuntas

20

26

6

Siswa tidak Tuntas

6

7

Ketuntasan Klasikal

76,92%

100%

 

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar dari siklus I dan siklus II dari siklus I dengan ketuntasan klasikal 76,92% dan pada siklus II meningkat menjadi 100%. Artinya pada siklus II hasil belajar siswa telah memenuhi ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu sebesar 75%.

Perbandingan ketuntasan klasikal siklus I sebesar 76,92% dan siklus II sebesar 100%. Terjadi peningkatan ketuntasan belajar. Pencapaian ketuntasan hasil belajar pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan ketuntasan klasikal yang telah di tentukan sebesar 75%.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian sebelum tindakan yang dilakukan di kelas V SDK 093 Maumere IV kecamatan Alok Kabupaten Sikka, ketika guru menyajikan materi IPS banyak temuantemuan di kelas. Temuan itu berupa kendala, baik kendala dari guru maupun dari siswa yang menyebabkan menurunnya prestasi belajar siswa. Untuk mengatasi permasalahan yang muncul saat proses pembelajaran sebagaimana yang digambarkan di atas, maka kiranya guru harus mampu bersikap, mampu berinisiatif guna membangkitkan pola mengajar yang lebih mengedepankan kegiatan pada siswa. Diantara sekian banyak model pembelajaran yang ada, maka dalam penelitian ini penulis memilih alternatif memecahkan masalah melalui penerapan model pembelajaran Picture and Picture pada pembelajaran siswa kelas V. Adapun materi yang coba penulis angkat disini adalah “ Melawan penjajah Jepang ” pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Setelah peneliti melaksanakan penelitian didapatkan hasil belajar pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture yang meliputi mengamati, mengurutkan dan menguraikan. Siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 65) sebanyak 20 siswa dengan presentase 76,92% dan siswa yang mencapai nilai dibawah KKM sebanyak 6 siswa dengan presentase 23,07%. Nilai ratarata diperoleh sebesar 76,65 dengan kategori cukup. Sedangkan nilai tertinggi diperoleh adalah 100 dan terendahnya 48,5. Dibandingkan kondisi awal hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan, namun peneliti belum merasa puas karena belum sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk itu peneliti melakukan tindak lanjut dengan memperhatikan kelemahankelemahan pada siklus I dan memecahkan masalahnya. Siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥75) sebanyak 26 siswa atau 100 % artinya bahwa semua siswa tuntas. Nilai ratarata yang diperoleh 88,07 dengan kategori sangat baik. Dan nilai tertinggi 100 dan nilai terendahnya 70. Hasil yang sangat baik jika dibandingkan pada siklus I.

Sedangkan Obsrevasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan I mencapai ratarata 64, kategori cukup. Siklus I pertemuan II ratarata 79,16 kategori baik, dan siklus II pada pertemuan I dan II mencapai nilai ratarata 85,41 dan 95,83 dengan kategori sangat baik, hal ini disebabkan karena menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada pembelajaran IPS. Selain aktivitas guru, aktivitas siswa juga mengalami peningkatan yaitu dari siklus I Pertemuan I mencapai rata-rata 63,88 dengan kategori cukup, dan pada siklus I Pertemuan II mencapai ratarata 75 kategori baik. Sedangkan siklus II Pertemuan I mencapai ratarata 91.66 dan siklus II Pertemuan II meningkat lagi menjadi 97,22 dengan kategori sangat baik.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa diajak untuk mengurutkan gambar dan siswa sangat tertarik dan minat siswa meninggkat untuk melakukannya. Menurut Ahmadi (2011) Picture and Picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Picture and Picture ini berbeda dengan media gambar dimana Picture and Picture berupa gambar yang belum disusun secara berurutan dan yang menggunakannya adalah siswa, sedangkan media gambar berupa gambar utuh yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan adanya penyusunan gambar guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep materi dan melatih berfikir logis dan sistematis.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penyajian, dan pengolahan data pada Bab IV dapat disimpulkan permasalahan yang terjadi pada observasi awal adalah hasil belajar siswa masih rendah karena salah satu faktornya adalah guru belum bisa menerapkan metode dan model mengajar yang sesuai sehingga prestasi belajar siswa belum memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture pada pembelajaran IPS, Materi Melawan penjajah Jepang di kelas V SDK 093 Maumere IV kecamatan Alok Kabupaten Sikka maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.   Aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran Picture and Picture pada materi melawan penjajah Jepang dilaksanakan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh pada tiaptiap indikator mengalami peningkatan dari siklus I pertemuan I dengan nilai ratarata yang diperoleh 64, siklus I pertemuan II dengan nilai ratarata 79,16 dengan kategori baik, siklus II pertemuan I dengan nilai ratarata 85,41 dengan kategori sangat baik dan pada siklus II pertemuan II nilai ratarata yang diperoleh adalah 95,83 dengan kategori sangat baik.

2.   Aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran Picture and Picture       pada materi melawan penjajah Jepang secara maksimal mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari skor perolehan tiap– tiap indikator yang mengalami peningkatan, mulai dari siklus I pertemuan I dengan nilai ratarata yang diperoleh 63,88 kategori cukup, siklus I pertemuan II dengan nilai rata-rata 75 dengan kategori baik, siklus II pertemuan I dengan nilai ratarata 91.66 dengan kategori sangat baik dan pada siklus II pertemuan II nilai ratarata yang diperoleh adalah 97,22 dengan kategori sangat baik.

3.   Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai hasil evaluasi yang mencapai target KKM, yaitu 65 dan menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Pada siklus I nilai ratarata sebesar 71.59 berada pada kategori baik, pada siklus II meningkat sebesar 84.81 berada pada kategori sangat baik. Dengan demikian berdasarkan ratarata kelas secara klasikal sudah mencapai

DAFTAR PUSTAKA

Drs.H.isjoni, M.Si,Ph.D. Pembelajaran Kooperatif. Pustaka Belajar Desember 2013.

Gunawan Rudy Pendidikan IPS.Alfabeta. Delta Buku Yogyakarta 2011. https://kuliahsonia.blogspot.co.id/2017/02/blogsonia-karakteristikdankesiapan-

html?m=1 hari rabu 22 Februari 2017

http://www.ras-eko.com/2011/05/metodepembelajaranpicture and picture.html hari rabu tgl 16 April 2014 jam 6.50 pm

Istarani.58 Metode pembelajaran Inovatif (Referensi Guru dalam menentukan metode pembelajaran). Medan Persada, 2011.

Kelebihan dan Kekurangan Picture and Picture. 2011:8.

Murrohmah Indah. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah Dengan Model Pembelajaran Picture and Picture Siswa Kelas V. program Studi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Juni 2014.

Sukardi. Metode Penelitian Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya. Juni 2015.

Susilaningsi Endang dan Limbong S. Linda. Buku IPS Kelas V. Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.

Yamin Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Referensi (GP Press Group) Ciputat Mega, 2012.