Meningkatkankan Perencanaan Karir Peserta Didik Melalui Layanan Penguasaan Konten
UPAYA MENINGKATKANKAN PERENCANAAN KARIR
PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN MATERI PENERIMAAN DIRI TERHADAP POTENSI
PADA PESERTA DIDIK KELAS XI KRIA KREATIF LOGAM
DAN PERHIASAN 3 SMK NEGERI 2 ADIWERNA SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Rosy Fatmawati
SMK N 2 Adiwerna
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan layanan bimbingan konseling dengan metode layanan penguasaan konten untuk meningkatkan perencanaan karir materi penerimaan diri terhadap potensi pada peserta didik kelas XI Kria Kreatif Logam Dan Perhiasan 3 SMK Negeri 2 Adiwerna. Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dirancang menggunakan 2 siklus. Data diambil dari hasil tes dan nontes. Hasil skala perencanaan karir menunjukkan materi penerimaan diri terhadap potensi dengan metode layanan penguasaan konten mengalami peningkatan, dari nilai skala 79,90% pada siklus I meningkat menjadi 85,49% pada siklus II. Perubahan perilaku siswa lebih mampu dalam merencanakan karir berdasarkan kemampuan dalam memahami potensi dirinya, minat, dan kemampuan, yang akan membantu memutuskan apa yang terbaik, dan mengarahkan kepada pekerjaan apa yang paling disukai untuk dilakukan serta mantap dalam menentukan pilihan jurusan dalam pendidikan lanjutan.
Kata kunci: materi penerimaan diri terhadap potensi, metode layanan penguasaan konten, perencanaan karir
PENDAHULUAN
Winkel (2006) menyatakan bahwa Parsons merumuskan perencanaan karir sebagai proses yang dilalui sebelum melakukan pemilihan karir. Proses ini mencakup tiga aspek utama yaitu pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan pekerjaan, serta penggunaan penalaran yang benar antara diri sendiri dan dunia kerja.
Menurut Harris-Bowlsbey (2002) perencanaan karir adalah cara dalam memutuskan apa yang ingin individu lakukan dalam hidupnya. Dengan adanya perencanaan karir akan membantu individu dalam melihat gambaran pekerjaan apa yang ideal bagi dirinya. Perencanaan karir akan menentukan apa yang menjadi minat, potensi, dan kemampuan kita, membantu memutuskan apa yang terbaik, dan mengarahkan kepada pekerjaan apa yang paling kita sukai untuk dilakukan. Perencanaan karir akan membantu efektivitas keputusan ketika harus memilih karir atau mengubah karir yang berubah sesuai dengan tuntutan jaman.
Menurut Wati (2005), belum terarahnya perencanaan karir siswa dimungkinkan karena siswa tidak memahami dirinya, tidak hanya bakat, tetapi juga minat, nilai-nilai, dan kepribadiannya. Crites (1981) menyatakan siswa dituntut untuk mampu mengenali dan memahami potensi diri agar dapat menentukan pilihan karir yang benar-benar sesuai dengan diri mereka.
Kondisi di atas ditemukan peneliti pada peserta didik di kelas XI Kria Kreatif Logam dan Perhiasan 3 pada awal semester tahun pelajaran 2019/2020 menunjukan kebanyakan peserta didik ragu-ragu / kurang yakin dalam menentukan keputusan, kesulitan dalam menentukan pilihan jurusan / Perguruan Tinggi dan pekerjaan, memilih tanpa disertai dengan pemahaman yang baik, disebabkan karena peserta didik tidak memiliki persiapan dan perencanaan sebelum memutuskan pilihan karir mana yang diinginkan, tidak memahami potensi dirinya, rendahnya kualitas perencanaan karir, rendahnya tingkat aktivitas perencanaan dalam pendidikan lanjutan dan pekerjaan, kurang dalam pengetahuan diri, sikap dan keterampilan tentang perencanaan karir serta kurangnya mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu terhadap perencanaan pendidikan dan pekerjaan. Masalah kurangnya memiliki persiapan dan perencanaan karir menjadi masalah yang serius dan harus diketahui oleh semua pihak sekolah, terutama oleh guru BK karena merupakan guru yang paling dekat dengan peserta didik dan harus mengetahui setiap perkembangan peserta didiknya. Namun di lapangan guru BK belum memberikan layanan maupun treatment yang bisa mengatasi masalah perencanaan karir peserta didik. Maka dikhawatirkan akan dapat menghambat perkembangan peserta didik dalam proses mempersiapkan dan merencanakan pendidikan lanjutan dan pekerjaan. Jumlah siswa Kelas XI Kria Kreatif Logam Dan Perhiasan 3 SMK Negeri 2 Adiwerna Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020 adalah 34 orang, pada kondisi awal diperoleh prosentase jumlah peserta didik yang memiliki perencanaan karir sebesar 45,00%. Padahal kondisi ideal yang diharapkan adalah tercapainya nilai skala perencanaan karir yakni 80% peserta didik dalam kelas meningkat perencanaan karirnya, maka nilai skala perencanaan karir 45,00% tersebut masih dibawah target dari yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Maka dari itu peneliti berkeinginan untuk memberikan layanan berupa layanan penguasaan konten yang mana dalam layanan ini bertujuan untuk membantu peserta didik menguasai konten tertentu. Dalam layanan penguasaan konten lebih menekankan pada dikuasainya suatu konten tertentu. Penggunaan layanan ini agar bisa meningkatkan perencanaan karir peserta didik.
Rumusan Masalah
Apakah pemberian layanan penguasaan konten dapat meningkatkan perencanaan karir materi penerimaan diri terhadap potensi bagi peserta didik Kelas XI Kria Kreatif Logam Dan Perhiasan 3 SMK Negeri 2 Adiwerna Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020 ?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan bimbingan konseling ini adalah: Untuk mengetahui apakah pemberian layanan penguasaan konten dapat meningkatkan perencanaan karir materi penerimaan diri terhadap potensi bagi peserta didik Kelas XI Kria Kreatif Logam Dan Perhiasan 3 Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020 di SMK Negeri 2 Adiwerna.
LANDASAN TEORITIS
Perencanaan Karir
Menurut Super (dalam Savicas, 2002) perencanaan karier terdiri dari dua aspek yaitu pengetahuan dan sikap. Aspek pengetahuan meliputi individu mengetahui mengenai dirinya. Aspek sikap meliputi menggunakan berbagai pengetahuan dan informasi pekerjaan.
Menurut Triana (2004, dalam Wati, 2005) perencanaan karir merupakan salah satu komponen yang penting dalam mempersiapkan diri untuk memilih pendidikan lanjutan atau pekerjaan yang diinginkan. Perencanaan karir terdiri dari persiapan diri dan menyusun daftar pilihan karir dengan lebih baik, yang dapat dilakukan dengan cara memperbanyak informasi tentang persyaratan dunia kerja yang dibutuhkan, menambah keterampilan, dan lain sebagainya.
Menurut Feller (2013) perencanaan karier didasari oleh aspek pengetahuan dan sikap. Aspek pengetahuan dengan adanya pemahaman diri dan aspek sikap dengan adanya pengeksplorasi informasi pekerjaan dan pengambilan keputusan yang langsung mempengaruhi ndividu dan keluarga.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan karir adalah sekumpulan pengetahuan sikap dan keterampilan yang diimiliki individu dalam menyusun cara atau strategi tentang persiapan pilihan pendidikan lanjutan atau pekerjaan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan masa depan.
Menurut Parsons (dalam Winkel & Hastuti, 2006), ada tiga aspek yang harus terpenuhi dalam membuat suatu perencanaan karir, yaitu:1) Pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, yaitu pengetahuan dan pemamahan akan bakat, minat, kepribadian, potensi, prestasi akademik, ambisi, keterbatasan-keterbatasan, dan sumber-sumber yang dimiliki.
2) Pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu pengetahuan akan syarat-syarat dan kondisi-kondisi yang dibutuhkan untuk sukses dalam suatu pekerjaan, keuntungan dan kerugian, kompensasi, kesempatan, dan prospek kerja di berbagai bidang dalam dunia kerja. 3) Penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu kemampuan untuk membuat suatu penalaran realistis dalam merencanakan atau memilih bidang kerja dan/atau pendidikan lanjutan yang mempertimbangkan pengetahuan dan pemahaman diri yang dimiliki dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja yang tersedia.
Sedangkan menurut Dillard (1987) perencanaan karier mempunyai tiga aspek yaitu pengetahuan diri, sikap dan keterampilan. Adapun indikator dari setiap aspek yaitu: (1) pengetahuan diri meliputi: tujuan yang jelas setelah menyelesaikan pendidikan, persepsi realistis terhadap diri dan lingkungan, (2) sikap meliputi: cita-cita yang jelas terhadap pekerjaan, dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan dan pekerjaan yang dicita-citakan, memberi penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan nilai-nilai, mandiri dalam proses pengambilan keputusan, (3)keterampilan meliputi kemampuan mengelompokan pekerjaan yang diminati dan menunjukan cara-cara realistis dalam mencapai cita-cita.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek perencanaan karir meliputi pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, dan penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja.
Baca JugaMateri Penerimaan Diri Terhadap Potensi
Pengertian Penerimaan diri
Penerimaan diri adalah sikap pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas – kualitas, bakat – bakat sendiri, dan pengakuan akan keterbatasan – keterbatasan diri (Chaplin, 2004: 451).
Individu yang menerima diri adalah individu yang menerima dan mengakui keadaan diri sebagaimana adanya. Hal ini tidak berarti bahwa seseorang menerima begitu saja kondisi dirinya tanpa usaha untuk mengembangkan lebih lanjut. Seseorang yang telah menerima dirinya berarti orang tersebut mengenal dimana dan bagaimana dirinya saat ini serta mempunyai keinginan untuk terus mengembangkan diri.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri adalah sikap individu berkaitan dengan penghargaan seseorang terhadap diri dan kemampuannya, serta dapat menerima apa adanya dengan segala keterbatasan namun tetap menghargai potensi yang dimiliki dan adanya usaha untuk mengembangkan potensi tersebut demi kelangsungan hidupnya.
Chaplin mengemukakan bahwa penerimaan diri adalah sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat sendiri, serta pengetahuan-pengetahuan akan keterbatasan-keterbatasan sendiri. Penerimaan diri ini mengandaikan adanya kemampuan diri dalam psikologis seseorang, yang menunjukkan kualitas diri. Hal ini berarti bahwa tinjauan tersebut akan diarahkan pada seluruh kemampuan diri yang mendukung kesadaran diri akan segala kelebihan dan kekurangan diri haruslah seimbang dan diusahakan untuk saling melengkapi satu sama lain, sehingga dapat menumbuhkan kepribadian yang sehat.
2] Potensi Diri merupakan kemampuan dasar dari sesuatu yang masih terpendam didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut (Wiyono, 2006:37). Menurut Majdi (2007:86) potensi juga diartikan sesuatu yang dapat dikembangkan. Dengan beberapa definisi diatas potensi diri manusia adalah kemampuan yang mendasar yang ada pada manusia yang masih terpendam didalam dirinya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi sebuah
manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia. Manusia memiliki beragam potensi diantaranya ialah sebagai berikut (Nashori, 2003:89): 1) Potensi Berfikir, Manusia memiliki potensi berfikir. Sering kali Allah menyuruh Manusia untuk berfikir, maka berfikir. Logikanya orang hanya disuruh berfikir karena ia memiliki potensi berfikir. Maka dapat dikatakan bahwa setiap manusia memiliki potensi untuk belajar informasi- informasi baru, menghubungkan berbagai informasi, serta menghasilkan pemikiran baru, 2) Potensi Emosi, Potensi yang lain ialah potensi dalam bidang afeksi/emosi. Setiap manusia memiliki potensi cita rasa yang dengannya manusia dapat memahami orang lain, memahami suara alam, ingin mencintai dan dicintai, memperhatikan dan diperhatikan, menghargai dan dihargai, cenderung kepada keindahan, 3) Potensi Fisik, Adakalanya manusia memiliki potensi yang luar biasa untuk membuat gerakan fisik yang efektif dan efisien serta memiliki kekuatan fisik yang tangguh. Orang yang berbakat dalam bidang fisik mampu mempelajari olah raga dengan cepat dan selalu menunjukkan permainan yang baik, 4) Potensi Sosial, Pemilik potensi sosial yang besar memiliki kapasitas menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang lain didasari kemampuan belajarnya, baik dalam dataran pengetahuan maupun ketrampilan.
Model Pembelajaran Layanan Penguasaan Konten
Metode Layanan Penguasaan Konten: a) Pengertian layanan penguasaan konten, Prayitno (2004: 2) menjelaskan bahwa “layanan penguasaan konten merupakan layanan bantuan kepada siswa secara individu maupun kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar”. Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang di dalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap, dan tindakan yang terkait di dalamnya. Layanan penguasaan konten membantu individu menguasai aspek-aspek konten tersebut secara terintegrasikan. Dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya.
- b) Penerapan metode layanan penguasaan konten. Menurut Sukardi (2008:63) menjelaskan bahwa layanan penguasaan konten dilaksanakan dalam bentuk kegiatan klasikal, kelompok dan perorangan. Materi layanan penguasaan konten secara klasikal (diikuti oleh seluruh siswa dalam kelas) dengan metode ceramah disertai tanya jawab bahkan diskusi dapat diselenggarakan. Metode ini dapat dilengkapi dengan peragaan, pemberian contoh, tayangan film dan video. Penguasaan konten yang dikuasai oleh konselor akan meningkatkan kewibawaannya dihadapan siswa. Daya improvisasi konselor sangat penting dalam membangun konten yang dinamis dan kaya, hal ini artinya suatu konten tidak hanya dibangun dengan sumber-sumber yang canggih, melainkan materi konten dapat dibangun dengan memanfaatkan kondisi dan berbagai hal yang ada di lingkungan sekitar. c) Langkah-langkah pembelajaran layanan penguasaan konten. Setelah konten dikuasai, selanjutnya konselor mengimplementasikannya ke dalam pemberian layanan penguasaan konten melalui teknik-teknik sebagai berikut: 1) Penyajian, konselor menyajikan pokok konten setelah para peserta disiapkan sebagaimana 2) Tanya jawab dan diskusi, konselor mendorong partisipasi aktif dan langsung peserta didik untuk memantapkan wawasan dan pemahaman peserta, serta berbagai konten dalam segenap aspek-aspek konten. 3) Kegiatan lanjutan, sesuai dengan pendekatan aspek tertentu dari konten dilakukan berbagai kegiatan lanjutan berupa: a) Diskusi kelompok, b) Penugasan dan latihan terbatas, c) Survey lapangan, studi keputusan, d) Percobaan, e) Latihan tindakan.
Kerangka Berpikir
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran pada peserta didik di kelas XI Kria Kreatif Logam dan Perhiasan 3 ditemukan kebanyakan peserta didik ragu-ragu / kurang yakin dalam menentukan keputusan, kesulitan dalam menentukan pilihan jurusan / Perguruan Tinggi dan pekerjaan, memilih tanpa disertai dengan pemahaman yang baik, disebabkan karena peserta didik tidak memiliki persiapan dan perencanaan sebelum memutuskan pilihan karir mana yang diinginkan, tidak memahami potensi dirinya, rendahnya kualitas perencanaan karir, rendahnya tingkat aktivitas perencanaan dalam pendidikan lanjutan dan pekerjaan, kurang dalam pengetahuan diri, sikap dan keterampilan tentang perencanaan karir serta kurangnya mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu terhadap perencanaan pendidikan dan pekerjaan. Apabila masalah kurangnya memiliki persiapan dan perencanaan karir ini dibiarkan secara berlarut-larut maka dikhawatirkan akan dapat menghambat perkembangan peserta didik dalam proses mempersiapkan dan merencanakan pendidikan lanjutan dan pekerjaan.
Salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling yang dapat meningkatkan perencanaan karir peserta didik adalah layanan penguasaan konten. Layanan ini merupakan layanan yang dapat membantu peserta didik agar mampu menguasai kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar untuk mengembangkan diri berkaitan dengan sikap, perilaku, kebiasaan dan mengatasi kesulitan belajarnya. Dengan konten yang diajarkan, diharapkan peserta didik dapat menguasai aspek-aspek konten secara terintegrasi, dan dapat menambah wawasan bagi peserta didik dalam meningkatkan perencanaan karirnya serta mampu memenuhi kebutuhan dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.
Maka dari itu peneliti berkeinginan untuk memberikan layanan terkait proses penerimaan diri potensi peserta didik berupa layanan penguasaan konten yang mana dalam layanan ini bertujuan untuk membantu peserta didik menguasai konten tertentu. Dalam layanan penguasaan konten lebih menekankan pada dikuasainya suatu konten tertentu. Penggunaan layanan ini agar bisa meningkatkan perencanaan karir peserta didik dengan diberikan pemahaman melalui materi yang disajikan. Dalam pelaksanaan ini bisa diberikan layanan secara klasikal. Melalui layanan penguasaan konten diharapkan dapat meningkatkan perencanaan karir peserta didik dengan pemberian materi-materi dari layanan penguasaan konten, sehingga peserta didik dapat membentuk sikap dan perilaku yang mengarah pada penerimaan dirinya terhadap potensi yang dimilikinya sebagai upaya untuk meningkatkan perencanaan karirnya.
METODOLOGI PENELITIAN
Seting Penelitian
Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilakukan di SMK Negeri 2 Adiwerna Kabupaten Tegal yang terletak di Jl. Anggrek Ujungrusi PO. Box 2 Adiwerna Kabupaten Tegal. Adapun peneliitian yang diambil adalah konten materi penerimaan diri terhadap potensi pada peserta didik kelas XI Kria Kreatif Logam Dan Perhiasan 3 SMK Negeri 2 Adiwerna semester gasal tahun pelajaran 2019/2020.
Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas XI Kria Kreatif Logam Dan Perhiasan 3 SMK Negeri 2 Adiwerna semester gasal tahun pelajaran 2019/2020 sebanyak 34 orang putra.
Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu dari data primer dan data skunder. 1) Data Primer. Sumber data primer dikumpulkan dari hasil fakta dan data angket atau kuesioner kondisi tingkat perencanaan karir peserta didik pada materi penerimaan diri peserta didik terhadap potensi yang berupa nilai skala perencanaan karir saat pra siklus, siklus I maupun siklus II. Data primer diperoleh dengan teknik pemberian tes skala. Tes skala pertama dilaksanakan pada akhir siklus pertama dan skala kedua dilaksanakan pada akhir siklus kedua. 2) Data Sekunder. Sumber data sekunder diperoleh dari sikap, tingkah laku serta aktivitas peserta didik selama proses kegiatan pembelajaran materi penerimaan diri terhadap potensi berlangsung baik saat pra siklus, siklus I maupun siklus II. Data sekunder diperoleh dengan teknik pengamatan aktivitas dan perilaku terhadap peserta didik dalam pembelajaran materi penerimaan diri terhadap potensi dan teknik pengamatan langsung/observasi yang berkolaborasi dengan teman seprofesi.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan 2 macam yaitu teknik tes dan teknik observasi. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kondisi tingkat perencanaan karir peserta didik pada materi penerimaan diri peserta didik terhadap potensi yang berupa nilai skala perencanaan karir saat pra siklus, siklus I maupun siklus II dan teknik observasi digunakan untuk mengetahui sikap, tingkah laku serta aktivitas peserta didik selama proses kegiatan pembelajaran materi penerimaan diri terhadap potensi berlangsung baik saat pra siklus, siklus I maupun siklus II.
Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi yaitu skala perencanaan karir. Skala perencanaan karir diberikan pada saat pra siklus, siklus I maupun siklus II.
Alat pengumpul data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi. Data yang dikumpulkan berupa sikap, tingkah laku serta aktivitas peserta didik selama proses kegiatan pembelajaran layanan penguasaan konten materi penerimaan diri terhadap potensi berlangsung.
Analisa Data
Data yang dianalisis ini meliputi data primer yaitu analisis hasil fakta dan data angket atau kuesioner kondisi tingkat perencanaan karir peserta didik pada materi penerimaan diri peserta didik terhadap potensi menggunakan deskripsi komparatif dengan membandingkan nilai skala perencanaan karir saat siklus I dan siklus II dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Sedangkan analisis data yang kedua yaitu dari hasil observasi tindakan dianalisis dengan diskripsi kualitatif dan dilakukan refleksi dari beberapa kejadian dalam proses pembelajaran layanan penguasaan konten materi penerimaan diri terhadap potensi.
Indikator Keberhasilan
Sebagai dasar indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan perencanaan karir peserta didik setelah diterapkan media layanan penguasaan konten materi penerimaan diri terhadap potensi yang ditunjukkan dengan kenaikan persentase perencanaan karir peserta didik dari siklus I ke siklus II, dengan nilai skala perencanaan karir mencapai 80% peserta didik dalam kelas meningkat perencanaan karirnya.
Prosedur Penelitian
Pada penelitian tindakan bimbingan konseling ini ada 2 (dua) siklus tindakan yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus ada tiga kali pertemuan layanan. Masing-masing siklus dengan tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Kekurangan dan kelebihan yang timbul pada pelaksanaan siklus 1 dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan tindakan proses pembelajaran pada siklus yang ke 2.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data Kondisi Awal
Kondisi awal semester gasal tahun pelajaran 2019/2020 di SMK Negeri 2 Adiwerna Tegal, kondisi tingkat perencanaan karir pada peserta didik Kelas XI Kria Kreatif Logam Dan Perhiasan 3 sebelum melakukan pembelajaran melalui layanan penguasaan konten menunjukkan bahwa perencanaan karir peserta didik masih tergolong rendah.
Berdasar pada fakta di atas, masih terdapat kekurang optimalan layanan bimbingan konseling. Adapun pokok masalahnya bersumber kepada kurang berhasilnya guru BK dalam hal ini adalah peneliti dalam melaksanakan layanan bimbingan konseling, sehingga mutu layanan kurang optimal dan hasilnya kurang meningkatkan perencanaan karir peserta didik.
Data Siklus I dan II
Berdasarkan hasil tes nilai skala perencanaan karir mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Kondisi awal (pra siklus) prosentase jumlah peserta didik yang memiliki perencanaan karir sebesar 45,00%, meningkat nilai skala perencanaan karir siklus I sebesar 79,90% sedangkan siklus II meningkat menjadi 85,49% sehingga dikatakan berhasil karena melebihi 80% dari jumlah peserta didik dalam kelas yang meningkat perencanaan karirnya.
Dengan demikian penggunaan metode penerapan layanan penguasaan konten materi penerimaan diri terhadap potensi pada peserta didik kelas XI Kria Kreatif Logam Dan Perhiasan 3 SMK Negeri 2 Adiwerna Tegal semester gasal tahun pelajaran 2019/2020 dapat meningkatkan perencanaan karir peserta didik.
Sedangkan dari hasil observasi (pengamatan) yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II secara umum terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Aktivitas peserta didik pada siklus I dan siklus II
No. | Indikator | Siklus I
(%) |
Siklus II
(%) |
Peningkatan |
1 | Pengetahuan dan pemahaman
akan bakat, minat, dan potensi diri sendiri |
97.06% | 100.00% | 2,94% |
2 | Pengetahuan dan pemahaman
akan kepribadian diri sendiri |
97.06% | 100.00% | 2,94% |
3 | Pengetahuan dan pemahaman
akan prestasi akademik diri sendiri |
97.06% | 100.00% | 2,94% |
4 | Pengetahuan dan pemahaman
akan ambisi diri sendiri |
94.12% | 97.06% | 2,94% |
5 | Pengetahuan akan syarat-syarat
dan kondisi-kondisi yang dibutuhkan untuk sukses dalam suatu pekerjaan |
88.24% | 91.18% | 2,94% |
6 | Pengetahuan akan syarat-syarat
dan kondisi-kondisi yang dibutuhkan perihal keuntungan dan kerugian dalam suatu pekerjaan |
91.18% | 94.12% | 2,94% |
7 | Pengetahuan akan syarat-syarat
dan kondisi-kondisi yang dibutuhkan perihal kesempatan dalam suatu pekerjaan |
85.29% | 97.06% | 11,77% |
8 | Pengetahuan akan syarat-syarat
dan kondisi-kondisi yang dibutuhkan perihal prospek kerja di berbagai bidang dalam dunia kerja |
91.18% | 94.12% | 2,94% |
9 | Penalaran realistis dalam
merencanakan atau memilih bidang kerja dan/atau pendidikan lanjutan dengan mempertimbangkan pengetahuan dan pemahaman diri yang dimiliki |
85.29% | 88.24% | 2,95% |
10 | Penalaran realistis dalam
merencanakan atau memilih bidang kerjadan/atau pendidikan lanjutan dengan mempertimbangkan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja yang tersedia |
82.35% | 82.35% | 0% |
11 | Cita-cita yang jelas terhadap
pekerjaan |
76.47% | 85.29% | 8,82% |
12 | Dorongan untuk maju dalam
bidang pendidikan dan pekerjaan yang dicita-citakan |
82.35% | 85.29% | 2,94% |
13 | Mandiri dalam proses
pengambilan keputusan |
70.59% | 79.41% | 8,82% |
14 | Kemampuan mengelompokan
pekerjaan yang diminati |
61.76% | 73.53% | 11,77% |
15 | Kemampuan mengidentifikasi
cara-cara realistis dalam mencapai cita-cita |
41.18% | 67.65% | 26,47% |
Observasi
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa hasil observasi menunjukkan adanya perubahan tingkah laku peserta didik menjadi lebih baik karena peningkatan terjadi pada setiap indikator yang diamati, hanya pada indikator ke sepuluh yakni penalaran realistis dalam merencanakan atau memilih bidang kerja dan/atau pendidikan lanjutan dengan mempertimbangkan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja yang tersedia yang prosentasenya tetap.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan atas hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran materi penerimaan diri terhadap potensi dengan penerapan model layanan penguasaan konten, maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut: 1) Penerapan metode layanan penguasaan konten pada materi penerimaan diri terhadap potensi dapat meningkatkan perencanaan karir pada peserta didik kelas XI Kria Kreatif Logam Dan Perhiasan 3 SMK Negeri 2 Adiwerna Kabupaten Tegal semester gasal tahun pelajaran 2019/2020, terbukti pada siklus II peserta didik banyak yang berperilaku dan bersikap lebih mampu dalam perencanaan karir daripada siklus I. 2) Penerapan metode layanan penguasaan konten pada materi penerimaan diri terhadap potensi dapat meningkatkan perencanaan karir pada peserta didik kelas XI Kria Kreatif Logam Dan Perhiasan 3 SMK Negeri 2 Adiwerna Kabupaten Tegal semester gasal tahun pelajaran 2019/2020, terbukti pada siklus I nilai skala perencanaan karir hanya sebesar 79,90% sedangkan siklus II meningkat menjadi 85,49% sehingga dikatakan berhasil karena melebihi 80% dari jumlah peserta didik dalam kelas yang meningkat perencanaan karirnya.
Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan simpulan hasil penelitian sebagai berikut: 1) Para guru bimbingan dan konseling untuk menggunakan metode layanan penguasaan konten diterapkan dalam program bimbingan dan konseling di sekolah 2) Setiap guru bimbingan dan konseling perlu hendaknya mampu mengembangkan penelitian lanjutan mengenai layanan bimbingan klasikal melalui layanan penguasaan konten materi penerimaan diri terhadap potensi untuk meningkatkan perencanaan karir peserta didik.
Saran untuk sekolah antara lain: 1) Hasil penelitian ini membantu memperbaiki pembelajaran dalam layanan bimbingan konseling secara klasikal yang sebelumnya monoton dengan ceramah menjadi lebih menarik, sehingga keberhasilan peserta didik di sekolah lebih meningkat. 2) Memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan kompetensi dirinya sebagai guru yang profesional melalui seminar, karya ilmiah, program pendidikan pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, Dr, 1982. Prosedur Penelitian 1, Yogyakarta: FIP IKIP.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Syaifuddin. 2005. Penyusunan Skala sikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (2007). Penyusunan skalapsikologi. Cetakan X. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Crites, J.O. 1981. Career Counselling: Model, Methods and Materials. New York: McGraw-Hill Book Company.
Chaplin, J.P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal 250.
Hurlock. E. 1994. Adolescent Development, (4th ed.), (Internal Student Edition). Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi 5. Surabaya: PT.Gelora Aksara Pratama Erlangga.
Lauster, P. (2003). Tes Kepribadian (alih bahasa: D.H. Gulo). Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Moh. Nazir, Ph.D, 1988, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Norman E. Joann Haris-Bowlsbey, 2002, Elemen-elemen Penting Dalam D Konseling Karir: Berbagai Proses dan Teknik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prayitno. 2004. Layanan Penguasaan Konten. Padang: Universitas Negeri Padang.
Sam, Hisam. 2019. Potensi Diri. Diakses: http://id.wikifikasi artikel/potensi diri.word (02/02/2019).
Sukardi, Dewa Ketut. 2008: Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Supriyo. 2008. Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang: CV. Nieuw Setapak.
Tohirin. 2015. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada).
Winkel, W.S. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Baru.