Metode Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MATERI NEGARA MAJU DAN BERKEMBANG
PADA SISWA KELAS IX.E SMPN 2 GEDANGSARI
Kiswanti
SMPN 2 Gedangsari, Gunungkidul, DIY
ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari adanya permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang terjadi di kelas IX E. Masalah yang ditunjukkan dalam kegiatan proses pembelajaran adalah kurang aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran, banyak peserta didik hanya membuka-buka buku tidak fokus dalam pembelajaran. Sedangkan masalah dalam hasil belajar ditunjukkan dengan rendahnya hasil belajar peserta didik. Dalam hal ini ketuntasan belajar yang rendah dibuktikan dengan nilai yang diperoleh peserta didik rata-rata 60,0 (dari KKM 75). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan ketuntasan belajar IPS melalui penerapan model pembelajaran snowball throwing pada siswa SMP Negeri 2 Gedangsari Gunungkidul. Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model Hopkins dalam Arikunto ini menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing dalam dua siklus. Data dikumpulkan dengan tes dan observasi, serta analisis secara deskriptif. hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siklus I adalah 73,3 dan rata – rata hasil belajar siklus II adalah 83,3. Sedangkan prosentasi ketuntasan belajar IPS siklus I adalah 61% , untuk prosentasi ketuntasan pada siklus II adalah 100%. Terkait dengan keaktifan, terjadi peningkatan keaktifan peserta didik dari siklus I ke siklus II. Dalam siklus I jumlah score keaktifan adalah 86, sedangkan pada siklus II jumlah skore keaktifan adalah 108. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran snawball throwing dapat meningkatkan keaktifan dan ketuntasan belajar peserta didik.
Kata Kunci: snowball throwing, keaktifan, hasil belajar, ips
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas IX E SMP Negeri 2 Gedangsari berlangsung kurang efektif yang berdampak pada timbulnya masalah. Dalam proses pembelajaran peserta didik cenderung kurang fokus, kurang aktif. Hal ini menyebabkan rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik kelas IX E yang terdiri dari 31 peserta didik, yaitu 60, 0 ( di bawah KKM 75). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat 2 masalah yang dihadapi yaitu kurangnya keaktifan dan ketuntasan belajar peserta didik. Kedua masalah tersebut perlu dikaji secara parsial untuk menemukan pemecahannya.
Hal tersebut di atas terjadi karena guru dalam melaksanakan proses pembelajaran kurang menarik dalam menyajikan materi pembelajaran bagi siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti mangajak siswa berbincang-bincang seputar berapa besar kesukaan terhadap pelajaran IPS serta keaktifan dalam pembelajaran. Peneliti juga membuat angket pertanyaan tertulis diberikan tiap individu untuk mengetahui kesukaan peserta didik terhadap pelajaran IPS. Peneliti juga mencari suatu teknik pembelajaran yang dapat menarik dan menyenangkan peserta didik sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan ketuntasan hasil belajar IPS.
Mata pelajaran IPS merupakan pelajaran yang sebagian besar materi bersifat pengetahuan yang banyak hafalan dan kurang disenangi peserta didik, sehingga banyak mengalami kesulitan dalam proses belajar. Berdasarkan angket banyak peserta didik yang tidak menyukai pelajaran IPS, maka perlu direspon dengan proses pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik serta mampu mengakomodir kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik.
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar IPS adalah cara pembelajaran yang dikembangkan guru, sehingga dapat mempengaruhi keaktifan dan keberhasilan belajar, demikian pula kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode maupun model pembelajaran. Maka peneliti tergerak untuk mengadakan penelitian dengan menerapkan pembelajaran model snowball throwing.
Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan pembelajaran model snowball throwing , menurut pendapat Agus Suprijono tentang pengertian pembelajaran model snowball throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana murid dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapatkan tugas dari guru lalu masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentukseperti bola (kertaspertanyaan) kemudiandilemparke murid lain yang masing-masing murid menjawabpertanyaandari bola yang diperoleh” (suprijono, 2011:8). pembelajaran model snowball throwing adalah siswa dibentuk berkelompok kemudian para siswa diminta membuat pertanyaan pada materi yang telah dibahas dan dituliskan pada kertas yang selanjutnya dibuat atau diremas menjadi sebuah bola, selanjutnya dilemparkan kepada temannya dan teman yang mendapat bola harus menjawab pertanyaan yang didapatkannya.
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.Apakah aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS akan meningkat menjadi lebih baik?2. Apakah nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS akan meningkat menjadi lebih baik?3. Bagaimanakah proses belajar mengajar yang akan terjadi dengan diterapkannya pembelajaran modelsnowballthrowing?
Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini: 1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IX.E SMPN 2 Gedangsari semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 2. Meningkatkan nilai hasil belajar siswa kelas IX.E SMPN 2 Gedangsari semesterganjil tahun pelajaran 2017/2018 pada mata pelajaran IPS. 3.Untuk mengetahui efektifitas proses belajar mengajar IPS yang dilaksanakan dengan pembelajaran modelsnowballthrowing.
Manfaat penelitian tindakan ini bagi peserta didik adalah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan suasana yang baru dan menarik, siswa juga akan terbiasa bertanggung jawab dalam menyampaikan pesan, dan terbiasa bekerjasama dalam sebuah team atau kelompok. Bagi guru adalah bahan pertimbangan dan pembuka wawasan untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajarnya sesuai dengan masalah pembelajaran yang dihadapinya. Bagi sekolah adalah menambah referensi bagi kepustakaan sekolah yang suatu saat mungkin berguna sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian: Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan oleh peneliti pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018, untuk acuan pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas ini dimulai dari bulan Juli sampai dengan Desember 2017. Penelitian tindakan kelas ini adalah 31 siswa kelas IX.E SMPN 2 Gedangsari pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari 15 siswa putra dan 16 siswa putri.
Metode dan alat Pengumpulan Data Penelitian menggunakan metode penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi kelas atau dikenal dengan ClassroomActionResearch. Peneliti akan melakukan tindakan penelitian sebanyak dua siklus, setiap siklus terdapat 3 pertemuan.Setiap siklusmeliputi kegiatan (1) perencanaan (Planning), (2) pelaksanaan tindakan (Action), (3) Observasi (Observation) dan refleksi (reflection.)
Tehnis pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan tes dan non tes. Tes dilaksanakan dengan menggunakan butir soal. Teknik non tes dilaksanakan melalui pengamatan. Hasil pengamatan ditulis dalam lembar pengamatan yang disediakan dan analisis data rata-rata nilai hasil belajar peserta didik pada kegiatan awal, siklus I dan siklus II.
Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif, secara kuantitatif data dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil evaluasi pada kondisi awal, siklus I, siklus II. Sedangkan kualitatif data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif yaitu dengan melihat data yang diperoleh melalui pengamatan setiap siklus. Setelah dianalisis diperoleh hasil dari penelitian, kemudian ditarik kesimpulan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi awal dalam pembelajaran IPS peserta didik kelas IX E nilai rata-rata hanya 60,0. Sedangkan kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75. Jumlah siswa yang tuntas 11 peserta didik atau hanya 35%, sedangkan yang tidak tuntas 20 peserta didik. Dengan demikian pelaksanaan proses pembelajaran kurang menarik dan menghasilkan prestasi IPS yang rendah.
Tabel 1.Daftar Hasil Tes Evaluasi Siswa Pra Penelitian
Rata-rata Klasikal | 60,00 |
JumlahSiswaTuntas | 11 |
JumlahSiswaTidakTuntas | 20 |
KetuntasanKlasikal | 35% |
Pelaksanaan Siklus I
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran SnowballThrowing. Secara umum kegiatan siklus I terdiri dari perencanaa, tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi. Pada pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari tiga pertemuan. Pertemuan pertama dengan: 1. Kegiatan awal (10menit): 2. Kegiatan Inti (60 menit): 3. Kegiatan Penutup (10menit). Pertemuan pertama mempelajari tentang pengertian negara berkembang dan negara maju, ciri-ciri negara berkembang dan negara maju. Pertemuan kedua siklus I dengan:1.Kegiatan awal (10menit): 2. Kegiatan Inti (60 menit): 3. Kegiatan Penutup (10menit). Pertemuan kedua mempelajari tentang persebaran negara berkembang dan negara maju, serta tahapan-tahapan perkembangan suatu negara.Pertemuan ketiga siklus I dengan:1.Kegiatan awal (10menit): 2. Kegiatan Inti (20 + 40 menit): 3. Kegiatan Penutup (10menit). Pertemuan ketiga mempelajari tentang pengertian negara berkembang dan negara maju, ciri-ciri negara berkembang dan negara maju, persebaran negara berkembang dan negara maju, serta tahapan-tahapan perkembangan suatu negara selama 20 menit, tes evaluasi 40 menit.
Pada kegiatan pengamatan tindakan siklus I dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hasil pengamatan seperti dalam tabel.
AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I
NO | Kategori | Jumlah | % |
1 | Rendah
Skore 1,0 -2,0 |
5 | 16,13 |
2 | Sedang
Skore 2,1 – 3,0 |
19 | 61,29 |
3 | Tinggi
Skore 3,1 – 4,0 |
7 | 22,58 |
Jumlah | 31 | 100 | |
Skore rata-rata | 2,77 | ||
Skore terendah | 2,0 | ||
Skore tertinggi | 3,5 |
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa dengan skore aktivitas belajar dengan kategori rendah sebanyak 5 siswa ( 16,13% );skore aktivitas dengan kategori sedang sebanyak 19 siswa (61,29% ), sedang skore aktivitas dengan kategori tinggi sebanyak 7 siswa ( 22,58% )
DAFTAR NILAI HASIL TES EVALUASI SISWA SIKLUS I
NO | Ketuntasan | Jumlah | % |
1 | Tuntas | 19 | 61,29 |
2 | Tidak Tuntas | 12 | 38,71 |
Jumlah | 31 | 100 | |
Nilai Rata – rata | 73,2 | ||
Nilai Terendah | 45 | ||
Nilai Tertinggi | 100 |
Refleksi dengan kegiatan menanyakan kesan peserta didik pada pembelajaran siklus I yang berhubungan dengan penguasaan materi, dari kegiatan ini ada refleksi tampak kenaikan nilai rata-rata kelas dari 60,0 menjadi 73,2 artinya ada kenaikan 13,2, peserta didik yang tuntas ada 19 dan belum tuntas 12 peserta didik. Disimpulkan perlu dilanjutkan ke siklus II.
Pelaksanaan Siklus II
Secara umum kegiatan pada siklus II merupakan perbaikan dari kekurangan dari siklus I. Pada siklus II terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanakantyindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi. Perencanaan tindakan siklus II berdasarkan kekurangan pada siklus I terdiri dari menyusun RPP, menyusun instrumen tes dengan kisi-kisi dengan materi soal yang berbeda dari siklus I serta instrumen pengamatan.Pada
pelaksanaan tindakan siklus II terdiri dari tiga pertemuan. Pertemuan pertama dengan: 1. Kegiatan awal (10menit): 2. Kegiatan Inti (60 menit): 3. Kegiatan Penutup (10menit). Pertemuan pertama mempelajari tentang contoh–contoh negara maju,letak, iklim, keadaan alam, hasil pertanian, hasil tambang, hasil industri negara maju. Pertemuan kedua siklus II dengan:1.Kegiatan awal (10menit): 2. Kegiatan Inti (60 menit): 3. Kegiatan Penutup (10menit). Pertemuan kedua mempelajari tentang contoh–contoh negara berkembang,letak, iklim, keadaan alam, hasil pertanian, hasil tambang, negara berkembang.Pertemuan ketiga siklus II dengan:1.Kegiatan awal (10menit): 2. Kegiatan Inti (20 + 40 menit): 3. Kegiatan Penutup (10menit). Pertemuan ketiga mempelajari tentangtentang contoh–contoh negara berkembang negara maju,letak, iklim, keadaan alam, hasil pertanian, hasil tambang, negara berkembang dan negara maju. selama 20 menit, tes evaluasi 40 menit.
Pada kegiatan pengamatan tindakan siklus II dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hasil pengamatan seperti dalam tabel.
AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS II
NO | Kategori | Jumlah | % |
1 | Rendah
Skore 1,0 -2,0 |
0 | 0 |
2 | Sedang
Skore 2,1 – 3,0 |
10 | 32,25 |
3 | Tinggi
Skore 3,1 – 4,0 |
21 | 67,75 |
Jumlah | 31 | 100 | |
Skore rata-rata | 3,48 | ||
Skore terendah | 2,5 | ||
Skore tertinggi | 4,0 |
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa dengan skore aktivitas belajar dengan kategori rendah sebanyak 0 siswa ( 0% );skore aktivitas dengan kategori sedang sebanyak 10 siswa ( 32,25% ), sedang skore aktivitas dengan kategori tinggi sebanyak 21 siswa ( 67,75% )
DAFTAR NILAI HASIL TES EVALUASI SISWA SIKLUS II
NO | Ketuntasan | Jumlah | % |
1 | Tuntas | 31 | 100 |
2 | Tidak Tuntas | 0 | 0 |
Jumlah | 31 | 100 | |
Nilai Rata – rata | 83,2 | ||
Nilai Terendah | 75 | ||
Nilai Tertinggi | 100 |
Refleksi dengan menanyakan kesan peserta didik pada pembelajaran siklus II yang berhubungan dengan penguasaan materi. kegiatan refleksi tampak kenaikan nilai rata-rata kelas dari 73,2 menjadi 83,2 artinya ada kenaikan 10,0, peserta didik yang tuntas ada 31 dan belum tuntas 0 peserta didik. Disimpulkan siklus II dihentikan.
Simpulan dan saran
Simpulan
Berdasarkan analisa data penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dua siklus dapat diambil dua kesimpulan, yaitu 1. Penerapan metode snowball throwing pada pembelajaran IPS materi tentang “Negara Maju dan Berkembang” dapat meningkatkan aktivitas siswa..2. Penerapan metode snowballthrowingpada pembelajaran IPS materi tentang “Negara Maju dan Berkembang” dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX E SMP N 2 Gedangsari pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan bahwa penerapan metode pembelajaran snowballthrowing dapat meningkatkan aktivitasdan hasil belajar siswa, sehingga diyakini baik untuk dilaksanakan pada mata pelajaran lainnya. Guru perlu meningkatkan kemampuan layanan profesional kepada peserta didik serta memperbaiki kinerja dan mengembangkan proses pembelajaran yang lebih efisien.
Daftar Pustaka
Agus, Suprijono (2011) Cooperative Learning &Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: PustakaPelajar
Ahmadi,dkk (2001)Ilmu Pendidikan. RinekaCipta. Jakarta.
Arnie Fajar(2004)PortofoliodalamPembelajaran IPS. Bandung. Remaja. Rostakarya.
AsroriMohib (2010). Penggunaan Model Belajar Snowball Throwing DalamMeningkatkanKeaktifanBelajar. Yogyakarta: PustakaPelajar
Bloom, B. S. etal (1997) HandbookofEvaluation: Sumatif and Formatif EvaluationofStudentLearning. New York: McGraw Hill.
Dimyati danMudjiono(2006)BelajardanPembelajaran. Jakarta: RinekaCipta
___________________ (2009)BelajardanPembelajaran. Jakarta: RinekaCipta
Djamarah, SyaifulBahridan Aswan Zain (2002)StrategiBelajarMengajar. Jakarta: RinekaCipta.
GunawanRudy (2011) Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi.Bandung:Remaja Rosdakarya
Hamalik (2011) Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:BumiAksara.
Hardiyanti(2012) Efektifitas Model PembelajaranSnowbal Throwing. Yogyakarta: CiptaRemaja
Isjoni (2007) CooperativeLearningEfektifitas Pembelajaran Kelompok, PekanBaru: Alfabeta