Peningkatkan Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis Secara Periodik
PENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI KLINIS SECARA PERIODIK
DI SMP NEGERI 1 BANYUDONO
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2019
Sri Sugiarti
SMP Negeri 1 Banyudono
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru di SMP Negeri 1 Banyudono dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat menyiapkan siswanya dalam menghadapi UNBK dan PAS secara baik dan matang dengan cara melaksanakan melaksanakan supervisi klinis secara periodik. Penelitian Tindakan Sekolah ini menggunakan strategi atau pendekatan siklus dengan langkah-langkah: perencanaan, pelaksanaan, observasi (pengamatan) dan refleksi.Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah bahwa, kegiatan supervisi klinis yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Banyudono secara periodik dapat meningkatkan kemampuan guru SMP Negeri 1 Banyudono dalam pembelajaran sehingga mampu menyiapkan siswanya dalam menghadapi UNBK dan PAS dengan baik dan matang. Peningkatan kinerja guru cukup menggembirakan yaitu yang semula rata-rata 2,6 dengan level cukup menjadi 3,5 level sangat baik. Meskipun peningkatannya cukup baik, bukan berarti dalam pelaksanaannya tanpa hambatan dan rintangan. Dalam pelaksanaannya ada beberapa faktor penghambat disamping faktor pendukungnya baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar, tetapi kesemuanya dapat teratasi berkat kerja sama yang baik dari beberapa unsur yang terkait.Dengan kegiatan supervisi klinis yang dilaksanakan secara periodik oleh kepala sekolah ternyata dapat menjadikan guru SMP Negeri 1 Banyudono termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga mampu menyiapkan siswanya dalam menghadapi UNBK dan PAS secara baik dan matang. Kegiatan semacam ini bila benar-benar dilaksanakan dengan terprogram secara baik diharapkan akan memberikan dampak yang positip terhadap prestasi hasil belajar yang dicapai oleh para siswanya.
Kata Kunci: kinerja guru, supervisi klinis
PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan mutu hasil belajar siswa, maka dibutuhkan guru yang profesional. Profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum lokal, nasional maupun internasioanal.
Untuk menjadi guru yang profesional perlu adanya pembinaan yang berkelanjutan, pembinaan tersebut salah satunya dapat dilaksanakan oleh pengawas sekolah maupun oleh kepala sekolah, karena hal itu sesuai dengan peran, fungsinya serta tugas dan tanggung jawabnya adalah melakukan pengawasan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi termasuk melaksanakan supervisi.
Seorang guru harus selalu berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya, pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya secara terus menerus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengikuti perubahan paradigma baru baru di bidang pendidikan yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan segenap daya dukung yang memadahi. Guru harus mempunyai kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional (UU RI No.14 Th 2008).
Untuk memenuhi tuntutan yang sedemikian kompleknya terutama tuntutan profesional guru, maka Kepala sekolah dan Pengawas sekolah harus senantiasa mau melaksanakan pembinaan terhadap guru baik melalui kegiatan supervisi, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) maupun mengikut sertakan guru dalam kegiatan seminar maupun workshop secara periodik, agar kinerja dan wawasan guru bertambah. Tujuan dilakukannya penilaian kinerja di sektor pendidikan sektor publik menurut Martinus Yamin dan Maisah (2010: 6) adalah: (1) mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi pendidikan; (2) menyediakan sarana pembelajaran tenaga kependidikan; (3) memperbaiki kinerja tenaga kependidikan untuk periode berikutnya; (4) memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan pemberian reward dan panishment kepada tenaga kependidikan; (5) memotivasi tenaga kependidikan; (6) menciptakan akuntabilitas organisasi kependidikan. Yang terpenting bagi guru adalah mereka mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan menentukan tindak lanjut pembelajaran, yang merupakan pekerjaan/ kegiatan/ tanggung jawab kesehariannya di depan kelas. Berdasarkan hasil pengamatan dan pantauan yang dilakukan pengawas dan kepala sekolah sebelumnya menunjukkan bahwa, kemampuan dan kinerja para guru SMP Negeri 1 Banyudono masih menunjukkan kurang bergairah dan terkesan mengajarnya seadanya. Ini semua terlihat dari indikator sebagai berikut: yaitu tanpa perencanaan yang memadahi, dalam melaksanakan pembelajaran metodenya dominan ceramah dan jarang sekali menggunakan alat bantu, evaluasi dan tindak lanjut jarang dilaksanakan, jarang mengadakan jam belajar tambahan. Padahal kalau disadari guru itu tugasnya sangat berat, mereka sebagai salah satu penentu keberhasilan kelulusan bagi anak didiknya. Sehingga guru diharapkan lebih meningkatkan kemampuan dan berupaya agar para siswanya dapat menempuh/ mengerjakan soal-soal UNBK dan PAS dengan lancar dan betul, yang akhirnya dapat lulus dengan prestasi yang menggembirakan. Kekurang gairahan para guru di SMP Negeri 1 Banyudono secara umum diakibatkan oleh: (1) kurangnya komunikasi dan koordinasi di antara para guru dan kepala sekolah, (2) Supervisi jarang dilaksanakan dan apabila dilaksanakan lebih cenderung ke aspek administrasi, (3) kurangnya kesempatan untuk mengikuti kegiatan penataran/ pelatihan maupun seminar, (4) kegiatan MGMP belum maksimal keberadaannya.
Kebanyakan guru saat ini belum melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hidup yang mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar dengan melakukan (learning to do), belajar untuk hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (Learning to be).
Berbekal hasil temuan tersebut di atas, maka akan segera dilakukan upaya untuk meningkatkan kompetensi/ kemampuan guru tersebut. Upaya yang dilakukan adalah pembinaan alternatif bagi guru dengan pendampingan langsung pelaksanaan pembelajaran di depan kelas serta dengan jalan alternatif yaitu supervisi klinis, sebab dengan supervisi klinis ini guru akan mendapatkan bimbingan langsung untuk menerapkan strategi, metode atau model pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi ajar maupun karakteristik siswa.
Dengan langkah yang demikian itulah diharapkan tercapainya harapan itu segera terwujud. Sebab salah satu aspek terpenting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan adalah masalah guru. Persoalan guru semakin menjadi persoalan pokok dalam pembangunan pendidikan, hal ini disebabkan adanya tuntutan perkembangan masyarakat dan perubahan jaman yang semakin cepat dan komplek.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dalam hal ini adalah kepala sekolah tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan sekolah dengan judul “Peningkatkan Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Melalui Pendekatan Supervisi Klinis Secara Periodik di SMP Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2019”.
METODE PENELITIAN
Dalam mengadakan penelitian, peneliti mengambil lokasi di SMP Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali. Adapun alasannya adalah (1) Peneliti bertempat kerja di SMP Negeri 1 Banyudono. (2) Sebagian besar guru SMP Negeri 1 Banyudono merupakan guru senior, sehingga perlu update materi mengajar dan keterampilan mengajar. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti mengambil waktu selama 4 bulan, yaitu mulai bulan Agustus sampai dengan bulan November tahun 2019.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk penelitian tindakan sekolah. Untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini peneliti menempuh cara dengan menampung aspirasi dan usulan dari para guru dengan pertimbangan agar semua guru dapat mengajar dengan baik sejak awal tahun pelajaran dan dapat meningkatkan prestasi siswa. Selanjutnya mengumpulkan guru dan ditindak lanjuti dengan kegiatan supervisi klinis secara periodik ke kelas-kelas. Berpangkal dari permasalahan yang ada, maka perlu dilakukan langkah-langkah yang kongkrit untuk pemecahannya yaitu dengan sistem siklus. Langkah untuk masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/ observasi, dan refleksi.
Untuk menjamin dan menguji validitas data yang diperoleh, dan dikumpulkan benar-benar dapat dipertanggung jawabkan kepada pembaca maka peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data dengan tehnik perpanjangan keikutsertaan dan triangulasi.
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan perubahan perilaku guru dalam pembelajaran dan perilaku supervisor dalam melaksanakan supervisi guru.
Seluruh data yang telah terkumpul, selanjutnya dipergunakan sebagai alat untuk menilai keberhasilan tindakan. Indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu (1) terjadinya peningkatan kinerja guru dalam menyusun rencana pembelajaran; (2) terjadinya peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran; (3) terjadinya peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan penilaian hasil belajar siswa; (4) terjadinya peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian; dan (5) terjadinya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang mampu memotivasi belajar siswa sehingga siap UNBK dan PAS dengan baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi awal
Untuk mengetahui seberapa kemampuan awal para guru dan prestasi belajar siswa, maka dilakukan langkah observasi ke kelas-kelas untuk mengumpulkan data. Dari hasil observasi tersebut diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu (1) guru dalam mengajar tidak berpedoman pada silabus atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) karena pada saat observasi tak ada guru yang membawa silabus atau RPP; (2) guru dalam melaksanakan pembelajaran cenderung teks book tanpa daya dukung yang memadahi serta dengan pengelolaan kelas yang kurang baik dan pembelajaran cenderung satu arah yaitu hanya dari guru saja; (3) guru dalam melakukan penilaian kurang terprogram, sehingga terkesan sekenanya tanpa ada penilaian awal, proses maupun penilaian akhir; (4) kurangnya kegiatan tindak lanjut yang berupa perbaikan pengayaan/ remedial; (5) guru belum melaporkan hasil evaluasi hasil belajar siswa kepada kepala sekolah; (6) guru belum memiliki buku khusus untuk mencatat kemajuan prestasi dan perkembangan kepribadian siswa, dan (7) guru belum pernah melakukan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki pembelajaran.
Berdasarkan telaah hasil kinerja guru dalam pembelajaran, menggambarkan betapa masih banyak ditemukan beberapa hal penting yang harus segera mendapatkan penanganan dan perhatian khusus dan segera dari semua pihak utamanya guru, kepala sekolah, pengawas dan siswa untuk menangani kelemahan dan hambatan tersebut di atas supaya tidak berlarut-larut dan merugikan beberapa pihak dari pemangku kepentingan/ stakes holder. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya guru utamanya yang dalam hal mengelola pembelajaran masih konvensional dan belum terlihat kegiatan yang menjurus pada persiapan UNBK dan PAS secara maksimal. Berikut ini akan ditampilkan diagram keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal.
Deskripsi Siklus 1
Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus 1 antara lain: (1) guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) sesuai dengan standar yang telah ditetapkan; (2) supervisor melakukan koordinasi dengan mengumpulkan guru untuk menyamakan persepsi dalam mengambil langkah-langkah yang kongkrit dalam pembelajaran; dan (3) menyiapkan instrumen penilaian kinerja guru dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan/kebutuhan dan pedoman yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali tahun 2019.
Tahap pelaksanaan pada siklus 1 meliputi (1) guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan; (2) Supervisor melaksanakan supervisi/ mengamati dari dekat kinerja guru dalam pembelajaran, memberikan penilaian dan memberikan pendampingan/bimbingan, arahan serta contoh secara pribadi kepada para guru; (3) setelah kegiatan supervisi klinis dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan kegiatan analisa hasil supervisi kinerja/kompetensi guru dalam pembelajaran untuk mendapatkan gaambaran nyata di lapangan.
Dari hasil pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran, maka diperoleh gambaran hasil yaitu: (1) guru telah mampu dan mau membuat perencanaan (RPP) sudah agak baik dan terprogram dengan memilih metode yang tepat dan bervariasi; (2) guru sudah mulai menerapkan berbagai model pembelajaran, seperti model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM); (3) guru mengadakan penilaian dan tindak lanjut agak terprogram dengan baik; (4) sebagian guru belum mampu mengadakan kegiatan penelitian tindakan untuk memperbaiki pembelajaran, dan (5) guru mulai mampu mengelola kelas dan lingkungan dengan baik, sehingga kondisinya semakin nyaman dan kondusif.
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya. Penelitian tindakan sekolah ini berhasil apabila: (1) rata-rata guru SMP Negeri 1 Banyudono (75%) telah mampu menyusun perencanaan pembelajaran dengan baik dan betul; (2) rata-rata guru SMP Negeri 1 Banyudono (75%) telah mampu melaksanakan pembelajaran dengan tepat guna dan berhasil guna; (3) supervisi klinis yang telah dilaksanakan pada siklus pertama belum berhasil dengan maksimal, hal ini diperoleh kesimpulan bahwa persentase peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaian kinerja guru dalam pembelajaran; dan (4) dengan kondisi yang demikian maka peneliti yang sekaligus sebagai kepala sekolah dituntut untuk melaksanakan kegiatan refleksi dengan melaksanakan tindakan yang sama dengan mereview kembali tentang komponen kinerja guru dalam pembelajaran.
Deskripsi Siklus 2
Siklus kedua ini dilaksanakan berdasarkan temuan dari siklus pertama, bagian yang sudah baik dipertahankan, sedangkan bagian persentase yang keberhasilannya masih minim atau kecil perlu diperbaiki. Pada tahap perencanaan, langkah-langkah yang perlu dipersiapkan antara lain: (1) guru berdiskusi dengan sesama guru yang dibantu oleh supervisor untuk mengidentifikasi/ menganalisa permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing guru; (2) mereview materi tentang pembelajaran yang baik mulai dari penyusunan rencana pembelajaran hingga pelaksanaan dan tindak lanjutnya; (3) merumuskan tujuan, langkah dan strategi yang harus segera diambil untuk perbaikan pembelajaran secara menyeluruh; dan (4) memberi penguatan kepada para guru tentang pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pada tahap pelaksanaan, hal-hal yang dilakukan antara lain: (1) guru melaksanakan pembelajaran di kelas berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama; (2) supervisor mengadakan supervisi klinis ke kelas atau ke luar kelas pada waktu proses pembelajaran berlangsung; (3) menganalisa hasil penilaian kinerja guru dalam pembelajaran.
Pada tahap pengamatan atau observasi supervisor mengadakan pengamatan terhadap guru yang sedang melaksanakan proses pembelajaran, yang diamati adalah meliputi aktivitas guru dalam penyusunan perencanaan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), dalam pelaksanaan pembelajaran termasuk di dalamnya penilaian dan tindak lanjut berupa perbaikan dan pengayaan. Dengan kegiatan pengamatan ini peneliti sekaligus supervisor akan mendapatkan informasi yang banyak tentang kekuatan dan kelemahan serta tantangan dan hambatan yang ada termasuk di dalamnya untuk memperoleh data hasil UNBK dan PAS.
Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian kinerja guru dalam penyusunan dan pelaksanaan pembelajaran termasuk di dalamnya penilaian dan tindak lanjut pada guru SMP Negeri 1 Banyudono yang peneliti lakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan siklus kedua sudah ada peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran yang cukup menggembirakan dan sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, yaitu rata-rata penilaian kinerja guru dalam pembelajaran mencapai pada kriteria amat baik. Oleh karena itu maka kegiatan penelitian berarti sudah selesai dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
PENUTUP
Dari hasil penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1) pelaksanaan supervisi klinis dengan menerapkan metode atau model pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan guru dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 1 Banyudono; (2) ada perubahan pola mengajar guru, dan penerapan model-model pembelajaran yang variatif; (3) guru mampu melaksanakan pembelajaran secara sempurna, artinya guru mampu memenuhi hampir semua indikator-indikator dalam Alat Penilaian Kinerja Guru (APKG) dalam perencanaan dan pelaksanakan pembelajaran; (4) Guru mampu mengajar sesuai dengan tuntutan standar proses (Permendiknas no. 41 tahun 2007); dan (5) Ada peningkatan prestasi hasil belajar siswa yang ditandai dengan perolehan nilai UNBK dan PAS lebih tinggi.
Penelitian tindakan sekolah ini dapat “Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis Secara Periodik Di SMP Negeri 1 Banyudono hingga 75% lebih, serta peningkatan hasil belajar siswa”. Penelitian serupa mungkin dapat diterapkan pada guru sekolah lain sebagai wahana alternatif pembinaan bagi guru-guru selain melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Munir (2008). Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Jogjakarta: Ar-Ruzz media.
Depdikbud. (1995) Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis.
________ (1996). Pengelolaan Sekolah Di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
________(1998). Panduan manajemen Sekolah. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umun.
__________(2008). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai Pustaka.
Herabudin (2009). Administrasi dan Supervisi PendidikanBandung: CV Pustaka Setia.
Lexy J. Moleong (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Malayu S.P. Hasibuan (2001). Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.