MODEL APLIKASI TES GAYA BELAJAR BERBASIS ANDROID

BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BANYUBIRU

 

Oktarisa Loliyanti1)

Heri Saptadi Ismanto2)

Chr. Argo Widiharto3)

1) Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas PGRI Semarang

2)3)  Dosen Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi sebagai berikut: terdapat keinginan guru BK untuk mengungkap karakteristik gaya belajar pada diri siswa, akan tetapi instrumen gaya belajar yang pernah digunakan dirasa kurang efisien (praktis, menarik, & ekonomis). Oleh karena itu, akan dibuat sebuah model aplikasi tes gaya belajar yang efisien (praktis, menarik, & ekonomis) dengan menyesuaikan karakteristik siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R&D) menggunakan Prosedur penelitian pengembangan (Richey and Klein, 2009). Penelitian yang dilakukan akan menghasilkan sebuah produk berupa aplikasi tes gaya belajar berbasis android. Analisis yang digunakan untuk menguji validitas produk tersebut menggunakan penilaian dari validator yang ahli pada bidangnya, yaitu ahli IT dan ahli Tata Bahasa. Penilaian dari user (siswa) dan Guru BK untuk menilai keefektifan produk tersebut. Setelah itu produk siap untuk di analisis bagaimanakah kekurangan dan kelebihan aplikasi tersebut. Berdasarkan hasil analisis validasi ahli IT menunjukkan hasil rata-rata presentase keidealan sebesar 81,25% dengan kategori “Baik Sekali” dengan catatan perbaikan. Kemudian, berdasarkan hasil analisis validasi ahli Tata Bahasa menunjukkan hasil rata-rata presentase keidealan sebesar 93,40% dengan kategori “Baik Sekali” dengan catatan perbaikan. Presentase keefektifan aplikasi tes gaya belajar berdasarkan penilaian guru BK memperoleh presentase keidealan sebesar 86,70% dan penilaian dari user (siswa) sebesar 93,40% dengan kategori “Baik Sekali” dengan catatan perbaikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aplikasi tes gaya belajar berbasis android valid dan efisien (praktis, menarik, & ekonomis) digunakan bagi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banyubiru, dengan catatan perbaikan yang ada pada lembar penilaian. Saran bagi guru pembimbing dapat memanfaatkan aplikasi tes gaya belajar berbasis android untuk dapat memiliki raport diri siswa tentang tipe gaya belajarnya. Bagi siswa dapat mengetahui tipe gaya belajar dan dapat dioptimalkan sesuai gaya belajar yang dimiliki.

Kata kunci: Model Aplikasi Tes Gaya Belajar, Android.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya semua orang memiliki 3 gaya belajar meliputi gaya belajar visual, auditori, atau kinestetik (V-A-K), akan tetapi sebagian besar siswa kecenderungan memiliki salah satu dari gaya belajar (V-A-K). DePoter dan Hernacki (dalam Muslim 2016: 13).

Berdasarkan hasil wawancara dengan 6 siswa SMPN 1 Banyubiru pada 2 April 2018, diperoleh informasi bahwa para siswa belum mengetahui gaya belajar yang dominan pada dirinya sehingga para siswa merasa tidak maksimal dalam belajar. Hal tersebut dikarenakan para siswa belum pernah diberikan dan mendapatkan alat ukur untuk mengetahui gaya belajar. Para siswa hanya belajar tentang materi gaya belajar hanya dengan layanan bimbingan klasikal dan kurangnya pemanfaatan media teknologi dalam mengenali karakteristik siswa.

Dunn and Dunn (dalam Muslim 2016: 23) bahwa 20-30 persen anak sekolah menjadi tipe pendengar atau auditori, 40 persen masuk kategori tipe pembelajar visual atau melihat, dan sisanya 30-40 persen masuk tipe kinestetik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK di SMPN 1 Banyubiru pada 29 Maret 2018, sejauh ini siswa belum mengetahui gaya belajar yang dimiliki secara utuh karena instrumen untuk mengetahui gaya belajar yang efisien (praktis, menarik, & ekonomis) dirasa belum ada.

Aplikasi tes gaya belajar ini sangat diperlukan, nantinya akan lebih dikembangkan dan diharapkan dapat digunakan sebagai instrumen bagi guru BK untuk mengetahui kecenderungan karakteristik gaya belajar siswa dan dapat memberikan layanan bantuan belajar yang tepat pada siswa. Dalam rangka membuktikan hal tersebut maka peneliti akan melakukan sebuah penelitian untuk menguji keberterimaan model aplikasi tes gaya belajar berbasis android bagi siswa Sekolah Menengah Pertama.

Identifikasi Masalah

Siswa belum mengetahui gaya belajar yang sesuai dengan dirinya, penemuan model aplikasi tes gaya belajar berbasis android yang efisien (praktis, menarik, & ekonomis) belum ada dan dibutuhkan. dan adanya ketidakefektifan saat mengungkap dengan cara bimbingan klasikal serta membagikan instrumen tes.

Pembatasan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah yang telah dijabarkan oleh peneliti, maka dalam penelitian ini akan membahas mengenai model tes gaya belajar berbasis android bagi siswa SMP.

Rumusan Masalah

Apakah melalui tes gaya belajar berbasis android mampu mengungkap gaya belajar bagi siswa SMP, apakah penemuan model tes gaya belajar berbasis android yang efisien (praktis, menarik, & ekonomis) bermanfaat bagi siswa SMP, dan apakah ada ketidakefisienan saat mengungkapkan dengan cara bimbingan klasikal serta membagikan instrumen tes bagi siswa SMP ?

Tujuan Penelitian

Peneliti akan menilai sebuah model aplikasi tes gaya belajar berbasis android bagi siswa Sekolah Menengah Pertama untuk mengungkap gaya belajar yang dimiliki masing-masing siswa.

 

 

 

 

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoretis

Diharapkan mampu menambah wawasan ilmu pendidikan tentang bimbingan dan konseling, khususnya penemuan model aplikasi tes gaya belajar berbasis android bagi siswa. Agar siswa mampu berkembang secara optimal

Manfaat Praktis

  1. Bagi siswa diharapkan dapat membantu mengetahui tipe gaya belajar, dan strategi mengoptimalisasikan gaya belajar agar siswa bisa berkembang secara maksimal dengan mengacu kepada tipe gaya belajar yang dimilikinya.
  2. Bagi guru bimbingan dan konseling agar dapat memanfaatkan sebagai salah satu cara untuk mengetahui tipe gaya belajar siswa. Guru BK juga mampu membantu siswa dalam mengoptimalisasikan gaya belajar siswa. Untuk memperoleh data tentang tipe gaya belajar yang dimiliki oleh siswa.
  3. Bagi kepala sekolah; penelitian ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengoptimalkan proses peningkatan kualitas kerja guru dan pembelajaran yang lebih interaktif bagi sekolah.

KAJIAN TEORI

Pengertian Gaya Belajar

Konsep learning style (gaya belajar) merujuk pada perbedaan individual di dalam belajar, yang didasarkan pada preferensinya untuk menggunakan elemen yang berlainan dalam siklus belajar Kolb & Kolb (dalam Pratiwi 2012:5). Ghufron dan Risnawita (2014:11) menuliskan bahwa gaya belajar adalah cara-cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi. Definisi gaya belajar menurut Felder & Brent (dalam Rais 2019:13), dikatakan sebagai cara seseorang memahami dan memproses informasi baru, memperoleh pengalaman belajar baru, dan/atau memecahkan suatu masalah.

Dari pendapat para ahli diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara yang dipilih dalam kegiatan berpikir dengan perbedaan yang dimiliki masing-masing individu dalam belajar, menyerap, mengatur, mengolah, memproses, mengerti suatu informasi dan memecahkan suatu masalah secara efektif sesuai dengan cara belajar yang dia sukai.

Macam- macam Gaya Belajar

Ken dan Rita Dunn (dalam Colin & Malcom 2009:130) telah mengidentifikasi tiga gaya belajar dan komunikasi yang berbeda:

  1. Visual. Belajar melalui melihat sesuatu. Kita suka melihat gambar atau diagram. Kita suka pertunjukan, peragaan, atau menyaksikan video.
  2. Belajar melalui mengdengar sesuatu. Kita suka mendengarkan kaset audio, ceramah kuliah, diskusi, debat, dan instruksi (perintah) verbal.
  3. Belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Kita suka “menangani”, bergerak, menyentuh dan merasakan/mengalami sendiri.

Ciri- Ciri Setiap Gaya Belajar

Tiga ciri gaya belajar, yaitu ciri gaya belajar Visual, Auditorial dan Kinestetik DePorter dan Hernacki (2007:116- 120):

Ciri-ciri Gaya Belajar Visual

  1. Rapi dan teratur
  2. Berbicara dengan cepat
  3. Perencanaan dan pengatur jangka panjang yang baik
  4. Teliti terhadap detail
  5. Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun prestasi
  6. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
  7. Mengingat apa yang dilihat, daripada didengar
  8. Mengingat dengan asosiasi visual
  9. Biasanya tidak terganggu oleh keributan
  10. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulangnya
  11. Pembaca cepat dan tekun
  12. Lebih suka membaca daripada dibacakan
  13. Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti suatu masalah atau proyek
  14. Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat
  15. Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
  16. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak
  17. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
  18. Lebih suka seni daripada music
  19. Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata
  20. Kadang-kadan kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan

Ciri-ciri Gaya Belajar Auditorial

  1. Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
  2. Mudah terganggu oleh keributan
  3. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
  4. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
  5. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, beriama, dan warna suara
  6. Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
  7. Berbicara dalam irama yang terpola
  8. Biasanya pembicara yang fasih
  9. Lebih suka musik daripada seni
  10. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
  11. Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu yang panjang lebar
  12. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain
  13. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
  14. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

Ciri-ciri Gaya Belajar Kinestetik

  1. Berbicara dengan perlahan
  2. Menanggapi perhatian fisik
  3. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
  4. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
  5. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
  6. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
  7. Belajar melalui manipulasi dan praktik
  8. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
  9. Menggunakan dengan jari sebagai penunjuk ketika membaca
  10. Banyak menggunakan isyarat tubuh
  11. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
  12. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
  13. Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
  14. Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
  15. Kemungkinan tulisannya jelek
  16. Ingin melakukan segala sesuatu
  17. Menyukai permainan yang menyibukkan

Pengertian Android

Teguh Arifianto (2011:1) android merupakan sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux. Silvia,dkk (2013:2) android adalah platform open source yang komprehensif dan dirancang untuk mobile devices.

Putra,dkk (2016:47) android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa android adalah sebuah sistem operasi open source untuk mobile device berbasis Linux yang mencakup sistem operasi, informasi, middleware dan aplikasi.

Kelebihan Android

Menurut Ed Burnette (dalam Dimas Hamka 2013:3-4) dalam bukunya Hello Android, Operating System Android memiliki keunggulan antara lain, sangat terbuka, arsitektur berbasis component yang terinspirasi dari kebebasan dunia internet, banyaknya built-in yang telah dimasukkan, manajemen siklus hidup aplikasi yang otomatis, dan grafis berkualitas tinggi dan suara halus.

METODOLOGI PENELITIAN

Model penelitian pengembangan yang dipilih oleh peneliti adalah model penelitian dan pengembangan pendidikan yang dikembangkan oleh Brog dan Gall. Menurut Borg and Gall (dalam Sugiyono 2015:28) penelitian dan pengembangan merupakan proses atau metode yang digunakan untuk memvalidasi dan mengembangkan produk.

Dalam penelitian ini peneliti memilih prosedur penelitian dari Richey and Klein 2009 (dalam Sugiyono, 2015:39) menjelaskan terdiri tiga tahap yaitu:

  1. 1. Perancangan (planning), kegiatan membuat rencana produk yang akan dibuat untuk tujuan tertentu.
  2. 2. Memproduksi (production), kegiatan membuat produk berdasarkan rancangan yang telah dibuat.
  3. 3. Evaluasi (evaluation), merupakan kegiatan menguji, menilai seberapa tinggi produk telah memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perancangan (Planning)

Tahap awal dalam proses penelitian pengembangan adalah mengidentifikasi kebutuhan yang ada dalam BK. Berdasarkan hasil wawancara kepada koordinator guru BK SMP N 1 Banyubiru, maka setelah didapatkan permasalahan bahwa guru BK merasa gaya belajar yang pernah digunakan tidak praktis dalam skoring hasil dan siswa-siswi terlihat tidak tertarik dan merasa bosan dalam melakukan tes tersebut, selain itu dirasa kurang ekonomis.

Memproduksi (Production)

Pertama-tama mendesain tampilan template, kemudian membuat isi dari template aplikasi tersebut. Kemudian membuat coding (logika berfikir) untuk menjalankan aplikasi tersebut dan untuk mengetahui hasil intepretasi tes tersebut, karena dapat menjumlahkan secara otomatis hasil tes tanpa harus menghitung dengan cara manual. Tampilan yang lebih menarik membuat siswa menjadi antusias saat menjalankan tes tersebut.

Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi produk dilakukan oleh ahli dan user yang diminta untuk menilai produk baru yang dikembangkan. Dalam hal ini validasi produk bisa dilakukan dengan cara melakukan penilaian secara internal terlebih dahulu kepada ahli IT, ahli bahasa, user. Validasi yang dirancang peneliti meliputi validasi efisiensi (praktis, menarik & ekonomis).

Validasi produk dapat dilakukan dengan meminta beberapa orang pakar dalam bidangnya dan user (siswa) untuk menilai desain produk yang dibuat. Para pakar dan user (siswa) tersebut diminta memberikan masukan yang dapat dijadikan dasar perbaikan desain produk tersebut.

Analisis skor yang digunakan yaitu analisis deskriptif, yang dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Penilaian Angket Kevalidan

Menganalisis data dari lembar angket dengan skala Likert bentuk checklist dilakukan langkah-langkah sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (dalam Hasanah 2017:54) sebagai berikut:

  1. Langkah 1: peneliti menghitung soring setiap jawaban
  2. Langkah 2: menghitung jumlah skor yang diperoleh dari penelitian
  3. Langkah 3: menjumlahkan skor ideal item untuk seluruh item
  4. Langkah 4: membagi jumlah total skor dengan skor ideal lalu dikalikan 100%

Persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan kedalam kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk menentukan kriteria dilakukan dengan cara yang dikemukakan Arikunto (dalam Hasanah 2017:5)

Tabel 3.4 Range Presentase dan Kriteria Kualitatif Program

No Interval (%) Kriteria
1. 81-100 Baik Sekali
2. 61-80 Baik
3. 41-60 Cukup
4. 21-40 Kurang
5. 0-20 Kurang Sekali

 

Indikator Keberhasilan Penelitian

  1. Pengembangan aplikasi tes gaya belajar dikatakan berhasil atau valid digunakan bagi siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama, apabila persentase dari penilaian ahli IT dan ahli Tata Bahasa hasilnya berada pada rentang 61%-80% dengan kriteria “baik”.
  2. Pengembangan aplikasi tes gaya belajar dikatakan praktis digunakan bagi siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama, jika lembar angket guru dan siswa hasilnya berada pada rentang 61%-80% dengan kriteria “baik”

Pembahasan

Aplikasi tes gaya belajar adalah ciri-ciri tipe gaya belajar yang diungkapkan oleh DePorter dan Hernacki yang diadaptasi dan dikembangkan oleh peneliti. Didalam tes gaya belajar ini terdapat tiga puluh enam pernyataan, didalam hasil juga terdapat penjelasan tentang tipe gaya belajarnya serta tips-tips gaya belajar yang sesuai dengan tipe gaya belajar siswa. Tes gaya belajar ini berbentuk aplikasi berbasis android yang dapat dioprasikan melalui smartphone.

Cara menggunakan aplikasi tes gaya belajar yaitu pertama dengan mengisikan kolom identitas, kemudian tes bisa dilakukan. Kemudian siswa memberikan nilai ya atau tidak pada tiap pernyataan yang muncul dan dianggap nilai tersebut sesuai dengan diri siswa. Setelah seluruh pernyataan dijawab oleh siswa, maka akan muncul hasil intepretasi dari tipe gaya belajar siswa seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Data Kevalidan Produk

  1. Hasil evaluasi validasi aplikasi tes gaya belajar berbasis android secara keseluruhan oleh dosen ahli IT adalah sebesar 81,25% sehingga aplikasi tes gaya belajar berbasis android termasuk dalam kategori “Baik Sekali”, pada hasil validasi terdapat beberapa perbaikan tentang isian field identitas, informasi android versi, pemberian nomor pada soal, backsound pada aplikasi, dan result hasil yang harus disesuaikan font, warna dan narasi yang sesuai. Penilaian ahli IT terhadap validasi aplikasi tes gaya belajar pada aspek indikator tampilan (display) 70%. Penilaian terhadap aspek indikator kemudahan (simplicity) 85%. Penilaian terhadap aspek indikator kelayakan produk 85%. Penilaian terhadap aspek indikator keunggulan produk memiliki persentase keidealan sebesar 85%.
  2. Hasil evaluasi validasi aplikasi tes gaya belajar berbasis android secara keseluruhan oleh guru ahli tata bahasa adalah sebesar 93,40% sehingga aplikasi tes gaya belajar berbasis android termasuk dalam kategori “Baik Sekali”, pada hasil validasi terdapat beberapa perbaikan tentang penulisan font pada soal, kesalahan dalam menulis beberapa kata dalam 1 soal yang kurang dipahami oleh siswa SMP, diganti dengan kalimat yang sesuai

Penilaian ahli tata bahasa terhadap validasi aplikasi tes gaya belajar pada aspek indikator kemudahan & pemahaman 95%. Penilaian terhadap aspek indikator penyajian isi 95%. Penilaian terhadap aspek indikator bahasa yang digunakan 90%.

Analisis Data Efisiensi Produk

  1. Penilaian Kualitas Aplikasi Tes Gaya Belajar Berbasis Android Menururt Guru BK.

Tabel 4.11 Penilaian Guru BK SMP Negeri 1 Banyubiru terhadap Aplikasi Tes Gaya Belajar Berbasis Android

Nomor Indikator Skor Penilaian Skor Ideal % Keidealan
1 4 5 80%
2 4 5 80%
3 5 5 100%
4 4 5 80%
5 5 5 100%
6 4 5 80%
7 4 5 80%
8 4 5 80%
9 5 5 100%

Sumber: Analisis Hasil Penilaian oleh Guru BK SMP Negeri 1 Banyubiru

Berdasarkan penilaian tersebut diketahui hasil persentase penilaian secara keseluruhan yaitu sebesar 86,70% sehingga memiliki kriteria “Baik Sekali”.

 

 

  1. Penilaian Kualitas Aplikasi Tes Gaya Belajar Penilaian User (Siswa)

Tabel 4.12 Penilaian User (siswa) SMP Negeri 1 Banyubiru terhadap Aplikasi Tes Gaya Belajar Berbasis Android

Nomor Indikator Skor Penilaian Skor Ideal % Keidealan
1 4 5 80%
2 5 5 100%
3 4 5 80%
4 4 5 80%
5 5 5 100%
6 5 5 100%
7 5 5 100%
8 5 5 100%
9 5 5 100%

Sumber: Analisis Hasil Penilaian oleh User (siswa) SMP Negeri 1 Banyubiru

Berdasarkan penilaian tersebut diketahui hasil persentase penilaian secara keseluruhan yaitu sebesar 93,40% sehingga memiliki kriteria “Baik Sekali”.

SIMPULAN

Simpulan yang dapat diambil pada penelitian dan pengembangan ini adalah kevalidan produk dilakukan dengan cara melakukan validasi pada bagian operating system (IT) dan tata bahasa. Penilaian oleh ahli IT didapat rata-rata persentase keidealan 81,25% dengan kriteria “Baik Sekali”. Penilaian oleh ahli tata bahasa didapat rata-rata persentase keidealan 93,40% dengan kriteria “Baik Sekali”. Dengan catatan-catatan perbaikan yang ada pada lembar penilaian. Skoring yang digunakan pada tes gaya belajar memiliki keakuratan penjumlahan yang lebih baik daripada tes gaya belajar sebelumnya, dikarenakan alat tes gaya belajar masih menggunakan penjumlahan manual. Terdapat pengembangan metode dalam pengisian tes, yang semula menggunakan pencil dan papper, namun dalam aplikasi tes gaya belajar cukup menekan pilihan jawaban yang sesuai dengan pernyataan.

Terdapat modifikasi pada setiap item pernyataan yang menyesuaikan dengan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), dapat digunakan pada seluruh smartphone berbagai jenis versi android. Tidak perlu terkoneksi ke internet apabila ingin melakukan tes. Keefektifan produk dilakukan dengan cara memberikan angket penilaian guru BK dan user (siswa) kelas VII B SMP Negeri 1 Banyubiru. Hasil penilaian koordinator guru BK diperoleh hasil rata-rata keidealan sebesar 86,70% dengan kriteria “Baik Sekali”. Dan hasil penilaian user (siswa) kelas VII B memiliki rata-rata persentase keidealan sebesar 93,40% dengan kriteria “Baik Sekali”. Sehingga model aplikasi tes gaya belajar berbasis android efisien digunakan bagi siswa Sekolah Menegah Pertama (SMP).

DAFTAR PUSTAKA

Ghufron, M, Nur & S, Rini, Risnawita. 2014. Gaya Belajar. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Muslim, A. A. 2016. Pengaruh Gaya Belajar, Pengelolaan Kelas dan Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Se-Kecamatan Dempet Bidang Studi PAI Tahun Pelajaran 2015/2016 (Doctoral dissertation, STAIN Kudus). 21 Maret 2018 (21.14)

Colin & Malcom. 2012. Accelerated learning for the 21th century. Diterjemahkan oleh: Dedy Ahimsa. Bandung. NUANSA.

Pratiwi, A. 2012. Konstruksi Tes Gaya Belajar Berdasarkan Teori Belajar Eksperiensial David A. Kolb. Interaktif: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, Vol 1, No 1. 3 April 2018 (22.02)

Rais, M. 2019. Pengaruh penggunaan multimedia presentasi berbasis prezi dan gaya belajar terhadap kemampuan mengingat konsep. Jurnal MEKOM (Media Komunikasi Pendidikan Kejuruan), 2(1). 5 November 2019 (08.13)

Putra, T. P. 2011. Rancang Bangun Aplikasi Mobile Learning Client Server Berbasis Moodle pada Platform Android (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau). 5 April 2018 (10.17)

Silvia, A. F., Haritman, E., & Mulyadi, Y. 2014. Rancang Bangun Akses Kontrol Pintu Gerbang Berbasis Arduino Dan Android. Electrans/ Vol 13, No 1. 4 April 2018 (22.27)

Teguh Arifianto. 2011. Membuat interface aplikasi android lebih keren dengan LWUIT. Yogyakarta. ANDI.

DePorter & Hernacki. 2007. QUANTUM LEARNING. Diterjemahkan oleh: Alwiyah Abdurrahman. Bandung. Mizan Media Utama.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian & Pengembangan Research & Development. Bandung. ALFABETA CV.

Hamka, D. 2013. Aplikasi Kamus Inggris–Indonesia Indonesia–Inggris Pada Platform Android. Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika. 5 April 2018 (10.17)

Maghfirah Hasanah. 2017. Pengembangan Aplikasi Multiple Intelegence Berbasis Android bagi siswa kelas VII smp negeri 35 semarang. Skripsi Thesis S1, Universitas PGRI Semarang.