PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING ATAS BOLA VOLI

DENGAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODIFIKASI ALAT BANTU BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI DUYUNGAN 1

KECAMATAN SIDOHARJO PADA SEMESTER 1 TAHUN 2019/2020

 

Suwarti

SD Negeri Duyungan 1 Kecamatan Sidoharjo

 

ABSTRAK

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Duyungan 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan passing atas bolavoli meningkat dari 34,8% pada kondisi awal menjadi 52,1% pada akhir siklus I dan meningkat menjadi 86,9% pada akhir siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesa yang menyatakan bahwa modifikasi sarana bantu dapat meningkatkan ketrampilan passing atas pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Duyungan 1, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020 dapat dibuktikan.

Kata Kunci: Permainan Bolavoli, Keterampilan Passing Atas, Optimalisasi Modifikasi Alat Bantu

 

PENDAHULUAN

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan saat sekarang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bidang pendidikan lainnya. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan sub sistem dari pendidikan itu sendiri sesuai dengan definisi dari Pendidikan Jasmani dan Kesehatan adalah proses pendidikan melalui aktifitas jasmani/fisik untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan melihat fungsi dari Pendidikan Jasmani itulah maka pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sangat tepat dimasukkan dalam kurikulum mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.

Guru Penjaskes dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan manusia akan kesehatan dan kebugaran yang akan mendukung kepada peningkatan dan perkembangan kualitas hidup. khususnya guru penjas di Sekolah Dasar, mengemban tugas yang tidak kalah penting, karena di usia itulah anak perlu suatu bimbingan, didikan, dan segala rangsangan/stimulan yang terarah untuk membantu pembentukan pribadi di masa yang akan datang.

Dalam pembelajaran penjas, masalah yang dihadapi adalah belum efektifnya pembelajaran penjas di sekolah-sekolah, baik mengenai metode, strategi, maupun teknik. Beberapa faktor penyebabnya antara lain (1) Keterbatasan kemampuan dari guru pendidikan jasmani (2) Minimnya sumber dan media dalam pembelajaran (3) Minimnya kreatifitas guru dalam pembelajaran sehingga guru terkesan ortodoks dalam penyampaian materi. Sedangkan siswa khususnya di Sekolah Dasar sangat membutuhkan keberadaan guru yang mampu mendidik dan membina selain tugas utama yaitu mengajar. Paradigma ortodoks yang berkembang pada pembelajaran penjas sampai saat ini adalah presensi- pemanasan- bermain- selesai, guru tanpa memberikan/ memasukkan metode, model, strategi, dan teknik yang sesuai dengan usia perkembangan siswa.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menerapkan salah satu media pembelajaran passing atas, yaitu media bantu bola plastik. Dan diharapkan dengan tindakan ini dapat merangsang minat dan keterampilan siswa dalam melakukan passing atas bolavoli. Metode ini memerlukan media bantu yang sangat sederhana yaitu bola plastik yang terbungkus busa tipis. Peneliti akan menerapkan 2 tahap/siklus, antara lain (1) melatih sikap badan, tangan dan kaki saat melakukan passing atas, (2) Latihan mempassing bola baik individu maupun berpasangan, (3) melakukan passing atas sendiri dengan bola sebenarnya (tanpa media bantu). Setelah menerima tindakan ini diharapkan siswa mampu melakukan passing atas dengan berbagai variasi.

Dengan berdasar kepada latar belakang masalah, pembatasan masalah. dan identifikasi masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah optimalisasi penggunaan modifikasi sarana bantu dapat meningkatkan keterampilan passing atas bola voli pada siswa kelas IV SD Negeri Duyungan 1 ?”

Setelah mempelajari kompleksitas permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Membantu Guru Penjas di SD Negeri Duyungan 1 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen, untuk melaksanakan pembelajaran passing atas bola voli yang efektif, inovatif, dan kreatif. (2) Meningkatkan minat pada pembelajaran passing bolavoli pada siswa-siswi kelas IV SD Negeri Duyungan 1, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen dengan metode yang menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan keterampilan passing atas bolavoli.

LANDASAN TEORI

Pengertian Permainan Bolavoli

Bolavoli adalah merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan pengetahuan tentang teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk dapat bermain bolavoli secara efektif. Teknik-teknik tersebut meliputi service, passing, smash, dan sebagainya (Nuril Ahmadi, 2007:19). Menurut Bachtiar, dkk (2007: 23) bolavoli yaitu suatu cabang olahraga beregu, dimainkan oleh 2 regu yang masing-masing regu menempati petak lapangan permainan yang dibatasi oleh jaring atau net.

Berdasarkan penjelasan di atas, permainan bolavoli adalah suatu permainan beregu yang lapangannya dibatasi oleh net dan untuk memainkannya diperlukan teknik. Salah satu teknik yang harus dikuasai dalam permainan bolavoli adalah passing atas.

Teknik Dasar Passing Bolavoli

Seperti yang dikemukakan oleh Sunardi – Dedy Winata Kardiyanto bahwa passing adalah melakukan pukulan bola menggunakan satu/dua tangan, dengan tujuan mengoper kepada kawan dalam permainan. passing terdiri dari passing bawah dan passing atas. Passing bawah berfungsi untuk menahan bola-bola keras, dan passing atas untuk mengoper kepada kawan untuk melanjutkan serangan/smash. Dari berbagai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa passing yang baik akan mempengaruhi seluruh jalannya permainan, karena passing yang baik merupakan awal dari sebuah skema serangan dalam sebuah reli. Sebaliknya passing yang kurang baik akan menghasilkan serangan yang tidak optimal.

Berdasarkan cara pelaksanaannya, passing dalam bolavoli dibedakan menjadi dua salah satunya adalah passing atas. Passing atas merupakan bentuk teknik dasar dalam permainan bolavoli yang berfungsi untuk melanjutkan serangan sekaligus merupakan awal proses untuk dijadikan sebuah serangan (Sunardi – Dedy Winata Kardiyanto). Menurut Barbara L. Viera (2004: 19) operan lengan bawah merupakan teknik dasar bolavoli yang harus dipelajari. Lebih tegas Barbara L. Viera (2004: 19) menyatakan bahwa “operan ini biasanya menjadi teknik pertama yang digunakan tim bila tidak memegang servis.

Teknik passing atas merupakan satu-satunya cara untuk melanjutkan serangan yang sulit atua serangan lawan, karena dengan passing atas setiap tim atau regu masih memilih kesempatan mengarahkan bola sesuai kehendaknya. M. Maryanto, Sunardi, Agus Margono, (1994: 201). Dalam pelaksanaannya, passing atas memerlukan koordinasi yang baik antara sikap badan, ayunan tangan, dan gerakan kaki sehingga menghasilkan passing atas yang baik. Passing atas yang baik menjadi awal dari sebuah skema penyerangan yang baik pula.

Pendekatan pembelajaran

Pembelajaran adalah pemberian bantuan dari pendidik kepada peserta didik agar dapat terjadi proses transformasi ilmu dan pengetahuan, keterampilan, dan karakter perilaku yang berguna bagi anak didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dilakukan/dialami sepanjang hayat seorang manusia dan dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.

Pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar, maka proses pembelajaran berkaitan erat jenis hakikat dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Kegiatan belajar merupakan masalah yang sangat kompleks dan melibatkan seluruh aspek psiko-fisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek neuro-fisiologis.

Hakikat Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Pendidikan jasmani dilakukan dengan sarana jasmani, yakni aktivitas jasmani yang pada umumnya (meskipun tidak selalu) dilakukan dengan tempo yang cukup tinggi dan terutama gerakan-gerakan dasar ketangkasan dan keterampilan, yang tidak perlu terlalu tepat, terlalu halus dan sempurna atau berkualitas tinggi, agar diperoleh manfaat bagi anak-anak didik. Samsudin (2008: 2) menyatakan, ‘’Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetehuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi’’.

Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diserahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan kepada jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan poitensi siswa melalui aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani dapat diartikan suatu proses sosialisasi dan transformasi nilai-nilai melalui aktivitas jasmani yang terpilih, terencana, terprogram, dan bertujuan.

Alat bantu pembelajaran

Alat bantu adalah alat-alat yang digunakan untuk menyampaikan meteri pembelajaran. Alat bantu sering disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktikkan seusatu dalam proses pendidikan pengajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, alat bantu pada dasarnya digunakan untuk membantu siswa mempelajari obyek, suara, proses, peristiwa atau lingkungan yang sulit dihadirkan ke dalam kelas. Dengan menggunakan alat bantu, pengajaran yang berhubungan dengan obyek, suara, proses, peristiwa atau lingkungan seperti tersebut di atas akan lebih terasa bagi siswa diharapkan dapat memperoleh persepsi yang tepat kemudian akan mempengaruhi pemahamannya tentang pelajaran yang diberikan.

Alat bantu pembelajaran harus efektif dan komunikatif dalam penggunaannya, dalam waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar. Sedangkan yang dimaksud komunikatif adalah bahwa media tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa menjadi lebih mudah menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran pasing atas bolavoli dengan memodifikasi sarana yaitu dengan mengganti bola yang sebenarnya menggunakan bola platik yang berbalut busa. Tujuan dari modifikai tersebut yaitu untuk menghindari rasa sakit, takut dan trauma siswa pada saat memukul/mempassing.

METODE PENELITIAN

Setting dan subjek penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai dengan November 2019. Tahap-tahap dalam pelaksanaan tindakan kelas tidak akan mengganggu tugas pokok seorang guru karena tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Duyungan 1, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten sragen.

Subjek yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa-siswi kelas IV SD Negeri Duyungan 1, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2019/2020, yang berjumlah 30 siswa. Yakni 20 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

Teknik dan alat pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari: tes dan observasi.

  1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil passing atas bolavoli yang dilakukan siswa.
  2. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru serta penggunaan modifikasi sarana bantu dalam pembelajaran pasing atas bolavoli.

Sedangkan alat pengumpulan data berupa lembar instrumen tentang kriteria passing atas yang benar.

Validasi dan analisis data

Teknik triangulasi sumber data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding data. Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan metode. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Prosedur tindakan

Sebelum melakukan penilaian, peneliti harus menentukan metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu metode PTK. Selanjutnya menentukan banyaknya tindakan dalam siklus. Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti, rekan sejawat, atau bahkan dengan Kepala Sekolah.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi kondisi awal

Kondisi awal (pra siklus) diukur dari observasi dan tes unjuk kerja keterampilan teknik dasar passing atas bolavoli. Observasi dan tes unjuk kerja digunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa pennguasaan siswa terhadap gerakan dasar passing atas bolavoli. Kondisi awal ini dilihat pada pembelajaran sebelum menggunakan modifikasi alat bantu.

Berdasarkan hasil tes pra siklus, dapat diketahui bahwa hanya ada beberapa siswa yang dapat melaksanakan gerak dasar pasing atas dengan baik sesuai indikator yang diharapkan. Dari 40 siswa yang mengikuti tes, hanya 15 siswa (34,7%) yang dapat melakukan gerak dasar passing atas dengan baik dan benar. Hal ini menunjukkan penguasaan siswa terhadap gerak dasar passing atas bolavoli masih rendah.

Deskripsi siklus I

Pengamatan tindakan dilakukan pada proses pembelajaran berlangsung, adapun hasil pengamatan pada siklus I adalah sebagai berikut:

Hasil keterampilan passing atas bola voli.

Pada pembelajaran siklus pertama ini pemahaman siswa meningkat dibanding pada kondisi awal. Variasi bentuk latihan dan pendekatan pembelajaran berhasil memotivasi siswa untuk semakin giat berlatih.

Kemampuan melakukan rangkaian gerak dalam passing atas bolavoli.

  1. Pada pembelajaran siklus pertama, siswa semakin kaya akan variasi latihan. Hal ini mendorong siswa untuk berkompetisi dalam belajar/berlatih, siswa mengikuti pelajaran dengan tetap semangat sampai selesai.
  2. Penguasaan keterampilan passing atas meningkat signifikan, motivasi dari guru mendorong siswa untuk berlatih sendiri di luar jam pembelajaran, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami.

Deskripsi siklus II

Adapun hasil pengamatan pada siklus II ini sebagai berikut:

Hasil keterampilan passing atas bolavoli.

Dalam pembelajaran siklus kedua ini gerak dasar passing atas lebih meningkat meskipun belum semua siswa dapat menguasai materi dengan baik.

Kemampuan melakukan rangkaian gerak passing atas bolavoli.

  1. Model pembelajaran yang menyenangkan dapat merangsang minat siswa untuk mengikuti, sehingga taraf penguasaan siswa terhadap materi pada pertemuan ini cukup memuaskan.
  2. Variasi metode dan model dalam pembelajaran membuat siswa semakin senang dengan pelajaran, hal ini dapat dilihat terdapat sebagian siswa yang mampu mempassing bola servis yang cenderung lebih keras.
  3. Keberhasilan pada siklus II telah memotivasi siswa untuk mengenal dan mempelajari permainan bolavoli lebih dekat, hal ini dilihat dari sebagian siswa yang mulai mencoba bermain dengan servis sederhana dan melakukan passing atas dengan lebih baik.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dapat disimpulkan sebagai berikut:

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan passing atas bolavoli meningkat dari 34,8% pada kondisi awal menjadi 52,1% pada akhir siklus I dan meningkat menjadi 86,9% pada akhir siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modifikasi sarana bantu dapat meningkatkan keterampilan passing atas pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Duyungan 1, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020 dapat dibuktikan.

Implikasi

Penelitian ini memberikan gambaran (deskripsi) yang jelas bahwa dengan penggunaan modifikasi sarana bantu dan pendekatan bermain dalam pembelajaran passing atas bolavoli dapat meningkatkan ketrampilan dalam penguasaan passing atas bolavoli (baik proses maupun produk), sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin mengembangkan proses pembelajaran passing atas bolavoli kepada siswanya.

Bagi guru penjasorkes, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar passing bawah bolavoli bagi pemula dengan lebih efektif. Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam menyajikan materi dengan model pembelajaran yang bervariasi.

Saran

  1. Hendaknya modifikasi sarana bantu dan pendekatan bermain dalam pembelajaran dapat dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran passing atas bolavoli di Sekolah Dasar khususnya.
  2. Memahami karakteristik siswa sangat penting bagi guru dalam menerapkan model, metode, dan pendekatan pembelajaran secara variatif. Dengan demikian proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan hasil belajar siswa dalam pendidikan jasmani akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Adang Suherman.2000. Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru   SLTP Setera D-III.

Agus Mukholid. 2004. Pendidikan Jasmani. Jakarta: yudhistira.

Among ma’mum & Toto Subroto. 2001. Pendekatan Ketrampilan Taktis Dalam

            Permainan Bolavoli Konsep & Metode Pembelajaran. Jakarta: depdiknas.    Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Barbara L. V. & Bonnie J. F. 1996. Bolavoli Tingkat Pemula. Alih Bahasa. Monti,      Jakarta: Raja Grafindo.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Petunjuk Tes Ketrampilan Bolavoli Usia 13-           15 Tahun. Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Dieter Beutelstahl. 2003. Belajar Bermain Bolavoli. Bandung: Pioner Jaya.

Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan, Cetakan ke-7. Bandung: penerbit PT Citra      Aditya Bakti.

H.J. gino dkk. 1998. Belajar dan Pembelajaran II. Surakarta UNS Press.

Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.

Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.         Jakarta: PT Fajar Inter Pratama.

Toho Cholik, Rusli Lutan. 2001. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: CV   Maulana.