PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI BIMBINGAN DAN SUPERVISI

KEPALA SEKOLAH BAGI GURU KELAS VI SD NEGERI PUNGSARI 2 PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Rita Eryani

SD Negeri Pungsari 2

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran Matematika melalui bimbingan dan supervisi kepala sekolah bagi guru kelas VI SD Negeri Pungsari 2 pada semester I tahun 2018/2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), dilakukan dalam setiap siklusnya adalah 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) hasil pengamatan/ observasi; (4) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan Adanya peningkatan setiap indikatornya, perencanaan dari 78,8 menjadi 91, pelaksanaan dari 78,5 menjadi 89,6, penilaian dari 78.9 menjadi 89.7 dan tindak lanjut dari 77 menjadi 91. Dengan demikian pelaksanaan bimbingan dan supervisi dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika dan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa melalui bimbingan dan supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran Matematika bagi guru kelas VI SD Negeri Pungsari 2 pada semester I tahun 2018/2019.

Kata Kunci: Bimbingan, Supervisi, Kemampuan Guru dalam Pembelajaran,

 

PENDAHULUAN

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima sehingga keterkaitan antar konsep dalam Matematika bersifat sangat kuat dan jelas (Standar Kompetensi, 2004:3). Dalam proses belajar mengajar Matematika di Sekolah Dasar kita harus mengacu pada tujuan pengajaran dalam standar kompetensi yang telah ditentukan.

Agar tujuan pengajaran bisa tercapai, guru harus dapat memilih strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran. Pendapat Caroll (1987: 116) mengatakan bahwa lima faktor yang menentukan keberhasilan belajar yaitu: (1) Bahan belajar, (2) Waktu belajar, (3) Waktu yang diperlukan siswa untuk menyelesaikan atau menguasai bahan pelajaran, (4) Kwalitas pelajaran, (5) Kemampuan individu.

Peneliti akan mengajak rekan-rekan guru di SD Negeri Pungsari 2 untuk memanfaatkan media dan metode yang lebih menarik dan dapat memotivasi minat anak dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Dengan meningkatnya mutu pembelajaran tersebut, diharapkan tujuan pembelajaran akan tercapai seoptimal mungkin. Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang peneliti uraikan di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya peningkatan kemampuan dan hasil pembelajaran matematika melalui bimbingan dan supervisi kepala sekolah bagi guru kelas VI SD Negeri Pungsari 2 pada semester I tahun pelajaran 2018/2019”.

Pembelajaran matematika yang dilaksanakan guru pada kelas VI pada SD Negeri Pungsari 2 pada semester II tahun 2017/2018 masih banyak siswa yang belum dapat memahami materi pelajaran dan mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal, padahal guru telah menggunakan metode pembelajaran yang guru anggap sudah sesuai dengan materi pembelajaran yang guru ajarkan pada pembelajaran tersebut. Pada observasi awal yang penulis laksanakan terindikasi berbagai temuan antara lain: 1) dalam pembelajaran matematika guru lebih mendominasi kelas, 2) dalam pembelajaran matematika guru kurang sesuai dalam penggunaan metode pembelajaran, 3) dalam pembelajaran matematika materi diberikan dengan ceramah, 4) guru kurang bisa memotivasi siswa dalam belajar matematikan, 5) siswa kurang terlibat dalam pembelajaran kelas, dan 6) keterlibatan siswa hanya mendengarkan materi dan mencatat materi yang diberikan guru. Selain itu dari hasil dokumentasi peneliti juga menemukan bahwa prestasi belajar matematika siswa rata-rata di bawah nilai KKM yang ditetapkan dan disepakati lembaga.

Dalam setiap pembelajaran yang dilaksanakan guru pasti selalu menemui permasalahan yang beragam. Dari keseluruhan masalah yang terkemuka dalam identifikasi masalah tidaklah mungkin dapat diteliti dalam satu kesempatan. Pada penelitian kali ini peneliti hanya akan membatasi penelitian pada kemampuan guru dalam pembelajaran matematika, serta upaya bimbingan dan supervise kepala sekolah terhadap guru.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang diangkat dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah dengan bimbingan dan supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran Matematika bagi guru kelas VI SD Negeri Pungsari 2 pada semester I tahun 2018/2019? (2) Apakah dengan bimbingan dan supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan hasil pembelajaran matematika bagi guru kelas VI SD Negeri Pungsari 2 pada semester I tahun 2018/2019?

Penelitian Tindakan Sekolah ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan kemampuan pembelajaran matematika melalui bimbingan dan supervisi kepala sekolah bagi guru kelas VI SD Negeri Pungsari 2 pada semester I tahun pelajaran 2018/2019. (2) Meningkatkan hasil pembelajaran matematika melalui bimbingan dan supervisi kepala sekolah bagi guru kelas VI SD Negeri Pungsari 2 pada semester I tahun pelajaran 2018/2019.

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Belajar

Manusia memiliki kemampuan untuk selalu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Kemampuan manusia semakin bertambah dengan banyaknya pengalaman yang didapat. Belajar merupakan proses di mana manusia mencari pengalaman untuk terus bertahan hidup. Menurut Burton (1984) dalam Siregar (2014: 4), “belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya”. Gagne dan Berliner (1983: 252) dalam Rifa’i (2011: 82) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya sebagai hasil dari pengalaman.

Fontana (1981) dalam Winataputra (2007: 1.8) berpendapat bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Seperti Fontana, Gagne (1985) dalam Winataputra (2007: 1.8) juga menyatakan bahwa “belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan”.

Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata belajar yang mendapat imbuhan pe- dan-an, yang artinya “berusaha (berlatih dsb) supaya mendapat kepandaian” W.J.S Poerwadarminta (2005: 121). Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I Ayat 20 menyebutkan bahwa, “ Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkugan belajar” Pada penelitian yang akan dilaksanakan , kegiatan pembelajaran difokuskan pada pembelajaran Matematika.

Pengertian Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2009:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Hal ini berarti hasil belajar merupakan cerminan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Cerminan ini merupakan akibat dari terjadinya suatu proses interaksi anatar guru dan murid yang disebut dengan proses pembelajaran.Kegiatan pembelajaran dilandasi oleh sebuah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang telah diperoleh siswa.

Rifa’i (2011: 85) mengatakan “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar”. Sejalan dengan pernyataan Rifa’i, Susanto (2013: 5) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Gagne dalam Purwanto (2014: 42) menambahkan bahwa “hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan diantara kategori-kategori”.Hasil belajar harus menunjukan suatu perubahaan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif dan disadari (Anitah 2009: 2.19).

Hakikat Matematika

Para ahli psikologi dan ahli pendidikan memberikan pengertian mengajar yang berbeda-beda rumusannya. Menurut W.Gulo (2002:23) mengajar adalah usaha untuk memberi ilmu pengetahuan dan usaha untuk melatih kemampuan.Pembelajaran matematika, menurut Bruner (Herman Hudoyo, 1998: 56) adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika di dalamnya. Erman Suherman (1986: 55) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran matematika para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek.

 

Tujuan Pengajaran Matematika

Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang pesat baik meteri maupun kegunaannya. Mata pelajaran matematika verfungsi melambnagan kemampuan komunikasi dengan menggambarkan bilangan-bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat memberi kejelasan dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun tujuan dari pengajaran matematika adalah: (1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dan pola piker dalam kehidupan dan dunia selalu berkembang, dan (2) Mempersipakn siswa meggunakan matematika dan pola piker matematika dalam kehidupan sehari dan dalam mepelajari berbagai ilmu pengetahuan. (R. Soedjadi, 2000: 43)

Supervisi Kepala Sekolah

Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif (Purwanto, 2003:32). Menurut Jones dalam Mulyasa (2003: 155), supervise merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektifitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas – tugas utama pendidikan.

Menurut Carter, supervise adalah usaha dari petugas- petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatn dan perkembangna guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran (Sahertian: 2000:17).Supervisi adalah aktifitas menentukan kondisi/syarat-syarat yang essensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dari definisi tersebut maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai.

Jadi supervisi kepala sekolah merupakan upaya seorang kepala sekolah dalam pembinaan agar guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya melalui langkah-langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

Faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi

Menurut Purwanto (2004: 118) ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat lambatnya hasil supervisi antara lain:

  1. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada.
  2. Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
  3. Tingkatan dan jenis sekolah.
  4. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia.
  5. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri.

 

Teknik-teknik supervisi

Menurut Purwanto (2004:120-122), secara garis besar cara atau tehnik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tehnik perseorangan dan teknik kelompok. (1) Teknik perseorangan, (2) Teknik kelompok.

Kerangka Berfikir

Pembinaan profesi kepada guru adalah kegiatan yang harus secara rutin dan berkelanjutan dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru guna peningkatan kinerja guru yang professional. Namun kenyataan di lapangan pembinaan profesi guru melalui supervisi lemah. Karena supervisi yang dilaksanakan selama ini belum sesuai dengan kebutuhan guru. Supervisi sering dianggap hanya sebagai kegiatan mencari-cari kesalahan guru dan tidak memberikan solusi atas kekurangan guru sehingga guru segan dan enggan untuk secara transparan menyampaikan kelemahannya kepada kepala sekolah.

Lemahnya pembinaan profesi guru oleh kepala sekolah berimplikasi pada rendahnya pengetahuan guru dalam mengupdate pengetahuan yang inovatif. Beberapa diantaranya adalah rendahnya kemampuan dan kemauan guru dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif salah satunya pembelajaran kontekstual dalam mengelola pembelajaran. Sehingga guru masih terjebak dalam pembelajaran pola lama atau konvensional dan berpengaruh pada rendahnya hasil belajar peserta didik.

Oleh karena itu peneliti selaku kepala sekolah melakukan tindakan pembinaan profesi guru melalui supervisi. Dengan supervisi, guru tidak akan segan datang sendiri kepada kepala sekolah untuk meminta pembinaan secara langsung tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam mengelola pembelajaran, karena kepala sekolah dalam supervisi bertindak sebagai mitra sehingga bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan pada kebutuhannya. Bahkan ide untuk memberlakukan supervisi bagi guru muncul ketika guru tidak harus disupervisi atas keinginan kepala sekolah sebagai supervisor tetapi atas kesadaran guru untuk datang ke supervisor untuk meminta bantuan mengatasi masalahnya.

Melalui supervisi dengan siklus yang sistematik dalam perencanaannya, observasi yang cermat atas pelaksanaan, dan pengkajian balikan dengan segera dan objektif tentang kelemahan guru. Diharapkan dapat meningkatkan profesional guru di SD Negeri Pungsari 2 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen.Secara praktis kerangka berpikir dalam penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan dua siklus. Siklus pertama adalah penerapan supervisi dilanjutkan pembinaan secara kelompok, sedangkan siklus kedua adalah penerapan supervisi dilanjutkan dengan pembinaan secara individual.Setelah dilaksanakan siklus satu dan siklus dua akan diketahui sejauh mana kemampuan guru dalam menyusun RPP dan peningkatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Hasil pengamatan setelah siklus dua adalah merupakan kondisiakhir.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: (1) Dengan bimbingan dan supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran Matematika bagi guru kelas VI SD Negeri Pungsari 2 pada semester I tahun 2018/2019. (2) Dengan bimbingan dan supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan hasil pembelajaran matematika bagi guru kelas VI SD Negeri Pungsari 2 pada semester I tahun 2018/2019.

METODOLOGI PENELITIAN

Pada hakekatnya penelitian tindakan sekolah merupakan suatu kegiatan yang meliputi: Perencanaan pengajaran, pelaksanaan pengajaran, observasi dan evaluasi serta refleksi. Tujuannya untuk memecahkan masalah yang ada dan memperbaiki proses belajar mengajar yang kurang tepat serta meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya.

Setting penelitian

Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah di SD Negeri Pungsari 2 Plupuh. Sekolah tersebut beralamat di Jalan Mayor Acmadi, Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen, Propinsi Jawa Tengah.

Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru kelas VI SD Negeri Pungsari 2, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen yang dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2018/2019. Dilihat dari semangat guru tersebut, kurang semangat, karena dilihat dari segi usia. Sehingga tidak dipungkiri jika dalam hal inovasi terhadap pembelajaran tergolong kurang. Hal ini terlihat, dari keenam guru kelas tersebut, hanya dua orangterbukti belum trampilnya guru tersebut mengoperasikan komputer.

Demikian juga dalam hal pembelajaran di kelas, masih menggunakan metode yang konvensional. Mereka cenderung enggan untuk menggunakan metode pembelajaran yang inovatif. Juga dalam penggunaan media pembelajaran, lebih sering mengajar dengan tanpa menggunakan alat peraga. Materi pembelajaran disampaikan dengan metode ceramah yang cenderung monoton dan tanpa banyak variasi.Itulah yang menjadi salah satu penyebab, mengapa pembelajaran Matematika kelas VI SD Negeri Pungsari 2 Plupuh cenderung memperoleh hasil belajar yang rendah.

Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah ini dimulai dari pertengahan bulan Agustus sampai minggu kedua bulan Desember 2018. Yaitu pada semester pertama tahun pelajaran 2018/2019. Dalam penelitian ini langkah pertama diawali dari persiapan penyusunan proposal. Tahap kedua yang peneliti laksanakan adalah penyusunan instrumen, pada tahap ini peneliti laksanakan minggu keempat bulan Agustus sampai awal September.

Data Dan Sumber Data

Jenis Data

Dalam penelitian ini data dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) Data kuantitatif diwujudkan dengan nilai hasil belajar Matematika yang diperoleh siswa selama pembelajaran. Data yang diambil dari tes yang diberikan pada siswa. (2) Data kualitatif yang diperoleh dari lembar pengamatan terhadap aktifitas guru selama proses pembelajaran.

 

 

Sumber data

Sumber data berasal dari guru hasil observasi selama proses mengajar yang dilaksanakan oleh kepala sekolah sebagai observer selama pelaksanaan siklus pertama dan kedua.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian berupa: (1) Dokumen, meliputi administrasi guru, dokumen foto pembelajaran; (2) Observasi, digunakan untuk mengukur atau menilai aktivitas guru kelas VI SD Negeri Pungsari 2 dalam pembelajaran matematika, (3) Wawancara, yaitu kegiatan tanya jawab kepala sekolah dengan guru untuk mendapatkan data hasil pembelajaran.

Alat Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes. Penjelasan mengenai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut: (1) Dokumentasi, (2) Observasi, (3) Wawancara.

Indikator dan kriteria keberhasilan

Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan adalah ketuntasan siswa dalam mempelajari materi. Kriteria yang ditetapkan adalah siswa dinyatakan tuntas jika telah mencapai tingkat penguasaan materi 85% ke atas. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar secara efektif adalah keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran.Indikator keberhasilan yang penting adalah aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan selalu meningkatan keprofesinalannya sehingga memperoleh kriteria BAIK.

Kriteria untuk mengukur keberhasilan, upaya perbaikan pembelajaran Matematika adalah:

  1. Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan prestasi belajar siswa) dinyatakan berhasil jika 85% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.
  2. Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan minat belajar siswa) dinyatakan berhasil apabila 85% dari jumlah siswa terlibat aktif selama proses pembelajaran dan penemuaninformasi berlangsung.

Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini penulis sesuaikan dengan metode dan jenis data yang telah penulis kumpulkan. Analisis data yang berupa angka menggunakan data kuantitatif dengan menggunakan diskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar kondisi awal, hasil belajar siklus I, dan hasil belajar setelah siklus II kemudian di refleksi. Untuk kegiatan refleksi mencakup kegiatan menarik kesimpulan, membuat ulasan berdasarkan simpulan.

Untuk data yang diperoleh melalui observasi/wawancara menggunakan data kualitataif yaitu menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus dengan membandingkan proses pembelajaran kondisi awal, membandingkan proses pembelajaran siklus I dan siklus II, serta membandingkan proses pembelajarqan kondisi awal dan kondisi akhir.

Prosedur penelitian

Menurut Wardani, dkk (2004:2.3 – 2.4) bahwa perbaikan pembelajaran dilaksanakan melalui proses pengkajian berkesinambungan yang terdiri dari 4 tahap yaitu merencanakan (planning), melakukan tindakan (acting), mengamati (observing), dan refleksi (reflecting).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Kondisi awal merupakan kondisi dimana guru saat pembelajaran pertamanya dengan hasil sangat rendah yaitu belum mencapai nilai standar KKM yang telah ditentukan. Guru masih sangat bingung denag kondisi pembelajaran tersebut, apalagi pembelajaran yang dilaksanakan di kelas VI, yang merupakan modal untuk menghadapi UASBN.

Dari laporan pengamatan, dapat diketahui bahwa pembelajaran yang dilaksanakan guru kelas VI pada pembelajaran matematika belum berhasil, karena niilai tertinggi 70, nilai terendah 30. Untuk hal tersebut maka kepala sekolah berencana mengadakan bimbingan dan supervise bagi guru kelas VI sehingga hasil yang diharapkan guru akan mempunyai kemampuan pada pembelajaran matematika sehigga hasil belajar siswa meningkat.

Deskripsi Hasil Siklus I

Observasi (pengamatan) dilaksanakan oleh peneliti dengan melakukan kunjungan kelas mengamati pelaksanaan proses pembelajaran berdasarkan rancangan pembelajaran yang telah disusun pada pertemuan sebelumnya oleh para guru dengan mengisi lembar/instrument pengamatan yang sudah disiapkan oleh supervisor.

Refleksi (reflecting)

Pada pertemuan kedua siklus I digunakan untuk mengetahui ketercapaian program supervisi. Kegiatan yang dilakukan adalah peneliti dan guru berkolaborasi melakukan diskusi refleksi. Diskusi refleksi pada siklus I mengacu pada pertanyaan.

Dengan menggunakan instrumen pedoman wawancara, observasi dan angket dapat diketahuai bahwa rata-rata perencanaan mendapat hasil 78,8, rata-rata pelaksanaan memperoleh 78,5, rata-rata penilaian memperoleh 78,9 dan rata-rata tindak lanjut memperoleh nilai 77.

Berdasarkan ketercapaian indikator kinerja, menganalisis kekuatan dan kelemahan pada saat refleksi, maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus II. Pada siklus II kegiatan supervisi klinisdilakukan tetap dalam satu kelompok namun pembinaan intensif secara individu diberikan kepada guru yang masih belum berhasil atau masih mengalami kesulitan. Dalam kegiatan ini peneliti memberikan perhatiaan yang lebih kepada guru-guru yang belum berhasildalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan cara mendampingi mereka. Pada kegiatan ini guru menjadi lebih terbuka menyampaikan keluhannya atau kesulitan yang dihadapinya. Pada akhir siklus I kepala sekolah bekerja sama dengan guru yang telah berhasil melaksanakan pembelajaran, serta memberikan masukan dan bimbingan kepada temannya yang belum berhasil. Dengan demikian diharapkan semua guru akan meraih keberhasilan melalui kelompok supervisi.

Deskripsi Hasil Siklus II

Observasi (pengamatan) dilaksanakan oleh peneliti pada hari Kamis dan Sabtu tanggal 13 dan 15 September 2018 dengan berkolaborasi dengan teman sejawat yang pada siklus I sudah mempunyai kemampuan melaksanakan pembelajaran matematika baik sekali.

Melakukan kunjungan kelas mengamati pelaksanaan proses pembelajaran berdasarkan RPP yang telah disusun pada pertemuan sebelumnya oleh para guru dengan mengisi lembar/instrument pengamatan yang sudah disiapkan oleh supervisor. Peneliti melakukan observasi terhadap semua guru namun penekanan pembinaan diberikan kepada guru yang membutuhkan perlakuan khusus.

Refleksi (Reflecting)

Akhir pertemuan ke 2 siklus II digunakan untuk mengetahui ketercapaian programsupervisi dan pembinaan. Kegiatan yang dilakukan adalah berdiskusi melakukan refleksi kolaborasi antara supervisor dan guru sebagai mitra sejajar secara terbuka dan obyektif.

Dengan menggunakan instrumen pedoman wawancara, observasi dan angket dapat diketahuai bahwa rata-rata perencanaan mendapat hasil 91, rata-rata pelaksanaan memperoleh 89,6, rata-rata penilaian memperoleh 89,7 dan rata-rata tindak lanjut memperoleh nilai 91.

Hasil siklus II menunjukkan tercapainya sebagian besar indikator keberhasilan yaitu ditunjukkan pada meningkatnya kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang ditandai dengan terakomodasinya sebagian besar komponen-komponen pembelajaran dan sebagian besar prinsip-prinsip pembelajaran. Namun keberhasilan pada siklus II ini belum mencapai 100%. Mengingat waktu penelitian ini dibatasi dalam dua siklus, maka hal-hal yang menjadi kelemahan dan beberapa indikator yang belum tercapai oleh sebagian subjek penelitian, maka ditindak lanjuti dengan pengawas sekolah membuka kesempatan kepada guru atau objek penelitian jika membutuhkan supervisi klinis secara individual.

Pembahasan hasil penelitian

Dari analisis diperoleh bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Ketercapaian indikator kinerja terdapat pada tindakan kedua. Dengan hasil seperti berikut:

Perbandingan Rata-Rata Perolehan Tiap Indikator

Indikator Rata-rata
Siklus I Siklus II
Perencanaan 78.8 91.0
Pelaksanaan 78.5 89.6
Penilaian 78.9 89.7
Tindak Lanjut 77 91.0

 

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa setiap indikatornya mengalami peningkatan, perencanaan dari 78,8 menjadi 91, pelaksanaan dari 78,5 menjadi 89,6, penilaian dari 78.9 menjadi 89.7 dan tindak lanjut dari 77 menjadi 91.

Dari hasil yang dicapai di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru sekolah dasar di SD Negeri Pungsari 2 Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen Tahun 2018/2019.

KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pada penelitian tindakan sekolah dengan judul ” Upaya Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Bimbingan dan Supervisi Kepala Sekolah di SD Negeri Pungsari 2 Pada Semester I Tahun Pelajaran 2018 / 2019” dapat disimpulkan bahwa:

  1. Dengan penelitian ini terdapat adanya peningkatan prestasi belajar terutama pembelajaran matematika.
  2. Adanya peningkatan setiap indikatornya, perencanaan dari 78,8 menjadi 91, pelaksanaan dari 78,5 menjadi 89,6, penilaian dari 9 menjadi 89.7 dan tindak lanjut dari 77 menjadi 91.
  3. Meningkatnya kinerja guru dalam memberi motivasi kepada siswa sehingga prestasi belajar lebih optimal.

Saran

Sehubungan dengan kesimpulan di atas ada beberapa saran yang dapat dikemukakan peneliti, antara lain sebagai berikut:

  1. Bagi guru hendaknya selalu meningkatkan kinerjanya dalam menentukan hasil pembelajaran agar lebih maksimal.
  2. Bagi peneliti diharapkan mampu mengembangkan kemampuannya guna melakukan bimbingan dan supervisi secara bertahap, kontinue dan berkesinambungan.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 2003,Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional.

Hudoyo , Herman. 1998. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

  1. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 2000), hal. 43

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.

Siregar, Eveline dan Hartini Nara, 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia