Model Pembelajaran Group Investigation Berbantuan Media Atlas Meningkatkan Hasil Belajar
Penerapan Model pembelajaran Group Investigation Berbantuan Media Atlas untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Tentang “Peta Lingkungan Setempat†pada Kelas IV Semester 1 SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017
Siti Azizah
SDN Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Identifikasi masalah yang tampak dalam proses belajar mengajar IPS di SDN Giling Kabupaten Semarang, pada ulangan harian, dari 18 siswa, yang mendapatkan nilai ≥ 65 ada 10 siswa dan 12 siswa mendapatkan nilai di bawah 65. Pemecahan masalah yang dilakukan guru yaitu dengan melakukan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas. Dengan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas, siswa saling membantu temannya tentang materi belajar “Peta Lingkungan Setempatâ€. Penelitian ini menggunakan jenis PTK (penelitian tindakan kelas), dilaksanakan di SD Giling Kabupaten Semarang pada bulan Juli-September 2016 Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah: siswa Kelas IV yang berjumlah 18 siswa. Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Penerapan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas dapat meningkatan hasil belajar IPS tentang “Peta Lingkungan Setempat†siswa Kelas IV SDN Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Pada Kondisi Awal diperoleh nilai rata-rata 60,28, pada siklus I nilai rata-rata 66,67. Peningkatan nilai rata-rata sebesar 6,39. Pada siklus II nilai rata-rata 74,17. Peningkatan nilai rata-rata 7,50; (2) Penerapan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas dapat meningkatan ketuntasan hasil belajar IPS tentang “Peta Lingkungan Setempat†siswa Kelas IV SDN Giling Pabelan Kabupaten Semarang. Pada Kondisi Awal ketuntasan hasil belajar siswa 44,44%, pada siklsu I meningkat menjadi 66,67%, dan pada siklus II meningkat menjadi 88,89%. Indikator keberhasilan ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 65 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 75%. Berdasarkan nilai hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai yaitu sebesar 88,89% telah mencapai ³ 75%.
Kata kunci: model pembelajaran Group Investigation, Media Atlas, hasil belajar.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya manusia memiliki kemampu an dan daya saing tinggi dalam segala bidang agar dapat tampil unggul dalam keadaan yang selalu berubah dan kompetitif. Oleh karenanya diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang memiliki pola pikir kritis dan logis serta mampu memperoleh, memilih dan memproses informasi (Rosyada, 2004). Meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu keharusan bagi setiap bangsa, yang dilaksanakan melalui program pendidikan.
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. “Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas†(Hamalik, 2012). Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pemerintah telah berupaya dengan berbagai bentuk program pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik masyarakat, dipandang dari sudut ekonomi, sosial budaya dan letak geografis yang memungkinkan seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati pendidikan yang layak. Upaya lain yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan antara lain melalui pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas guru, pengadaan buku pelajaran dan sarana lainnya, penyempurnaan sistem pendidikan, serta usaha lain yang berkenaan dengan peningkatan kualitas pendidikan (Hermawan, 2008).
Pendidikan menjadi pilar yang utama dalam mewujudkan perubahan manusia ke arah yang positif dan menuju pencapaian potensi kemanusiaan tertinggi. Hal tersebut berarti bahwa pendidikan harus menjadi skala prioritas yang utama manusia agar manusia mempunyai arah dan tujuan yang jelas mengenai apa yang akan dikerjakan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tangung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, terutama bagi guru SD yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru yang baik, tentu akan selalu berusaha mengelola kelas dengan baik, misalnya dengan memilih metode dan model pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Selain guru siswa juga memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran merupakan salah satu kunci tercapainya tujuan pendidikan. Kesipan itu meliputi kesiapan fisiologis (kondisi fisik, panca indra maupun usia).
Pengajaran IPS sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah karena siswa yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Pengenalan mereka tentang masyarakat tempat mereka menjadi anggota diwarnai oleh lingkungan mereka tersebut. Sekolah bukanlah satu-satunya wahana atau sarana untuk mengenal masyarakat. Para siswa dapat belajar mengenal dan mempelajari masyarakat baik melalui media massa, media cetak maupun media elektronika, misalnya melalui acara televisi, siaran radio, membaca koran.
Sesuai dengan tingkat perkembangannya, siswa SD belum mampu memahami keluasan dan kedalaman masalah-masalah sosial secara utuh, tetapi mereka dapat diperkenalkan kepada masalah-masalah tersebut. Melalui pengajaran IPS siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan-tantangannya. Selanjutnya diharapkan mereka kelak mampu bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
Dalam hal ini IPS berperan sebagai pendorong untuk saling pengertian dan persaudaraan antar umat manusia, selain itu juga memusatkan perhatiannya pada hubungan antar manusia dan pemahaman sosial. Dengan demikian IPS dapat membangkitkan kesadaran bahwa kita akan berhadapan dengan kehidupan yang penuh tantangan, atau dengan kata lain IPS mendorong kepekaan siswa terhadap hidup dan kehidupan sosial. Jadi rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah agar siswa dapat: (1) Mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna, (2) Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab, (3) Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia.
IPS merupakan satu mata pelajaran yang diberikan sejak SD dan MI. Untuk jenjang SD dan MI Pengetahuan Sosial memuat materi Pengetahuan Sosial dan Kewarganegaraan. Melalui pengajaran Pengetahuan Sosial, siswa diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang efektif. Untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang efektif merupakan tantangan berat, karena masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itulah Ilmu Pengetahuan Sosial dirancang untuk membangun dan merefleksikan kemampuan siswa dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu berubah dan berkembang secara terus menerus (Ariesta, 2018: 2).
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti di Sekolah Dasar Giling Pabelan Kabupaten Semarang, diketahui bahwa mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang cukup sulit oleh para siswa. Kesulitan pada mata pelajaran IPS ini dialami oleh siswa baik yang mengalami kesulitan belajar dan yang tidak mengalami kesulitan belajar. IPS dianggap sebagai pelajaran yang menarik dan disenangi, tetapi ada beberapa konsep yang menyulitkan guru dalam menanamkan konsep pemahaman akan materi sehingga hasil belajar rendah. Masalah yang tampak pada ulangan harian IPS tentang peta lingkungang setempat di kelas IV SDN Giling Kabupaten Semarang, dari 18 siswa, yang mendapatkan nilai ≥ 65 ada 8 (44,44%) siswa dan 10 siswa mendapatkan nilai di bawah 65. Nilai tersebut belum sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPS yaitu 65.
Keberagaman permasalahan pembelajaran dapat diminimalkan dan diantisipasi dengan peran guru dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran. Salah satu model pembelajaran untuk mengatasi kesulitan konsep “Peta Lingkungan Setempat†yang diterapkan adalah Group Investigation berbantuan media Atlas. Model pembelajaran ini dapat memotivasi siswa agar lebih aktif, dan kreatif sehingga dapat mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya, serta dapat menemukan makna yang dalam dari apa yang dipelajari, dengan menggunakan media pembelajaran Atlas dunia. Menurut Setiawan (2006: 9) kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation di antaranya yaitu (1) meningkatkan belajar bekerja sama dalam kelompok karena adanya pembagian kerja antarsiswa dalam kelompok, (2) belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis dengan teman sendiri maupun guru dan (3) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri. Adapun media Atlas merupakan buku besar yang berisi kumpulan peta mulai tingkat kota, kabupaten, pulau, negara, benua dan dunia. Atlas membantu siswa memahami konsep tentang peta suatu tempat.
Dari kenyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam meningkatkan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas pada siswa Kelas IV SDN Giling Pabelan Kabupaten Semarang.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah dengan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang “Peta Lingkungan Setempat†siswa Kelas IV SDN Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang semester I tahun pelajaran 2016/2017?
2. Apakah dengan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS tentang “Peta Lingkungan Setempat†siswa Kelas IV SDN Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang semester I tahun pelajaran 2016/2017?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS serta meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
Tujuan Khusus Penelitian
a. Meningkatkan hasil belajar IPS dengan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas pada siswa Kelas IV SDN Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang semester I tahun pelajaran 2016/2017.
b. Meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPS dengan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas pada siswa Kelas IV SDN Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang semester I tahun pelajaran 2016/2017.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoretis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah referensi tentang model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas.
Manfaat Praktis
Bagi Siswa
1) Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS.
2) Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi “Peta Lingkungan Setempatâ€.
3) Menumbuhkan sikap bertanggungjawab dan berani mengemukakan pendapat.
4) Memperoleh suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.
Bagi Guru
a. Memberikan alternatif bagi guru untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran IPS.
Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif meningkat-kan kualitas pengajaran sekolah.
b. Mengoptimalkan penggunaan media dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Landasan Teori
Hasil Belajar
Hamalik menyatakan bahwa siswa dikatakan berhasil dalam belajarnya, apabila dapat mengembangkan kemampuan pengetahuan dan pengembangan sikap (Hamalik, 2012: 57). Hasil belajar adalah perubahan keterampilan dan kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertianm pengetahuan, dan apresiasi yang dikenal denga istilah kognitif, afektifm dan psikomotorik melalui perbuatan belajar (Abrar, 2003: 70). Adapun Nawawi (2001: 10) mengemukakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Beberapa pendapat tersebut diatas menunjukkan bahwa hasil belajar adalah salah satu hasil ujian dalam proses pengajaran yang dilakukan secara formal. Tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran di sekolah dinyatakan dengan symbol angka atau huruf dalam raport dan diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.Pengukuran hasil belajar siswa di ukur dari waktu ke waktu dan merupakan gabungan dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Model Pembelajaran Group Investigation
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang mempunyai banyak tipe yang bervariasi, salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Menurut Sharan & Sharan dalam Huda (2013: 292) group investigation merupakan salah satu tipe kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunakan skill berpikir level tinggi.
Menurut Kurniasih dan Sani (2015: 71) model pembelajaran group investigation adalah salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang memiliki titik tekan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi atau segala sesuatu mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari. Informasi tersebut bisa didapat dari bahan-bahan yang tersedia, misalnya buku pelajaran, perpustakaan, atau dari internet dengan referensi yang bisa dipertanggung jawabkan.
Sejalan dengan Kurniasih dan Sani, Nurhadi, dkk. dalam Wena, (2013: 196) mengungkapkan group investigation merupakan salah satu bentuk tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia.
Sumarmi (2012: 124) mengemukakan pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan model pembelajaran yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran guna memecahkan masalah melalui penelitian dan menemukan konsep melalui berbagai pengalaman, baik secara bersama-sama antara siswa dengan siswa dalam satu kelompoknya, siswa dengan siswa dalam kelompok yang berbeda, maupun siswa dengan guru.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa group investigation menekankan pada partisipasi siswa yang baik dalam berkomunikasi dan keterampilan proses kelompok antar sesama anggota kelompok, sehingga siswa lebih menguasai materi ajar, untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia dan melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri.
Kerangka Berpikir
Pemahaman siswa akan mata pelajaran IPS materi “Peta Lingkungan Setempat†yang rendah menyebabkan rendahnya tingkat pencapaian hasil belajar. Masalah yang tampak dalam proses belajar mengajar IPS di SDN Giling Kabupaten Semarang pada tentang “Peta Lingkungan Setempatâ€, dari 18 siswa, nilai rata-rata 60,28, yang mendapatkan nilai ≥ 65 ada 8 siswa (44,44%) dan 10 siswa mendapatkan nilai di bawah 65. Nilai tersebut belum sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPS yaitu 65. Hasil belajar rendah tersebut karena siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep.
Guru berusaha meningkatkan hasil belajar dengan melakukan penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran dengan model Group Investigation supaya dapat meningkatkan pemahaman materi “Peta Lingkungan Setempat†dengan mudah, mengembangkan kemampuan akademik, bekerjasama, saling membantu antara teman terutama yang mengalami kesulitan belajar, dan saling bertanggungjawab antar anggota kelompok. Selain itu guru kelas juga bertambah pengetahuan dan kreativitas dalam merancang pembelajaran materi “Peta Lingkungan Setempat†sesuai karakteristik siswa.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan model Group Investigation dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS siswa Kelas IV SDN Giling Pabelan Kabupaten Semarang.
MetodOLOGI PENelitian
Setting Penelitian
Tempat penelitian ini terletak di Sekolah Dasar Negeri Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Waktu penelitian yaitu semester I tahun pelajaran 2016/2017 pada bulan Juli hingga September 2016.
Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa Kelas IV SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang yang terdiri dari 18 siswa, terdiri 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Sumber Data
Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif hasil belajar siswa Kelas IVI berupa nilai ulangan harian sebelum pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas dan nilai tes tiap akhir siklus.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif didapatkan dari aktivitas belajar siswa dan kreativitas guru yang diperoleh melalui observasi oleh peneliti dan teman sejawat.
Sumber Data
a. Siswa, dari siswa akan diperoleh data berupa:
Hasil belajar yang dilakukan melalui tes pada setiap akhir siklus.
b. Guru
Dari guru akan diperoleh berupa hasil pengolahan data hasil tes siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan hasil survey kondisi awal, dapat diketahui bahwa dari 18 siswa, yang mencapai ketuntasan sebanyak 8 anak (44,44%), sedangkan yang belum tuntas 10 anak (55,56%). Nilai rata-rata siswa 60,28. Dari uraian hasil data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa Kelas IV di SD N Giling pada mata pelajaran IPS belum maksimal dan banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM, oleh karena itu penulis melakukan penelitian untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.
Deskripsi Tiap Siklus
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Diketahui bahwa dari 18 Siswa, siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 12 anak (66,67%), sedangkan yang belum tuntas 6 anak (33,33%). Nilai rata-rata siswa 66,67.
Dari uraian hasil data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa Kelas IV di SD N Giling pada mata pelajaran IPS sudah meningkat tetapi belum maksimal dan banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM, oleh karena itu penulis merasa perlu melakukan penelitian tindakan kelas siklus II.
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Setelah dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas ada peningkatan hasil belajar. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 18 siswa, yang mencapai ketuntasan sebanyak 16 anak (88,89%), sedangkan yang belum tuntas 2 anak (11,11%). Nilai rata-rata siswa 74,17.
Dari uraian hasil data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa Kelas IV di SD N Giling pada mata pelajaran IPS sudah meningkat dan maksimal dan banyak siswa yang telah mencapai nilai KKM, oleh karena itu penelitian tindakan kelas siklus II telah berhasil.
Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
Siklus I
Berdasarkan nilai hasil belajar pada Kondisi Awal diperoleh nilai rata-rata 60,77 dengan ketuntasan belajar 44,44% sedangkan pada siklus I diperolah nilai rata-rata 60,28 dengan ketuntasan belajar 66,67%. Dengan demikian terjadi peningkatan nilai rata-rata nilai sebesar 6,39 dan peningkatan ketuntasan belajar sebesar 22,22%. Berdasarkan ketuntasan sebesar 66,67%, maka ketuntasan belajar siswa masih di bawah indikator keberhasilan 75%.
Siklus II
Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil tes pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 66,67 dengan ketuntasan belajar 66,67% sedangkan pada siklus II diperolah nilai rata-rata 74,17 dengan ketuntasan belajar 88,89%. Dengan demikian terjadi peningkatan nilai rata-rata nilai sebesar 7,95 dan peningkatan ketuntasan belajar sebesar 7,50. Berdasarkan ketuntasan sebesar 88,89%, maka ketuntasan belajar siswa sudah lebih dari indikator keberhasilan 75%.
Berdasarkan pertimbangan tersebut ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 65 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 75%, maka hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai.
Peningkatan Hasil Belajar
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas dapat meningkatan hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar IPS tentang “Peta Lingkungan Setempat†siswa Kelas IV SDN Giling Pabelan Kabupaten Semarang.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas dapat meningkatan hasil belajar IPS tentang “Peta Lingkungan Setempat†siswa Kelas IV SDN Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Pada Kondisi Awal diperoleh nilai rata-rata 60,28, pada siklus I nilai rata-rata 66,67. Peningkatan nilai rata-rata sebesar 6,39. Pada siklus II nilai rata-rata 74,17. Peningkatan nilai rata-rata 7,50.
2. Penerapan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas dapat meningkatan ketuntasan hasil belajar IPS tentang “Peta Lingkungan Setempat†siswa Kelas IV SDN Giling Pabelan Kabupaten Semarang. Pada Kondisi Awal ketuntasan hasil belajar siswa 44,44%, pada siklsu I meningkat menjadi 66,67%, dan pada siklus II meningkat menjadi 88,89%. Indikator keberhasilan ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 65 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 75%. Berdasarkan nilai hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai yaitu sebesar 88,89% telah mencapai ³ 75%.
Implikasi
Model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas ini, model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas dapat meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Maka pendekatan tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan materi pembelajaran IPS di kelas lain yang membutuhkan media Atlas.
Saran
Menurut hasil kesimpulan di atas, maka disarankan:
1. Sebaiknya guru melaksanakan refleksi tentang kelemahan model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas, supaya tidak terlalu banyak menyita waktu yang tersedia.
2. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran inovatif, akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran dibutuhkan pendekatan atau model pembelajaran yang inovatif, salah satunya adalah model pembelajaran Group Investigation berbantuan media Atlas.
3. Guru perlu memperhatikan kelemahan Group Investigation berbantuan media Atlas yaitu kecenderungan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi mendominasi pembelajaran baik dalam diskusi maupun presentasi, misalnya dalam penemuan suatu tempat pada Atlas dunia. Siswa yang lemah dalam pelajaran perlu mendapat perhatian yang sama dan kesempatan yang sama.
DAFtar Pustaka
Abrar, Ana Nadya. 2003. Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: LESFI.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widiya.
Ariesta, Freddy Widya. 2018. Karakteristik IPS di Sekolah Dasar. https://pgsd.binus.ac.id/2018/01/08/karakteristik-ips-di-sekolah-dasar/
Arif Julianto Sri Nugroho, Nur Siwi Ismawati, Westriningsih; editor Vina Dwi Laning, Tri Haryanto. 2007. IPS untuk kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hermawan, Asep Herry. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Iswandi 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Tentang Tumbuhan Hijau Kelas V SDN. Temenggungan 02 Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Skripsi. Jurusan KSDP Program Studi S1-PGSD PJJ Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Kurniasih, Imas & Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalitasan Guru. Jakarta: Kata Pena.
Moleong, L.J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Naharini Endah Lestari. 2012. “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V Sekolah Dasar Muhammadiyah Mutihan Wates Kulonprogoâ€. Skripsi. Yogyakarta: Prodik PGSD, FIP, UNY.
Nasution, Noehi. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Nasution, S. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nawawi. 2001. Hasil Belajar Siswa. Bandung: Pustaka Martina.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: ALFABETA.
Setiawan. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Investigasi. Yogyakarta: Depdinas PPPG Matematika.
Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media Publising.
Tabrani, Rusyan. 2008. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV Remaja Karya.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wena, Made. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Yulismina, Ulfi. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD. Surakarta: FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret