PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEBAK KATA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS

PADA MATERI AKTIVITAS MANUSIA MEMENUHI KEBUTUHAN

DI KELAS VII H SMP NEGERI 7 SALATIGA

SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Krisnuraini

Guru SMP Negeri 7 Salatiga

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada materi ‘Aktivitas Manusia Memenuhi Kebutuhan’ pada semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 bagi kelas VII H SMP Negeri 7 Salatiga melalui penerapan pembelajaran kooperatif Tebak Kata. Masalah yang diajukan adalah Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif Tebak Kata pada mata pelajaran IPS; dan Apakah model pembelajaran kooperatif Tebak Kata dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pelajaran IPS?. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subyek yang diteliti 30 siswa melalui 2 siklus, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tebak Kata. Masing-masing siklus mencakup tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data hasil penelitian belajar siswa berupa tingkat keaktifan siswa melalui pengamatan dari pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II, dengan bukti hasil analisis prosentase setiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa berupa: peningkatan skor rata-rata dari siklus I ke siklus II. Dengan syarat ketuntasan belajar siswa sebesar 75% diperoleh ketuntasan minimal 73. Pada siklus I ke II prosentase ketuntasan belajar klasikal dari 77% mencapai peningkatan menjadi 97%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif Tebak Kata pada pembelajaran IPS materi ‘Aktivitas Manusia Memenuhi Kebutuhan’Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 bagi kelas VII H SMP Negeri 7 Salatiga mengalami peningkatan.

Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Kooperatif Tebak Kata.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pembelajaran yang terintegrasi terhadap ilmu-ilmu sosial dan hiumanitas dalam mendidik kompetensi warga negara. Sejalan dengan program sekolah (pendidikan), IPS berkoordinasi secara sistematik ditarik dari berbagai disiplin ilmu sosial, seperti: antropologi, sosiologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, psikologi, ilmu politik, filsafat, agama, dan sosiologi, dan juga memperhatikan humaniora, matematika, dan ilmu pengetahuan alam (Kasmadi, 2007:1).

Pembelajaran IPS yang dominan dengan model ceramah ternyata muncul beberapa masalah, diantaranya: siswa melamun saat guru menerangkan materi; siswa menyelesaikan tugas (LKS) sambil ngobrol;siswa sibuk dengan hal terkait diluar pelajaran, contoh:siswa saling melempar kertas kecil (surat-suaratan) yang mengganggu proses pembelajaran; siswa tidak percaya diri saat maju di depan kelas karena takut atau malu ditertawakan teman lain bila terjadi kesalahan.Rendahnya hasil belajar siswa,dimungkinkan juga karena guru kurang tepat menerapkan metode mengajar. Hasil belajar IPS rendah, dilihat dari hasil ulangan harian sebagai berikut: Hasil belajar kondisi awal pada materi Aktivitas Manusia Memenuhi Kebutuhan,belum maksimal. Dari 30 siswa yang memperoleh nilai lebih dari 73 ada 11 siswa (sesuai KKM=73), sedangkan perolehan nilai di bawah 73 ada 9 siswa, dengan rincian: memperoleh nilai 61-70 ada 9 siawa, dan10 siswa lainnya memperoleh nilai di bawah 60. Saat mengikuti pembelajaran ada 4 siswa yang sangat aktif (13%), 9 siswa aktif (30%), dan 17 siswa kurang aktif (57%). Untuk mengatasi masalah ini, maka guru menggunakan model pembelajaran kooperatif Tebak Kata.

Model pembelajaran ini berbentuk permainan, dengan harapan agar siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran dengan rasa senang, rileks, sehingga aktivitas dan hasil belajar meningkat.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah , diajukan rumusan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif Tebak Kata pada mata pelajaran IPS?.2) Apakah model pembelajaran kooperatif Tebak Kata dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS?.

Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari tujuan Umum dan tujuan Khusus. Tujuan Umum: adalah untuk meningkatkan kualitas belajar. Sedangkan Tujuan Khusus: 1) Untuk mengetahui hasil penerapan model pembelajaran kooperatif Tebak Kata; 2) Untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil nilai belajar siswa sejalan dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tebak Kata pada pelajaran IPS.

Manfaat Penelitian

1.   Manfaat Teoritis: Secara teoritis penelitian ini mengkaji model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif Tebak Kata guna memperkaya pengetahuan model pembelajaran yang variatif.

2.   Manfaat Praktis

a.   Bagi Siwa: Model pembelajaran kooperatif Tebak Kata dengan permainan akan melatih siswa mengingat dan menggunakan konsep yang telah dipelajari,serta hal yang baru diketahui atau ditemukan, dan sekaligus melatih mereka untuk mengungkap kembali konsep pengetahuan dengan menggunakan kalimat sendiri.

b.   Bagi Guru: Informasi hasil penelitian ini diharap dapat menjadi masukan para guru lain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS guna mendorong aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat secara signifikan.

c.   Bagi Sekolah: Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dalam menentukan kebijakan terkait peningkatan mutu pendidikan di sekolah dengan upaya mengimplementasikan model pembelajaran bervariasi yang menyenangkan dan efisien.

 

 

 

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Model Pembelajaran Kooperatif Tebak Kata

Model pembelajaran Tebak Kata adalah model pembelajaran menggunakan media kartu teka-teki yang dijodohkan dengan kartu jawaban, serta dilakukan secara berkelompok.

Pengertian Aktivitas Belajar 

Pada proses pembelajaran secara langsung melibatkan aspek jasmani maupun rohani peserta didik, sehingga perilakunya dapat berubah dengan cepat, tepat, (Nanang Hanafiah, 2010:23).Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa baik jasmani maupun rokhani dalam suatu proses pembelajaran.

Jenis-Jenis Aktivitas Belajar

Paul B Diedrich yang dikutip dalam Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2010:24) menyatakan aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok yaitu: 1) Kegiatan visual (visual activities) yaitu membaca, melihat gambar, mengamati eksperimenn, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain, 2) Kegiatan lisan (oral activiteas), 3) kegiatan mendengarkan (listening activiteas), 4) kegiatan menulis (writing activities), 5) kegiatan menggambar (drawing activities), 6) kegiatan motorik (motor activities), 7) kegiatan mental (mental activities), 8) kegiatan emosional (emotional activities). Dengan adanya pembagian jenis aktivitas menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika kegiatan-kegiatan tersebut dapat tercipta di sekolah akan lebih dinamis tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.

Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006:3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan hasil belajar siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka. Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar,(Bandung: Jemmars, 1980:25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indeks dalam menentukan keberhasilan siswa. Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang.

Kerangka Berpikir

Pada awal pembelajaran siswa kurang memahami materi ‘Aktivitas Manusia Memenuhi Kebutuhan’, yang disebabkan guru kurang tepat dalam menggunakan metode pembelajaran. Dampak yang muncul siswa merasa jenuh, sehingga mereka melakukan banyak hal yang mengganggu aktivitas belajar, maka hasil belajar pun juga kurang memuaskan. Pada kondisi ini guru berinisiatif menggunakan model pembelajaran Tebak Kata, yang dilalukan secara kelompok. Melalui model pembelajaran ini diharapkan bisa membantu kemampuan siswa dalam memahami materi ‘Aktivitas Manusia Memenuhi Kebutuhan’, sehingga hasil belajar menjadi lebih meningkat.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian dan Subyek Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2018. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII H yang berjumlah 30 anak, dengan rincian16 anak laki-laki, dan 14 anak perempuan.

Indikator Kinerja       

Indikator keberhasilan setelah tindakan siklus I adalah 75% siswa tuntas (75% siswa mencapai nilai minimal 73). Sedangkan pada siklus II minimal 80% siswa tuntas. Diharapkan siswa menguasai konsep materi Aktivitas Manusia dalam Memenuhi Kebutuhan dengan kriteria nilai minimal yang telah ditetapkan, untuk mata pelajaran IPS kelas VII Tahun Pelajaran 2017/2018, yaitu 73.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Tebak Kata yang terdiri atas 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri 4 tahapan tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Hasil belajar kondisi awal pada materi Aktivitas Manusia Memenuhi Kebutuhan,belum maksimal. Dari 30 siswa hanya 11 anak yang memperoleh nilai lebih dari 73 (KKM=73), sedangkan 19 siswa yang memperoleh nilai di bawah 73 dengan rincian: 61-70 ada 9 anak, dan10 anak mendapat nilai di bawah 60. Saat mengikuti pembelajaran, ada 4 anak yang sangat aktif (13%), 9 anak aktif (30%), dan 17 anak lainnya masih kurang aktif (57%).

Deskripsi Hasil Siklus I

Aktivitas belajar siswa pada kondisi awal 30%, meningkat di siklus I menjadi 50%. Pada kondisi awal nilai rerata 67, dan pada siklus I rerata menjadi 83, artinya rerata meningkat 6%, meski masih ada 7 anak yang tidak tuntas.

 

Deskripsi Hasil Siklus II

Pada siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Aktivitas belajar pada siklus I siswa sangat aktif 30%, aktif 50%, dan kurang aktif aktif 20%.Sedangkan pada siklus II mengalami perubahan sebagai berikut: siswa sangat aktif 60%, siswa aktif 33%, dan siswa kurang aktif turun menjadi 7%. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Pada siklus I rerata 83, sedangkan pada siklus II nilai rerata sebesar 88, dilihat dari ketuntasan siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan. Pada siklus I siswa yang tidak tuntas 7 anak, sedangkan di siklus II berkurang menjadi 1 anak. Pada siklus I yang memperoleh nilai 51-60 ada 2 siswa, 61-70 ada 5 siswa, 71-80 ada 7 siswa, 81-90 ada 7 siswa, nilai 91-100 ada 9 siswa. Pada siklus II yang memperoleh nilai 51-60 ada 1 siswa, yang memperoleh nilai 61-70 tidak ada, nilai 71-80 ada10 siswa, nilai 81-90 ada 10 siswa, nilai 91-100 ada 9 siswa.

Pembahasan Hasil Penelitian

Perkembangan Aktivitas dalam Pembelajaran

 

Kondisi Awal

 

Siklus I

 

Siklus II

 

Pembahasan

Aktivitas belajar

     Sangat Aktif (5%)

     Aktif (30%)

 

     Kurang Aktif 3(57%)

Aktivitas belajar

     Sangat Aktif 9 (30%)

     Aktif 15

(50%)

     Kurang Aktif 6 (20%)

Aktivitas belajar

     Sangat Aktif 18 (60%)

     Aktif 10 (33%)

 

     Kurang Aktif 2 (7%)

Aktivitas belajar siswa yang sangat aktif dan aktif mengalami peningkatan. Pada kondisi awal hanya 5% dan 30%, pada siklus I menjadi 30% dan 50%, pada siklus II 60% dan 33%.

 

Perkembangan Hasil Belajar

No

Hasil Tes

Kondisi Awal

Siklus

I

Siklus II

Pembahasan

1

Nilai Tertinggi

85

100

100

Nilai tertinggi naik dari kondisi awal 85 ke siklus I 100 bertahan 100 di siklus II

2

Nilai Terendah

50

60

70

Nilai terendah naik pada kondisi awal 50 siklus I menjadi 60 dan siklus II naik lagi menjadi 70

3

Nilai rerata

67

83

88

Nilai rerata dari kondisi awal ke siklus I naik 16. Sedangkan dari siklus I ke siklus II naik 2

4

Jumlah siswa yang tuntas

11

23

29

Jumlah siswa tuntas naik dari 11 menjadi 23 siswa kemudian 29 siswa

5

Persentase siswa yang tuntas

36%

77%

97%

Persentase siswa tuntas naik dari 36% menjadi 77% kemudian 97%

6

Jumlah siswa yang tidak tuntas

19

7

1

Siswa tidak tuntas turun dari 19 menjadi 3 siswa dan di siklus II turun lagi menjadi 1 siswa

7

Persentase siswa yang tidak tuntas

63%

2%

0,3%

Persentase siswa tidak tuntas turun dari 63% menjadi 2% dan di siklus II terakhir 0,3%

 

Analisis data tersebut menunjukkan bahwa skor rata-rata dari siklus I ke siklus II meningkat.Syarat ketuntasan belajar siswa telah ditetapkan sebesar 75%, dengan ketuntasan minimal 73. Pada siklus I ke siklus II prosentase ketuntasan belajar klasikal dari 77% mencapai peningkatan menjadi 97%.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil observasi tiap siklus dapat disimpulkan bahwa:

1.   Model pembelajaran kooperatif Tebak Kata merupakan model pembelajaran kelompok melaui permainan, yang terdiri dari penanya dan penjawab.

2.   Penerapan model kooperatif Tebak Kata dalam kegiatan belajar IPS materi aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan dapat meningkatkan aktivitas belajar dengan pencapaian 93%, dan menunjukkan rerata sebesar 88 dengan prosentase ketuntasan belajar 97% (indikator keberhasilan 80%)

Saran

a)   Dalam upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPS guru dapat menerapkan model Tebak Kata,yang memuat unsur sangat menyenangkan bagi siswa

b)   Metode pembelajaran kooperatif Tebak Kata dapat digunakan oleh guru dalam mata pelajaran apa saja dan dapat dibuat lebih bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT. Refika Aditama.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2010) Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada.

PENGGUNAAN METODE TEBAK KATA DAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III SDN MUKTISARI di akses dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/viewFile/3606/2525 oleh NUR KURNIASARI – ‎2014 di unduh pada tanggal 2 Januari 2018

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEBAK KATA DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII B DI MTsN 1 LOSARI KABUPATEN CIREBON di akses dari file:///C:/Users/intel/Downloads/1941-5047-1-PB%20(1).pdf oleh D Suryatman – ‎2017 diunduh tanggal 2 Januari 2018.