Model Pembelajaran Kooperatif
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PGSD FKIP UNS
DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJARNYA
Marwiyanto
Prodi PGSD FKIP UNS Surakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Keefektifan penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar pendidikan matematika. (2) Keefektifan motivasi belajar mahasiswa PGSD UNS terhadap prestasi belajar pendidikan matematika. (3) Ada tidaknya interaksi antara model penggunaan, model pembelajaran kooperatif dan tingkat motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar pendidikan matematika.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain faktorial 2×3. Populasi penelitian adalah mahasiswa semester II PGSD UNS dengan populasi sebanyak 288 mahasiswa. Sample diambil secara cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 mahasiswa yang mewakili populasi. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah angket motivasi belajar dan tes prestasi belajar pendidikan matematika dalam bentuk pilihan ganda, dan dokumentasi. Penyajian hipotesis menggunakan Anava dua jalur dengan frekuensi sel tak sama, dengan uji asumsi normalitas, homogenitas, dan independensi.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan ditinjau dari perbedaan penggunaan model pembelajaran matematika: dengan kata lain terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa yang signifikan pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan antara mahasiswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran pendidikan matematika secara konvensional.; rata-rata prestasi belajar mahasiswa pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan yang mengikuti pembelajaran pendidikan matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif lebih baik dibandingkan dengan rata-rata prestasi belajar pendidikan matematika secara konvensional. (2) Terdapat perbedaan prestasi belajar pendidikan matematika pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan dari motivasi belajar mahasiswa tinggi, sedang, dan rendah, dan terdapat perbedaan rerata prestasi belajar pendidikan matematika antara mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar sedang dan rendah. (3) Terdapat interaksi pengaruh model pembelajaran dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan
Kata kunci: Kooperatif, Prestasi Belajar Matematika, dan Motivasi
LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang harus terpenuhi.. Sesuai dengan tujuan kemajuan peradaban dan teknologi suatu bangsa. Peradaban suatu bangsa ditentukan oleh tingkat pendidikan warga negaranya, sehingga pendidikan adalah tolok ukur kemajuan bangsa.
Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkesinambungan merupakan tugas dari setiap pendidik di Perrguruan Tinggi, sebagaimana diamanatkan di dalam UU Sisdiknas 2003, khususnya dalam pasal 20, ayat: 2 pasal 39 ayat: 2 dan pasal 40, ayat: 2 yang menyatakan bahwa pendidikan diperguruan Tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat serta secara profesional komitmen idealnya, mencakup seluruh komponen yang terkait baik kompetensi mahasiswa, isi kurikulum, proses pembelajaran alat dan prosedur penilaian hasil pembembelajaran yang memadai maupun keprofesionalan pendidik dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
Usaha-usaha untuk meningkatkan proses pembelajaran masih banyak dilakukan. Namun kenyataannya menunjukkan bahwa prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah pendidikan matematika masih rendah. (tahun 2006 nilai rata-ratanya 2,31, tahun 2007 nilai rata-ratanya 2,43, dan tahun 2008 nilai rata-ratanya 2,25)
Jika diperhatikan nilai rara-rata ujian semester di atas dapat diduga bahwa proses perkuliahan pendidikan matematika di PGSD UNS terdapat masalah. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk meningkatkan prestasi mahasiswa dapat melalui kreatifitas yang dimiliki dosen dalam memilih model pembelajaran.
Pemilihan dan penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat merupakan salah satu indikator keprofesionalan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu. Paradigma baru pendidikan persekolahan yang kini dicanangkan pendekatan pembelajaran kooperatif mengganti pendekatan konvensional yaitu pembelajaran yang menekankan pada kompetitif. Menurut hasil penelitian (Slavin, 1995) bahwa pembelajaran kooperatif memberikan hasil yang lebih tinggi dari pada pembelajaran konvensional, khususnya dalam aspek: a). hasil belajar mahasiswa yang kemampuannya rendah akan mengalami peningkatan, b). hasil belajar untuk rata-rata kelas akan meningkat, c). pemahaman induvidu mahasiswa terhadap mahasiswa lain semakin baik, d). hubungan sosial antar induvidu yang berbeda etnik semakin baik, e). berfikir positif terhadap diri sendiri, dan f). toleransi terhadap siswa yang cacat atau prestasi belajar rendah semakin baik.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi, model, atau pendekatan pembelajaran yang relatif baru, yang perlu diterapkan dan diketahui efektifitasnya. Model pembelajaran kooperatif pada prinsipnya adalah pembentukan kelompok-kelompok kecil, yang didalamnya terdapat kerjasama antar anggota kelompok dan diskusi kelompok. Memperhatikan uraian tersebut di atas, kiranya perlu diadakan percobaan atau eksperimen tentang penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran pendidikan matematika di PGSD.
Dengan model pembelajaran kooperatif diharapkan mahasiswa benar-benar aktif, sebab dengan belajar aktif dapat menyebabkan ingatan mahasiswa mengenai apa yang dipalajari akan lebih lama dan akan menimbulkan sikap kreativitif pada diri mahasiswa. Dengan demikian pembelajaran kooperatif merupa–kan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat menarik minat mahasiswa terhadap mata kuliah pendidikan matematika, sehingga timbul motivasi yang tinggi untuk belajar matematika dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi hasil belajarnya.
Pembelajaran matematika di PGSD secara konvensional menunjukkan pada pola didaktik, atau model pembelajaran langsung. Dosen datang, menyajikan materi pelajaran yang telah disiapkan, penjelasan konsep-konsep, memberikan contoh-contoh, latihan mengerjakan soal, dan evaluasi. Upaya-upaya menciptakan kondisi yang optimal dan bimbingan belajar sesuai kemampuan mahasiswa belum optimal. Ada kecenderungan pembelajaran selalu klasikal, dan dosen menciptakan suasana kompetetif agar semua mahasiswa bersemangat dalam belajar. Kerjasama antar mahasiswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan masih kurang.
Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Konvensional/ Langsung
No |
Pembelajaran Kooperatif |
Pembelajaran Konvensional |
1 |
Bahan dikaji dalam kelompok kecil dengan tingkat keterlibatan setiap mahasiswa tinggi |
Bahan disajikan dalam kelompok klasikal/kelas secara keseluruhan tanpa keterlibatan individual tinggi |
2 |
Terjalin hubungan social antar anggota lebih akrab dan saling bertatap muka |
Hubungan antar individu dan social tidak akrab, tetapi mereka menghadap searah biasanya ke letak papan tulis |
3 |
Mereka bekerja sama ingin menguasai materi oleh semua anggota kelompok sehingga lebih aktif untuk saling Bantu |
Mereka saling kompetitif individual sehingga cenderung tidak ingin membangun kerja sama dengan sehat, tetapi ingin menonjol sendiri |
4 |
Waktu perkuliahan banyak didominasi oleh mahasiswa untuk mengerjakan tugas dari dosen |
Waktu perkualiahan didominasi oleh dosen untuk menyelesaikan materi kurikulum daripada melihat minat mahasiswa |
5 |
Mahasiswa berlatih tanggung jawab social dan tidak ada rasa takut menyampaikan pendapat |
Mahasiswa lebih dapat dan cenderung bergantung kepada orang lain dan tanpa melatih keberanian diri |
Motivasi belajar merupakan faktor penting dalam pembelajaran . Motivasi belajar adalah kekuatan yang mendorong dan mengarahkan tingkah laku induvidu untuk melakukan kegiatan belajar. Tugas dosen dalam pembelajaran diharapkan dapat menciptakan dan mempertahankan motivasi belajar mahasiswa agar tetap tinggi. Dengan motivasi belajar yang tinggi diduga efektifitas belajar mahasiswa juga tinggi dan motifasi belajar mahasiswa yang rendah diduga prestasi belajar mahasiswajuga rendah.
Identifikasi masalah
1. Masih rendahnya rata-rata prestasi belajar mahasiswa untuk mata kuliah pendidikan matematika
2. Kurang tepatnya model pembelajaran matematika yang digunakan oleh dosen matematika
3. Pembelajaran pendidikan matematika di kelas pada umumnya dosen sebagai pusat perhatian, dan sebagian besar mahasiswa menerima materi pembelajaran secara pasif
4. Belum optimalnya upaya peningkatan pemberian motivasi pada mahasiswa dalam mengikuti kuliah pendidikan matematika
Pembatasan masalah
1. Pembelajaran pendidikan matematika dalam penelitian ini dibatasi pembelajaran kooperatif pada pokok bahasan pertidaksamaan dan persamaan
2. Motivasi belajar mahasiswa dibatasi pada motivasi mahasiswa dalam belajar pendidikan matematika
3. Prestasi belajar mahasiswa pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar mahasiswa yang dicapai melalui proses belajar mengajar
Perumusan masalah
1. Apakah pembelajaran pendidikan matematika dengan model kooperatif lebih baik dari pada dengan model konvensional di PGSD FKIP UNS Surakarta?
2. Apakah ada perbedaan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar pendidikan matematila?
3. Apakah ada interaksi antara penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif dan konvensional dengan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar pendidikan matematika?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran pendidikan matematika dengan model kooperatif dan konvensional di PGSD FKIP UNS Surakarta
2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar pendidikan matematika
3. Untuk mengetahui ada tidaknya interaksi antara penggu–naan model pembelajaran kooperatif dan tingkat motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar pendidikan matematika
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan teoritik bagi para pembuat kebijakan dalam memberikan rambu-rambu dan arahan bagi pelaksana proses pembelajaran
Manfaat Praktik
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan para dosen dalam memilih pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan di dalam materi yang diampu, dan tentang motivasi belajar. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat membantu para dosen atau guru dalam mengatasi persoalan yang terkait dengan penerapan pendekatan pembelajaran konvensional
Penelitian Yang Relevan
1. Diantara penelitian yang demikian dilakukan oleh Chumdari dan Kartono (2004) dalam mata kuliah Pendidikan IPA di PGSD FKIP UNS Surakarta tentang penerapan pendekatan kooperatif dan pendekatan konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan kooperatif lebih efektif daripada pendekatan konvensional.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Heri (2002) pengaruh pendekatan pembelajaran kooperatif dan konvensional dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SLTP Sukoharjo. Hasil penelitian itu juga menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran kooperatif lebih efektif daripada konvensional. Di samping itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa motivasi belajar yang tinggi juga mempengaruhi atas pencapaian prestasi belajar yang tinggi juga.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Dwiyana (2003) yang berjudul “Pembelajaran Kooperatif Model STAD sebagai Alternatif untuk meningkatkan Kualitas Pembelajaran Trigonometri siswa Kelas 2 SMUN 1 Malang”.
KERANGKA BERPIKIR
Metode Pembelajaran |
Motivasi Belajar |
Prestasi Belajar |
Keterangan
1. Metode pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar pendidikan matematika
2. Motivasi belajar mempenagruhi prestasi belajar pendidik–an matematika
3. Interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar pendidikan matematika
PERUMUSAN HIPOTESIS
1. Prestasi belajar mahasiswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif lebih baik disbandingkan dengan mahasiswa yang dikenai model konvensional
2. Ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar mahasiswa
3. Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar pendidikan matematika.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PGSD FKIP UNS Surakarta, Jalan Slamet Riyadi No.449 Surakarta.
Waktu pelaksanaan penelitian adalah pada bulan Maret 2007 sampai dengan akhir bulan April 2008
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan eksperimental. Penelitian mengambil sampel dengan teknik cluster random sampling, yaitu secara acak tetapi memilih suatu kelompok yang dikenakan suatu perlakuan secara keseluruhan
Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian adalah mahasiswa PGSD FKIP UNS Surakarta tahun 2007, semester 2. Diperkirakan populasi terjangkaunya sekitar 288 orang. Mereka terdiri atas mahasiswa semester dua sebanyak 6 kelas. Setiap kelas terdiri atas 48 orang.
2. Sampel penelitian diambil dengan teknik cluster random sampling.
Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Angket
2. Metode Dokumentasi
3. Metode Tes
Instrumen
1. Soal tes
2. Angket keaktifan siswa
Variabel bebas
1. Pendekatan pembelajaran kooperatif dan pendekatan pembelajaran konvensional;
2. Motivasi belajar mahasiswa
Variabel terikat
Prestasi belajar pendidikan matematika
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas instrumen
Koefisien Korelasi Pearson Product Moment
rxy = |
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara skor item dengan skor total
X = skor butir item
Y = skor total
N = banyaknya subyek / responden uji coba
Reliabilitas tes
Kuder dan Richardson 20 yang dikenal
dengan rumus K-R 20
Keterangan
r11 = reabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi respon yang benar
q = proporsi respon yang salah
n = jumlah item
S2 = varians dari skor
Teknik Analisa Data
1. Analisis variansi dua jalan
2. Uji Z
Metode Lilliefors untuk menguji normalitas
Metode Bartlett untuk menguji homogenitas
Rangkuman Uji Normalitas
Nilai Prestasi Belajar Matematika Dengan Model Lilliofors
No |
Nama Variabel |
L hitung |
Banyak Data |
L tabel |
Keputusan Uji |
Keterangan |
1 |
Prestasi Belajar Pen–didikan Matematika dengan model koo–peratif |
0.117 |
48 |
0.127883 |
Tidak ditolak |
Normal |
2 |
Prestasi Belajar Ma–tematika dengan Konvensional |
0.124 |
48 |
0.127883 |
Tidak ditolak |
Normal |
3 |
Prestasi Belajar Ma–tematika yang memi–liki motivasi belajar tinggi |
0.091 |
21 |
0.193341 |
Tidak ditolak |
Normal |
4 |
Prestasi Belajar Ma–tematika yang memi–liki motivasi belajar sedang |
0.078 |
54 |
0.120569 |
Tidak ditolak |
Normal |
5 |
Prestasi Belajar Ma–tematika yang memi–liki motivasi belajar rendah |
0.114 |
21 |
0.193341 |
Tidak ditolak |
Normal |
Hasil uji homogenitas dengan Bartlett
Sumber |
c2hitung |
c2tabel |
Keputusan |
A (Metode Pembelajaran) |
0,09 |
3,84 |
Homogen |
B (Motivasi Belajar) |
0.48 |
5,99 |
Homogen |
Interaksi AB |
1.94 |
7,81 |
Homogen |
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tes prestasi dan motivasi belajar mahasiswa PGSD UNS. Sempel yang diambil sebanyak 96 Mahasiswa yang terdiri dari 48 kelompok kontrol (model konvensional) dan 48 kelompok eksperimen (model kooperatif). Sedangkan populasinya adalah mahasiswa PGSD UNS semester II tahun ajaran 2007/2008.
Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan pembe–lajaran pendidikan matematika dengan model kooperatif terhadap prestasi belajar pendidikan matematika pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan mahasiswa PGSD UNS.
Berdasarkan hasil analisis varian dua jalan dengan sel tak sama untuk efek utama A (model pembelajaran) diperoleh F hitung = 137,50 > F tabel = 3,99, ini berarti terdapat perbedaan prestasi belajar pendidikan matematika pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan pada mahasiswa yang pem–belajaran pendidikan matematika menggunakan model kooperatif dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Dari hasil komparasi ganda dengan model skheffe diperoleh F hitung = 64,94 > F tabel = 3,95. ini berarti bahwa terdapat perbedaan rerata prestasi belajar pendidikan matematika yang signifikan sebagai akibat dari penggunaan model pembelajaran yang berbeda.
Rerata nilai prestasi belajar pendidikan matematika pada kelompok mahasiswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif sebesar 77,48 dan kelompok mahasiswa yang menggunakan model konvensional sebesar 72,10. Ini berarti menunjukkan bahwa prestasi belajar pendidikan matematika dengan pembelajaran kooperatif cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar pendidikan matematika dengan menggunakan model konvensional.
Terdapat pengaruh yang siqnifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar pendidikan matematika mahasiswa semester II PGSD UNS.
Dari hasil analisis varian dengan sel tak sama efek utama B (Motivasi belajar) diperoleh F hitung = 29,28 > F tabel = 3,1. Berarti terdapat perbedaan prestasi belajar pendidikan matematika pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan mahasiswa semester II PGSD UNS. ini sebagai akibat pengaruh tingkat motivasi belajar mahasiswa yaitu: motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah.
Dari hasil uji komparasi ganda dengan model scheffe diperoleh berturut-turut diperoleh: F hitung = 2,64 < F tabel =4,42; F hitung = 25,86 > F tabel =4,42 ; dan F hitung = 22,33 > F tabel = 4,42; berartai terdapat perbedaab rerata prestasi belajar pendidikan matematika yang signifikan, ini sebagai akibat tingkat motivasi belajar mahasiswa tinggi, sedang , dan rendah.
Dilihat dari rerata prestasi belajar pendidikan matematika kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah yang masing-masing adalah: 76,84; 73,47; 73,04, maka terdapat kecenderungan mahasiswa dengan tingkat motivasi belajar mahasiswa yang lebih tinggi mempunyai pengaru lebih besar terhadap prestasi belajar pendidikan matematika.
Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar pendidikan matematika pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan pada mahasiswa semester II PGSD UNS.
Dari hasil analisis varian dengan sel tak sama untuk efek interaksi AB (model pembelajaran dan motivasi belajar maha–siswa), diperoleh F hitung = 37,03 > F tabel = 3,1, sehingga Ho ditolak. Berarti terdapat perbedaan prestasi belajar pendidikan matematika pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan pada mahasiswa semester II PGSD UNS. Ini sebagai akibat interaksi pengaruh penggunaan model pembelajaran dan tingkat motivasi belajar mahasiswa pada pembelajaran.
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran kooperatif dan konven–sional terhadap prestasi belajar pendidikan matematika pada mahasiswa semester II PGSD UNS.
2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar pendidikan matematika pokok bahasan persamaan dan pertidak–samaan pada mahasiswa semester II PGSD UNS.
3. Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar pendidikan matematika pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan pada maha–siswa semester II PGSD UNS
Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis yang penting dalam penelitian ini berupa penerapan model pembelajaran kooperatif yang lebih baik dari model pembelajaran konvensional. Sehingga perlu dikembangkan teori pembelajaran kooperatif agar dalam pelaksanaannya lebih mudah dilakukan oleh pengajar
Implikasi Praktis
Perlu menumbuhkan motivasi belajar, bimbingan dan arahan kepada mahasiswa dalam mencari, mencoba dan menentukan pemecahan masalah yang dihadapi mahasiswa.
Diperlukan kondisi pembelajaran yang mendukung kegiatan belajar mahasiswa mencari, mencoba dan proses pemecahan masalah yang dihadapi sesuai dengan kemampuan dan rasa tanggung jawab mahasiswa, secara leluasa mahasiswa termotivasi untuk belajar lebih mendalam
Saran
Kepada Dosen
1. Dalam pembelajaran pendidikan matematika disaran–kan agar dosen menggunakan model pembelajaran kooperatif. Dengan model ini mahasiswa akan lebih aktif dalam pembelajarannya.
2. Harus selalu kreatif dalam penyusun rencana pembelajaran, menyiapkan alat pelajaran, penyeleng–garakan pembelajaran dan menyelenggarakan evalu–asi yang tepat, sehingga menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa yang lebih tinggi.
Kepada Mahasiswa
Dengan motivasi belajar yang tinggi dan model pembelajaran yang sesuai diharapkan mahasiswa menya–dari pentingnya mata pelajaran pendidikan matematika sehingga prestasi belajar pendidikan matematika semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie.(2004). Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang Kelas). Jakarta: Grasindo
Budiyono. (2004). Statistik Dasar Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.
Donal Ary.(1982). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan (Edisi Terjemahan Oleh Arief Furchan). Surabaya: Usaha Nasional
Slavin.(1995). Cooperative Learning Theory and Practice. Boston: Allyn and Bacon Publisher
Suharsini Arikunto.(2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Cetakan ke 8 Jakarta: Bumu Aksara.