MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW

PADA MATA PELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR MATERI PRAAKSARA SISWA KELAS X IPS 3

SMA NEGERI 1 KARANGANOM TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018

 

Praba Asmani Florentina

SMA Negeri 1 Karanganom

 

ABSTRAK

Dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini berangkat dari latar belakang perlunya pembaruan dalam kegiatan belajar mengajar baik yang dilakukan oleh guru maupun oleh siswa khususnya pada mata pelajaran sejarah. Rendahnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah. Hal ini juga tidak hanya terjadi pada diri siswa, tetapi dipengaruhi oleh peran guru sebagai fasilitator, motivator serta masih digunakannya pendekatan pembelajaran tradisional, materi pembelajaran tidak kontekstual. Kegiatan pembelajaran yang masih menggunakan pendekatan secara tradisional dapat menimbulkan kejenuhan, kebosanan serta dapat menurunkan semangat, minat dan motivasi siswa dalam belajar. Dengan demikian penelitian tindakan kelas sangat berperanan penting dalam meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran agar guru selalu mengadakan inovasi atau pembeharuan baik terhadap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, maupun menganalisis kegiatan pembelajaran. Kegiatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk memperoleh data dan analisisnya melalui kajian-kajian reflektif, partisipatif, dan kolaboratif. Sehingga pada kegiatan berikutnya dilakukan pengembangan program pembelajaran berdasarkan pada data-data baik yang diperoleh dari siswa, guru dan setting kegiatan sosial antar siswa maupun siswa dengan guru baik didalam kelas maupun diluar kelas. Setiap kegiatan pembelajaran pada penelitian ini direncanakan terlebih dahulu dan dilaksanakan melalui tiga macam siklus. Untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran baik yang ditujukan pada proses khususnya yang menyangkut aktivitas belajar baik anata guru dengan siswa, maka perlu digunakan pendekatan pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw. Hal ini perlu dilakukan agar siswa dapat memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif maupun jigsaw. Diharapkan kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan menyenangkan, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas maka dapat diperoleh data-data hasil evaluasi kegiatan belajar siswa melalui ulangan ke 1 yaitu 64 (belum menggunakan pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw). Setelah menggunakan jigsaw maka hasil evaluasi kegiatan belajar siswa melalui ulangan meningkat 71 pada siklus I dan 76 pada siklus II. Adapun prosentase tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebelum menggunakan jigsaw adalah 56%, setelah menggunakan jigsaw secara bertahap mengalami peningkatan dari 72% pada siklus I dan 100% pada siklus II.

Kata kunci: Tipe Jigsaw , Hasil belajar ,Pra aksara

 

PENDAHULUAN

Latar belakang masalah

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan berdasarkan kompetensi yang sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan siswa menjadi generasi yang berkualitas dan berkarakter, berkualitas pengetahuan dan keterampilannya, serta berkarakter sikap sosial dan ketakwaannya. Hal ini sejalan dengan visi misi SMA Negeri 1 Karanganom Klaten. Memiliki karakter sosial yang baik, aktif, disiplin, bertanggung jawab, dan bisa bekerja sama dengan teman lain. Iman dan akhlak mulia berarti memiliki ketakwaan yang tinggi terhadap Tuhan.

Dalam pembelajaran sejarah, Kurikulum 2013 memberikan isyarat bahwa siswa diharapkan menguasai aspek pengetahuan dan keterampilan dalam materi masa praaksara dengan baik dan benar, serta didukung dengan sikap spiritual dan sosial yang seimbang. Melalui lima tahapan kegiatan yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan, siswa diharapkan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Kegiatan peserta didik dalam membuat replica peninggalan masa praaksara sesuai dengan kurikulum 2013 peserta didik mengasah kreatifitas dan inovatif dalam pembelajaran sejarah

 Pada pelajaran sejarah masa Praaksara merupakan salah satu materi yang harus dikuasai siswa. Pada materi ini siswa diharapkan mampu menguasai aspek pengetahuan yang mencakup memahami Pada pembelajaran aspek keterampilan, siswa diharapkan terampil membuat replica peninggalan masa praaksara

Dari tugas membuat replica peninggalan masa pra aksara yang diberikan guru yaitu peserta didik harus menunjukkan kreatifitas mereka dengan maksimal. Dari 34 siswa, hanya 10 anak yang memperoleh nilai lebih dari 75, 20 siswa memperoleh nilai 70-75, sedangkan 4 siswa lainnya mendapat nilai di bawah 70..

Penggunaan Model pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw yang sesuai perlu mendapat perhatian guru dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar dan kreatifas peserta didik

Identifikasi masalah

1.   Mengapa aktivitas belajar peserta didik rendah ?

2.   Mengapa hasil belajar sejarah peserta didik rendah ?

3.   Faktor –faktor apa yang menyebabkan hasil dan aktivitas belajar sejarah peserta didik rendah?

4.   Bagaimana cara meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sejarah peserta didik ?

5.   Metode apa yang harus digunakan oleh guru agar aktivitas dan hasilbelajar peserta didik dapat meningkat?

 Pembatasan masalah

Penulis membatasi masalah yang diteliti yaitu: Aktivitas belajar sejarah pada materi masa pra aksara pada kelas X IPS 3 SMA Negeri 1 Karanganom Klaten Tahun pelajaran 2017/ 2018

Hasil belajar sejarah pada materi masa pra aksara pada kelas X IPS 3 SMA Negeri 1 Karanganom ,Klaten tahun pelajaran 2017/2018 Hasil belajar dibatasi aspek pemahaman dan penerapan konsep pada ranah kognitif

 

Rumusan Masalah

Apakah Model Pembelajaran Tipe Jigsaw Mata Pelajaran Sejarah Dapat Meningkatkan Aktivitas dan hasil Belajar Siswa Kelas X IPS 3 di SMA Negeri Karanganom Tahun Pelajaran 2017 / 2018?

Tujuan penelitian

Kegiatan penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, perkembangan aktivitas belajar siswa serta terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa terhadap model pembelajaran tipe jigsaw.

 Manfaat Penelitian

Manfaat kegiatan penelitian tindakan kelas atau clasroom action research sebagai berikut ; Meningkatnya kesadaran dalam diri siswa bahwa kegiatan belajar merupakan bagian penting untuk melatih seluruh potensi-potensi yang dimilikinya sehingga dapat mencapai hasil belajar baik secara kualitatif maupun kuantitatif. . Meningkatnya kompetensi guru didalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengadakan perbaikan dan tindak lanjut terhadap kegiatan belajar-mengajar sesuai dengan model pembelajaran tipe jigsaw.  Meningkatnya mutu pendidikan yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 1Karanganom pada tahun pelajaran 2017 / 2018.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2009) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan dimana mencakup kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotorik. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar maupun dari luar dirinya. Mulyono (2009) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan berakhirnya dari proses siswa dan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar atau kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu itu juga disebut hasil belajar (Nawawi dalam susanto, 2013).Ada lima kemampuan yang dikatakan sebagai hasil belajar yaitu: keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, informasi verbal dan ketrampilan motorikMenurut Gagne dalam Dahar (2009).

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, penelitian ini mengacu pada teori Mulyono (2009), bahwa hasil belajar merupakan berakhirnya dari proses siswa dan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar atau kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh setiap guru.

Hakikat Aktivitas

Aktivitas mempunyai makna yang luas. Aktivitas berasal dari kata aktif yang berarti giat bekerja, berusaha, melakukan perbuatan. Dalam konteks pembelajaran menurut Taufani (2008: 74) bahwa aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah proses yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu. Aktivitas yang baik akan berpengaruh pada hasil yang akan diperoleh, sehingga aktivitas yang baik diharapkan akan memberikan hasil yang baik.

Kooperatife learning Tipe Jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Arronson dkk di Universitas Texas.Model pembelajaran ini kemudian diadaptasi oleh Slavin dkk di Universitas John Hopkins.Model pembelajaran koopereatif learning tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri 4 -6 siswa secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggungjawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arents 1997).Dalam Jigsaw siswa tidak hanya belajar tentang materi yang diberikan oleh guru ,tetapi mereka juga harus memiliki kesiapan untuk memberikan serta mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok lainnya.

Secara garis besar ,langkah –langkah pembelajaran Jigsaw dapat digambarkan sebagai berikut (1)Membagi kelas dalam beberapa kelompok (2) memberikan materi pelajaran berupa teks yang telah dibagi dalam subbab-subbab (3) Setiap anggota kelompok membaca subbab yang ditugaskan dan bertanggung jawab mempelajari subbab tersebut (4) Setiap anggota yang telah mempelajari subbab yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk berdiskusi (5) Anggota kelompok ahli kembali kekelompok asal dan menyampaikan materi hasil diskusi (6)Setelah kembali kepada kelompok asal masing –masing kelompok diberi diberi tagihan berupa kuis

 Masa Praaksara

Masa praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Praaksara berasal dari dua kata, yaitu pra yang artinya sebelum dan aksara yang berarti tulisan. Praaksara disebut juga nirleka, nir berartitanpadan leka berarti tulisan. Batas antara zaman Praaksara dengan zaman aksara adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa Praaksara adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan.

Berakhirnya zaman Praaksara atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Hubungan zaman praaksara dan zaman sejarah Sumber informasi zaman praaksaraSumber informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kehidupan zaman praaksara:.Fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang telah membatu karena adanya proses kimiawi. Fosil merupakan peninggalan masa lampau yang sudah tertanam ratusan peninggalan masa lampau yang sudah tertanam ratusan bahkan ribuan tahun di dalam tanah. Artefakyaitu peninggalan masa lampau berupa alat kehidupan/hasil budaya yang terbuat dari batu, tulang, kayu dan logam

 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir ,maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai “Model pembelajaran Kooperatif Learning Tipe jigsaw pada mata pelajaran sejarah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPS 3 di SMA Negeri 1 Karanganom tahun pelajaran 2017 / 2018 (Pada kompetensi dasar masa praaksara)”.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanganom, Kabupaten Klaten , dengan mengambil obyek penelitian pada kelas X IPS 3. Di pilihnya kelas X IPS 3 karena berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti oleh penulis, yakni mengenai rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran sejarah.

Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, yakni antara bulan Febuari 2018 sampai dengan bulan Mei 2018. Adapun pelaksanaan kegiatan ini dimulai dari penyusunan proposal dan instrumen pada bulan Febuari 2018. Kemudian pada bulan April sampai Mei 2018 dilakukan pengumpulan data melalui tindakan pada siklus I dan siklus II. Terhadap data-data yang telah diperoleh, kemudian dilakukan analisis dan pembahasan pada bulan Mei 2018. Setelah proses analisis dan pembahasan selesai, maka pada bulan Mei 2018 penulis menyusun laporan hasil penelitian tindakan kelas.

 Subjek Penelitian

Subjek yang diambil pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa-siswi di kelas X IPS 3 SMA Negeri 1 Karanganom pada tahun pelajaran 2017 / 2018. Sedangkan jumlah siswa 34 siswa yang terdapat dalam kelas X IPS 3 adalah 10 orang laki-laki dan 24 orang perempuan.

 Validasi Data

Untuk memperoleh data yang valid, maka terlebih dahulu perlu disusun instrument penelitian. Agar terpenuhi validitas teoritik, terutama validitas isi (Content Validity) disusunlah kisi-kisi soal untuk ulangan harian yang berkaitan dengan kompetensi dasar mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara dan masa aksara.

Hasil pengamatan proses belajar mengajar yaitu berupa data observasi. Data yang dijadikan sumber adalah sumber data kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2, yang tiap-tiap siklus meliputi dua sumber yaitu data proses pembelajaran dan hasil.Sumber data penelitian tindakan kelas ini adalah data yang diperoleh dari siswa (data primer) yaitu data kuantitatif berupa nilai hasil kerja siswa dan data kualitatif berupa hasil pengamatan saat siswa melakukan kerja kelompok dan presentasi.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

a.   Teknik Pengumpulan Data

Ada dua macam, yaitu teknik tes dan nontes. Teknik tes meliputi tes tertulis, lisan, dan praktik (unjuk kerja). Sedangkan teknik nontes meliputi pengamatan, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah penilaian test tertulis dan hasil karya pada masa pra akasara yang telah dilakukan secara kelompok

 

b.   Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dapat berupa lembar soal untuk jenis tes tertulis, pertanyaan untuk tes lisan, lembar observasi untuk pengamatan, dan daftar nilai untuk pendokumentasian.

Pembahasan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya aktivitas belajar dan kemampuan kreakivitas para peserta didik. Hal tersebut karena guru belum menggunakan media yang tepat untuk membantu siswa agar mampu membuat replika peninggalan masa pra aksara. Untuk mengatasi hal tersebut guru memilih metode jigsaw dalam pembelajaranmembuat replika peninggalaan masa pra aksara. Pembelajaran dengan menggunakan tipe model jigsaw ini terdiri atas 2 siklus, siklus 1 siswa mengembangkan pengertian mereka tentang model-model peninggalan masa pra akasara sedangkan pada siklus 2 peserta didikmengembangkankreativitasnya dalam membuat replika peninggalan masa pra aksara

Analisisdatatersebut menunjukkan bahwa skor rata-rata dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat. Syarat ketuntasan belajar siswa telah ditetapkan sebesar 80%, dengan ketuntasan siswa 76. Pada siklus 1 dan 2 ketuntasan belajar klasikal mencapai 100%.

Simpulan

1.     Penggunaan metode kooperatif learning tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar dengan pencapaian sebesar 93% (indikator kinerja 80%)

2.     Penggunaan Metode kooperatif Learning Tipe jigsawi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan pencapaian sebesar 100% (indikator kinerja 80%)

Saran

1.     Penggunaan metode kooperatif learning tipe jigsaw ini dapat diterapkan dalam pembelajaran masa pra aksara di SMA Negeri 1 Karanganom Klaten.

2.     Penggunaan metode kooperatif learning tipe jigsaw ini dapat diterapkan pada pembelajaran mata pelajaran sejarah

DAFTAR PUSTAKA

Suwandi, Sarwidji, Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah, Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13, UNS Press, Surakarta, 2010.

Drever, James, Kamus Psikologi, Bina Aksara, Jakarta, 1998.

Hidayatullah, Furqon. M, Pengembangan Profesionalisme Guru, Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13, UNS Press, Surakarta, 2010.

Kunandar, S.Pd, M.Si. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Rajawali Pers, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2010.

Santyasa, Wayan, I, Metodologi Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Pendidikan Ganesha Press, Singaraja, 2007.

Syah, Muhibbin, Drs. M.Ed, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995.