PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI FPB DAN KPK PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KALEN KECAMATAN KEDUNGTUBAN TAHUN 2014/2015

 

Suyadi

SDN 2 Kalen Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Kondisi awal pembelajaran matematika di SD Negeri 2 Kalen yang berlangsung masih difokuskan pada penguasaan aspek kognitif saja, masih konvensional, tidak menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, dan tidak memanfaatkan tutor teman sebaya. Berdasarkan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah penerapan pembelajaran dengan menggunakan model tutor sebaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa materi FPB dan KPK kelas IV SD Negeri 2 Kalen? Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan model tutor sebaya materi FPB dan KPK kelas IV SD Negeri 2 Kalen. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas IV SD Negeri 2 Kalen yang berjumlah 18 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dengan dua kali pertemuan setiap siklusnya. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, tes, observasi, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan berupa pedoman wawancara, soal evaluasi, dan lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian terdapat peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar matematika siswa pada materi perbandingan dan skala yang cukup signifikan antara prasiklus (60,85) prosentase ketuntasan belajar 38,89% (7 siswa yang tuntas KKM), siklus I (68,75) dengan prosentase ketuntasan belajar 66,67% (12 siswa tuntas KKM), dan siklus II (72,20) dengan prosentase ketuntasan belajar 100% ( 18 siswa tuntas KKM). Hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi FPB dan KPK pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kalen.Hal ini dapat dilihat dari hasil siklus II semua siswa dapat mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70. Simpulan pada penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa serta keterampilan guru. Saran dalam penelitian hendaknya siswa selalu memperhatikan apa yang disampaikan guru dan aktif dalam pembelajaran

Kata kunci : Prestasi belajar matematika, tutor sebaya, FPB dan KPK

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Matematika sangat penting peranannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kehidupan sehari-hari, matematika juga digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh manusia. Namun sampai saat ini sebagian besar siswa merasa bosan, sama sekali tidak tertarik dan bahkan benci terhadap matematika. Matematika masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar siswa. Di samping itu suasana belajar matematika cenderung menegangkan dan serius. Sehingga tidak jarang banyak siswa yang merasa jenuh dengan pelajaran matematika. Hal ini akan berpengaruh pada prestasi belajar yang dicapai siswa. Siswa yang merasa jenuh dalam pembelajaran tidak akan mampu menyerap materi yang diajarkan dengan baik sehingga hasil tes siswa akan menunjukkan prestasi belajar rendah. Prestasi matematika siswa baik secara nasional maupun internasional belum menggembirakan. Dari hasil nilai ulangan harian sampai perolehan nilai ujian sekolah, rata-rata nilai matematika sering di bawah standar minimal ketuntasan belajar.

Salah satu kesulitan belajar siswa dalam belajar matematika disebabkan oleh objek kajian matematika yang bersifat abstrak (Suryanto, 2000: 109). Objek kajian matematika yang abstrak ini tidak ditunjang dengan suatu pendekatan pembelajaran matematika yang tepat. Peranan guru sangat dominan dalam menentukan keberhasilan siswa.

Sukmadinata (2004: 194) yang menyatakan bahwa ”betapapun bagusnya kurikulum (official) hasilnya sangat bergantung pada apa yang dilakukan guru didalam kelas (actual)”. Untuk itu seorang guru harus membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan serta menguasai kurikulum dan perangkat pembelajaran yang lainnya.

Salah satu kendala dalam pembelajaran metematika yaitu bentuk pembelajaran yang digunakan guru yang masih menggunakan model pembelajaran langsung. Pembelajaran masih berpusat pada guru tanpa melibatkan siswa, sehingga tidak menarik perhatian siswa. Selain pembelajaran yang masih disampaikan secara langsung, masih banyak guru dalam menyampaikan materi matematika tidak berorientasi pada kenyataan dan masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari siswa. Materi yang diajarkan belum tertanam dalam pemahaman siswa. Menurut Panhuizen dalam (Ian: 2010), bila anak belajar matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika. Di samping itu, mengingat karakteristik siswa SD yang masih suka bermain, pembelajaran matematika juga bisa divariasikan dengan permainan. Pembelajaran harus dirancang dengan berpedoman belajar sambil bermain.

Problematika pembelajaran matematika di kelas IV SDN 2 Kalen diketahui data hasil pencapaian ulangan harian siswa kelas IV sejumlah 11 dari 18 siswa kelas IV SDN 2 Kalen memperoleh nilai ulangan harian di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Data prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa 38,89% (7 dari 18 siswa) tuntas belajar dan 61,11% (11 dari 18 siswa) tidak tuntas dengan nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 72 serta rata-rata kelas 60,85. Berdasarkan ketentuan dari BSNP (2006) yang menjelaskan bahwa suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut mencapai 75% siswa yang telah tuntas belajarnya.

Berdasarkan hasil observasi kelas IV di SDN 2 Kalen, masih banyak ditemukan fakta nilai matematika sebagian besar siswa yang belum mencapai KKM. Salah satu materi matematika yang sulit dipelajari siswa adalah FPB dan KPK. Hal ini disebabkan materi FPB dan KPK masih terlalu abstrak. Di mana siswa kesulitan dalam menentukan faktor persekutuan suatu bilangan. Selain itu juga guru hanya menyampaikan materi dengan ceramah, sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru belum membentuk kelompok siswa secara heterogen. Guru juga belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Guru belum memanfaatkan siswa sebagai media pembelajaran. Siswa hanya datang ke sekolah untuk mendengarkan materi yang disampaikan guru. Di samping itu, siswa sering diberi contoh dan harus mengerjakan latihan berdasarkan contoh. Sehingga aktivitas keterlibatan siswa dalam pembelajaran tersebut masih kurang. Untuk itu perlu adanya tindakan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika agar siswa kelas IV SDN 2 Kalen Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora mampu memahami materi FPB dan KPK secara optimal.

Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu solusi yang tepat dalam pembelajaran matematika materi FPB dan KPK dan penerapan model pembelajaran agar siswa lebih mudah dalam memahami pembelajaran. Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika tetapi peneliti menawarkan solusi untuk dapat meningkatkan penguasaan materi FPB dan KPK yaitu dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya. Model pembelajaran tutor sebaya merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Sehingga diharapkan dapat mendorong keberanian siswa untuk mengemukakan pendapatnya, berpikir dan mendiskusikan hasil pemikirannya dengan teman yang lain yang menyebabkan siswa lebih aktif..

Percobaan menngunakan siswa sebagai guru atau tutor sebaya telah berlangsung di negara lain yang sudah maju dan telah menunjukan keberhasilan. Dasar pemikiran tentang tutor sebaya adalah siswa yang pandai memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah atau di luar sekolah/ di luar jam mata pelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti mengkaji dan melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya

Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi FPB Dan KPK Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Kalen Kecamatan Kedungtuban Tahun 2014/2015”.

Rumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang masalah pembelajaran di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :Bagaimanakah penerapan pembelajaran dengan menggunakan model tutor sebaya untuk meningkatkan pestasi belajar siswa materi FPB dan KPK Kelas IV SDN 2 Kalen ?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Kalen. Lebih khusus tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan model tutor sebaya materi FPB dan KPK Kelas IV SDN 2 Kalen.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian tindakan kelas ini mampu meningkatkan prestasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan model tutor sebaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika

Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi :

 

a.     Peneliti

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan memberi wawasan tentang model tutor sebaya pada mata pelajaran Matematika di SD.

b.     Siswa

Menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam menggali potensi yang dimiliki pada pembelajaran matematika khususnya materi FPB dan KPK.

c.     Guru

Mendorong dan menjadikan motivasi guru untuk senantiasa menggunakan model pembelajaran tutor sebaya.

d.     Sekolah

1)    Sebagai alternatif model pembelajaran Matematika.

2)    Sebagai masukan untuk melaksanakan perbaikan dalam proses pembelajaran.

3)    Sebagai dokumen penting untuk pembinaan guru ke depan dalam memperbaiki proses belajar mengajar umumnya dan pembelajaran Matematika pada khususnya.

KAJIAN PUSTAKA

Model Pebelajaran Tutor Sebaya

Dalam pembelajaran matematika sebenarnya telah banyak upaya yang dilakukan oleh guru kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun usaha itu belum menunjukan hasil yang optimal. Rentang nilai siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai terlalu mencolok. Untuk itu perlu diupayakan pula agar rentang nilai antar siswa tersebut tidak terlalu jauh yaitu dengan memanfaatkan siswa yang pandai untuk menularkan kemampuannya pada siswa lain yang kemampuannya lebih rendah. Tentu saja guru yang menjadi perancang model pembelaajran harus mengubah bentuk pembelajaran yang lain.Pembelajaran tersebut adalah pembelajaran tutor sebaya.

Melalui model pembelajaran   tutor sebaya, guru berperan sebagai fasilitator, membantu peserta didik apabila mengalami kesulitan saat sedang dalam proses pembelajaran. Supriyadi (dalam Suherman, 2003) mengemukakan bahwa “Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Menurut Ischak dan Warji (dalam Suherman, 2003) berpendapat “Tutor sebaya adalah kelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya”.Menurut Semiawan (dalam Suherman,2003)mengemukakan tentang tutor sebaya adalah siswa yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Menurut pendapat ahli di atasdisimpulkan tutor sebaya adalah seorang siswa yang ditugaskan untuk membantu siswa lain yang mengalami kesulitan belajar.

Keseluruhan materi pelajaran matematika di    kelas IV SD peneliti mengangkat satu pokok bahasan untuk dijadikan objek penelitian. Mengingat anggapan bahwa matematika itu pelajaran yang sulit, peneliti ingin menyajikan pembelajaran yang dapat mengaktifkan semua siswa, yakni pembelajaran yang menggunakan model tutor sebaya.

Pembelajaran tutor sebaya dianggap akan menjadi bentuk pembelajaran yang efisien dan efektif jika dikelola secara sistematis. Guru harus bisa berperan sebagai fasilitator dan mediator yang baik kepada siswa yang membutuhkan.Siswa yang cenderung lebih memahami bahasa teman sebayanya akan mendukung tercapainya peningkatan hasil belajar. Dari berbagai pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa model tutor sebaya yaitu sebuah pembelajaran dimana siswa yang lebih pandai dari temannya membantu dan mengajari teman lain yang belum bisa terhadap suatu materi.

Prestasi Belajar

Winkel (1989:110) menyatakan bahwa didalam prestasi belajar menampakan diri, selama potensi atau kemampuan internal tidak diwujudkan dalam suatu bentuk prilaku, sulitlah diperoleh kepastian tentang apa yang telah dipelajari. Prestasi itu adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti program pengajaran dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau dilaksanakan dari prestasi belajar dari suatu bidang studi yang dilambangkan dengan angka setelah proses pengukuran dan penilaian atau evaluasi dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar mempunyai arti atau kedudukan yang sangat penting yaitu dengan skor yang diperoleh dan itu dapat dijadikan tolak ukur dari berhasil atau tidaknya usaha pendidikan yang sedang berlangsung.

Prestasi belajar atau prestasi belajar adalah perubahan perilaku mahasiswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar (Purwanto, 2009:46).

Melalui proses belajar akan didapat suatu prestasi yang biasa disebut dengan prestasi belajar, prestasi belajar mempunyai arti kemampuan seseorang pada bidang tertentu yang diperoleh setelah menempuh serangkaian proses pembelajaran (Purwanto, 2009:25). Kata prestasi belajar secara termilogis dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti yaitu penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran. Sedangkan prestasi belajar merupakan manifestasi dari kemampuan seorang baik dari aspek kognitif, efektif maupun psikomotorik (Darajat, 2008:2).

Prestasi belajar merupakan hasil tes yang disusun secara terencana guna mengetahui apakah materi yang kita ajarkan telah terkuasai secara maksimal oleh subjek pembelajaran. Dalam kegiatan formal di kelas, prestasi belajar diperoleh melalui ulangan-ulangan harian, tes formatif, ujian akhir sekolah dan ujian –ujian masuk ketingkat atasnya.

Dari definisi di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang dicapai peserta didik dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar siswa dapat diukur berdasarkan tingkah laku sebelum dan sesudah proses belajar dilakukan, dimana diwujudkan dengan prilaku dan pengetahuan. Sedangkan wujud prestasi belajar secara konkrit adalah dalam bentuk nilai (angka) hasil dari tes formatif dalam pembelajaran pada masing- masing peserta didik. Prestasi belajar ini dapat tercapai yaitu dengan belajar tekun, sungguh- sungguh serta kemauan keras dalam belajar bagi peserta didik dan sebagai pendidik juga harus mempunyai semangst dan tanggung jawab penuh dalam pencapaian tujuan yang diharapkan.

Faktor-faktor yang menentukan pencapaian prestasi belajar, menurut Slameto (2010:53) dibagi menjadi 2 macam yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.

1.     Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri si pembelajar. Faktor ini, menurut Slameto (2010: 54-59) dikelompokkan menjadi 3, yaitu: a) Faktor jasmani, meliputi kesehatan dan cacat tubuh; b) Faktor psikologi, meliputi bakat, minat, motivasi, dan kemampuan kognitifnya; dan c) Faktor kelelahan, meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (Slameto, 2010: 54-59).

2.     Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri si pembelajar. menurut Slameto (2010:60-72) dikelompokkan menjadi 3, yaitu:keluarga, sekolah,masyarakat.

Dengan demikian keberhasilan peserta didik sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam diri peserta didik (internal) dan faktor dari luar peserta didik (eksternal). Dimana faktor internal mempunyai pengaruh sangat kuat dalam mempengaruhi prestasi belajar.

Pengertian Matematika

Matematika menurut Ibrahim dan Suparni (2003: 5) adalah ilmu tentang pola dan hubungan sebab dalam matematikasering dicari keseragaman seperti keterurutan, dan keterkaitan pola dari sekumpulan dari konsep-konsep tertentu atau model-model yang merupakan representasinya, sehingga dapat dibuat generalisasinya untuk selanjutnya dibuktikan kebenarannya secara deduktif.

Matematika menurut Bert dan Piaget (dalam Runtukahu, 2014: 28) bahwa yang dimaksud dengan matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar-struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik. Menurut Bruner (dalam Heruman, 2014: 4) dalam metode penemuannya mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematikasiswa harus menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya.

Berdasarkan beberapa pengertian matematika di atas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari bilangan dan bangun serta konsep-konsep yang berkenaan dengan kebenarannya secara logika menggunakan simbol-simbol yang umum serta aplikasi dalam bidangnya.

Tujuan Matematika

Menurut standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a)    Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b)    Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c)     Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d)    Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berhubungan dengan pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan tujuan belajar matematika terbagi menjadi 2, yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus. Tujuan belajar matematika secara umum adalah untuk membentuk pola pikir kita menjadi logis, kritis, sistematis dan konsisten. Kemudian diharapkan dengan terbentuknya pola pikir seperti itu akan memudahkan kita dalam memecahkan masalah-masalah yang sering timbul dalam kehidupan sehari-hari.

Kerangka Berpikir

Dari kajian pustaka yang penulis kemukakan dan dari permasalahan yang timbul untuk diberikan solusi agar hasilnya bisa memuaskan,maka penulis memberikan gambaran singkat pada pembaca tentang alur berpikir dalam pelaksanaan perbaikan dalam upaya memberikan solusi terhadap permasalahan yang timbul.

Kondisi awal pembelajaran Matematika,prestasi belajar siswa rendah ketika dilakukan ulangan harian.Kondisi seperti ini membuat guru merencanakan untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Tutor Sebaya. Dengan menggunakan model pembelajaran Tutor Sebaya diharapkan prestasi belajar siswa meningkat.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam Penelitian ini adalah model pembelajaran pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran matematika tentang FPB dan KPK pada siswa kelas IV SDN 2 Kalen tahun pelajaran 2014/2015.

METODOLOGI PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah di SDN 2 Kalen Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora. Penelitian dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015 tepatnya selama 3 bulan yaitu pada bulan Agustus sampai dengan November 2014.

Yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 2 Kalen Kecamatan Kedungtuban tahun pelajaran 2014/2015 sejumlah 18 siswa. Penelitian difokuskan pada peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Matematika materi FPB dan KPK melalui penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya.

Sumber data diperoleh dari hasil pengamatan dan prestasi belajar siswa. Banyak data dalam penelitian ini ada enam yaitu : 1) data aktivitas belajar kondisi awal; 2) data aktivitas belajar siklus I; 3) data aktivitas belajar siklus II; 4) data prestasi belajar kondisi awal; 5) data prestasi belajar siklus I; dan 6) data prestasi belajar siklus II.

Data hasil penelitian tersebut dikumpulkan dengan teknik tes dan nontes. Data aktivitas belajar siswa dikumpulkan dengan teknik nontes melalui observasi dan menggunakan alat pengumpul data berupa lembar observasi. Sedangkan data prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan teknik tes melalui ulangan harian dan menggunakan alat pengumpul data berupa butir-butir soal tes.

Data yang sudah dikumpulkan dianalisis dengan melalui tiga tahapan yaitu display data, reduksi data dan dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan. Metode yang digunakan dalam analisis data adalah deskriptif komparatif.

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas. Untuk mengatasi permasalahan peneliti menetapkan pelaksanaan tindakan sebanyak dua tindakan dalam dua siklus. Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus tindakan adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi (Kondisi Awal) Pra Siklus

            Kondisi awal dalam penelitian ini adalah kondisi prestasi belajar sebelum diterapkan tindakan perbaikan. Dari hasil analisis hasil evaluasi pembelajaran,prestasi belajar siswa tergolong “rendah”. Data prestasi belajar siswa yang diambil dari daftar nilai menunjukkan rata-rata nilai ulangan harian siswa adalah 60,85. Dari 18 siswa kelas IV SDN 2 Kalen, yang tuntas belajar dengan KKM 70 adalah 7 siswa (38,89%). Sisanya, sejumlah 11 siswa (61,11%) nilainya masih di bawah KKM yang ditentukan.

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran siklus I dilaksanakan bulan September 2014. Pada pelaksanaan siklus I data prestasi belajar diambil dari hasil ulangan harian pada akhir siklus I. Data prestasi belajar yang berhasil dikumpulkan yaitu rata-rata nilai ulangan harian siswa sebesar 68,75. Jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 12 siswa (66,67%) sedangkan siswa yang belum tuntas belajar adalah 6 siswa (33,33%%).

Deskripsi Siklus II

Sikus II dilaksanakan seperti yang direncanakan. Pengumpulan prestasi belajar pada siklus II dilakukan seperti halnya pada siklus I. Pada siklus II prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan.Hal ini dapat terlihat dari peningkatan rata-rata nilai ulangan harian siswa yang semula pada siklus I sebesar 68,75 pada siklus II meningkat menjadi 72,20 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar 18 siswa (100%).

Peningkatan aktivitas belajar siswa juga berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. Rata-rata nilai ulangan harian pada siklus II adalah 78,4. Jumah siswa kelas VI SDN Kodokanyang tuntas belajar pada siklus II adalah 16 siswa (84,2%) dan yang belum tuntas belajar adalah 3 siswa (15,8%).

PEMBAHASAN

Setelah memberikan tindakan berupa penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya pada siklus I dan siklus II, peneliti melakukan analisis hasil penelitian. Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian pada pembelajaran pra siklus, siklus I, dan siklus II. Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 2 Kalen. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang dilakukan pada data yang terkumpul selama pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada pembelajaran pra siklus, prestasi belajar siswa masuk kategori rendah. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Tutor Sebaya prestasi belajar siswa dapat meningkat.Hal ini dapat terlihat dari rata-rata nilai ulangan harian pada pra siklus adalah 60,85. Pada siklus I meningkat menjadi 68,75 dan kembali terjadi peningkatan pada siklus II menjadi 72,20. Jadi terjadi peningkatan rata-rata nilai ulangan harian dari kondisi awal ke kondisi akhir sebesar 11,35.

            Selain rata-rata nilai ulangan harian, peningkatan juga terjadi pada tingkat ketuntasan belajar siswa. Pada pembelajaran pra siklus, tingkat ketuntasan belajar siswa adalah 38,89%. Pada siklus I meningkat menjadi 66,67% dan siklus II meningkat lagi menjadi 100%. secara keseluruhan terjadi peningkatan dari kondisi awal ke kondisi akhir sebesar 61,11%.

PENUTUP

 Simpulan

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN 2 Kalen dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Kalen. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam pelakasanaan pembelajaran matematika materi FPB dan KPK dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya meningkat setiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata kelas siswa ialah 60,85 dan pada siklus II meningkat menjadi 72,20

Berdasarkan data hasil penelitian di atas, hipotesis yang menyatakan “Penerapan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika kelas IV SDN 2 Kalen” dapat diterima karena teruji kebenarannya.

Saran

Hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut:

1)    Siswa

Siswa hendaknya berlatih soal dan cara mengembangkannya agar materi yang dipelajari lengkap dan utuh serta dimaksudkan agar siswa mendapat gambaran materi yang dipelajari serta lebih giat belajar.

2)    Guru

Guru hendaknya mengembangkan media maupun model pembelajaran. Bagi siswa yang tidak tuntas untuk belajar lebih giat dan hendaknya guru membarikan arahan, dan bimbingan. Guru juga dapat menggunakan model-model pembelajaran yang bervariatif sesuai dengan karakteristik dan perkembangan siswa agar tidak bosan dan lebih menarik.

3)    Sekolah

Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk membuat media yang akan digunakan demi kelancaran proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah, dan gunakan sarana prasarana yang sudah ada dalam proses pembelajaran.

4)    Peneliti

Peneliti diharapkan lebih menguasai model pembelajaran tutor sebaya dan lebih mengatur waktu dengan sebaik mungkin, sehingga model pembelajaran ini dapat berkembang dalam meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa, serta keterampilan guru.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.Yogyakarta: Gava Media.

Daryanto, dan Mulyo, R. 2014. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas

Heruman. 2014. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Remaja Rosdaya.

Muhsetyo, Gatot. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Slavin, Steve. 2005. Matematika untuk Sekolah Dasar. Bandung: PT Intan Sejati

Soetopo, Hendyat. 2005. Pendidikan dan Pembelajaran. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Spiegel, Murray. 1999. Matematika Dasar. Jakarta: Erlangga

Sudirman, A. 2009. Table-tabel Matematika. Jogjakarta: Ekspresi

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: Universitas pendidikan Indonesia.

Winkel, W. 1989. Psikologi Pengajaran

Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani