Model Proyek “Pembuatan Media Video Pendek†Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Kerja
PENERAPAN MODEL PROYEK “PEMBUATAN MEDIA VIDEO PENDEKâ€
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL KERJA
PRAKTIK LABORATORIUM PADA SISWA KELAS XII–IPA.5
SMA NEGERI 1 WONOGIRI SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Suparjo
SMA Negeri 1 Sukoharjo, Jawa Tengah
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil kerja praktik laboratorium siswa SMA Negeri 1 Wonogiri Kelas XII-IPA.5 semester 1 tahun pelajaran 2013/2014. Waktu penelitian dilakukan pada semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 dari bulan Juli 2013 sampai dengan bulan November 2013. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model Kurt Lewin, setiap langkah memiliki empat tahap yang terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan 2 siklus. Tindakan dalam setiap siklus saling berkaitan erat. Pada masing–masing siklus, pembelajaran dilakukan dengan model proyek yakni membuat video pendek dari kegiatan eksperimen yang siswa lakukan secara kelompok. Pada siklus I siswa membuat video pendek dari kegiatan eksperimen gerak getaran bandul matematis, sedangkan pada siklus II siswa membuat video pendek dari kegiatan eksperimen gerak getaran pegas. Siklus I dan II berlangsung masing-masing dengan 2 pertemuan (yakni 2 x 2 jam pelajaran). Penelitian menyimpulkan melalui penerapan model proyek “pembuatan media video pendek“ aktivitas dan hasil kerja praktik laboratorium siswa Kelas XII-IPA.5 SMA Negeri 1 Wonogiri Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan
Kata kunci: model proyek, media video pendek, aktivitas kerja laboratorium, hasil kerja praktik laboratorium.
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Perubahan kurikulum yang menekankan pada ketercapaian kompetensi dan berkembangnya kecakapan hidup siswa merupakan keharusan yang tidak bisa kita cegah. Tuntutan kehidupan mengharuskan kurikulum pendidikan bersifat dinamis, berkembang sesuai dengan dinamika kehidupan yang ada.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Standar Isi 2006, khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), menuntut kompetensi khusus mengenai kerja ilmiah. Khusus pada mapel Fisika, kompetensi kerja ilmiah tidak dibahas dalam materi khusus, namun terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran yang dapat tercapai melalui kerja praktik kerja ilmiah. Dengan demikian, dibutuhkan kreativitas para guru untuk menjabarkan kerja melalui analisis tiap indikator dan kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum.
Mata pelajaran Fisika di SMA dikembangkan dengan mengacu pada pengembangan Fisika yang ditujukan untuk mendidik siswa agar mampu mengembangkan observasi dan eksperimentasi serta berpikir taat asas. Hal ini didasari oleh tujuan Fisika, yakni mengamati, memahami, dan memanfaatkan gejala–gejala alam yang melibatkan zat (materi) dan energi. Kemapuan observasi dan eksperimentasi ini lebih ditekankan pada melatih kemampuan berpikir eksperimental yang mencakup tata laksana percobaan dengan mengenal peralatan yang digunakan dalam pengukuran baik di dalam laboratorium maupun di alam sekitar kehidupan siswa (Depdiknas, 2004: 2)
Sebagai guru fisika yang di lapangan kerap kali menghadapi masalah tentang laporan kerja praktik laboratorium siswa, maka penulis mencoba mengatasi masalah tersebut dengan menyusun tugas proyek yang dapat dikerjakan siswa “membuat video pendek†untuk pengambilan data praktikum sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil kerja praktik laboratorium siswa.
b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah penerapan model proyek “pembuatan media video pendek“ dapat meningkatkan aktivitas kerja praktik laboratorium siswa kelas XII–IPA.5 SMA Negeri 1 Wonogiri Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014, (2) apakah penerapan model proyek “pembuatan media video pendek“ dapat meningkatkan hasil kerja praktik laboratorium siswa kelas XII–IPA.5 SMA Negeri 1 Wonogiri Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014?
c. Tujuan Penelitian
Sedang tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil kerja praktik laboratorium siswa kelas XII–IPA.5 SMA Negeri 1 Wonogiri Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui penerapan metode proyek “pembuatan media video pendek“.
KAJIAN TEORI
a. Model Proyek “Pembuatan Media Video Pendekâ€
Menurut Suparno (2007:126) yang dimaksud model proyek adalah pembelajaran fisika atau sain di mana siswa dalam kelompok diminta membuat atau melakukan suatu proyek bersama, dan mempresentasikan hasil dari proyek itu. Proyek sendiri diharapkan lebih bersifat membuat sesuatu yang berguna bagi masyarakat dengan prinsip fisika. Biasanya proyeknya lebih baik bersifat interdisipliner, bukan hanya konsep fisika, tetapi juga sain yang lain yang terkait dan nilai kemanusiaan yang lain.
Adapun model proyek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa diminta membuat media video pendek dalam suatu kerja praktik laboratorium, yang mana media video pendek ini kemudian dijadikan sebagai sumber data pengamatan dalam percobaan mereka. Sehingga media video pendek yang merupakan hasil proyek siswa akan menjadi media pembelajaran untuk siswa itu sendiri.
Dan media pembelajaran sendiri menurut Schramm (dalam Susilana, 2007:6) adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sedang menurut Briggs (dalam Susilana, 2007:6) media pembelajaran diartikan sebagai saranan fisik untuk menyampaikan isi / materi pembelajaran seperti buku, video, film, slide, dan sebagainya.
Adapun video pendek adalah merupakan video yang menceritakan sebuah fenomena atau gejala fisika yang berdurasi kurang lebih 10 menit yang dapat disajikan dalam GOM Player dan Windows Media Classic.
Sedangkan model proyek “pembuatan media video pendek†kerja laboratorium merupakan tugas praktik laboratorium yang diberikan oleh guru yakni membuat video pendek materi pelajaran fisika yang sedang dibicarakan dalam praktik laboratorium untuk diselesaikan siswa dalam jangka waktu tertentu secara kelompok.
b. Aktivitas dan Hasil Kerja Praktik Laboratorium
Dalam proses mengajar belajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda, seperti bertanya, mengemukakan pendapat, membuat kesimpulan, menerapkan apa yang telah dipelajari, berdiskusi, dan sebagainya.
Untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai siswa perlu dilakukan penilaian. Untuk melengkapi informasi hasil belajar siswa tersebut, selain berupa tes obyektif, perlu dilakukan penilaian terhadap kinerja siswa. Untuk mata pelajaran Pendidikan fisika terutama pada materi–materi yang terkait dengan kinerja siswa, maka guru menggunakan performance.
Menurut Popham (1994) bahwa dalam penilaian kinerja siswa, guru menghendaki respon yang “Authentic†atau yang asli berupa aktivitas yang dapat diamati. Tugas yang diberikan bisa berbentuk lisan atau tertulis, yang jenis tugasnya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran (http:// trianimafis. blogspot. com / 2012 / 12 / penilaian- kinerja.html).
c. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah (1) Penerapan model proyek “pembuatan media video pendek“ dapat meningkatkan aktivitas kerja praktik laboratorium siswa kelas XII–IPA.5 SMA Negeri 1 Wonogiri Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014, (2) Penerapan model proyek “pembuatan media video pendek“ dapat meningkatkan hasil kerja praktik laboratorium siswa kelas XII–IPA.5 SMA Negeri 1 Wonogiri Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014.
METODOLOGI PENELITIAN
a. Seting dan Subjek
Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wonogiri Semester 1 Tahun pelajaran 2013/2014. Adapun pelaksanaan penelitian tindakan ini sekitar empat bulan, dimulai bulan Agustus 2013 sampai dengan bulan Nopember 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII–IPA.5 sebanyak 30 siswa dan guru Fisika kelas XII–IPA.5 SMA Negeri 1 Wonogiri Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014.
b. Teknik Dan Alat Pengumpul Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa klas XII-IPA.5 sebanyak 30 siswa dan guru Fisika kelas XII–IPA.5 yang merupakan kolaboran. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi dan teknik nontes. Dokumentasi diperlukan untuk mengetahui nilai psikomotor raport semester 4 tahun 2012/2013. Teknik nontes dilakukan dengan teknik penilaian kinerja (rubrik), observasi dan wawancara. Rubrik dilakukan untuk menilai kinerja siswa pada kerja praktik laboratorium, observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa pada kerja praktik laboratorium sebelum dan selama siklus, sedang wawancara ke guru kolaboran untuk mengetahui aktivitas siswa pada kerja praktik laboratorium sebelumnya.
c. Validasi data
Validasi data diperlukan agar diperoleh data yang valid. Validasi data ini meliputi: (1) Data aktivitas kerja praktik laboratorium yang diperoleh melalui pengamatan divalidasi dengan bantuan kolaborasi dengan teman sejawat (triangulasi sumber antara peneliti, teman sejawat selaku kolaborator dan siswa). (2) Data hasil kerja praktik laboratorium yang diperoleh melalui rubrik yang telah disusun sebelumnya divalidasi dengan bantuan kolaborasi dengan guru fisika senior sehingga terpenuhi validitas isi (curicular validity).
d. Analisis data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komperatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif komperatif dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus I dan siklus II, baik untuk aktivitas dan hasil kerja praktik laboratorium tanpa disertai dengan uji statistik tetapi cukup dengan cara mendeskripsikannya. Dari deskripsi komparatif tersebut direfleksi yakni ditarik simpulan disertai langkah tindakan berikutnya.
HASIL PENELITIAN
a. Kondisi Awal
Data kondisi awal diperoleh dengan metode dokumentasi, yakni dokumennilai psikomotor mata pelajaran fisika raport semester 4 siswa kelas XII-IPA.5 pada tahun pelajaran 2012/2013. Dari data dokumentasi diperoleh siswa telah 100% mencapai nilai KKM 75, dimana nilai terendah 75, nilai tertinggi 88, dan nilai rerata 79,93. Untuk pembahasan-pembahasan selanjutnya data dokumentasi ini disebut “data kondisi awalâ€.
Dengan menetapkan bahwa siswa dengan nilai data kondisi awal lebih atau sama dengan nilai rerata (79,93) adalah siswa aktif kerja praktik laboratorium, dan siswa dengan nilai data kondisi awal kurang dari nilai rerata (79,93) adalah siswa tidak aktif kerja praktik laboratorium, maka diperoleh data kondisi awal aktivitas kerja praktik laboratorium sebagai berikut:
Tabel 1. Data Kondisi Awal: Aktivitas Kerja Praktik Laboratorium
No |
Kategori |
Jumlah siswa |
Prosentase%) |
1 |
Aktif |
16 |
53,33 |
2 |
Tidak Aktif |
14 |
46,67 |
Jumlah |
30 |
100,00 |
Dari data dokumentasi diperoleh telah 100% mencapai nilai KKM 75, dimana nilai terendah 75, nilai tertinggi 88, dan nilai rerata 79,93. Data nilai hasil kerja praktik laboratorium kondisi awal tersebut kemudian dipilah menjadi dua, yaitu nilai lebih atau sama dengan nilai rerata (79,93) disebut nilai baik, dan nilai kurang dari rerata (79,93) disebut nilai kurang, diperoleh data nilai hasil kerja praktik laboratorium kodisi awal sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2. Data Kondisi Awal: Nilai Kerja Praktik Laboratorium
No |
Kategori |
Rentang |
Jumlah siswa |
Prosentase (%) |
1 |
Baik |
Nilai ≥ 79,93 |
16 |
53,33 |
2 |
Kurang |
Nilai < 79,93 |
14 |
46,67 |
Jumlah |
|
30 |
100,00 |
b. Siklus I
Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu tanggal 13 Agustus 2013 (2 x 45 jp) dan 15 Agustus 2013 (2 x 45 jp). Kegiatan pada siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Pada siklus I pengamatan (observasi) dilakukan selama dua kali pertemuan yaitu tanggal 13 Agustus 2013 (2 x 45 jp) dan 15 Agustus 2013 (2 x 45 jp) untuk mengetahui kegiatan siswa selama proses pembelajaran di kelas XII-IPA.5. Dengan pengamatan secara langsung hal-hal yang mungkin tidak diamati guru (peneliti) selama proses mengajar bisa tercatat oleh observer (kolaboran). Dalam penelitian ini pengamatan (observasi) dilakukan oleh peneliti dibantu rekan peneliti (kolaboran), dengan menggunakan instrument observasi yang telah disiapkan peneliti. Aspek-aspek yang diobservasi meliputi: (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dalam hal ini kesiapan siswa untuk melakukan kegiatan praktik laboratorium, (2) rasa ingin tahu yakni mencari informasi yang diperlukan berkaitan dengan kegiatan praktik laboratorium, (3) interaksi dengan guru yakni bertanya dengan aktif kepada guru tentang kegaiatan praktik laboratorium, (4) rasa antusias yakni melakukan dengan sungguh-sungguh kegiatan praktik laboratorium, (5) interaksi dengan siswa yakni bekerja sama dengan siswa lain dalam satu kelompok, (6) melakukan kegiatan praktik laboratorium mengikuti petunjuk di LKS.
Dari kegiatan observasi ini diperoleh data keaktifan siswa sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 3. Data Siklus I: Aktivitas Kerja Praktik Laboratorium
No |
Kategori |
Jumlah siswa |
Prosentase%) |
1 |
Aktif |
20 |
67,63 |
2 |
Tidak Aktif |
10 |
33,33 |
Jumlah |
30 |
100,00 |
Sedang refleksi tindakan siklus I dilakukan untuk mengetahui sejauhmana peningkatan keberhasilan tindakan siklus I dibandingkan dengan kondisi awal.
Berikut disajikan tabel hasil kerja praktik laboratorium kondisi awal dan siklus I, sebagaimana berikut:
Tabel 4. Data Kondisi Awal dan Siklus I: Nilai Kerja Praktik Laboratorium
No |
Kategori |
Rentang |
Jumlah siswa |
|
Kondisi Awal |
Siklus I |
|||
1 |
Baik |
Nilai ≥ 79,93 |
16 |
19 |
2 |
Kurang |
Nilai < 79,93 |
14 |
11 |
Jumlah |
30 |
30 |
||
|
|
|
Berdasarkan hasil tindakan pembelajaran pada siklus I yang disajikan dengan data-data di atas, disimpulkan bahwa hasil siklus I penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kerja praktik laboratorium kategori baik dengan nilai lebih besar dari atau sama dengan 79,93 meningkat 3 siswa (10%) dari kondisi awal yang semula 16 siswa menjadi 19 siswa. Dengan demikian telah mencapai target yang direncanakan.
Secara keseluruhan siswa dengan nilai lebih besar dari atau sama dengan 79,93 baru mencapai 19 siswa atau 63,33% belum mencapai 70% jumlah siswa (21 dari 30 siswa). Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan pembelajaran yaitu dengan melanjutkan ke tindakan berkutnya siklus II supaya target siswa dengan nilai lebih besar dari atau sama dengan 79,93 mencapai 21 siswa atau 70% dapat terpenuhi.
c. Siklus II
Siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu tanggal 27 Agustus 2013 dan 29 Agustus 2013. Kegiatan pada siklus II meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Pada siklus II pengamatan (observasi) dilakukan untuk mengetahui kegiatan siswa selama proses pembelajaran di kelas XII-IPA.5. Dengan pengamatan secara langsung hal-hal yang mungkin tidak diamati guru (peneliti) selama proses mengajar bisa tercatat oleh observer (kolaboran). Dalam penelitian ini pengamatan (observasi) dilakukan oleh peneliti dibantu rekan peneliti (kolaboran), dengan menggunakan instrument observasi yang telah disiapkan peneliti. Aspek-aspek yang diobservasi meliputi: (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dalam hal ini kesiapan siswa untuk melakukan kegiatan praktik laboratorium, (2) rasa ingin tahu yakni mencari informasi yang diperlukan berkaitan dengan kegiatan praktik laboratorium, (3) interaksi dengan guru yakni bertanya dengan aktif kepada guru tentang kegaiatan praktik laboratorium, (4) rasa antusias yakni melakukan dengan sungguh-sungguh kegiatan praktik laboratorium, (5) interaksi dengan siswa yakni bekerja sama dengan siswa lain dalam satu kelompok, (6) melakukan kegiatan praktik laboratorium mengikuti petunjuk di LKS.
Dari kegiatan observasi ini diperoleh data keaktifan siswa sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 5. Data Siklus II: Aktivitas Kerja Praktik Laboratorium
No |
Kategori |
Jumlah siswa |
Prosentase%) |
1 |
Aktif |
26 |
86,67 |
2 |
Tidak Aktif |
4 |
13,33 |
Jumlah |
30 |
100,00 |
Sedang refleksi tindakan siklus II dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan keberhasilan tindakan siklus II dibandingkan dengan siklus I.
Berikut disajikan tabel hasil kerja praktik laboratorium siklus I dan siklus II, sebagaimana tabel berikut:
Tabel 6. Data Siklus I dan Siklus II: Nilai Kerja Praktik Laboratorium
No |
Kategori |
Rentang |
Jumlah siswa |
|
Siklus I |
Siklus II |
|||
1 |
Baik |
Nilai ≥ 79,93 |
19 |
23 |
2 |
Kurang |
Nilai < 79,93 |
11 |
7 |
Jumlah |
30 |
30 |
Berdasarkan hasil tindakan akhir pembelajaran pada siklus II yang disajikan dengan data-data di atas, disimpulkan bahwa hasil siklus II penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kerja praktik laboratorium kategori baik dengan nilai lebih besar dari atau sama dengan 79,93 meningkat 4 siswa (13,33%) dari siklus I yang semula 19 siswa menjadi 23 siswa. Dengan demikian telah mencapai target yang direncanakan.
Secara keseluruhan di akhir siklus II, siswa dengan nilai lebih besar dari atau sama dengan 79,93 mencapai 23 siswa atau 76,67% telah melebihi 70% jumlah siswa (21 dari 30 siswa). Dengan demikian target yang akan dicapai yakni siswa dengan nilai lebih besar dari atau sama dengan 79,93 mencapai 21 siswa atau 70% dapat terpenuhi. Di samping itu, bahwa lebih dari 80% siswa di akhir siklus II telah terpenuhi, yakni terdapat 26 siswa (86,67%) siswa telah aktif kerja praktik laboratorium.
PENUTUP
a. Simpulan
Penelitian menyimpulkan bahwa (1) penerapan model proyek “pembuatan media video pendek“ dapat meningkatkan aktivitas kerja praktik laboratorium siswa kelas XII–IPA.5 SMA Negeri 1 Wonogiri Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014. (2) penerapan model proyek “pembuatan media video pendek“ dapat meningkatkan hasil kerja praktik laboratorium siswa kelas XII–IPA.5 SMA Negeri 1 Wonogiri Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014.
b. Saran
Dalam penerapan model proyek “pembuatan media video pendek†yang perlu diperhatikan adalah dalam pembetukan kelompok kerja praktikum diusahakan dalam kelompok tersebut terdapat anggota kelompok yang cakap mengoperasikan komputer atau laptop dan tidak kalah pentingnya juga terdapat anggota kelompok yang juga cakap mengoperasikan kamera.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2004, Kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas
http:// trianimafis.blogspot. com/2012/12/penilaian-kinerja.html (diunduh 12 Juli2013)
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Susilana, Rudi. 2007. Media Permbelajaran. Bandung: Wacana Prima