PEMANFAATAN ALGA POCER PADA MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA SMP

MATERI MENCERITAKAN KEMBALI ISI FABEL

 

Suhartini

SMP Negeri 1 Tanjungsari Lampung Selatan

 

ABSTRAK

Kurikulum Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan upaya peningkatan keterampilan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMPN 1 Tanjungsari menggunakan Alga Pocer (Alat Peraga Pohon Cerita) Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIA SMPN 1 Tanjungsari Lampung Selatan. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 4 siswa memiliki Alga Pocer sesuai dengan judul fabel yang mereka siapkan. Semua kelompok presentasi dengan Alga Pocer yang mereka buat untuk menceritakan kembali isi fabel. Teknis menceritakannya setiap anggota kelompok menyampaikan bagian cerita yang sudah ditentukan. Mereka secara bergilir menceritakan kembali isi fabel berbantuan informasi yang mereka pasjang pada Alga Pocer kelompoknya. Tujuan penggunaan Alga Pocer adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan menceritakan kembali isi fabel yang sudah dibacanya. Berdasarkan hasil pembelajaran disimpulkan bahwa Pembelajaran menceritakan kembali isi fabel yang sudah dibaca berbantuan Alga Pocer pada siswa kelas VIIA mengalami peningkatan persentase ketuntasan sebesar 41,7%

Kata kunci: Alga Pocer, fabel

 

PENDAHULUAN

Kurikulum Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut hendaknya dikuasai oleh siswa. Keempat keterampilan tersebut sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Seseorang jika sudah menguasai keempat keterampilan tersebut, akan mudah dalam melaksanakan aktivitas keseharian baik dalam masyarakat maupun di lingkungan kerja. Keterampilan berbahasa yang akan dibahas dalam penelitian ini keterampilan berbicara. Pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan juga dapat menumbuhkan minat membaca dan minat menulis. Menurut Dimyati dan Mudjiono, (2013:3) hasil belajar merupakan suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Oleh karena itu, hasil belajar tidak hanya berupa penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tetapi penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-minat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan, dan harapan (Rusman, 2012:99)

Pada pembelajaran KD ini sebelumnya guru hanya memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca fabel dalam kelompoknya, kemudian mereka diminta menceritakan kembali isi fabel yang sudah mereka baca secara bergantian dalam kelompoknya. Dengan begitu, siswa dalam menceritakan isi fabelnya dalam kelompok secara bergiliran belum lancar dan kurang percaya diri karena isi ceritanya belum begitundipahami, atau masih banyak bagian cerita yang kurang lengkap atau ada beberapa bagian cerita yang terlupakan.

Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis menemukan alat peraga yang dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menceritakan kembali fabel yang sudah dibaca. Dengan alat peraga tersebut siswa akan mudah mengingat seluruh peristiwa dalamcerita sehingga dapat menceritakan kembali isi fabel dengan lancar, tepat, dan sangat percaya diri. Inovasi yang penulis lakukan dalam pembelajaran ini adalah menggunakan “Alga Pocer”.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Seberapa besar peningkatan keterampilan siswa pada materi menceritakan kembali fabel yang sudah dibaca berbantuan Alga Pocer? Adapun tujuan penelitian ini adalah: Mendeskripsikan keterampilan siswa pada materi menceritakan kembali isi fabel yang sudah dibaca berbantuan “Alga Pocer”.

METODE

Penelitian ini merupakan inovasi pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada materi menceritakan kembali isi fabel yang sudah dibaca berbantuan “Alga Pocer”. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIA SMPN 1 Tanjungsari Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan melalui pembelajaran di kelas berbantuan “Alga Pocer”. Alga Pocer dibuat oleh kelompok yang terdiri dari 4 siswa tiap kelompoknya. Mereka membuat Alga Pocer dari ranting pohon kering yang ditanam di pot plastik. Pohon tersebut dipasang gambar-gambar tokoh, setting tempat dan waktu, serta peristiwa yang terjadi. Setiap anggota kelompok memiliki satu ranting atau cabang pohon yang berisi tokoh, setting, dan peristiwa singkat yang akan menjadi bahan cerita yang akan disampaikan. gambar-gambar tokoh dan semua tulisan yang menjadi pendukung dalam penyampaian cerita mereka buat bersama-sama dalam kelompok. Setiap kelompok akan mempresentasikan di depan kelas untuk menceritakan kembali fabel yang ada di Alga Pocer secara bergiliran. Setiap siswa mendapat satu rangkaian peristiwa yang akan dia sampaikan, dan teman yang lain melanjutkan sampai cerita selesai.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus 1

Data keterampilan siswa kelas VIIA dalam menceritakan kembali isi fabel tanpa bantuan Alga Pocer belum memuaskan. Masing-masing kelompok maju menceritakan fabel secara bergiliran. Siswa masih kurang percaya diri dan ada bagian cerita yang terlupakan sehingga isi fabel yang mereka ceritakan tidak lengkap. Hasil dari kegiatan tersebut ternyata sangat jauh dari harapan. Siswa tidak lancar dalam menceritakan kembali karena ada bagian cerita yang lupa sehingga menghambat kelancaran penceritaannya. Karena hal itulah mereka menjadi kurang percaya diri pada saat tampil di depan kelas untuk mneceritakan kembali isi fabel kelompoknya. Hasil menceritakan kembali isi fabel tanpa Alga Pocer dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 1 Hasil menceritakan kembali isi fabel Tanpa Alga Pocer

No. Uraian Hasil
1. Nilai terendah 67
2. Nilai tertinggi 93
3. Rerata 78,3
4. Persentase ketuntasan 58,3

Berdasarkan tabel 1 hasil pembelajaran tampilan menceritakan kembali isi fabel tanpa bantuan Alga Pocer menunjukkan hasil yang masih rendah. Dari data yang sudah diperoleh dari pembelajaran tersebut, siswa yang memperoleh nilai 93 ada 1 siswa (2,7%), yang memperoleh nilai 87 ada 7 siswa (19,4%), yang memperoleh nilai 80 ada 13 siswa (36,1%), yang memperoleh nilai 73 ada 12 siswa (33,3%), dan yang memperoleh nilai 67 ada 3 siswa (8,3%). Hasil pembelajaran tersebut disebabkan kurangnya kreativitas guru dalam menciptakan inovasi alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran. Guru lebih banyak menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah atau penugasan tanpa menggunakan alat peraga. Berdasarkan kenyataan ini, siswa menjadi kurang lancar dan tidak percaya diri saat tampil di depan untuk menceritakan kembali isi fabel.

Pemanfaatan Alga Pocer bertujuan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran sebelumnya. Dengan berbantuan alga pocer, siswa lebih mudah mengingat bagian peristiwa pada fabel yang akan diceritakan. Karena di Pocer tersebut terdapat gambar-gambar dan kata-kata kunci yang sangat membantu siswa mengingat isi fabel secara keseluruhan.

Deskripsi Siklus 2

Pemanfaatan Alga Pocer bertujuan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran sebelumnya. Dengan berbantuan alga pocer, siswa lebih mudah mengingat bagian peristiwa pada fabel yang akan diceritakan. Karena di Pocer tersebut terdapat gambar-gambar dan kata-kata kunci yang sangat membantu siswa mengingat isi fabel secara keseluruhan. Setiap siswa ditugasi menceritakan satu bagian peristiwa yang isinya sangat terbantu dengan gambar dan kata-kata kunci yang terdapat di Pocer kelompoknya. Demikian seterusnya sampai siswa terakhir dalam kelompok tersebut dapat menceritakan hingga akhir cerita dengan lancar dan penuh percaya diri.

Pada pembelajaran menceritakan kembali isi fabel berbantuan Alga Pocer siswa sangat lancar dan percaya diri. Isi fabel dapat diceritakan secara runtut dan tidak ada bagian cerita yang terlupakan. Mereka sangat terbantu dengan melihat Alga Pocer yang mereka buat. Setiap siswa dapat menceritakan bagian cerita yang ditugaskan kepadanya dengan tepat dan lancar. Bagian cerita kesatu diceritakan oleh siswa pertama, bagian kedua oleh siswa kedua, dan seterusnya sampai cerita tamat. Mereka dengan sangat tertib mengetahui batas akhir dari bagian yang harus diceritakannya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan. Nilai keterampilan menceritakan kembali isi fabel terendah sebesar 84, nilai tertinggi 100, rerata kelas 90,3 dan ketuntasan sebesar 100%. Seluruh siswa sudah mencapai ketuntasan minimal dengan perincian nilai 100 sebanyak 9 siswa, nilai 93 sebanyak 6 siswa, nilai 87 sebanyak 15 siswa, dan nilai 80 sebanyak 6 siswa. Data hasil menceritakan kembali isi fabel berbantuan Alga Pocer dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Hasil Menceritakan Kembali Isi Fabel Berbantuan Alga Pocer

No. Uraian Hasil
1. Nilai terendah 80
2. Nilai tertinggi 100
3. Rerata 90,3
4. Persentase ketuntasan 100

 

Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada akhir pembelajaran, siswa merasa sangat terbantu dengan adanya Pocer tersebut. Dengan melihat gambar tokoh dan kata-kata kunci yang ada di Pocer tersebut siswa dengan sangat mudah dan lancar dapat menceritakan kembali isi fabel tanpa ada bagian yang terlupakan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran berbantuan Alga Pocer menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Seluruh siswa mendapatkan nilai di atas KKM. Perolehan nilai 100 sebanyak 9 siswa (25%), nilai 93 sebanyak 6 siswa (16,7%), nilai 87 sebanyak 15 siswa (41,7%), dan nilai 80 sebanyak 6 siswa (16,7%). Berdasarkan data tersebut sangatlah tampak bahwa Alga Pocer sangat membantu siswa dalam menceritakan kembali isi fabel.

Data hasil pembelajaran menceritakan kembali isi fabel berbantuan alga pocer menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Guru menjadi lebih kreatif menciptakan inovasi pembelajaran, dan siswa lebih kreatif membuat alat peraga dari bahan-bahan yang mudah didapatkan dari lingkungan sekitar. Dengan alat peraga yang dibuat siswa tersebut, sangat membantu pembelajaran materi menceritakan kembali isi fabel sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Selain hasil pembelajaran meningkat, siswa juga lebih aktif dan percaya diri karena berani tampil menceritakan kembali isi fabel dengan sangat lancar.

Berdasarkan dari data ketuntasan, pada pembelajaran pertama yang tuntas sebanyak 16 siswa (44,4%) dan pada pembelajaran kedua yang tuntas sebanyak 36 siswa (100%). Sementara pada pembelajaran pertama yang belum tuntas sebanyak 21 siswa (58,3%), dan pada pembelajaran kedua 0%. Peningkatan yang terjadi selain pada persentase ketuntasan juga pada perolehan rerata kelas. Rerata kelas pada kondisi sebelum menggunakan alatp eraga Pocer sebesar 78,3 sedangkan setelah menggunakan alga pocer meningkat menjadi sebesar 90,3. Peningkatan rerata dari pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan alga Pocer sebesar 12.

Besarnya peningkatan persentase siswa yang sudah tuntas dari pembelajaran pertama ke pembelajaran kedua adalah sebesar 55,6%. Besarnya persentase peningkatan keterampilan menceritakan kembali isi fabel ini menunjukkan bahwa alga Pocer sangatlah efektif dalam pembelajaran materi menceritakan kembali isi fabel.

Tabel 3 Perbandingan Hasil Belajar Menceritakan Kembali Isi Fabel Menggunakan Alga Pocer

 

No.

 

Rentang Nilai

Nilai Total Bercerita
Sebelum % Sesudah %
1. 90-100 1 2,7 16 44,4
2. 81-89 6 16,7 14 38,9
3. >76-80 13 36,2 6 16,7
4. <76 16 44,4 0 0
Jumlah siswa 36 100 36 100
Nilai Rata-rata 78,3 90,3
Ketuntasan 58,3% 100%

 

Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Keterampilan menceritakan kembali fabel yang sebelum menggunakan Alga Pocer ketuntasan belajar siswa b 58,3%. Sedangkan setelah berbantuan Alga Pocer meningkat menjadi 100%. Hal ini menunjukkan bahwa Alga Pocer dapat meningkatkan keterampilan siwa dalam menceritakan kembali isi fabel.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil inovasi pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VIIA SMPN1 Tanjungsari semester genap tahun pelajaran 2017/2018 dapat disimpulkan bahwa penggunaan Alga Pocer siswa lebih lancar dan percaya diri dalam menceritakan kembali isi fabel dalam kelompoknya. Terbukti pada hasil belajarnya seluruh siswa tuntas (76). Nilai terendah 80, dan tertinggi 100.

Saran dari penelitian ini dapat dirumuskan bahwa: Bagi sekolah, hendaknya memotivasi dan memfasilitasi guru untuk berinovasi dalam pembelajaran; Bagi Guru, hendaknya lebih berinisiatif dan kreatif berinovasi untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran; Bagi siswa, berpartisipasi aktif, bersemangat, senang pada setiap proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

2016 Buku Guru Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2016. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Ahmad Rivai, Nana Sudjana. (2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan. 1994. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.