PEMANFAATAN IT DAN PELAKSANAAN SUPERVISI KELAS TERHADAP KINERJA GURU PAI DI SMA SE KOTA PALU TAHUN 2017

 

Marwan

SMA Negeri 5 Palu, Sulawesi Tengah

 

ABSTRAK

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan IT dan pelaksanaan supervisi kelas terhadap kinerja guru PAI SMA di Kota Palu, baik secara parsial atau simultan dan untuk mengetahui perbandingan data kualitatif dan data kuantitatif pemanfaatan IT dan pelaksanaan supervisi kelas secara bersama-sama terhadap kinerja guru PAI di SMA se Kota Palu, serta untuk mengetahui faktor-faktor lain di luar variabel yang diteliti terhadap kinerja guru PAI. Jumlah responden yang diteliti adalah 44 orang guru PAI. Jenis dan metode penelitian ini adalah mixed methods model sequetial explanatory. Hasil penelitian ini menunjukan, pemanfaatan IT dan pelaksanaan supervisi kelas secara parsial berpengaruh signifikan teradap kinerja guru PAI. Pemanfaatan IT dan pelaksanaan supervisi kelas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru dengan nilai sig.0.000<0.05 dan f hitung 14.754 > f tabel 3.22, dengan nilai kontribusi 40,5%. Data kualitatif pengaruh pemanfaatan IT dan pelaksanaan supervisi kelas secara simultan terhadap kinerja guru PAI memperkuat data kuantitatif. Adapun variabel lain di luar penelitian yang berpengaruh terhadap kinerja guru PAI adalah kedisiplinan guru, kreatifitas guru, ketersediaan fasilitas, dan penghargaan.

Kata Kunci: Pemanfaatan IT, Supervisi Kelas, Terhadap Kinerja Guru PAI.

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the effect of IT utilization and implementation of classroom supervision on the performance of High Schools Islamic Teacher in Palu, either partially or simultaneously and to determine the comparison of qualitative data and quantitative data utilization of IT and the implementation of classroom supervision together on the performance of High Schools Islamic Teacher in Palu, as well as to know other factors outside the variables studied on the performance of islamic teachers. The number of respondents studied was 44 of islamic teachers. The types and methods of this research are mixed methods of sequetial explanatory model. The results of this study show, the use of IT and the implementation of class supervision partially significant effect on the performance of islamic teachers. Utilization of IT and the implementation of class supervision simultaneously have a significant effect on teacher performance with the value of sig.0.000 <0.05 and f count 14.754> f table 3.22, with a contribution value of 40.5%. Qualitative data on the impact of IT utilization and the implementation of classroom supervision simultaneously on islamic teacher performance reinforces quantitative data. 5) Other variables outside the study that affect the performance of islamic teachers are teacher discipline, teacher creativity, facility availability, and rewards.

Keywords:   Information Technology, Class Supervision, the Performance of High Schools Islamic Teacher

 

PENDAHULUAN

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 “tujuan pendidikan nasonal adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis”. Tercapainya tujuan pendidikan tersebut harus ditunjang oleh ketersediaan guru yang memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi yang baik.

Perkembangan informasi dan teknologi dewasa ini menyuguhkan tantangan bagi para guru untuk selalu meningkatkan kemapuannya dalam hal pemanfaatan teknologi, sehingga tidak terjadi jarak perbedaan yang lebar antara pengetahuan guru dengan pengetahuan anak didik.

Salah satu prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 yaitu penerapan IT secara terintegrasi yang dapat mengarahkan siswa berpikir kritis dan analitis. Perubahan mindset guru menjadi mutlak untuk dilakukan karena dengan mengubah mindset itu para guru dapat mengubah kebiasaan lama mengajar di kelas. Science educators in Kenyan, mengemukakan bahwa penggunaan IT secara substansial akan dapat membantu guru dalam mengembangkan pembelajaran yang efesien dan efektif, sebab temuan dari negara-negara maju telah menunjukan kemampuan IT dapat meningkatkan pengetahuan ilmiah siswa.

Bonita Destiana (2014:189) menyampaikan akan sulitnya menyelaraskan kemajuan teknologi dengan kemampuan para guru, karena para guru masih terjebak dalam kebiasaan lama. Haidar Husain mengemukakan lima masalah yang menjadi penghambat dalam penggunaan IT di dunia pendidikan yaitu 1) masalah teknis, hal ini terkait dengan ketersediaan listrik yang memadai, kestabilan jaringan internet, 2) beban psikologis dalam memanfaatkan IT 3) keterbatasan tenaga operasional untuk bisa memanfaatkan TIK, 4) kurangnya kompetensi guru yang dipengaruhi faktor usia, 5) masalah pembiayaan pengadaan perangkat IT.

Selain pemanfaatan IT, kegiatan supervisi juga sangat urgen dilakukan di lingkungan pendidikan. Salah satu bentuk supervisi yang dapat dilakukan adalah supervis kelas oleh kepala sekolah. Supervisi kelas merupakan bagian dari model supervisi akademik yang bertujuan memberi bantuan kepada guru agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

Dalam hal pelaksanaannya supervisi kelas, terdapat kendala-kendala yang dihadapi. kendala-kendala itu bisa datang dari dalam diri kepala sekolah berupa kompleksitas tugas menagerial kepala sekolah, yang mana tugas supervisi tidak dapat dilakukan sendiri oleh kepala sekolah, tugas yang tidak dapat dilakukan sendiri itu dapat diatasi dengan melakukan pendelegasian wewenang oleh kepala sekolah kepada wakasek-wakasek atau guru-guru senior.

Selain itu masalah supervisi juga terjadi pada guru-guru sendiri berupa kurang siapnya guru-guru yang disupervisi, yang berarti bahwa motivasi bagi guru untuk disupervisi masih kurang. Hal tersebut dikarenakan masih melekatnya anggapan dari para guru bahwa supervisi semata-mata hanyalah kegiatan untuk mencari-cari kesalahan.

Pemanfaatan IT dan pelaksanan supervisi menjadi variabel yang urgen untuk dilakukan karena terkait dengan kinerja guru itu sendiri. Oleh karenannya sebelum penelitian ini ada beberapa penelitian yang telah dilakukan, akan tetapi memeliki perbedaan penelitian yang penulis lakukan sekarang, dimana peneliti sebelumnya memfokuskan kajiannya pada variabel pemanfaatan IT masih terkesan membahas pemanfaatan IT sebatas dalam lungkungan kelas saja, dalam penelitian ini akan dibahas tentang pemanfaatan IT di dalam dan luar kelas. Sedangkan terkait dengan pelaksanaan supervisi kelas, peneliti sebelumnya membahas supervisi kelas secara umum, dan ada juga yang meneliti khusus kunjungan kelas, sedangkan dalam penelitian ini yang dimaksud dengan supervisi kelas adalah obsevasi kelas.

METODOLOGI

Penelitian ini termasuk penelitian field research dengan menggunakan pendekatan mixed methods model quential explanatori. Penelitian dilakukan terhadap guru-guru PAI SMA se Kota Palu, berjumlah 44 orang guru. Untuk mendapat data kuantitatif peneliti membagi angket pada responden, sedangkan untuk mendapat data kualitatif, peneliti mewawancara beberapa orang yang dianggap mengerti tentang variabel yang diteliti.

Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah prasyarat: uji validitas (product moment), uji releabilitas (cromabach’s alpha), dan uji normalitas (kolmogorov smirnov).

Setelah dilakukan uji prasyarat, angket yang dinyatakan valid dibagikan pada responden, yang datanya diolah dengan menggunakan uji statistik dan uji penyimpangan asumsi klasik. Kedua uji tersebut dirinci sebagai berikut:

1.     Uji statistik terdiri dari

a.     Uji T, yaitu untuk mengetahui pengaruh tiap variabel secara parsial

b.     Uji f, yaitu digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel Pemanfaatan IT dan pelaksanan supervisi kelas secara simultan terhadap variabel kinerja guru PAI

2.     Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

a.     Uji multikolonieritas dengan regresi auxiliary

b.     Uji heterokedastisitas, dengan uji glesjer

PEMBAHASAN

Pemanfaatan IT

Istilah teknologi berasal dari kata techne yang berarti cara, dan logos yang berarti pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan dengan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurut Iskandar Alisyahbana, sebagaimana dikutir oleh Yusufhadi (2009: 131) dalam menyemai benih teknologi pendidikan, adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra, dan otak manusia.

Dalam undang-undang ITE Nomor 19 tahun 2016 pasal 1 ayat 3 mengemukakan IT adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan atau menyebarkan informasi. Dari pengertian IT menurut undang di atas maka dapat disimpulkan bahwa IT terkait dengan kegiatan mengumpulkan, menyimpan dan mempublikasikan informasi.

Hamzah (2011: 21) mengartikan teknologi sebagai satu kesatuan antara manusia, mesin, ide, prosedur dan manajemen, atau dengan kata lain teknologi merupakan satu kesatuan antara hardware, software, dan brainware. Dari definisi ini, ada tiga komponen IT adalah perangkat keras (komputer, HP, televisi, dll), prangkat lunak, serta orang yang menggunakannya.

Tujuan Pemanfaatan IT

Darmawan (2014:22-27) mengatakan bahwa pemanfaatan adalah menggunakan proses dan sumber untuk belajar, fungsi pemanfaatan ini membahas keterkaitan pembelajar dengan bahan atau sistem pembelajaran. Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran dengan pemanfaatan IT dapat memacu (merangsang) memicu (menumbuhkan) belajar.

Ma’mur asmani (2011:135-138) mengungkapkan terdapat beberapa kemunkinan pemanfaatan IT dalam proses pembelajaran antara lain untuk menginformasikan tentang: 1) rancangan proses belajar mengajar. 2) kemudahan akses ke sumber referensi, 3) untuk komunikasi yang meliputi forum diskusi online, dan penyediaan informasi. 4) sebagai sarana untuk melakukan kerja kelompok.

Dikutip dalam Indrajit & Djokopranoto (2007: 375) bahwa Kementerian Agama mengidentifikasi beberapa peranan stategis IT dalam sistem pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai 1) gudang ilmu pengetahuan, 2) alat bantu pembelajaran, 3) fasilitas pendidikan, 4) standar kompetensi, 5) penunjang administrasi pendidikan, 6) alat bantu manajemen sekolah/madrasah, dan 7) infrastruktur pendidikan.

Indikator Pemanfaatan IT

Menurut Thompson dalam Rahmawati (2008: 109) pengukuran pemanfaatan teknologi informasi lebih menekankan dari segi pemanfaatna dan jumlah aplikasi. Hal tersebut tercakup dalam tiga hal yaitu: 1) intensitas pemanfaatan, 2) frequensi pemanfaatan, 3) jumlah aplikasi/software yang digunakan.

SIBIS (2003: 20) membagi indikator dalam beberapa bagian, readiness for e-science, Use of e-science, Inpact of e-sciece, yaitu kesiapan, penggunaan dan dampak, dan terkait dengan kemampuan menggunakan IT SIBIS juga menetapkan indikator computer skills, dan internet skills, yaitu terkait dengan kemampuan menggunakan komputer dan kemampuan berinternet.

Dari beberapa indikator di atas maka indikator-indikator tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian yaitu 1) pengoperasian komputer, 2) sotware aplikasi, 3) keterampilan berinternet.

Pelaksanaan Supervisi Kelas

Terdapat dua model supervisi kelas, yaitu kunjungan kelas dan observasi kelas. menurut Mufida (2009: 87-88) Kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang berlangsung untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar, baik ketika kelas sedang tidak aktif atau sedang berisi siswa tetapi tidak mengajar. Sedangkan observasi kelas (classroom observation), ialah kunjungan yang dilakukan oleh supervisor ke sebuah kelas untuk mencermati situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung di kelas.

Fathurrohman (2011:22) mengemukakan bahwa observasi kelas adalah kegiatan supervisi dengan mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas, oleh karenanya melalui observasi kelas seorang pengawas dapat mengamati secara langsung, lengkap, dan akurat berbagai kesulitan, kelemahan, kebutuhan dan bahkan kemampuan khusus yang dimiliki oleh guru dalam mengelola proses belajar mengajar di kelas.

Tujuan supervisi observasi kelas adalah membantu dan melayani guru melalui penciptaan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan kualitas pengetahuan, keterampilan, sikap, kedisiplinan, serta pemenuhan kebutuhan meliputi: 1) perencanaan kegiatan obeservasi kelas, 2) permurusan tujuan diadakan observasi kelas, 3) merumuskan prosedur observasi, 4) menyusun format observasi, 5) berkomunikasi dan bekerja sama dengan guru, 6) mengamati guru mengajar, 7) menyimpulkan hasil observasi, 8) menkonfirmasi hasil observasi untuk langkah-langkah tindak lanjut (Da’i Wibowo, 2009: 24). Dari kesimpulan tersebut dapat dikelompokkan dalam tahap-tahap; 1) membuat persiapan kegiatan supervisi, 2) melaksanakan kegiatan supervisi, 3) akhir atau penutup dari kegiatan supervisi, dan 5) melakukan tindak lanjut.

Indikator

Indikator dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah atau tahap-tahap dalam pelaksanaan supervisi kelas adalah: 1) membuat persiapan kegiatan supervisi, 2) melaksanakan kegiatan supervisi, 3) akhir atau penutup dari kegiatan supervisi, dan 5) melakukan tindak lanjut.

Kinerja Guru

Pengertian

Supardi (2014:45-46) mengartikan kata performance dengan prestasi, pertunjukan, dan pelaksanaan tugas, atau dengan kata lain kinerja mengadung makna, hasil kerja, kemampuan, prestasi, atau dorongan untuk melaksanaan suatu pekerjaan. Sedangkan Lembaga Administrasi Negara (1992:12) merumuskan kinerja dengan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja. Mengacu pada teori tersebut, penelitian merumuskan kinerja sebagai hasil kerja yang telah dicapai guru PAI. Definisi yang lain diungkap oleh Jhon Soepriyanto seperti dikutip Husain Umar (2008: 209) bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang atau kelompok selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.

Standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru (Lampiran Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007: 16-21). Dengan demikian, kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu.

Indikator Kinerja

Menurut Supardi (2014: 49) indikator kinerja guru dapat dipantau dari jumlah dan mutu kerja yang dihasilkan guru meliputi: pengetahuan, keterampilan, sistem penempatan, dan unit variasi pengalaman, kemampuan praktis, kualifikasi, hasil pekerjaan, dan pengembangan. Sedangkan Muyasa (2013: 103-129) mengemukakan kinerja guru terkait dengan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran.

Permendiknas Nomor 16 tahun 2007, mengelompokkan bagian-bagian indikator itu kedalam empat kompetensi yaitu, kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Indikator yang ditetapkan oleh pemerintah dalam permendiknas nomor 16 tahun 2007 inilah yang dijadikan oleh peneliti sebagai indikator penelitian.

HASIL

Analisis Regresi

Uji t

Untuk melihat pengaruh pemanfaatan IT dan pelaksanaan supervisi kelas secara parsial terhadap kinerja guru pendidikan agama islam di SMA se Kota Palu. Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Tabel Analisis Regresi Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

82,699

10,855

 

7,618

,000

Pemanfaatan IT

,199

,064

,378

3,122

,003

Supervisi Kelas

,279

,073

,464

3,837

,000

a. Dependent Variable: Kinerja Guru

 

Pengujian hipotesis Pertama (H1)

Dasar pengambilan keputusan apabila nilai sig. < 0.05, atau t hitung>t tabel, maka terdapat pengaruh variabel X terhadap Variabel Y. Dan jika nilai sig > 0.05, atau t hitung < t tabel maka tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Nilai T tabel ditentukan dengan t tabel = t (/2; n-k-1) = t (0.025 ; 41) = 2.019.

Dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS seperti yang tampak pada tabel 3.5 di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi. Untuk pengaruh X1 terhadap Y adalah sebesar 0.006 dan nilai t hitung sebesar 3,122, maka nilai sig. 0.006 < 0.05 dan nilai t hitung 3.122 > t tabel 2,019 dengan demikian hipotesis H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh signifikan pemanfaatan IT terhadap kinerja guru PAI di Kota Palu.

Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Dari tabel uji T (tabel 1) di atas dapat urai, bahwa nilai signifikansi untuk pengaruh X2 terhadap Y adalah sebesar 0.000 dan nilai t hitung sebesar 3,837, sedangkan nilai t tabel sebesar 2.019, sehingga dapat diketahui nilai sig.0.000 < 0.05 dan nilai t hitung 3,837 > t tabel 2.019, dengan demikian hipotesis H2 diterima, yang berarti terdapat pengaruh signifikan pelaksanaan supervisi kelas terhadap kinerja guru PAI di Kota Palu.

Uji f

Uji f dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel penggunaan IT (X1) dan variabel pelaksanaan supervisi kelas (X2) secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel kinerja guru PAI (Y). Penentuan F tabel dilakukan dengan ketentuan F tabel = F (k ; n-k) = F (2 ; 42) = 3.22.

Dari data kuantitatif yang diperoleh diadakan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 24 menghasilkan analisis regresi seperti pada tabel di bawah ini:

 

Tabel. 2. Tabel Analisis Regresi Uji F

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

2282,090

2

1141,045

14,754

,000b

Residual

3170,819

41

77,337

 

 

Total

5452,909

43

 

 

 

a. Dependent Variable: Kinerja Guru

b. Predictors: (Constant), Supervisi Kelas, Pemanfaatan IT

 

Berdasarkan output di atas diketahui signifikansi untuk pengaruh X1 dan X2 secara simultan terhadap Y adalah sebesar 0.000 dengan nilai F hitung sebesar 14,754. maka sig. 0.000 < 0.05 dan nilai F hitung 14,754 > F tabel 3.22, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima, yang berarti terdapat pengaruh variabel X1 dan variabel X2 secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel Y. Dengan demikian terdapat pengaruh signifikan pemanfaatan IT dan pelaksanaan supervisi kelas secara simultan atau bersama-sama terhadap kinerja guru PAI di SMA se Kota Palu.

Koefisien Determinan

Perhitungan koefisien determinan dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh pemanfaatan teknologi informasi (X1) dan pelaksanaan supervisi kelas (X2) terhadap kinerja guru pendidikan agama islam. Untuk mengetahui besarnya pengaruh tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.26. Tabel Koefisien Determinan

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

,636a

,405

,376

8,897

a. Predictors: (Constant), Supervisi Kelas, Penggunaan Teknologi Informasi

 

Dari tabel 3.26 di atas telah tersedia nilai R Square dan nilai Adjusted R Square. Karena variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, maka nilai yang akan digunakan adalah R Squar, yaitu sebesar 0,405 atau 40,5. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel pemanfaatan teknologi informasi (X1) dan variabel pelaksanaan supervisi kelas (X2) terhadap variabel kinerja guru pendidikan agama islam adalah 40,5% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.

Penyimpangan Asumsi Klasik

Berdasarkan hasil analisis interkorelasi antara variabel bebas yang ditandai dengan koefisien korelasi pearson, dimana hasil korelasi antar variabel bebas pemanfaatan teknologi informasi (X1) dengan pelaksanaan supervisi kelas (X2) adalah sebesar r=0,030, dan nilai R Squar yang ditunjukan pada tabel 3.25 di atas sebesar 0,405. Dari hasil itu dapat disimpulkan bahwa nilai R Squar 0,405 > regresi auxiliary 0,030, sehingga tidak terdapat multikolonieritas.

Uji Heterokedastisitas

Uji heterokadastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 (sig.>0.05) tidak terjadi heterokedastisitas dan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (sig. < 0.05) maka telah terjadi heterokedastitas.

Berdasarkan uji glejser seperti ditunjukan dalam tabel 3.28, diketahui bahwa nilai signifikansi pemanfaatan teknologi informasi (X1) sebesar 0.722 dan nilai signifikansi pelaksanaan supervisi kelas (X2) sebesar 0.170. Nilai-nilai tersebut menunjukan angka lebih besar dari pada 0.05. Dengan demikian variabel pemanfaatan teknologi informasi sig. 0.722 > 0.05, dan variabel pelaksanaan supervisi kelas sig. 0.170 > 0.05 sehingga kedua variabel tersebut tidak terjadi heterokedastisitas.

Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Hubungan Antar Variabel

Analisis dilakukan dengan cara membandingkan data kuantitatif dan data kualitatif hubungan antar variabel pemanfaatan IT dan pelaksanaan supervisi kelas secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Data kuantitatif di dasarkan pada data pengaruh variabel pemanfaatan IT terhadap kinerja guru, pengaruh variabel pelaksanaan supervisi kelas terhadap kinerja guru, serta pengaruh kedua variabel secara simultan atau bersama-sama terhadap kinerja guru.

Berdasarkan tabel data kualitatif pengaruh pemanfaatan IT dan pelaksanaan supervisi kelas terhadap kinerja guru PAI memperkuat, memperdalam, dan memperluas data kuantitatif tentang korelasi antra pemafaatan IT dengan kinerja guru PAI yang besarnya 3.122. Data kualitatif yang memperdalam adalah tengan ketidak mampuan rata-rata guru membuat sendiri aplikasi akan tetapi guru PAI dapat mengoperasikan software aplikasi yang telah disiapkan sekolah.

Data kualitatif pengaruh pelaksanaan supervisi kelas terhadap kinerja guru memperkuat dan memperdalam data kuantitatif yang korelasinya sebesar 3.837. Data kualitatif menunjukan dilaksanakannya supervisi kelas sesuai dengan urutan tata pelaksanaan supervisi kelas sehingga data kualitatif memperkuat data kuantitatif yang telah diperoleh sebelumnya.

Secara kualitatif bila pemanfaatan IT dan pelaksanaan supervisi kelas dilaksanakan dengan konsisten dan benar akan lebih baik berpengaruhnya terhadap kinerja guru PAI, bila dibandingkan dengan variabel tersebut secara sendiri-sendiri. Data kualitatif ini memperkuat data kuantitatif dimana korelasi ganda antara pemanfaatan IT dan pelaksanaan supervisi kelas secara bersama-sama nilainya lebih besar (14.754 > 3.122 dan > 3.837) bila dibandingkan pengaruh tiap variabel secara sendiri-sendiri.

Fariabel lain di luar variabel X1 dan X1 yang berpengaruh terhadap variabel Y

Hasil penelitian kualitatif dapat memperluas hasil penelitian kuantitatif, dimana selain variabel pemanfaatan IT dan pelaksanaan supervisi kelas ada variabel lain yang berpengaruh terhadap kinerja guru PAI. Variabel tersebut adalah: kedisiplinan guru, kreatifitas guru, ketersediaan fasilitas dan penghargaan.

 SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Berdasarkan analisis uji regresi dengan menggunakan spss 24 maka dapat diketahui bahwa nilai sinifikansi 0.003 < 0.05 dan t hitung 3.122 > t tabel 2.019, dengan demikian H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh signifikan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja guru pendidikan agama islam di Kota Palu.

Berdasarkan analisis uji regresi dengan menggunakan spss 24 maka dapat diketahui bahwa nilai sinifikansi 0.000 < 0.05 dan t hitung 3.837 > t tabel 2.019, dengan demikian H2 diterima, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan pelaksanaan supervisi kelas terhadap kinerja guru pendidikan agama islam di Kota Palu.

Setelah dilakukan uji f maka dapat diketahui pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan pelaksanaan supervisi kelas secara simultan terhadap kinerja guru pendidikan agama islam di Kota Palu, dengan hasil nilai signifikansi sebesar 0.000 dan nilai f hitung sebesar 14.754, dengan demikian dapat diketahui sinifikansi 0.000<0.05 dan f hitung 14.754 > f tabel 3.22, sehinga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima, yang berarti terdapat pengaruh signifikan antara pemanfaatan teknologi informasi dan pelaksanaan supervisi kelas secara simultan atau bersama-sama terhadap kinerja guru pendidikan agama islam di SMA se Kota Palu.

Secara kualitatif bila pemanfaatan teknologi informasi dan pelaksanaan supervisi kelas bisa dilakukan dengan baik akan lebih akan lebih berpengaruh terhadap kinerja guru pendidikan agama islam, bila dibandingan kedua variabel itu secara sendiri-sendiri. Data kualitatif, memperkuat, memperdalam dan memperluas data kuantitatif, data yang memperluas adalah kedisiplinan guru, adanya kreatifitas guru dalam mengajar, dan ketersediaan fasilitas internet sekolah yang memadai, serta perlunya penghargaan terhadap kinerja guru. Selain itu korelasi ganda antara pemanfaatan teknologi informasi dan pelaksanaan supervisi kelas secara bersama-sama nilainya lebih besar (13,941>2,929>3,919) dibandingkan bila korelasinya secara sendiri-sendiri.

SARAN

 Keberhasilan penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan kinerja guru pendidikan agama islam, khususnya dalam hal pemanfaatan IT untuk kepentingan pengajaran serta pelaksanaan supervisi kelas. Selain itu perlu juga dilakukan peningkatan kedisiplinan guru, kreatifitas, ketersediaan fasilitas serta diberi penghargaan terhadap tiap prestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun Bab II, pasal 3, 4.

Husain, Chaidar. (2014) “Pemanfaatan ITdan Komunikasi dalam Pembelajaran di SMA Muhammadiyah Tarakan”, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan.

Miarso, Yusufhadi. (2009) Menemai Benih Teknologi Pendidikan. Cet. 4, Jakarta: Prenada Media Group.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016, tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

B. Uno, H. Hamzah. Nina Lamatenggo. (2011) Teknologi Kominikasi dan Informasi dalam Dunia Pembelajaran. Cet. II, Jakarta: Bumi Aksara.

Darmawan, Deni. (2014) Inovasi Pendidikan; Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online. Bandung: Rosdakarya.

 

Asmani, Jamal Ma’mur. (2011) Tips Efektif Pemanfaatan ITdan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Jogjakarta: Diva Press.

Indrajit, R. Eko & Djokopranoto, R. (2007) Manajemen Perguruan Tinggi Modern. yogyakarta: Andi Offset.

Rahmawati, Diana. (2008) “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi” Jurnal Ekonomi dan Pendidikan.

SIBIS. (2003) “New Indicator Handbook”, Information Society Technologies.

Mufidah, Luk-luk Nur. (2009) Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.

Fathurrohman, Pupuh & Suryana, (2011) AA. Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan Proses Pengajaran. Bandung: PT. RefikaAditama.

Wibowo, Da’i. (2009) “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Kinerja Guru”, Tesis, UNNES.

Supardi. (2014) Kinerja Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Lembaga Administrasi Negara, (1992) Kinerja Aparat Pemerintah, Jakarta: LAN.

Umar, Husain. (2008) Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: Radja Grafindo Persada.

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, 16-21.

Mulyasa, H.E. (2013) Uji Kompetensi dan penilaian kinerja guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lampiran Permendiknas Nomor 16 tahun 2007, Tentang Standar Akademik Dan Kompetensi Guru, 16-21.

H.E. mulyasa, (2013) Uji Kompetensi dan penilaian kinerja guru, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lampiran Permendiknas Nomor 16 tahun 2007, Tentang Standar Akademik Dan Kompetensi Guru, 16-21.