PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

MATERI FPB DAN KPK DENGAN METODE SKEWERS

SDN 2 BOGOREJO TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Bambang Suripno

Guru SD Negeri 2 Bogorejo Kecamatan Bogorejo Kab. Blora

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Metode Skewers dalam Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Materi FPB dan KPK dengan SDN 2 Bogorejo Tahun Pelajaran 2018/2019. Pembelajaran Matematika di SD pada umumnya diberikan oleh guru secara konvensional dengan menggunakan metode ceramah. Guru hanya bersifat menyampaikan materi pelajaran yang ada, tanpa mempertimbangkan tingkat kemampuan dan kemauan berpikir siswa. Pembelajaran Matematika seolah-oleh hanya mengejar target kurikulum yang harus diselesaikan sesuai dengan program akademik. Kondisi yang demikian menyebabkan konsep Matematika yang dipelajari tidak sepenuhnya dikuasai oleh siswa. Situasi pembelajaran yang kurang mampu memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akan berdampak pada tidak optimalnya hasil dari pembelajaran. Prosedur penelitian yang digunakan dengan menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas dengan melalui 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah teknik tes dan teknik non tes. Alat pengumpul dengan teknik tes berupa butir-butir soal tes tertulis yang harus dikerjakan siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran.Sedangkan teknik non tes menggunakan lembar pengamatan, angket dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi awal dengan menggunakan cara pembelajaran yang konvensional, siswa yang mempunyai aktivitas tinggi dalam pembelajaran hanya mencapai 18,8%, dan nilai hasil belajar siswa mencapai rata-rata 60,73 dengan tingkat ketuntasan mencapai 36,36%. Setelah didilakukan tindakan melalui penerapan Metode Skewers pada siklus I, siswa yang mempunyai aktivitas tinggi dalam pembelajaran mencapai 45,45%, dan nilai hasil belajar siswa meningkat menjadi rata-rata 66,36 dengan tingkat ketuntasan mencapai 54,55%. Dan kemudian dilakukan pembenahan pada penerapan Metode Skewers melalui penggunaan kelompok yang ditentukan secara heterogen pada siklus II, siswa yang mempunyai aktivitas tinggi dalam pembelajaran mencapai 90,91%, dan nilai hasil belajar siswa mencapai rata-rata 80 dengan tingkat ketuntasan mencapai 90,91%. KKM 70

Kata Kunci: Metode Skewers, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, FPB dan KPK.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

 Dalam Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan sebagai berikut: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

 Pembelajaran Matematika di SD pada umumnya diberikan oleh guru secara konvensional dengan menggunakan metode ceramah. Guru hanya bersifat menyampaikan materi pelajaran yang ada, tanpa mempertimbangkan tingkat kemampuan dan kemauan berpikir siswa. Pembelajaran Matematika seolah-oleh hanya mengejar target kurikulum yang harus diselesaikan sesuai dengan program akademik. Kondisi yang demikian menyebabkan konsep Matematika yang dipelajari tidak sepenuhnya dikuasai oleh siswa. Situasi pembelajaran yang kurang mampu memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akan berdampak pada tidak optimalnya hasil dari pembelajaran tersebut.

 Pada tahun pelajaran 2018/2019 semester 1, Penulis mengajar di kelas 6 mendapati siswa kurang aktif saat pelajaran matematika terutama materi FPB dan KPK. Hal ini dapat dilihat saat pembelajaran berlangsung ada siswa yang tiduran dengan meletakan kepalanya di atas meja. Kenyataan yang penulis alami di sekolah tempat mengajar, pelaksanaan pembelajaran yang memacu pada aktivitas belajar siswa belum sepenuhnya diupayakan oleh guru. Hal ini berdampak pada tidak optimalnya pencapaian hasil belajar siswa. Dari dokumentasi hasil tes formatif siswa kelas VI SDN 2 Bogorejo terhadap pembelajaran Matematika, tentang FPB dan KPK yang dilakukan pada kondisi awal, menunjukkan hasil yang diperoleh masih rendah, karena hanya mampu mencapai nilai rata-rata 60,73. Dari 11 siswa hanya terdapat 4 (36,36%) siswa yang nilainya memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70, sedangkan 7 (63,64%) siswa belum tuntas, karena nilainya masih dibawah KKM. Demikian juga dengan tingkat aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, dari pertemuan ke-1 sampai ke-2 hanya ditemukan rata-rata 14,8% siswa yang mempunyai aktivitas tinggi.

 Metode Skewers ini menjadi salah satu bentuk alternatif metode pembelajaran yang dianggap cocok oleh penulis untuk dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, siswa lebih bersemangat untuk belajar, dan peran guru tidak mendominasi dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mengupayakan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Metode Skewers adalah Cara membagi bilangan-bilangan yang ada pada soal dengan bilangan prima terkecil hingga habis semua yang ditandai dengan hasil akhir harus 1.

 Melalui penerapan Metode Skewers, diharapkan mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan bagi siswa, sehingga diduga mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar bagi siswa.

Rumusan Masalah

 Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah penerapan metode Skewers dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar FPB dan KPK bagi siswa kelas VI SDN 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2018/2019?”

Tujuan Penelitian

1.     Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Skewers mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK di kelas VI SDN 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2018/2019.

2.     Melalui penerapan metode Skewers untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi FPB dan KPK di kelas VI SDN 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2018/2019 sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa secara kelasikal.

3.     Melalui penerapan metode Skewers untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK di kelas VI SDN 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2018/2019 sekurang-kurangnya 80% dari jumlah siswa secara kelasikal

Manfaat Penelitian

 Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan mendapatkan manfaat sebagai berikut:

1.   Bagi Siswa

a.   Siswa yang semula malas dan pasif dapat berubah aktif dalam mengikuti pembelajaran Matematika.

b.   Hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang semula rendah dapat ditingkatkan.

c.    Aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran FPB dan KPK dapat dioptimalkan.

d.   Melatih siswa untuk berpikir kritis dalam mempelajari meteri pembelajaran FPB dan KPK.

2.   Bagi Peneliti

a.   Dapat mengetahui penerapan metode Skewers terhadap peningkatan aktivitas belajar bagi siswa.

b.   Dapat mengetahui penerapan metode Skewers terhadap peningkatan hasil belajar bagi siswa.

c.    Dapat mengetahui penerapan metode Skewers terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran FPB dan KPK.

3.   Bagi Teman Sejawat

a.   Dapat digunakan sebagai kajian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas belajar bagi siswa.

b.   Dapat digunakan sebagai kajian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa.

c.    Dapat digunakan untuk mempertimbangkan pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar bagi siswa.

4.   Bagi Sekolah

a.   Sebagai upaya untuk memacu kegiatan pembelajaran yang lebih menarik di sekolah.

b.   Sebagai tolok ukur kemampuan profesional yang dimiliki guru pada suatu sekolah.

c.    Untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa yang ada pada sekolah.

5.   Bagi Perpustakaan Sekolah

a.   Untuk menambah referensi hasil penelitian di perpustakaan.

b.   Sebagai dokumen terhadap pelaksanaan penelitian di sekolah.   

c.    Dapat digunakan untuk pembanding atau pertimbangan penelitian yang berkelanjutan.

 KAJIAN TEORI HIPOTESIS TINDAKAN

Kajian Teori.

 Proses belajar tidak terlepas dari adanya aktivitas belajar yaitu adanya interaksi guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Hanafiah dan Cucu (2010:23), aktivitas belajar harus melibatkan seluruh aspek psikofisis setiap siswa, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

 Berdasarkan beberapa pengertian aktivitas belajar di atas, Penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan seluruh aspek psikofisis setiap siswa, baik jasmani maupun rohani, aktivitas siswa diperlukan guna menunjang keberhasilan dalam belajar dan mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun aspek yang diamati dalam aktivitas siswa yaitu: (1) memperhatikan penjelasan guru, (2) bertanya kepada guru maupun teman, (3) menjawab pertanyaan yang diberikan guru, (4) tertib terhadap instruksi yang diberikan oleh guru, (5) bekerja sama dalam kegiatan diskusi kelompok, dan (6) mengemukakan pendapat.

 Sedangkan Slameto (1995:54), menjelaskan bahwa learning outcomes are the results of learning evaluations obtained or achieved by students, after following the teaching and learning process in a certain time, yang artinya hasil belajar adalah hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau dicapai oleh siswa, setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu. Bentuk kongkrit dari hasil belajar yang dicapai adalah dalam skor atau nilai yang meliputi nilai sub sumatif dan-pengamatan, tugas dan PR, Fortofolio, Sumatif serta nilai rapor.

 Rosiana, K.Y, 2012, Penelitian Tindakan Kelas, PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak dengan judul Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Metode Inkuiri pada, Pada penelitian Rosiana dikatakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV menggunakan metode Inkuiri. Hasil akhir penelitian yang diperoleh yaitu aktivitas fisik 84%, aktivitas mental 76%, aktivitas emosional 88,75% sedangkan persentase peningkatan atau selisih dari base line ke siklus 2 ialah aktivitas fisik 56%,aktivitas mental 52%, dan aktivitas emosional 57,5%. Dari data yang telah diperoleh dapat disimpulkan terjadi peningkatan yang signifikan pada setiap siklus.

 Galuh Setya Wardhani, 2018, Jurnal, Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas 4 SD. Pada penelitian Galuh dikatakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantu media gambar. Subjek penelitian siswa kelas IV SD Negeri Keputon 01. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rata-rata kelas sebelum dilakukan tindakan adalah 62,5, kemudian pada siklus I rata-rata naik menjadi 72,9 dan peningkatan pada siklus II menjadi 78,82. Selain itu keberhasilan ini dapat dilihat melalui sintak Problem Based Learning, yaitu 1) orientasi peserta didik pada masalah, 2) mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan individu dan kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5) menganalisis proses pemecahan masalah, yang telah terlaksana 100%.

 Kerangka Berfikir.

 Siswa mengalami kesulitan belajar dan kurang keaktivanya dipengaruhi sifat kurang memperhatikan guru dalam pembelajaran, berdampak hasil belajar di bawah KKM. Penulis menggagas dengan menerapkan metode skewers dalam pembelajaran. Dengan menggunakan penerapan metode Skewers yang lebih mudah dan praktis dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar materi FPB dan KPK bagi siswa.

 Hipotesis Tindakan.

 Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti uraian diatas maka hipotesis tindakan yang diajukan adalah:

1.     Penerapan metode Skewers mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK di kelas VI SDN 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2018/2019

2.     Penerapan metode Skewers untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi FPB dan KPK di kelas VI SDN 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2018/2019 sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa secara klasikal.

3.     Penerapan metode Skewers untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi FPB dan KPK di kelas VI SDN 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2018/2019 sekurang-kurangnya 80% dari jumlah siswa secara klasikal

 METODE PENELITIAN

 Seting Penelitian

 Tempat Penelitian

 Pelaksanaan penelitian dilakukan di SDN 2 Bogorejo Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora, pada semester I tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian dilakukan pada pembelajaran Matematika pada siswa kelas VI, khususnya tentang FPB dan KPK

 Subyek Penelitian

 Subyek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VI SDN 2 Bogorejo Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora semester I tahun pelajaran 2018/2019, sebanyak 11 siswa, yang terdiri dari 2 siswa putra dan 9 siswa putri.

 Sumber Data

1   Sumber Data Primer

 Sumber data primer, yaitu sumber data yang diambil langsung dari subyek yang digunakan untuk penelitian. Sumber data yang diharapkan dapat diperoleh atau didapat dari pelaksanaan penelitian meliputi: hasil tes formatif dan hasil observasi/pengamatan yang dilakukan pada pada kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dan sumber data yang diperoleh melalui sebaran angket yang dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II.

2.    Sumber Data Sekunder

 Sumber data sekunder diambil dari catatan-catatan temuan selama berlangsungnya penelitian pada kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I, dan siklus II.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1.   Teknik Pengumpulan Data

 Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dilakukan melalui teknik tes dan non tes. Penggunaan teknik tes dilaksanakan dengan cara tes tertulis, yang dilaksanakan setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Sedangkan teknik non tes dilaksanakan melalui observasi/pengamatan, dokumentasi dan angket. Pengumpulan data data tersebut dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran pra siklus, siklus I, dan siklus II.

2.   Alat Pengumpulan Data

 Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpul data, antara lain sebagai berikut: 

a.   Lembar observasi

Instrumen ini dirancang oleh penulis yang berkolaborasi dengan guru mitra. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

b.   Soal Tes

Soal tes digunakan untuk mengukur dan melihat hasil belajar siswa mengenai pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode Skewers. Soal tes ini diberikan kepada siswa di akhir setiap siklus, dalam bentuk soal tes pilihan ganda dan essay.

c.    Angket

Alat pengumpul data berupa angket, penulis gunakan untuk mengungkap atau memperoleh jawaban dari responden atau orang yang diberi angket sesuai dengan maksud dan tujuan angket.

Angket untuk penelitian ini disusun pada lembaran yang berisi tentang pernyataan, dan pilihan jawaban yang dapat dipilih sesuai dengan pendapat responden penelitian. Penggunaan angket ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pelaksanaan pembelajaran pada saat pelaksanaan tindakan. Hasil pelaksanaan angket digunakan sebagai bahan masukan, yang sekaligus digunakan untuk refleksi dari pelaksanaan pembelajaran.

Validasi Data                              

Untuk memperoleh data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan, penulis menggunakan teknik validasi:

1.   Validasi Proses Belajar

Validasi terhadap proses pembelajaran dilakukan melalui teknik triangulasi yang meliputi triangulasi sumber dan triangulasi metode.

a.  Triangulasi sumber dilakukan melalui observasi terhadap subyek penelitian yaitu siswa kelas VI SDN 2 Bogorejo pada pembelajaran Matematika tentang FPB dan KPK

b.  Triangulasi metode dilakukan dengan penggunaan metode dokumentasi, metode observasi dan metode angket.

2.   Validasi Hasil Belajar

 Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi terhadap tes ini meliputi sebagai berikut:

a.   Validasi teoritis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas face validity (tampilan tes), content validity (validitas isi) dan construct validity (validitas kostruksi).

b.   Validitas empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan silabus, penulisan butir-butir soal, kunci jawaban dan kriteria pemberian skor.

 Analisis Data

 Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriptif komperatif dan analisis diskriptif prosentase.

1.     Analisis diskriptif komperatif yaitu membandingkan nilai hasil tes pra siklus, hasil tes siklus I, dan hasil tes siklus II, dengan mengkaji terhadap indikator kinerja. Dan dilanjutkan refleksi untuk melihat dan mengkaji hasil tindakan dari masing-masing siklus, kemudian dijadikan sebagai masukan terhadap pelaksanaan pembelajaran.

2.     Analisis diskriptif persentase yaitu membandingkan hasil penelitian antar siklus, dari hasil pengamatan dan hasil ulangan harian, yang disajikan dalam bentuk prosentase.

3  Analisis diskriptif kualitatif yaitu hasil belajar siswa dianalisis dengan teknis analisis hasil evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, dengan cara menganalisis data hasil tes formatif/ulangan harian menggunakan ketuntasan belajar. Dimana siswa dianggap tuntas jika telah mencapai nilai ≥ 70, dan ketuntasan belajar klasikal yaitu ≥ 80% dari keseluruhan siswa telah mencapai ketuntasan belajar.

Indikator Kinerja

 Indikator kinerja yang peneliti gunakan terhadap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1.   Indikator Input: aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas.

2.   Indikator Proses: pelaksanaan pembelajaran tindakan melalui siklus I dan siklus II.

3.   Indikator Output: aktivitas dan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas.

Prosedur Penelitian

 Dalam melakukan kegiatan pembelajaran digunakan rancangan penelitian tindakan, untuk memecahkan masalah-masalah praktis dan juga untuk memperbaiki strategi pembelajaran. Pelaksanaan tindakan dilakukan melalui pembelajaran dengan menerapkan metode Skewers untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan menggunakan desain setiap siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: (1) Planning (Perencanaan), (2) Action (Tindakan), (3) Obseving (Observasi), (4) Reflecting (Refleksi).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Kondisi Awal           

 Pada semester satu ini penulis mengajar kelas 6. jumlah siswa putra dan putri tidak seimbang. Jumlah putra 2 anak dan putrinya 9 anak, kebetulan juga tingkat pengetahuan akademik siswa merata. Penulis memulai mengajar di kelas dengan mata pelajaran matematika dengan materi FPB dan KPK. Ketika pelajaran baru dimulai terlihat ada siswa yang tiduran dengan meletakan kepalanya di atas meja, padahal baru jam pertama. Menurut beberapa siswa yang penulis temui dan dekati sambil ditanya ternyata pelajaran matematika materi FPB dan KPK itu membingungkan.

 Kesimpulan dari hasi pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran kondisi awal menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa kelihatan belum dapat dikondisikan dengan baik. Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap siswa pada pertemuan ke-1 dan ke-2 terhadap aktivitas pembelajaran, aktivitas bertanya, aktivitas menjawab pertanyaan, dan aktivitas menyelesaikan tugas, penulis tidak berhasil. Didapat data bahwa rata-rata dari keseluruhan siswa yang mempunyai aktivitas rendah terdapat 46,6%, siswa yang mempunyai aktivitas sedang terdapat 34,1%, dan siswa yang mempunyai aktivitas tinggi terdapat 14,8%.

 Dari dokumentasi hasil tes formatif siswa kelas VI SDN 2 Bogorejo terhadap pembelajaran Matematika, tentang FPB dan KPK yang dilakukan pada kondisi awal, menunjukkan hasil yang diperoleh masih rendah, karena hanya mampu mencapai nilai rata-rata 60,73. Dari 11 siswa hanya terdapat 4 (36,36%) siswa yang nilainya memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70, sedangkan 7 (63,64%) siswa belum tuntas, karena nilainya masih dibawah KKM. Ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran pra siklus

 Siswa mengerjakan LKS dengan kelompoknya, menjadi 3 kelompok dengan anggota 3-4 anak Siswa diminta untuk berdiskusi menyelesaikan tugas dalam kelompok, mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok lainnya diberi kesempatan untuk bertanya atau menanggapi. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap langkah mencari jawaban dengan metode Skewers tersebut, guru memberikan poin-poin penting terkait materi pelajaran. Dari hasil pengamatan siklus I yang dilakukan terhadap siswa terhadap aktivitas pembelajaran, aktivitas bertanya, aktivitas menjawab pertanyaan, dan aktivitas menyelesaikan tugas, didapat data bahwa rata-rata dari keseluruhan siswa yang mempunyai aktivitas rendah terdapat 26%, siswa yang mempunyai aktivitas sedang terdapat 31%, dan siswa yang mempunyai aktivitas tinggi terdapat 43%.

 Adapun pengamatan terhadap guru ketika mengajar di kelas menunjukkan bahwa guru telah berusaha membawakan kegiatan pembelajaran secara optimal dengan menggunakan metode Skewers. Dengan cara ini diharapkan dapat menumbuhkan aktivitas belajar bagi siswa. yang mendapat nilai sangat kurang terdapat 27%, siswa yang mempunyai nilai kurang terdapat 18%, siswa yang mempunyai nilai cukup terdapat 9%, siswa mempunyai nilai baik terdapat 27%, dan siswa mempunyai nilai sangat baik terdapat 18%.

 Hasil penilaian terhadap pelaksanaan ulangan harian pada siklus I, mendapatkan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 90. Nilai rata-rata yang dicapai siswa mencapai 66,36. Rata-rata hasil tes tersebut sudah mampu melampaui nilai KKM 70. Walaupun demikian, kondisi pembelajaran pada siklus I masih terdapat siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar terdapat 6 (54,55%), dan siswa yang belum mampu mencapai batas ketuntasan minimal terdapat 5 (45,45%). Aktivitas belajar siswa pada kegiatan pembelajaran pada siklus I menunjukkan kondisi yang lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi kondisi awal. Siswa yang pada kondisi kondisi awal pasif, sekarang berubah menjadi aktif melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan sesuai dengan skenario yang diterapkan guru.

Dalam menjawab angket diusahakan siswa dapat menyampaikan pendapat sesuai hal yang dialaminya sendiri. Untuk mendapatkan hasil penelitian terhadap tanggapan siswa diperoleh dari hasil angket pada siklus I didapat data bahwa tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran yang menyatakan setuju sebanyak 58,3%, yang kurang setuju sebanyak 41,7%, dan yang tidak setuju sebanyak 0%. Nilai rata-rata yang dicapai siswa pada ulangan harian siklus I menunjukkan hasil lebih baik apabila dibandingkan dengan kondisi kondisi awal. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada kondisi siklus I mencapai 66,36, dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 30. Demikian juga dengan ketuntasan belajar siswa, juga mengalami peningkatan. Dengan nilai KKM 70, data tingkat ketuntasan belajar menunjukkan: 6 (54,55%) siswa sudah mampu mencapai ketuntasan, sedangkan 5 (45,45%) siswa belum mampu mencapai ketuntasan.

Pembelajaran siklus II mampu mengkondisikan pembelajaran lebih berkembang dengan baik. Masing-masing-kelompok dalam melakukan pembelajaran tampak lebih aktif, sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih hidup. Siswa yang berkemampuan rendah tampak mulai bisa ikut mengapresiasi kegiatan dengan baik. Aktivitas belajar siswa dapat berjalan secara merata pada tiap-tiap kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya siswa dapat mengapresiasi skenario pembelajaran yang diterapkan oleh guru dengan baik.Dari hasil pengamatan siklus II yang dilakukan terhadap siswa terhadap aktivitas belajar, aktivitas bertanya, aktivitas menjawab pertanyaan, dan aktivitas menyelesaikan tugas, didapat data bahwa rata-rata dari keseluruhan siswa yang mempunyai aktivitas rendah terdapat 0,0%, siswa yang mempunyai aktivitas sedang terdapat 8,0%, dan siswa yang mempunyai aktivitas tinggi terdapat 92%. Nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus II mencapai 83,64, dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100. Dan dengan KKM 70, siswa (90,91%) sudah mampu mencapai atau melampaui ketuntasan dalam belajarnya. Aktivitas belajar siswa pada kegiatan pembelajaran pada siklus II menunjukkan peningkatan apabila dibandingkan dengan kondisi pembelajaran pada kondisi awal maupun pada siklus I. Pada kegiatan pembelajaran pada siklus II siswa tampak mampu aktif mengapresiasi kegiatan pembelajaran.

 Pada tahap ini siswa diberi angket sederhana sebagaimana yang dilaksanakan pada siklus I. Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. Dari hasil angket pada siklus II tersebut didapat data bahwa tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran yang menyatakan setuju sebanyak 98%, yang kurang setuju sebanyak 2%, dan yang tidak setuju sebanyak 0%. Nilai hasil belajar siswa pada ulangan harian siklus II menunjukkan peningkatan apabila dibandingkan dengan kondisi kondisi awal ataupun pada siklus I. Nilai rata-rata pada siklus II mencapai 83,64, dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Demikian juga dengan ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan. Dengan nilai KKM 70, data tingkat ketuntasan belajar siswa mencapai 90,91%.

Pembahasan

Pembahasan Kondisi awal

Pelaksanaan pembelajaran kondisi awal menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa kelihatan belum dapat dikondisikan dengan baik. Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap siswa pada pertemuan ke-1, ke-2, dan ke-3 terhadap aktivitas pembelajaran, aktivitas bertanya, aktivitas menjawab pertanyaan, dan aktivitas menyelesaikan tugas, penulis tidak berhasil. Aktiitas kegiatan pembelajaran masih tampak siswa pasif karena anak masih tampak malas dalam belajar. Siswa yang bisa saja aktif untuk mengerjakan. Kondisi yang demikian kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Secara keseluruhan, hasil pengamatan yang dilakukan pada kondisi pembelajaran kondisi awal didapat data bahwa: 46,6% siswa mempunyai aktivitas rendah, 34,1% siswa mempunyai aktivitas sedang, dan 14,8% siswa mempunyai aktivitas tinggi dalam mengikuti pembelajaran.

Hasil belajar pada ulangan harian pada kondisi kondisi awal, terdapat 36,36% siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajarnya. Adapun siswa yang belum mampu mencapai ketuntasan belajar terdapat 63,64%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa, nilai hasil belajarnya belum mampu mencapai KKM 70.

Pembahasan Siklus I

 Secara keseluruhan, hasil pengamatan yang dilakukan pada kondisi pembelajaran kondisi siklus I didapat data bahwa: 26,0% siswa mempunyai aktivitas rendah, 31,0% siswa mempunyai aktivitas sedang, dan 43,0% siswa mempunyai aktivitas tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan hasil pengamatan terhadap guru, menunjukkan bahwa guru sudah berusaha melakukan kegiatan pembelajaran secara optimal melalui penerapan metode Skewers. Guru berusaha memfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif, yang diharapkan dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa dan memacu Aktivitas siswa dalam melakukan pembelajaran secara aktif. Skenario pembelajaran yang dirancang guru mampu meningkatkan aktivitas belajar bagi siswa, namun, siswa yang berkemampuan rendah belum bisa mengapresiasi pembelajaran dengan baik. Nilai prestasi hasil ulangan harian pada kondisi siklus I terdapat 54,55% siswa yang sudah mampu mencapai nilai KKM 70. Sedangkan 45,45% siswa masih mendapatkan nilai dibawah KKM. Ketuntasan belajar pada kondisi siklus I Secara keseluruhan hasil angket siklus I didapat data, bahwa rata-rata siswa yang setuju terhadap pelaksanaan pembelajaran sebanyak 58,3%, siswa yang kurang setuju terhadap pelaksanaan pembelajaran sebanyak 41,7%, dan siswa yang tidak setuju terhadap pelaksanaan pembelajaran sebanyak 0,0%.

Pembahasan Siklus II

 Secara keseluruhan, hasil pengamatan yang dilakukan pada kondisi pembelajaran kondisi siklus II didapat data bahwa: 0,0% siswa mempunyai aktivitas rendah, 8,0% siswa mempunyai aktivitas sedang, dan 92,0% siswa mempunyai aktivitas tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Nilai prestasi hasil ulangan harian yang dilakukan pada siklus II mencapai nilai rata-rata 83,64. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 100, sedang nilai terendah 60. Dengan KKM 70, siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 90,91%. Secara keseluruhan hasil angket siklus II didapat data, bahwa rata-rata siswa yang setuju terhadap pelaksanaan pembelajaran sebanyak 98,0%, siswa yang kurang setuju terhadap pelaksanaan pembelajaran sebanyak 2,0%, dan siswa yang tidak setuju terhadap pelaksanaan pembelajaran sebanyak 0,0%.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan analisis data pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan

1      Penerapan metode skewers dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika tentang FPB dan KPK bagi siswa kelas VI SDN 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2018/2019.

2      Pada kondisi awal dengan menggunakan cara pembelajaran yang konvensional, siswa yang mempunyai aktivitas tinggi dalam pembelajaran hanya mencapai 43%, dan nilai hasil belajar siswa mencapai rata-rata 60,73 dengan tingkat ketuntasan mencapai 36,33%. Setelah didilakukan tindakan melalui penerapan metode skewers

3       pada siklus I, siswa yang mempunyai aktivitas tinggi dalam pembelajaran mencapai 43%, dan nilai hasil belajar siswa meningkat menjadi rata-rata 66,36 dengan tingkat ketuntasan mencapai 54,55%. Dan kemudian dilakukan pembenahan pada penerapan metode skewers melalui penggunaan kelompok yang ditentukan secara heterogen pada siklus II, siswa yang mempunyai aktivitas tinggi dalam pembelajaran mencapai 92%, dan nilai hasil belajar mencapai rata-rata 83,64 dengan tingkat ketuntasan mencapai 90,91%.

Saran

1.   Siswa yang telah tuntas hendaknya mampu membantu membangkitkan aktivitas belajar temannya, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif mampu meningkatkan aktivitas belajarnya untuk materi berikutnya,jangan pernah putus asa untuk bangkit aktivitas belajarnya, sehingga harapannya pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan memberikan pengalaman belajar bermakna,

2. Guru hendaknya mampu melaksanakan pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga menarik,jangan hanya menggunakan metode yang sifatnya monoton dari waktu ke waktu karena akan membosankan mampu membangkitkan belajar secara aktif, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif.,dan kreatif

3.   Sekolah hendaknya mampu membudayakan pelaksanaan penelitian tindakan kelas, agar hasil belajar siswa meningkat., dapat memfasilitasi guru untuk mengadakan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.,dapat mengkondisikan situasi kondusif yang dapat digunakan untuk pembelajaran secara optimal.

 DAFTAR PUSTAKA

Adjie, Nahrowi dan Maulana. 2006. Pemecahan Masalah Matematika. Bandung: UPI Press.

Hakiim, Lukmanul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran Bandung: PT Refika Aditama.

Mulyono, Anton M. 2001. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Poerwadarminto. W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Rasyid, Harun dan Mansyur. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Ilmu.

_____. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Subarinah, Sri. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Sudjana. 2000. Metode dan Teknik Pembelajran Partisipatif. Bandung: Falah Production

Sukirman. 2016. Matematika. Yogyakarta: UNY Press.

Suwangsih, Erna dan Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Undang – Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

http://yuanitahandoko.blogspot.co.id:     Mencari KPK dan FPB dengan Metode Tusuk Sate. Diakses pada Selasa 13 November 2018 pukul 09.56.