PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA KELAS 1

SDN TINGKIR TENGAH 01 SALATIGA

 

Eka Titik Pratiwi

Universitas Kristen Satya Wacana

 

ABSTRAK

Artikel ini berjudul Pemanfaatan Media Gambar Untuk Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa pada pembelajaran IPA di kelas I Sekolah Dasar Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga.Rumusan Masalah Penelitian adalah: apakah penggunaan media gambar dapat membangkitkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas I Sekolah Dasar Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga. Tujuan penelitian Untuk mengetahui manfaat media gambar bagian-bagian tubuh dan kegunaanya untuk membangkitkan motivasi pada pembelajaran IPA di kelas kelas I Sekolah Dasar Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga. Pada siswa kelas I dengan jumlah 28 orang yang terdiri dari 15 laki-laki dan 13 perempuan. Indikator kinerja dalam penelitian adalah minimal nilai siswa 65 dan mengalami peningkatan di dalam membangkitkan aktivitas belajar. Instrument pengumpulan data berupa lembar pengamatan dan tes hasil belajar. Penelitian dilakukan dua tahap dengan harapan mendapat gambaran yang tepat cara pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran IPA. Ada pun hal yang diperoleh dari penelitian ini, guru sudah menerapkan metode pemanfaatan media gambaran dan pembelajaran IPA, aktivitas siswa saat mengikuti pembelajaran pada siklus I mengalami peningkatan yang cukup baik karena memenuhi kriteria ketuntasan minimal 65 kemudian aktivitas siswa di siklus II mengalami peningkatan menjadi 85. Dari hasil ini penerapan pemanfaataan media gambar dapat digunakan sebagai upaya untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Dari hasil pengolahan data diperolehkan kesimpulan secara umum bahwa pemanfaatan media gambar dalam pembelajar IPA dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga.Secara khusus disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan media gambar di kelas I Sekolah Dasar Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga. Pada ada siklus I dan siklu II terjadi perbaikan kinerja guru melalui pembelajaran IPA menggunakan media gambar kelas I Sekolah Dasar Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga.

Kata Kunci: Meningkatkankan Motivasi, IPA, Pemanfaatan Media Gambar

 

PENDAHULUAN

 Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Setiap negara berusaha mempersiapkan diri untuk dapat bersaing dengan negara lainnya salah satu usaha yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia lewat jalur pendidikan. Sumber daya yang berkualitas akan menetukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa dalam rangka mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi dalam masyarakat pada masa kini dan masa depan. Oleh karena itu kemajuan dibidang pendidikan sangat penting. Untuk mencapai kemajuan dalam bidang pendidikan tersebut tidak lepas pula dari anak didik yang mempunyai motivasi belajar yang baik. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, maksudnya seorang dikatakan belajar bila ia dapat melakukan sesuatu yang belum pernah diperolah sebelumnya.

Trianto, (2010:156), mengemukakan bahwa Pembelajaran IPA dapat mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk mengenal, menerima, menyerap, dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep pengetahuan dan nilai atau tindakan yang termuat dalam tema tersebut. Dengan model pembelajaran yang terpadu dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari, peserta didik didorong untuk berpikir luas dan mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan konseptual yang disajikan guru. Selanjutnya peserta didik akan terbiasa berpikir terarah, teratur, menyeluruh. Peserta didik akan termotivasi dalam belajar bila mereka merasa bahwa pembelajaran itu bermakna baginya, dan jika mereka berhasil menerapakan apa yang telah dipelajarinya Didalam pengajaran ketepatan dalam penggunaan media dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan, serta terhadap proses dan hasil belajar siswa. Wina Sanjaya (2008: 228), mengatakan bahwa motivasi adalah aspek yang penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Ibrahim Nana Syaodih (2003: 27), mengatakan bahwa Setiap perbuatan, termasuk perbuatan belajar didorong oleh sesuatu atau beberapa motif. Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan merupakan sesuatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan. Tenaga pendorong atau motif pada seseorang mungkin cukup besar sehingga tanpa motivasi dari luar dia sudah bisa berbuat. Orang atau siswa tersebut memiliki motif internal. Pada orang atau siswa lain, tenaga pendorong ini kecil sekali sehingga ia membutuhkan motivasi darti luar, yaitu dari guru, orang tua, teman, buku-buku dan sebagainya.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah pada umumnya muncul berbagai masalah kompleks yang mempengaruhi para siswa, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Keberhasilan proses pendidikan sangatlah ditentukan oleh guru, siswa dan lingkungan sekolah. Ketiga hal ini tidak bisah dipisahkan karena saling terkait satu dengan yang lain. Walaupun guru sudah menerangkan secara panjang lebar tentang materi pembelajaran namun belum tentu semua siswa dapat mengerti. Hal itu dikarenakan tidak semua siswa dapat mengerti apa yang disampaikan jika diterangkan melalui metode ceramah. Jika bahan pelajaran disajikan secara menarik besar kemungkinan motivasi belajar anak didik akan semakin meningkat. Motivasi berhubungan erat dengan emosi, minat, dan kebutuhan anak didik. Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk megarahkan segala kemampuannya. Dengan demikian, dapat dikatakan siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebkan oleh kemampuannya yang rendah pula, akan tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi. Dalam penelitian ini, motivasi yang berkaitan dengan pembelajaran adalah motivasi belajar. Sugihartono dkk (2007: 78), mengatakan bahwa motivasi belajar memegang peran yang sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan dikelas dengan guru Kelas I SD N Tingkir Tengah 01 salatiga, masih banyak permasalahan bahwa siswa belum secara langsung terlihat aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Diantaranya guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajaran. Terutama dalam pembelajaran IPA guru dituntut untuk menggunakan media pembelajaran untuk menarik perhatian siswa sehingga siswa tidak merasa bosan selama mengikuti pembelajaran.

KAJIAN PUSTAKA

Media Gambar

Pengertian Media gambar Diantara banyak media pendidikan, gambar merupakan media yang sangat mudah kita temukan. Kata-kata dan gambar merupakan perpaduan yang sangat baik dalam proses pengiriman pesan, informasi atau materi pelajaran. Hasil dari belajar dengan hanya melalui kata-kata seharusnya berbeda dengan hasil belajar melalui perpaduan kata-kata dan gambar. Banyak definisi yang menjelaskan tentang media gambar, berikut beberapa pengertian media gambar menurut beberapa ahli:

1)    Menurut Sadiman, dkk. Bentuk umum dari media gambar terangkum dalam pengertian media grafis. Media grafis adalah suatu media berbasis visual yang terdiri dari simbol-simbol, gambar, titik, garis untuk menggambarkan dan merangkum suatu ide dan peristiwa. Media gambar adalah suatu perantara yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati dimana-mana.

2)    Menurut Cecep Kusnandi, dkk. Media gambar adalah media yang berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan melalui simbol-simbol komunikasi visual. Media gambar mempunyai tujuan untuk menarik perhatian, memperjelas materi, mengilustrasikan fakta dan informasi.

3)     Richard E Mayer menyatakan bahwa media gambar adalah setiap bentuk grafis statis maupun dinamis antara lain: foto, grafis, denah, ilustrasi (yang terdiri dari dua atau lebih gambar), dan juga animasi atau kartun. Tindakan membangun hubungan antara mental verbal dan mental pictorial adalah satu langkah penting dalam pemahaman konseptual. Materi yang disampaikan dengan multimedia yang terkonstruksi dengan baik harusnya dapat menjadi lebih baik dalam menerima pesan daripada hanya dengan kata-kata.

Dari beberapa definisi diatas dapat kita ketahui bahwa media gambar merupakan suatu perantara atau pengantar pesan berbasis visual yang disajikan melalui gambar, simbol-simbol, titik dan garis, untuk memberi gambaran secara konkret dan jelas mengenai suatu materi, gagasan, ide atau peristiwa. Gambar yang disajikan akan memberi pengarahan dan bayangan kepada peserta didik langsung mengenai pesan yang ingin disampaikan oleh pengajar. Materi yang didapat oleh siswa akan lebih faktual, berkesan dan tidak mudah dilupakan. Media gambar sangat penting digunakan dalam usaha member pemahaman konseptual. Melalui gambar guru dapat membantu memberi pengalaman dan pengertian pada peserta didik menjadi lebih luas.

Macam-Macam Media Gambar Menurut para ahli, media berbasis pictotial atau gambar ada berbagai macam. Media gambar yang banyak digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain adalah sebagai berikut:

1)    Foto merupakan potret nyata obyek atau peristiwa yang diambil melalui kamera. Maka foto merupakan media pembelajaran yang sangat realistik (kongret).7 Pengertian foto dalam bukunya Arief S dkk yang berjudul “Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya” menyatakan bahwa gambar atau foto merupakan tangkapan visual dari suatu objek, benda atau peristiwa yang disajikan melalui foto/gambar.

2)     Poster adalah ilustrasi gambar yang dibuat dengan ukuran besar, bertujuan menarik perhatian, isi atau kandungannya berupa bujukan atau mempengaruhi orang, berisi motivasi, gagasan, atau peristiwa tertentu. Poster juga biasa digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu.

3)    Kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas. Kartun juga dapat digunakan untuk mengungkapkan sikap terhadap orang, situasi, dan kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya berbentuk lukisan, sketsa atau karikatur untuk 14 memberikan ilustrasi secara komunikatif kepada peserta didik

4)    Bagan digunakan untuk menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan saja.

5)    Diagram suatu gambar sederhana yang menggunakan garisgaris dan simbol-simbol. Diagram menggambarkan struktur dari suatu obyek secara garis besar.

6)    Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis-garis, dan gambar. Simbol-simbol verbal juga sering digunakan untuk melengkapi suatu grafik.

7)    Peta dan denah Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang mempresentasikan keadaan permukaan bumi seperti daratan, sungai, gunung, dll. Peta ataupun denah berisi informasi mengenai suatu daerah tertentu

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (clssroom action research) yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif, artinya peneliti tidak melakukan penelitian sendiri namun bekerja sama dengan guru kelas yang lain.

Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga

Subjek peneltian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian maka digunakan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Berdasarkan teknik sampling yang digunakan maka sampel penelitian adalah siswa kelas kelas I Sekolah Dasar Negeri Tingkir Tengah 01 Salatiga.

 yang berjumlah 28 siswa terdiri dari 13 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Data yang diperoleh ketika observasi di kelas 1 yaitu sebagian besar siswa memiliki motivasi belajaryang rendah pada pelajaran IPA.

Desain penelitian

Proses tindakan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.   Observasi dilakukan untuk melakukan untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru selama pembelajaran membaca teks pendek menggnakan media gambar berlangsung.

2.   Angket Skala Motivasi Belajar, Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian yang akan dilakukan angket atau kuesioner akan digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar matematika, dalam hal ini siswa di damping dalam mengisi angket skala motivasi belajar.

3.   Dokumentasi, Dokumentasi adalah suatu yang tercetak, terekam dan tertulis yang dapat dipakai sebagai bukti bahwa suatu penelitian benar-benar sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan sebelumnya sepeti RPP, Instrumen Penelitian, hasil kerja siswa dan juga dalam bentuk foto pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Tenik pengumpulan data

Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan obsevasi, dan tes. Kegiatan observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran IPA. Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung proses pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang telah disusun.Tes adalah serentetan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur ketarampilan, pengetahuan, bakat yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Adapun instrumen yang digunakan peneliti adalah lembar observasi yang terdiri lembar observasi siswa dan guru, skala motivasi belajar dan dokumentasi.

Teknik analisis data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan. Analisis data dimulai sejak awal sampai akhir pengumpulan data. Adapun hasil dari analisis tersebut akan diuraikan oleh peneliti dengan kalimat-kalimat yang berbentuk deskriptif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari penelitian diperoleh data siswa yang belum memenuhi KKM sebesar 66,66% dan yang telah memenuhi KKM sebesar 33,33%. Nilai tertinggi adalah 85 sedangkan nilai terendah adalah 50 dengan rata-rata nilainya yaitu 66,04. Hal ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melaksanakan siklus 2 agar lebih matang dalam pelaksanaannya sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar pada pembelaaran IPA di kelas I, peningkatan nilai belajar ini belum memenuhi kriteria keberhasilan, karena hasil yang diperoleh belum mencapai 75% dari jumlah siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum. Oleh karena itu peneliti melanjutkan pada silklus 2.

Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Observasi pelaksanaan pembelajaran guru juga dilakukan dari awal sampai akhir pertemuan pembelajaran. Adapun hasil observasi pelaksanaan pembelajaran guru berupa deskripsi sebagai berikut:

Pada pertemuan pertama dan kedua guru melaksanakan pembelajaran sudah sesuai dengan RPP yang disusun dengan peneliti dan guru. Guru membimbing siswa untuk membangun pengetahuan siswa dengan baik, yaitu dengan memberi kesempatan pada siswa untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dalam mengajar guru belum belum mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa. Dalam kegiatan pembelajaran guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Guru masih kurang memanfaatkan media yang telah disediakan pada saat belajar. Diakhir pembelajaran guru mengulang materi pelajaran sebelum siswa mengerjakar soal evaluasi. Guru juga sudah melakukan penilaian selama proses pembelajaran.

Peningkatan motivasi belajar pada siklus 1 sudah terlihat, akan tetapi masih belum optimal masih ada siswa yang belum mencapai batas KKM yang sudah ditentukan. Pada saat proses pembelajaran berlangsung sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah cukup antusias akan tetapi ada juga beberapa siswa yang tidak mau mencari pengetahuannnya dari berbagai sumber dan hanya meminta jawaban dari temannya. Didalam kegiatan kelompok tanggung jawab individu masih kurang karena siswa hanya menunggu perintah dari guru dalam mengerjakan tugas kelompok. Langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran sudah dilakukan. Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan kegiatan pembelajaran pada siklus I, pada saat proses pembelajaran guru membagikan media pembelajaran yaitu media gambar sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Dari hasil refleksi, maka perlu diadakan siklus II untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I sehingga motivasi belajar lebih meningkat.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa nilai rata-rata siswa 84,37. Siswa yang belum memenuhi KKM adalah sebesar 12,3% dan yang sudah memenuhi KKM adalah sebesar 87,5%. Hal ini merupakan renspon yang positif dengan adanya penerapan konsep mata pelajaran IPA di kelas I dengan menggunakan media gambar. Nilai hasil belajar yang diperoleh siswa juga meningkat dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 65. Peningkatan hasil belajar ini dikarenakan siswa yang antusias dalam mengikuti pelajaran, mereka menjadi aktif saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa kriteria keberhasilan penelitian telah tercapai dan tidakan pada siklus 2 ini mendapat respon yang positif. Hal ini menunjukkan pencapaian sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yaitu ≥ 75% siswa mendapat nilai yang memenuhi KKM pada

Peningkatan motivasi belajar pada siklus 1 sudah terlihat, akan tetapi masih belum optimal masih ada siswa yang belum mencapai batas KKM yang sudah ditentukan. Pada saat proses pembelajaran berlangsung sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah cukup antusias akan tetapi ada juga beberapa siswa yang tidak mau mencari pengetahuannnya dari berbagai sumber dan hanya meminta jawaban dari temannya seperti pada tabel diatas. Didalam kegiatan kelompok tanggung jawab individu masih kurang karena siswa hanya menunggu perintah dari guru dalam mengerjakan tugas kelompok. Langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran sudah dilakukan. Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan kegiatan pembelajaran pada siklus I, pada saat proses pembelajaran guru membagikan media pembelajaran yaitu media gambar sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Dari hasil refleksi, makaperlu diadakan siklus II untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I sehingga motivasi belajar lebih meningkat

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa nilai rata-rata siswa 84,37. Siswa yang belum memenuhi KKM adalah sebesar 12,3% dan yang sudah memenuhi KKM adalah sebesar 87,5%. Hal ini merupakan renspon yang positif dengan adanya penerapan konsep mata pelajaran IPA di kelas I dengan menggunakan media gambar. Nilai hasil belajar yang diperoleh siswa juga meningkat dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 65. Peningkatan hasil belajar ini dikarenakan siswa yang antusias dalam mengikuti pelajaran, mereka menjadi aktif saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

Hal ini menunjukkan bahwa kriteria keberhasilan penelitian telah tercapai dan tidakan pada siklus 2 ini mendapat respon yang positif. Hal ini menunjukkan pencapaian sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yaitu ≥ 75% siswa mendapat nilai yang memenuhi KKM pada mata pelajaran IPA yaitu 21. Hasil yang diperoleh pada siklus II menunjukkan bahwa 87,5% telah memenuhi KKM. Dengan hasil ini penelitian dianggap telah berhasil dan dirasakan cukup dan tidak perlu menambah siklus pelaksanaan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SD N Tingkir Tengah 01, terlihat bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yaitu media gambar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terdapat dampak positif bagi siswa. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran memang dibutuhkan untuk membantu siswa dalam membuat kata-kata atau menyampaiakan pendapat. Menurut Sadiman, dkk, (2009: 29), media gambar adalah media yang paling umum dipakai, media gambar merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Melalui gambar dapat ditunjukkan kepada pembelajar suatu tempat, orang, dan segala sesuatu dari daerah yang jauh dari jangkauan pengalaman pelajar sendiri. Dengan penggunaan media gambar secara tidak langsung siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran sehinggga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Terlihat dari hasil tindakan, siswa tampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dengan media gambar dapat menimbulkan daya tarik dan mempermudah siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Dalam penelitian ini timbulnya motivasi sesuai dengan pendapat Wina Sanjaya (2008: 228) yang mengatakan bahwa, motivasi adalah aspek yang penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Jadi dengan menggunakan media gambar, akan menumbuhkan rasa senang terhadap pelajaran yang kemudian rasa senang itu dimunculkan dengan berbagai tingkah laku dengan tidak takut dalam mengikuti pemebelajaran serta lebih percaya diri dalam mengungkapkan pikiran berdasarkan gambar yang dilihat. Hal tersebut dapat dilihat pada proses pembelajaran serta meningkatnya nilai motivasi belajar siswa dari siklus I sampai siklus II.Data awal sesudah adanya tindakan siklus 1 diperoleh hasil dengan rata-rata 66,04 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50 dan ketuntasan sebesar 33,33% dan ketidak tuntasan 66,66%. Sedangkan pada siklus 2 diperoleh nilai rata-rata kelas yaitu 84,37 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 60, ketuntasan sebesar 87,5% ketidak tuntasan sebesar 12,5%. Hal ini dapat dijadikan bukti bahwa dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas I. Untuk ketidak tuntasan mengalami penurunan sebesar 12,5% dari tindakan siklus 1 ke siklus 2. Siklus 1 66,66% sedangkan siklus 2 turun menjadi 12,5%. Hal ini juga dapat membuktikan bahwa dengan penggunaan media gambar, dapat menurunkan ketidak tuntasan belajar dan meningkatkan ketuntasan pada mata pelajaran IPA di kelas I.

Dengan penggunaan media gambar dapat meningkatkan proses pembelajaran siswa kelas I SD N Tingkir Tengah 01 Salatiga menjadi lebih baik. Dengan demikian upaya meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan media gambar pada mata pelajaran IPA dikatakan berhasil.

Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut. Motivasi belajar siswa meningkat setelah penggunaan media gambar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas I SD N Tingkir Tengah 01. Meningkatnya motivasi belajar dilihat dari keaktifan siswa, pada saat guru menjelaskan meteri dan menggunakan media gambar. Adapun cara meningkatkan motivasi siswa pada saat belajar dengan menggunakan media antara lain: 1. Media gambar tersebut dinampakkan kepada siswa kemudian dijelaskan sesuai materi pelajaran yang dipelajari. 2. Media gambar yang digunakan selain ditempelkan di papan tulis, juga harus dibagikan kepada siswa supaya siswa melihat dengan jelas. Peningkatatan motivasi terjadi dari siklus I sampai siklus II tingkat motivasi cukup baik dalam pembelajaran di kelas.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan sebagaimana diuraikan di atas, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut: Bagi para pendidik atau para guru agar pembelajaran dapat terselenggara dengan efektif dan bermakna maka guru harus menggunakan keterampilan mengajar dengan baik. Selain memperhatikan aspek keterampilan mengajar guru harus memperhatikan penggunaan media, kualitas materi dan bahan ajar, iklim pembelajaran, dan sistem pembelajaran agar kualitas pembelajaran yang bagus dapat tercapai. Diharapkan guru dapat menggunakan media gambar pada pembelajaran IPA dengan materi tentang sumber daya alam. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan membuat perencanaan yang matang terlebih dahulu sebelum melaksanakan penelitian. Selain itu, peneliti dapat mengembangkan hasil penelitian ini sehingga penelitian ini menjadi lebih baik lagi dan bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan sekolah dasar.

DAFTAR PUSTAKA

Patta Bundu. 2006. Penilaian Ketarampilan Proses Dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Depdiknas Wina Sanjaya.(2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

 Ibrahim Nana Syaodih S. (2003) Perencanaan Pengajaran.Jakarta:PT Asdi Mahasatya. Sugihartono dkk.(2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sadiman dkk. (2009).Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali.