PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DI LINGKUNGAN SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III

SD GMIH POSI POSI KECAMATAN LOLODA UTARA

 

Alpres Tjuana

Dosen PGSD, FKIP Universitas Halmahera

Dantje Sumbala

Guru SD GMIH Posi Posi Loloda Utara

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang materi jenis pekerjaan dan pentingnya semangat kerja di kelas III SD GMIH Posi-Posi Kecamatan Loloda Utara pada semester I tahun pelajaran 2019/2020 melalui pemanfaatan sumber belajar di lingkungan sekitar.Penelitian dilaksanakan pada semester I dengan mengambil subyek siswa kelas III SD GMIH sejumlah 19 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas, yang terdiri dari dua siklus. Sikluas I terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Data yang diperoleh meliputi data hasil belajar berupa nilai ulangan siswa dan data proses pembelajaran berupa hasil pengamatan oleh teman sejawat serta gambar kegiatan pembelajaran. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskripsi komparatif yaitu membandingkan hasil kondisi awal siswa yang tuntas 9 siswa dan yang belum tuntas 10 siswa dari 19 siswa, hasil siklus satu jumlah siswa yang tuntas ada 11 sedangkan yang belum tuntas ada 8 dan hasil siklus dua siswa yang tuntas 17 siswa yang belum tuntas ada 2 siswa. Prosentase ketuntasan siswa pada kondisi awal sebesar 47%, pada siklus 1 sebesar 58% dan pada siklus 2 sebesar 89%. Sehingga ada kenaikan prosentase ketuntasan siswa dari kondisi awal dengan siklus 1 sebesar 11%, dan prosentase ketuntasan siswa dari siklus 1 dengan siklus 2 sebesar 31%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara teoritik maupun secara empirik melalui pemanfaatan sumber belajar di lingkungan sekitar dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas III di SD GMIH Posi-Posi tentang Tentang Materi Jenis Pekerjaan dan Pentingnya Semangat Kerja pada semester I Tahun Pelajaran 2019/2020.

Kata Kunci:     Pembelajaran IPS, Hasil Belajar IPS, Sumber Belajar di Lingkungan Sekitar.

 

PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar merupakan keseluruhan prosedur untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Proses tersebut perlu mewujudkan interaksi langsung antara siswa dengan sumber belajar, yang menuntut siswa untuk berfikir dan bekerja sehingga memberikan pengalaman belajar bagi mereka.

Proses belajar mengajar melalui pemanfaatan sumber belajar dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran sehingga siswa merasa terlibat dan memperhatikan dalam setiap proses pembelajaran sehingga dapat memancing daya kritis dari siswa.

Kenyataannya masih banyak guru dalam menyampaikan materi IPS secara informatif dan siswa menghafalnya, guru cenderung sebagai satu-satunya sumber ilmu bagi siswa. Kegiatan belajar yang demikian tidak memberikan suasana yang memancing daya kritis dan kreatif anak, sehingga cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu cara mengajar guru yang monoton membuat siswa merasa bosan.

Metode ceramah sangat sering digunakan oleh guru. Hal ini karena metode ceramah dianggap sebagai metode yang paling mudah dan sangat sering dijumpai. Guru tinggal melihat buku pegangan dan menerangkan kepada siswa, dimana siswa mencatat bagian-bagian penting dari penjelasan guru tersebut. Tetapi kadang untuk beberapa mata pelajaran, penerapan metode ceramah ini kurang tepat, jika menyangkut mata pelajaran yang membutuhkan penggambaran secara kongkret. Pada dasarnya siswa SD kurang bisa menerima contoh-contoh abstrak, tetapi akan lebih mudah dengan contoh yang nyata atau konkret. Penerapan metode ceramah kemudian dilanjutkan dengan memberikan tugas untuk dikerjakan, siswa akan menjadi pasif ketika mengikuti pelajaran dan akhirnya tidak mampu memahami materi yang disampaikan, merasa kesulitan, merasa tertekan, merasa jenuh karena terus-menerus berada di dalam kelas, dan ini bisa berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Karena guru perlu mengupayakan cara penyampaian materi pembelajaran yang dapat meningkatkan perhatian belajar siswa.

Guru sebagai seorang pendidik dituntut untuk bersikap lebih profesional, inovatif, dan penuh kreatifitas terutama dalam melaksanakan tugas pembelajarannya. Guru hendaknya mampu mengatasi masalah yang dialami siswa dalam belajar secara terus menerus melalui pendekatan, metode, dan tehnik yang tepat dan menarik sehingga mampu menggali dan mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa secara optimal. Melalui cara demikian diharapkan keaktifan dan perhatian siswa dalam belajar akan lebih meningkat, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat dari yang belum mencapai KKM 60.

Berdasarkan hasil nilai formatif siswa pada mata pelajaran IPS di kelas III SD GMIH Posi-Posi Kecamatan Loloda Utara Kabupaten Halmahera Utara, menunjukkan adanya indikasi rendahnya tingkat ketuntasan dan penguasaan siswa yang masih berada di bawah KKM yang ditetapkan 60. Hasil yang dicapai siswa saat ulangan formatif tersebut nilai rata – rata kelas hanya 54. Dari sejumlah 19 siswa kelas III, hanya ada 9 siswa yang nilainya mencapai KKM, sedangkan yang masih berada di bawah KKM ada 10 siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80. Siswa yang memperoleh nilai tersebut ada 2 siswa. Ada 2 siswa yang mendapat nilai 70, serta ada 5 siswa yang mendapat nilai 60. Sementara 10 siswa memperoleh nilai kurang dari 60 dengan nilai terendah 30. Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai ulangan formatif tersebut dapat diketahui bahwa tingkat ketuntasan dan penguasaan siswa terhadap mata pelajaran IPS masih rendah dan perlu dilakukan upaya perbaikan.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti melalukan penelitian yang bertujuan untuk pemanfaatan sumber belajar di sekitar siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang materi jenis pekerjaan dan pentingnya semangat kerja di kelas III SD GMIH Posi-Posi Kecamatan Loloda Utara pada semester I tahun pelajaran 2019/2020.

 

LANDASAN TEORI

Pembelajaran IPS di SD

Hakekat IPS

Hakekat IPS yang yang tercantum dalam Puskur Depdiknas 2004 adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia.

Tujuan Pengajaran IPS di SD

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 menyebutkan bahwa: Tujuan mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar dari kelas satu sampai kelas enam dirumuskan dalam sejumlah kompetensi yang harus dikuasai. Tujuan tersebut, dijabarkan dalam Standar kompetensi lulusan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang meliputi:

  • Memahami identitas diri dan keluarga, serta mewujudkan sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga.
  • Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan tetangga, serta kerja sama diantara keduanya.
  • Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
  • Mengenai sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajemukan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
  • Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional, keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
  • Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
  • Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan sosial negara di Asia Tenggara serta benua-benua.
  • Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam menghadapi bencana alam.
  • Memahami peranan Indonesia di era global.

Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu: (a). Keterampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan pengertian; (c). Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.

Hasil belajar siswa adalah performance dan kompetensinya dalam suatu mata pelajaran setelah mempelajari materi untuk mencapai tujuan pengajaran dalam satu satuan waktu yang bisa berupa cawu, semester dan akademik. Hasil belajar siswa terwujud setelah mempelajari materi dan menjadi ukuran tercapainya tujuan pengajaran sesuai dengan prinsip perbedaan individu, dalam satu kelas tertentu,sekalipun ditetapkan tujuan dan materi serta metode pengajaran yang sama bagi semua siswa, akan diperoleh perbedaan hasil belajar diantara tiap siswa yang terungkap dari skor tes. Dengan demikian akan didapatkan hasil belajar individual (tiap siswa) dan hasil belajar kelompok.(http://xpresiriau.com/teroka/artikel-tulisan-pendidikan/proses-pembelajaran-ips-di-sd/) yang diakses pada tanggal 9 Juli 2019.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa dari pengalaman mereka melakukan interaksi dan tingkah laku yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan.

Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Menurut Oemar Hamalik (2004: 195) Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting. Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Lingkungan meliputi:

  • Masyarakat disekeliling sekolah.
  • Lingkungan fisik disekitar sekolah.
  • Bahan-bahan yang tersisa atau tidak dipakai dan bahan-bahan bekas dan bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber atau alat bantu dalam belajar.
  • Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.

Karena siswa juga merasa jenuh belajar di kelas yang pembelajarannya hanya mengacu pada teori-teori dengan penyampaian materi pelajaran dengan metode ceramah. Sehingga pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini bisa dijadikan sebagai cara atau alternatif bagi guru untuk mendidik siswa. Seorang guru yang professional hendaknya senantiasa kreatif dalam mencari sumber belajar, supaya siswa tidak terlalu jenuh belajar di kelas.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan menurut Asnawir & Usman (2002: 110):

  • Menyelidiki lingkungan sekitar, mencari hal-hal yang diusahakan dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
  • Membuat perencanaan proses belajar mengajar berdasarkan topik yang dipilih.
  • Mengorganisasi siswa secara berkelompok atau secara individual sesuai dengan kebutuhan.
  • Menjelaskan kepada siswa tentang tugas yang diberikan.
  • Memberikan tugas kepada kelompok atau individu.
  • Mendiskusikan hasil kerja yang diperoleh.
  • Menyimpulkan hasil kerja.
  • Menilai kerja siswa.
  • Tindak lanjut yang diperlukan.

Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini lebih bermakna disebabkan para siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.

Kerangka Pikir

Guru cenderung masih dominan dalam proses pembelajaran IPS, sehingga siswa lebih bersikap pasif daripada mencari dan menemukan pengetahuan sendiri. Melalui pemanfaatan sumber belajar di lingkungan sekitar, siswa terlibat secara maksimal dalam usaha mencari dan menemukan pemecahan masalah, sehingga kegiatan belajar dapat optimal terarah pada tujuan pembelajaran.

Peran guru dalam pembelajaran IPS adalah sebagai konselor, pembina dan pengarah. Guru senantiasa siap memberikan bantuan kepada siswa dalam melaksanakan interaksi, mengungkapkan argumentasi, mengumpulkan bukti dan mengarahkan diskusi. Guru mendorong siswa untuk mencari pengetahuan sendiri, bukan menjejali siswa dengan pengetahuan.

Pembelajaran di kelas III SD GMIH Posi-Posi Kecamatan Loloda Utara kurang optimal, perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran kurang memusat. Siswa kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran. Pemanfaatan sumber belajar di lingkungan sekitar sangat dibutuhkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Melalui pemanfaatan sumber belajar di lingkungan sekitar, diharapkan kesulitan yang dihadapi siswa dapat teratasi. Selain itu diharapkan siswa menjadi aktif, dan kreatif dalam belajar, berani bertanya, serta berdisiplin dalam mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga tumbuh rasa senang terhadap mata pelajaran IPS dan akhirnya hasil belajar siswa meningkat.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas dalam dua siklus. Sebagai langkah awal dilakukan perencanaan yaitu merancang skenario pembelajaran kemudian dilakukan pelaksanaan tindakan pembelajaran.

Pembelajaran pada siklus 1, siswa diajak keluar kelas untuk mewawancarai sumber belajar di lingkungan sekitar untuk mengetahui jenis pekerjaan. Setelah melakukan pengamatan, kemudian siswa mendiskusikan hasil pengamatan. Selesai diskusi kelas dibuat kesimpulan hasil pembahasan. Pada bagian akhir pembelajaran dilakukan evaluasi belajar dengan diberi postes.

Selesai pembelajaran pada siklus 1 dilakukan analisis dan refleksi untuk mencari kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran. Adanya kekurangan tersebut digunakan untuk memperbaiki pada pembelajaran selanjutnya di siklus 2. Dengan cara memperbaiki proses pembelajaran pada tahapan siklus 1 dan siklus 2, diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara signifikan.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Pemanfaatn sumber belajar dilingkungan sekitar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di kelas III SD GMIH Posi-Posi Kecamatan Loloda Utara pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020.

Peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS, ditunjukkan melalui pencapaian ketuntasan belajar siswa dengan Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) sebesar ≥ 60.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk ke dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK merupakan tidakan yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran sehingga memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.

Penelitian Tindakan Kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran dilaksanakan ( Stephen Kemmis 1993: 44).

Setting Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Agustus, September, dan Oktober 2019. Minggu kedua bulan Agustus peneliti mulai mengadakan persiapan, yaitu mengobservasi tempat, menyusun proposal penelitian dan membuat RPP. Pada minggu ketiga bulan September 2019 sampai minggu keempat bulan September 2019, peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas. Untuk analisis data, pembahasan, dan penyusunan laporan hasil penelitian dilaksanakan pada minggu kedua bulan Oktober sampai minggu ke pertama bulan Nopember 2019.

Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas III SD GMIH Posi-Posi, Kecamatan Loloda Utara, Kabupaten Halmahera Utara. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD GMIH Posi-Posi, karena memang siswa di kelas tersebut mempunyai masalah yang harus segera diselesaikan dan dicari solusinya.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SD GMIH Posi-Posi Kecamatan Loloda Utara Kabupaten Halmahera Utara yang berjumlah 19 siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

 

 

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data

Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh berbagai informasi melalui tatap muka langsung dengan nara sumber.

  • Wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru untuk memperoleh kelebihan, kekurangan dan kendala dalam pemanfaatan sumber belajar disekitar siswa
  • Wawancara antara siswa dengan sumber belajar di lingkungan sekitar untuk memperoleh informasi yang lebih aktual.

Hasil Tes Formatif

Tes hasil belajar diperlukan untuk mengukur tingkat ketercapaian hasil belajar IPS dalam pemanfaatan sumber belajar di lingkungan sekitar siswa. Alat pengumpulan data yang berupa teknis tes di bagi menjadi dua yaitu butir soal tes untuk siklus 1 dan butir soal tes untuk siklus 2. Sedangkan yang teknik non tes berupa lembar pengamatan/ lembar observasi.

Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengobservasi aktivitas guru berupa lembar observasi. Observasi dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran di kelas atau diluar kelas guna mengumpulkan data secara kualitatif mengenai aktivitas guru dan siswa yang bertujuan untuk mencatat masalah yang terjadi pada saat tindakan yang kemudian akan menjadi refleksi sebagai tindak lanjut.

Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi yang lengkap. Peneliti menggunakan dokumentasi mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi pada penelitian. Dokumentasi yang digunakan adalah dalam bentuk Foto. Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini berupa data tentang siswa, guru, dan sarana media pembelajaran. Penelitian ini kami menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknis tes maupun teknik non tes.

Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data berupa butir soal tes dan lembar observasi.

Validasi Data

Agar data yang diperoleh dalam penelitian ini valid, digunakan dua cara, yaitu data yang berbentuk angka/data kuantitatif yang berupa nilai formatif siswa, kami siapkan instrumennya. Sedangkan untuk data kualitatif yang berupa observasi, kami menggunakan triangulasi sumber, yaitu melalui kolaborasi dengan teman sejawat.

Analisis Data

Data yang sudah diperoleh, baik data kuantitatif maupun data kualitatif dianalisa. Data kuantitatif kami analisa dengan menggunakan analisis diskriptif komparatif, yaitu dengan cara membandingkan nilai hasil tes kondisi awal, nilai hasil tes setelah siklus 1, dan nilai hasil tes setelah siklus 2, kemudian direfleksi. Data kualitatif yang berupa hasil pengamatan/hasil observasi, kami analisa dengan menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil antara kondisi awal dengan siklus 1 menunjukkan adanya perubahan walau belum bisa optimal. Perbandingan antara kondisi awal dan siklus 1 dapat disajikan pada tabel 18.

Perbandingan Kegiatan dan Hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus 1

NO Pra Siklus Siklus 1
1 Tindakan Tindakan
  Pembelajaran konvensional, mengutamakan metode ceramah. Pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar di lingkungan sekitar
2 Hasil Belajar Hasil Belajar
  Ketuntasan Hasil Belajar

– Tuntas: 9 (47% )

– Belum tuntas: 10 ( 53% )

Ketuntasan Hasil Belajar

– Tuntas: 11 ( 58% )

– Belum tuntas: 8 ( 42% )

3 Hasil Observasi Guru pada siklus 1 menunjukkan kriteria baik sebanyak 11 point, cukup sebanyak 5 point, dan sedang sebanyak 1 point.

 

Nilai Tertinggi: 80

Nilai terendah: 30

Nilai rata- rata: 54

Nilai Tertinggi: 90

Nilai terendah: 45

Nilai rata- rata: 63

 

Hasil refleksi dari siklus 1 dapat disimpulkan bahwa melalui pemanfaatan sumber belajar di lingkungan sekitar siswa mengalami peningkatan dalam mencapai ketuntasan belajar sebesar 11%.karena ada siswa yang Sedangkan nilai rata-rata kelas ada kenaikan 5%. Pada siklus 1 ini belum semua siswa mencapai ketuntasan.

Hasil antara siklus 1 dengan siklus 2 ada perubahan secara signifikan, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil tes akhir siklus 2 ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus 1.

Peningkatan hasil belajar maupun ketuntasan hasil belajar tersebut dapat disajikan pada tabel 19.

Perbandingan Kegiatan dan Hasil Belajar pada Siklus 1 dan Siklus 2

NO Siklus 1 Siklus 2
1 Tindakan Tindakan
  Pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar di lingkungan sekitar Pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar di lingkungan sekitar
2 Hasil Belajar Hasil Belajar
  Ketuntasan Hasil Belajar

– Tuntas: 11 ( 58% )

– Belum tuntas: 8 ( 42% )

Ketuntasan Hasil Belajar

– Tuntas: 17 ( 89% )

– Belum tuntas: 2 ( 11% )

3 Hasil Observasi Guru Hasil Observasi Guru
  Menunjukkan kriteria baik sebanyak 11 point, cukup sebanyak 5 point, dan sedang sebanyak 1 point. Menunjukkan kriteria baik sebanyak 15 point, cukup sebanyak 2 point.
 
  Nilai Tertinggi: 90

Nilai terendah: 45

Nilai rata- rata: 63

Nilai Tertinggi: 100

Nilai terendah: 50

Nilai rata- rata: 74

 

Perbandingan hasil tes siklus 1 dan siklus 2 terlihat ada peningkatan yang cukup signifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai rata-rata kelas. Dari sejumlah 19 siswa masih ada 2 siswa yang belum mencapai ketuntasan, hal ini memang kedua siswa tersebut harus mendapatkan pelayanan khusus, namun sekalipun 2 siswa ini belum mencapai ketuntasan hasil belajar, di sisi lain tetap bergairah dalam belajar. Sedangkan ketuntasan hasil belajar ada peningkatan sebesar 31% dibandingkan pada siklus 1.

Nilai rata-rata pada siklus 2 sudah ada peningkatan 11% dibandingkan nilai rata- rata kelas pada siklus 1. Pada siklus 2 siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 3 siswa, hal ini karena ketiga anak tersebut disamping mempunyai kemampuan yang baik, didukung rasa senang belajar, sehingga mereka dapat nilai yang optimal. Secara umum dari hasil pengamatan dan tes kondisi awal hingga siklus 1, dapat disimpulkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS jenis-jenis pekerjaan di kelas III SD GMIH Posi-Posi semester 1 tahun pelajaran 2019/ 2020 yaitu rata-rata kelas sebesar 11%, dan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 31%.

Hasil Tindakan

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya materi jenis-jenis pekerjaan dan semangat kerja bagi siswa kelas III SD GMIH Posi-Posi Loloda Utara semester 1 tahun pelajaran 2019/2020. Peningkatan nilai rata-rata yaitu 54 pada kondisi awal menjadi 63 pada siklus 1 dan menjadi 84 pada sikPage | 2lus 2. Nilai rata-rata siklus 1 meningkat 5% dari kondisi awal, dan nilai rata-rata siklus 2 meningkat 11% dari siklus 1. Secara keseluruhan dari kondisi awal sampai akhir tindakan siklus 2 terjadi peningkatan

nilai rata-rata kelas sebesar 16%. Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus 1 ada peningkatan sebesar 11% dari kondisi awal, dan siklus 2 meningkat 31% dari siklus 1.

Hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus 2 dapat ditunjukkan pada tabel 20 berikut ini.

Hasil Belajar Siswa Pada Kondisi Awal Siklus 1 dan Siklus 2

No Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
1 Nilai tertinggi 80 90 100
2 Nilai terendah 30 45 50
3 Nilai rata-rata 54 63 74
4 Ketuntasan belajar 47% 58% 89%

 

Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar dan pengamatan terhadap proses pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pemanfaatan sumber belajar di lingkungan sekitar pada materi IPS tentang jenis-jenis pekerjaan untuk siswa kelas III SD GMIH Posi-Posi Loloda Utara pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

 

 

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa empirik melalui Pemanfaatan Sumber Belajar di Lingkungan Sekitar dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS kelas III di SD GMIH Posi-Posi Kecamatan Loloda Utara tentang Materi Jenis Pekerjaan dan Pentingnya Semangat Kerja pada semester I Tahun Pelajaran 2019/2020.

Hasil kondisi awal siswa yang tuntas 9 siswa dan yang belum tuntas 10 siswa dari 19 siswa, hasil siklus satu jumlah siswa yang tuntas ada 11 sedangkan yang belum tuntas ada 8 dan hasil siklus dua siswa yang tuntas 17 siswa yang belum tuntas ada 2 siswa. Prosentase ketuntasan siswa pada kondisi awal sebesar 47%, pada siklus 1 sebesar 58% dan pada siklus 2 sebesar 89%. Sehingga ada kenaikan prosentase ketuntasan hasil belajar siswa dari kondisi awal dengan siklus 1 sebesar 11%, dan prosentase ketuntasan siswa dari siklus 1 dengan siklus 2 sebesar 31%.

Hasil akhir tindakan tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 37% dari kondisi awal. Adapun hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran menunjukkan perubahan yang positif yaitu siswa lebih aktif dan bersemangat selama proses pembelajaran berlangsung.

Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian tindakan kelas di atas maka disarankan:

Bagi Guru

Guru selalu mencari dan menerapkan pendekatan, model, dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran agar siswa selalu aktif belajar. Dengan melakukan wawancara terhadap orang yang bekerja sebagai petani, guru, pedagang, tukang kayu, pembuat batu bata secara langsung siswa akan merasa lebih senang, membangkitkan rasa ingin tahu terhadap hal yang baru untuk meningkatkan kemampuannya.

Bagi Siswa

Siswa selalu aktif mengikuti proses pembelajaran, berani bertanya, berani menanyakan masalah dan kesulitannya, dan mau membantu dan membimbing temannya yang kesulitan.

Bagi Kepala Sekolah

Sebagai masukan untuk memotivasi guru agar dapat menggunakan berbagai macam metode pembelajaran guna meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

DAFTAR RUJUKAN

Asnawir dan Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/15/sumber-belajar-untuk-mengefektifkan-pembelajaran-siswa/) diakses pada tanggal 9 Juli 2019.

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/4462

http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar/ yang diakses pada tanggal 11 Juli 2019.

(http://www.whandi.net/2007/pengertian belajar/ )yang diakses pada tanggal 11 Juli 2019.

(http://xpresiriau.com/teroka/artikel-tulisan-pendidikan/proses-pembelajaran-ips-di-sd/) yang diakses pada tanggal 9 Juli 2019.

Hamza B. Uno, Dkk. 2014. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Penerbit Bumi Aksara Jakarta.

Indra Jati Sidi. 2004. Pelayanan Profesional, Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.

Kemmis Stephen (1993) Classroom Action Reaset. New York.

Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto N, 1995, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Pusat Kurikulum Badan Penelitian & Pengembangan Depdiknas (2006) KTSP.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mangajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.