Pembelajaran Bahasa Inggris Dengan Menggunakan Audio Visual
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
DENGAN MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL
BAGI SISWA KELAS XI JURUSAN TEDK
SMK NEGERI 2 KLATEN TAHUN 2018/2019
Sulistiyani Isminingsih
SMK Negeri 2 Klaten
ABSTRACT
The purposes of this research are to find out wheather the audio visual learning method can improve students learning activities and achievement, students are expected to be more motivated in listening so that they can improve their abilities by utilizing various learning resources. The methods of collecting data are observation and achievement test. The methods of analysis data are descriptive both for data qualitatively and for quantitative data.The subject used is students in the second class and the data sources are teacher and students. The result obtained from this study are audio visual can improve students learning activities and achievement.
Key Words: English Language, Audio Visual, Listening.
Pendahuluan
Bahasa adalah alat komunikasi yang paling signifikan didalam komunikasi. Komunikasi bisa dilakukan dengan berbicara, menulis dan lain sebagainya. Dengan bahasa kita bisa mengungkapkan perasaan, ide-ide, dan pikirin kita kepada seseorang secara langsung, dengan selembar kertas atau dengan gerakan tubuh.
Bahasa merupakan suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Bahasa itu sangat penting untuk semua orang didunia ini, dengan bahasa mereka mampu menjalin hubungan dengan orang lain yang berasal dari latarbelakang bahasa yang berbeda. Misalnya bahasa inggris, bahasa inggris adalah sebuah bahasa internasional. Dimana bahasa ini digunakan sebagai alat komunikasi dalam forum-forum internasional. Sekarang ini, banyak Negara didunia ini menggunakannya sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu bahasa inggris menjadi mata pelajaran yang sangat penting yang harus diajarkan sejak dini
Salah satu tujuan pembelaran di sekolah adalah mengembangkan kemampuan mendengarkan dalam bahasa inggris. Tujuan tersebut dalam kurikulum Bebasis Kompetensi dinyatakan dengan istilah Kompetensi Dasar.
Ketika kita mempelajari bahasa inggris, kita mengenal empat komponen bahasa, seperti: mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara, dimana keempat komponen ini menjadi faktor utama dalam mengajarkan bahasa inggris sebagai bahasa asing. Komponen – komponen ini akan mengembangkan kemampuan komunikasi siswa baik secara lisan atau tulisan.
Listening skill, salah satu kemampuan menerima, adalah sebuah tehnik komunikasi dimana pendengar bisa mengerti, menginterpretasikan dan mengevaluasi apa yang mereka dengar. Kemampuan untuk mendengarkan secara aktif dapat meningkatkan hubungan pribadi melalui mengurangi konflik, memperkuat kerjasama,mengembangkan pemahaman.
Listening adalah salah satu komponen bahasa yang masih menjadi kendala bagi siswa untuk dipelajari. Kita bisa mengetahui dari pencapaian siswa. Nilai yang mereka dapatkan masih rendah jika dibandingkan dengan komponen-komponen bahasa lain seperti reading dan writing.
Komunikasi akan berjalan lebih baik jika pendengar bisa merespon apa yang pembicara bicarakan. Namun, kebanyakan siswa masih memiliki kesulitan dalam mendengar karena adanya perbedaan dialek. Perbedaan tersebut tidak hanya dari segi pengucapan tetapi juga dari kebudayan. Secara gramatikal juga bisa mengakibatkan misunderstanding antara pembicara dan pendengar.
Rendahnya kemampuan menyimak siswa dalam bahasa inggris dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: minimnya pengetahuan bahasa inggris siswa, masih minimnya pembendaharaan kosakakata siswa, kurangnya latihan komunikasi berbahasa inggris siswa dalam kehidupan sehari-hari, rendahnya aktifitas memahami bahasa inggris siswa, rendahnya kualitas tugas-tugas siswa, dan kurang tepatnya tehnik yang digunakan guru.
Di antara sekian faktor penyebab rendahnya keterampilan siswa memahami dalam bahasa Inggris teknik pembelajaran yang kurang tepat merupakan faktor yang paling dominan. Guru secara terus menerus memperkenalkan pola-pola dan ungkapan bahasa Inggris tanpa melalui konteks atau situsi yang tepat, dan tidak diikuti oleh latihan dan penerapan atau praktek mendengarkan. Kegiatan interaksi antar siswa sangat kurang. Oleh karena itu peningkatan keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris tidak optimal.
Didalam mengatasi masalah tersebut, para guru harus tetap berusaha mencari cara agar bagaimana masalah itu bisa teratasi. Guru harus mampu menggunakan beberapa metode pembelajaran khususnya dalam mengajarkan listening. Dan salah satu tehnik yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kemampuan mendengar siswa adalah melalui Audio-Visual. Audio-lingual or Audio-visual adalah metode yang sangat menarik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu metode ini bertujuan agar pelajar atau siswa mampu memahami target bahasa, berbicara dengan pengucapan yang dapat diterima dan benar secara gramatikal, dan mampu memahami materi yang dipresentasikan.
Menurut Yudhi Munadi media audio visual dapat di bagi menjadi dua jenis. Jenis pertama di lengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, di namakan video audio visual murni seperti film gerak (movie) bersura, televisi dan video. Jenis ke dua adalah media audio visual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide,apaque, OHP dan peralatan visual lainya bila di beri unsur suara dari rekaman kaset yang di manfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau satu proses pembelajaran.(Yudhi Munadi,2008:113)
Berdasarkan latarbelakang diatas dan mengetahui kelemahan siswa dalam mempelajari listening dan kurangnya kemampuan siswa terhadap pemahaman listening.
Pembelajaran Listening
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Kegiatan menyimak berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa seseorang. Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar atau mendengarkan. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Mendengarkan adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting, disamping membaca, berbicara, dan menulis. Komunikasi tidak akan dapat berlangsung dengan lancar tanpa keterampilan Mendengarkan. Keterampilan Mendengarkan merupakan dasar keterampilan berbicara yang baik.
Hermawan, 2012: 30) menyatakan bahwa menyimak berbeda dengan mendengar, kata mendengar memiliki arti dapat menangkap makna suara (bunyi) dengan telinga sedangkan menyimak merupakan sebuah proses pemeroleh berbagai fakta bukti atau informasi tertentu yang di dasarkan pada penilaian dan penetapan pada sebuah reaksi individual.
Tarigan (2008:31) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Menurut Sarwidi (2008: 17-18) menyimak adalah suatu ketrampilan seseorang untuk mendengarkan, memperhatikan, memahami dan menganalisa secara kritis bentuk-bentuk bahasa lisan atau ujaran yang di terima melalui pendengaran. kemudian menyimpulkan dan menyimpan isi suatu informasi dan yang lebih penting lagi yaitu dapat mengkomunikasikan isi ujaran tersebut pada orang lain.
Tentang Audio Visual
Audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapanya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,ketrampilan dan sikap.
Menurut Arsyad menyatakan bahwa media pembelajaran interaktif atau interactive video adalah suatu system penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan pengendaliaan computer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan efisiensi penyajiaan sedangkan video campact dish adalah system penyimpanan dan rekaman video dimana signal audio visual di rekam pada disket plastic bukan pada pita magnet.
Secara umum manfaat yang dapat di peroleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif jumlah waktu mengajar dapat di kurang, kwalitas belajar siswa dapat di tingkatkan dan proses belajar dapat di lakukan dimana,kapan saja serta sikap belajar siswa dapat di tingkatkan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan lembar observasi.Tes diberikan kepada siswa untuk mendapatkan pemahaman siswa dalam mendengar bahasa inggris.Lembar Pengamatan digunakan untuk mencatat informasi dari semua kegiatan yang sedang berlangsung. Lembar pengamatan terdiri dari aktivitas siswa, waktu, respon siswa, situasi kelas, dan catatan lainnya yang terjadi saat prosses tindakan berlangsung
Alat yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah hasil dari test, questionnaire dan lembar observasi.
Apakah kemampuan mendengarkan itu bisa ditingkatkan melalui Audio Visual.
Hasil tes prestasi belajar yang merupakan tes lisan dan multiple choice test memforsir siswa untuk betul-betul dapat memahami apa yang sudah dipelajari.
Hasil tes prestasi belajar telah menemukan efek utama bahwa penggunaan metode tertentu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang dalam hal ini adalah metode Audio-Visual. Hal ini sesuai dengan hasil meta analisis metode pembelajaran yang dilakukan oleh Soedomo, 1990 (dalam Puger, 2004) yang menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.
Seperti telah diketahui bersama bahwasannya mata pelajaran Bahasa Inggris menitikberatkan pembelajaran pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai pedoman prilaku kehidupan sehari-hari siswa. Untuk penyelesaian kesulitan yang ada maka penggunaan metode ini dapat membantu siswa untuk berkreasi, bertindak aktif, bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat, bertanya, berdiskusi, berargumentasi, bertukar informasi dan memecahkan masalah yang ada bersama dengan anggota kelompok diskusinya. Hal inilah yang membuat siswa berpikir lebih tajam, lebih kreatif dan kritis sehingga mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan efek selanjutnya adalah para siswa akan dapat memahami dan meresapi mata pelajaran Bahasa Inggris lebih jauh.
Hasil ini menunjukkan bahwa metode Audio-Visual telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa menempa ilmu sesuai harapan. Audio-Visual merupakan model yang cocok bagi siswa apabila guru menginginkan mereka memiliki kemampuan berkreasi, berargumentasi, mengeluarkan pendapat secara lugas, bertukar pikiran, berargumentasi, mengingat penggunaan metode ini adalah untuk memupuk kemampuan intelektual siswa, mendorong siswa untuk mampu menemukan sendiri, menempatkan siswa pada posisi sentral dan mengupayakan agar siswa tidak belajar dengan menghafal.
Hasil penelitian ternyata telah memberi efek utama bahwa model yang diterapkan dalam proses pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Temuan ini membuktikan bahwa guru sudah tepat memilih metode dalam melaksanakan proses pembelajaran karena pemilihan metode merupakan hal yang tidak boleh dikesampingkan. Hal ini sejalan pula dengan temuan-temuan peneliti lain seperti yang dilakukan oleh Inten (2004) dan Puger (2004) yang pada dasarnya menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Mata pelajaran Bahasa Inggris menitikberatkan kajiannya pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai pedoman atas kemampuan siswa baik pikiran, prilaku maupun keter-Visual menempati tempat yang penting.
Simpulan
Dengan mengetahui bahwa pemicu rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar ada pada faktor-faktor seperti metode yang digunakan guru, sehingga penggunaan atau penggantian metode konvensional menjadi metode-metode yang sifatnya konstruktivis sangat diperlukan, akibatnya peneliti mencoba model pembelajaran Audio-Visual dalam upaya untuk dapat memecahkan permasalahan yang ada di sekolah.
Berdasar pada rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa yang disampaikan pada latar belakang masalah, penggunaan model pembelajaran Audio-Visual diupayakan untuk dapat menyelesaikan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Seberapa besar peningkatan yang dicapai sudah dipaparkan dengan jelas pada akhir analisis.
Dari semua data pendukung pembuktian pencapaian tujuan pembelajaran dapat disampaikan bahwa model Audio-Visual dapat memberi jawaban yang diharapkan sesuai tujuan penelitian ini. Semua ini dapat dicapai adalah akibat kesiapan dan kerja keras peneliti dari sejak pembuatan proposal, review hal-hal yang belum bagus bersama teman-teman guru, penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian, penggunaan sarana trianggulasi data sampai pada pelaksanaan penelitian yang maksimal.
Daftar Pustaka
Ashar Arsyad.2009. Media Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo Perkasa.
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Jakarta: BSNP.
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.
Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Fernandes, H.J.X. 1984. Testing and Measurement. Jakarta. National Education Planning, Evaluation and Curriculum Development.
Inten, I Gede. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Pengetahuan Awal Siswa Terhadap Prestasi Belajar PKn dan Sejarah pada Siswa Kelas II di SMU Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja.
Miles, Matthew, B. Dan A. Michael Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Roheadi Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Belajar Kooperatif. Diktat Perkuliahan Mahasiswa Unipas.
Sardiman, A.M. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.