Pembelajaran Berbasis Discovery Learning Pendekatan Kontekstual Meningkatkan Hasil Belajar
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PERSAMAAN
GARIS LURUS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
KELAS VIII B DI SMP NEGERI 1 CLUWAK
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Sukahar
Guru Matematika SMP Negeri 1 Cluwak, Kabupaten Pati
ABSTRAK
Pembelajaran Discovery learning memberikan warna untuk menemukan konsep sendiri. Pembelajan ini melatih belajar mandiri dan bekerja sendiri dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah-masalah metematika. Pembelajaran ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan format pembelajaran matematikan dengan model Discovery Learning Pendekatan Kontekstual, menciptakan suasana belajar aktif, dengan keterampilan tingkat tinggi, dan hasil belajar meningkat. Variabel indikator yang diamati Aktivitas, Keterampilan Tingkat Tinggi atau Keterampilan Proses, dan Hasil belajar. Langkah-langkah kegiatan; Pemberian rangsangan (stimulatioan). Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement). Pengumpulan data (data collection). Pengolahan Data (data prossesing). Pembuktian (Verifikation). Menarik Kesimpulan/generalisasi (generalization). Pembelajaran dilaksanakan dalam 2 tatap muka Untuk mengetahui hasil belajar dilaksanakan tes yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selesai dengan alokasi waktu 40 menit; Hasil pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran rata-rata dicapai 78,06%. Untuk pengamatan keterampilan tingkat tinggi capaian rata-rata 75,88%. Hasil capaian tersebut memenuhi kategori aktif dan terampil dengan pedoman capaian 60<x≤80 aktif. Hasil tes dihitung sesuai bobot tiap soal. Ketuntasan pembelajaran ditetapkan dengan 75%. Rata-rata hasil tes dicapai 87,11. Maka dikatakan dapat menguasai materi 87,11%. Kategori pembelajaran dengan Discovery Learning Pendekatan Kontekstual materi Persamaan Garis Lurus mencapai KKM.
Kata Kunci: Discovery Learning cara belajar mandiri aktif dan kreatif.
PENDAHULULAN
Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika telah banyak dilakukan, baik oleh pemerintah maupun oleh pihak yang peduli terhadap pembelajaran matematika sekolah, antara lain: Pengembangan Kompetensi Pembelajaran (PKP), kualifikasi pendidikan guru, pembaharuan kurikulum, penerapan model dan metode pembelajaran baru, penelitian tentang kesulitan dan kesalahan siswa dalam belajar matematika. Berbagai upaya tersebut belum mencapai hasil yang optimal, karena berbagai kendala di lapangan. seperti; perecanaan pembelajaran yang tidak dipersiapkan dari awal, pemilihan metode dan strategi pembelajaran yang tidak sesuai dengan materi, pembelajaran yang tidak bervariasi, kooperatif pembelajaran ditinggalkan, tidak menggunakan model pembelajaran, senter teaching, siswa tidak berminat belajar matematika, kesulitan belajar siswa tidak teratasi.
Kondisi pembelajaran disekolah masih banyak guru yang melaksanakan pembelajaran konvensional. Bukan berarti pembelajaran dengan konvesional tidak mencapai tuntas belajar, namun ketuntasan akan lebih banyak dicapai apabila pembelajaran dilaksanakan secara kooperatif membentuk kelomok belajar dengan menggunakan model pembelajran.
Untuk mengubah pola pembelajaran matematika yang bisa dilakukan adalah lebih mengakrabkan matematika dengan lingkungan anak. Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika, keterkaitan konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak dalam kehidupan sehari-hari perlu dilakukan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang menggunakan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah pendekatan kontekstual. Dalam pembelajaran dan pengajaran kontekstual memberikan dua pernyataan penting bagi para siswa yaitu: kanteks-konteks apakah yang tepat untuk dicari oleh guru?, dan langkah-langkah kreatif apakah yang harus diambil untuk membentuk dan memberi makna pada konteks?.
Pembelajaran Matematika berbasis discovery learning pendekatan kontekstual, materi Persaaan Garis Lurus memberikan kondisi pembelajaran menemukan konsep sendiri bersama kelompok. Siswa mengenal konteks-konteks pembelajaran yang dihubungkan dengan lingkungan. Misalnya: bentuk kemiringan atap rumah, debit pompa air, laju kendaraan motor dengan kecepatan tetap memiliki grafik garis lurus. Pada pembelajaran ini akan membawa siswa lebih fokus untuk menemukan konteks dalam menyelesaikan masalah. Mengondisikan siswa untuk dapat mengonstruk konsep-konsep yang ada pada lingkungan belajar.
Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan adalah Best Practice dengan mengambil “Pembelajaran Matematika Berbasis Discovery Learning Pendekatan Kontekstual pada Materi Persamaan Garis Lurus untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas VIII B di SMP Negeri 1 Cluwak Tahun Pelajaran 2019/2020”. Pembelajaran yang mengupayakan siswa sktif, dan memiliki keterampilan Tingkat Tinggi. Pembelajaran yang bermakna dapat pengonstruk konteks-konteks pembelajaran untuk meningkakan hasil belajar mencapai tuntas.
Manfaat Kegiatan
Manfaat Pembelajaran Matematika berbasis Discovery Learning pendekatan kontekstual materi Persamaan Garis Lurus sebagai berikut:
- Menghasilkan perangkat Pembelajaran untuk digunakan pada pembelajaran berkelanjutan.
- Pembelajaran Discovery Learning dapat menemukan sendiri konsep matematika melalui kontekstual.
- Hasil Pembelajaran Discovery Learning dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk pembelajaran lebih lanjut.
PELAKSANAAN KEGIATAN
Tujuan dan Sasaran
Tujuan untuk mengubah pola pembelajaran yang semula menggunakan pembelajaran tradisional menjadi pembelajaran kooperatif. Dari perubahan pembelajaran diharapkan siswa dapat menerima proses pembelajaran dengan rasa sengang, gemar belajar matematika. Mengubah pola belajar siswa dapat menemukan sendiri konsep-konsep persamaan garis lurus melalui bahan pembelajaran benda dan kejadian yang ada di sekitar sekolah dan rumah (kontekstual).
Sasaran adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Cluwak, Kabupaten Pati tahun pelajaran 2019/2020. Sekolah memiliki 24 kelas paralel, masing-masing tingkat kelas paraleh terdapat 8 kelas. Kondisi sekolah terletak di desa Ngablak, kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati. Masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah. Partisipasi orang tua siswa dalam pendidikan pada umumnya masih rendah. Untuk mengangkat hasil belajar siswa mencapai tuntas sangat diperlukan pembelajaran yang kontinu dengan bimbingan dalam jangka waktu yang cukup. Mengkodisikan siswa aktif dalam pembelajaran kooperatif dengan menggunakan model pembelajaran. Membiasakan siswa kerja secara kelompok dan berdiskusi.
Bahan/Materi Kegiatan
Persamaan Garis Lurus dan Grafik Persamaan Garis Lurus di kelas VIII dalam KD 3.4 menganalisis fungsi linear sebagai persamaan garis lurus dan menginterpretasikan grafiknya dihubungkan dengan masalah kontekstual, yang berpasangan dengan KD 4.4. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan fungsi linear. Pada KD 3.4, kata kerja operasional, menganalisis dan menginterpretasikan yang termasuk dalam dimensi proses kognitif “menganalisis” (C4) pada taksonomi Bloom-Anderson dan pada dimensi proses kognitif yang ke-3. Kognitif dikategorikan ke dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan bacaan disarikan dari modul Pembelajaran Matematika SMP Berorientasi Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Berbasis UN dan PISA dan Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran Matematika SMP Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal KK D Profesional (Materi PKP Matematika). Siswa diarahkan untuk mengembangkan penalarannya dimulai dari pemahaman sebelumnya terkait fungsi linear, dan diperkaya dengan pemahaman daerah asal atau domain fungsi, kemudian menggambar grafik garis lurus melalui tahapan menemukan keteraturan, hingga ditemukan bentuk umum dari suatu persamaan garis.Untuk dapat menguasai kompetensi tersebut, perhatikan permasalahan berikut!
Bu Naura memiliki sebuah pompa air merk X dan tandon air dengan kapasitas 1000 liter. Dengan asumsi debit air tetap dan pada awalnya tandon air kosong, setelah 5 menit dinyalakan ternyata tandon air terisi 140 liter air. Berapa liter banyak air dalam tandon air jika mesin pompa dioperasikan selama 27 menit tanpa henti? Berapa lama tandon air dapat terisi penuh?
Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan
Tindakan awal persiapan perencanaan, menganalisis materi, memilih dan menetapkan materi sesuai dengan silabus kurikulun 2013. Mempersiapkan pembelajaran membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), membuat media pembelajaran powerpoint, menyusun skenario pembelajaran Discovery Learning dengan bahan ajar kontekstual. Menyusun instrumen pengamatan dan instrumen tes, menyusun alat evaluasi. Pada pelaksanaan akan direvisi secara langsung dalam pembelajaran dengan cara menjelaskan ulang pada siswa.
Data diambil dan dikumpulkan melalui pengamatan dan evaluasi/tes. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar penngantan. Jenis pengamatan adalah aktivitas siswa, keterampilan tingkat tinggi. Sedangkan data Kwantitatif hasil tes diambil berdasarkan tes. Data-data dikumpulkan dengan cara sebagai berikut:
Data aktivitas
Data aktivitas diambil melalui pengamatan aktivitas selama pembelajaran berlangsung secara individu maupun kelompok. Pengamatan dilakukan oleh peneliti secara individu dalam kelompok.
Data keterampilan Tingkat Tinggi/KetrampilamProses
Data ketrampilan proses didapat melalui pengamatan keterampilan dalam menyelesaikan masalah matematika. Pengamatan dilakukan oleh peneliti secara individu dalam kelompok.
Data hasil belajar
Data hasil belajar diambil melalui tes dengan alokasi waktu 40 metit setelah pelaksanaan pembelajaran selesai.
Prosedur yang Digunakan
Pembelajaran menggunakan prosedur Discovery Learning dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Pemberian rangsangan (stimulatioan).
- Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement).
- Pengumpulan data (data collection)..
- Pengolahan Data (data prossesing)
- Pembuktian (Verifikation)
- Menarik Kesimpulan/generalisasi (generalization)
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan diterapkan upaya menumbuhkan aktivitas siswa dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah. Dikemas dalam sebuah pembelajaran berbasis discovery learning pendekatan kontekstual. Tahapan langkah disusun dalam tindakan pembelajaran yang terdiri perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, direncanakan dalam 2 pertemua. Setiap pertemuan dengan alokoasi waktu 40 menit.
Alat/Instrumen
Lembar pengamatan Aktivitas.
Lembar pengamatan aktivitas terdapat 10 item pengamatan meliputi: aktivitas mengajukan pendapat, mendengarkan, menjawab pertanyaan, mengerjakan soal, memecahkan masalah kontekstual secara individu maupun kelompok, menulis, membaca, dan berdiskusi.
Lembar pengamatan keterampilan Tingkat Tinggi
Lembar pengamatan keterampilan proses terdiri 10 item pengamatan meliputi: ketrampilan mengajukan pendapat, Keterampilan dalam membuat pertanyaan yang dimunculkan, bekerja sama, menyelesaikan masah menjawab pertanyaan, memecahkan masalah kontekstual secara individu maupun kelompok, dan berdiskusi.
Waktu dan Tenpat Kegiatan
Waktu yang digunakan 2 pertemuan. 1 pertemuan 40 menit, alokasi waktu 2 x 40 menit. Sedangkan pelaksanaan tes dilaksanakan dalam 1 jam tatap muka(40 menit).
Tempat kegiatan pelaksanaan di SMP Negeri 1 Cluwak, Kabupateng Pati, sasaran kelas VIII B semester 1, tahun pelajaran 2018/2019.
HASIL KEGIATAN
Pengamatan terhadap data proses dilakukan sesuai dengan indicator keberhasilan proses yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Data yang muncul dalam pelaksanaan tindakan kemudian diamati dan dipaparkan. Data proses yang diamati meliputi: (1) aktivitas siswa dalam pembelajaran, (2) ketrampilan dalam memecahkan masalah. (3) data kognitif hasil tes.
Hasil Pengamatan Aktivitas
Analisis pada kategori pengamatan 6 (menyampaikan pendapat/ide kepada kelompok atau guru) skor yang diperoleh paling rendah 3,75 dengan persentasi 75,00%. karema masih malu dan engan untuk bertanya/menyampaikan pendapat pada. Tapi memilih untuk bertanya pada teman sebaya. Pada kategori pengamatan 4 (berdiskusi atau bertanya dalam kelompok dan antar kelompok), pada angka 3,81 dengan persentasi 76,25%. Tingkat kerendahan pada urutan ke dua. Analisis dari pengamatan, siswa secara umum masih belum bisa bekerja kelompok secara utuh. Dalam diskusi masih diperlukan bimbingan pendamping. Secara keseluruhan skor pengamatan aktivitas rata-rata pada kategori aktif.
Hasil Pengamatan Keterampilan
Analisis pada kategori pengamatan 5 (memiliki keterampilan memecahkan masalah yang ada) skor tingkatan yang paling rendah 3,63 dengan persentasi 72,50%. Karena langkah ke 4 disvovery learning (pengolahan data) terdapat beberapa kelompok yang masih belum bisa memahami dengan baik. Dua kali penjelasan sudah diberikan pada kelompok yang mengalami kesulitan. Karena terbatasnya waktu pembelajaran, maka mengakhiri langkah ke-5 dan memberikan tugas untuk berlatih di rumah. Secara keseluruhan skor pengamatan rata-rata keterampilan pada kategori terampil.
Tes Hasil Belajar
Pembahasan
Analisis butir soal nomor 3 rata-rata pencapaian hasil evaluasi 42 dengan persentase 67,19% paling rendah. Karena diberikan soal keterampilan membuat grafik fungsi. Dalam membuat grafik secara umum masih memiliki ketrampilan yang belum memadai. Karena belum terbiasa menggambar grafik dengan alat (penggaris, jangka, pensil). Juga ketas milimeter tidak tersedia pada siswa. Akibatnya menggambar grafik dengan menggunakan alat-alat seadanya. Kesiapan siswa dalam menggambar grafik memang tidak terpenuhi. Maka keterampilan menggambar grafik masih redah. Secara keseluruhan nilai rata-rata 87,11. Artinya menguasi materi dengan persentase 87,11% Secara umun hasil tes kelas VIII B di SMP Negeri 1 Cluwak, Pati mencapai KKM.
Masalah yang Dihadapi
Pada saat pelaksanaan pembelajaran masalah yang muncul diantaranya:
- Siswa belum bisa memahami masalah. Dapat diketahui saat identifikasi masalah, akibatnya diskusi kelompok belum berjalan denagan aktif.
- Siswa belum memahami langkah-langkah pembelajaran discovery Learning.
- Kesulitan pada penafsiran bahasa pada LKS.
- Kesulitan dalam menyimpulkan hasil diskusi
- Kurang berani saat diminta untuk mepresentasikan hasil diskusi.
Cara Mengatasi Masalah
Cara mengatsi masalah yang timbul pada saat pembelajaran sebagai berikut.
- Guru berkeliling mengunjungi masing-masing kelompok untuk mengetahui kelompok yang belum memahami masalah. Guru menjelaskan kembali masalah matematika pada kelompok dengan cara mengidentifikasi masalah.
- Ada beberapa kelompok yang belum memahami langkah-langkah pembelajaran discovery Learning, maka guru menerangkan kembali langkah-langkah tersebut.
- Diantara kelompok ada yang masih kesulitan dalam memahami bahasa LKS. Untuk mengatasi guru merefisi bahasa yang tidak difahmi siswa dengan menuliskan di papan tulis dan menjelaskan kembali (lebih dari 2 kelompok yang tidak bisa memahami bahasa LKS).
- Untuk membuat kesimpulan guru bersama dengan siswa merefleksi pembelajaran kemudian menyimpulkan bersama-sama.
- Permasalah ke-5 sering terjadi pada pembelajaran yang melibatkan siswa melaksanakan presentasi. Untuk mengatasi hal ini guru mempersiapkan satu atau dua kelompok untuk dibimbing berlatih berani tampil ke depan mepresentasiakan hasih diskusi. Sebelumnya guru mengetahui kelompok yang sudah menyelesaiakan masalah dengan benar, dipastiakan bahwa kelopok itu yakin dengan penyelesaiannya benar. Satu dari kelompon tersebut diminta untuk presentasi hasil diskusi kedepan. Dari presentasi siswa boleh memberi tanggapan secara santun. Hasil Presentasi digunakan untuk menyempurnakan hasil diskusi masing-masing kelompok.
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Simpulan
Setelah siswa diberi tindakan pembelajaran Discovery Learning maka simpulan yang dapat diambil sebagai berikut: Pembelajaran berbasis discovry learning pendekatan kontekstual membawa siswa aktif, dalam penyelesaian masalah matematika memiliki keterampilan meningkat dalam kategori terampil dan KKM tercapai.
Rekomendasi
- Pembelajaran berbasisi discovry learning pendekatan kontekstual dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat membangun aktivitas siswa dan terampil dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu para guru matematika diharapkan dapat menerapkan model ini dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi Persamaan Garis Lurus kelas VIII semester 1.
- Gunakan model pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan keterampilan proses sehingga siswa memiliki kemampuan untuk pemecahan masalah dan pencapaian perestase belajar lebih optimal
- Dalam pembelajaran kooperatif menggunakan model pembelajaran berikan secara penuh kesempatan lebih banyak kepada siswa. Peran siswa lebih utama, sedangkan peran guru sebagai pembimbing atau fasilisator untuk mengantar siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.
- Dalam pembelajaran kooperatif menggunakn model pembelajaran gunakan teori pembelajaran yang cocok dengan model pembelajaran dan materi yang diajarkan.
- Gunakan teori belajar Vigotsky dalam pembelajaran kooperatif.
- Terapkan Pembelajaran berbasisi discovry learning pendekatan kontekstual pada materi dan kelas yang berbeda, dan jika memungkinkan untuk mata pelajaran lain yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Jhonson, B. E. 2008. Contextual Teaching And Learning.Terjemahan Ibnu Setiawan. Bandung:MLC.
Orton, A. 1991. Learning Mathematics: Issue, Theory and Classroom Practise (second edition). New York. Cassel.
Slavin, E. R.2008. Cooperative Learning. Teori, Riset dan Praktek. Terjemahan Nurulita. Bandung: Nusa Media.
Sugiarto, E. 2017. Kitab PUBI Pedoman Umum Ejaan Bahasa indonesia. Yogjakarta: VC. ANDI OFFSET
Suherman, E. 2011. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Dirjen Dikdasmen Depdikbud. Jakarta: Proyek Penataran Guru SMP.
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan