Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Metode Permainan Untuk Meningkatkan Kemampuan
PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN
DENGAN METODE PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI PARAGRAF
PADA SISWA KELAS XII IKA 1 MAN 2 WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Tri Maya Atmi Rahayu
MAN 2 Wonosobo
ABSTRAK
Penelitian tindakan ini bertujuan untuk mendeskrisikan bahwa Pembelajaran Membaca pemahaman dengan metode permainan dapat meningkatkan kemampuan Memahami Isi Paragraf pada siswa kelas XII IKA 1 MAN 2 Wonosobo tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas XII IKA 1 MAN 2 Wonosobo Tahun Pelajaran 2019/2020. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari Prasiklus sampai PrasiklusII yaitu, Prasiklus (60%), PrasiklusI (73,3%), PrasiklusII (86,7%). Simpulan penelitian Tindakan kelas ini adalah Pembelajaran Membaca pemahaman dengan metode permainan dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan memahami isi paragraf pada siswa kelas XII IKA 1 MAN 2 Wonosobo tahun pelajaran 2019/2020 sehingga model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kata Kunci : Metode Permainan, Kemampuan Memahami Isi Paragraf
PENDAHULUAN
Keberhasilan anak didik dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah banyak ditentukan kemampuannya dalam membaca. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan disajikan dalam bentuk bahasa tulis sehingga menuntut anak harus melakukan aktivitas Membaca pemahaman guna memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran Membaca pemahaman mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran.
Melalui aktivitas Membaca pemahaman yang baik dan benar, anak mampu mengambil intisari bacaan yang dibacanya, anak bisa mendapatkan sesuatu dari aktivitas Membaca pemahaman yang ia lakukan. Semakin banyak intisari yang bisa dipahami dari bahan bacaannya maka semakin banyak pula pengetahuan yang akan diperoleh. Generasi muda yang tidak mampu Membaca pemahaman dengan baik dan benar tentunya akan berakibat fatal pada kualitas SDM, sehingga bangsa ini akan kesulitan berkompetisi dengan generasi muda dari negara-negara lain. Sampai di sini, jelaslah bahwa kemampuan Membaca pemahaman anak sangat penting peranannya bagi keberhasilan dirinya sendiri, bahkan bisa mempengaruhi kemajuan negaranya.
Berdasarkan informasi-informasi tersebut, keterampilan membaca pemahaman siswa kelas XII Ika 1 MAN 2 Wonosobo masih tergolong kurang. Pembelajaran Membaca pemahaman pada umumnya dilakukan dengan kegiatan Membaca pemahaman dan menjawab pertanyaan. Oleh karena kebiasaan atau rutinitas itulah maka metode permainan disiapkan untuk membuat siswa lebih inovatif dan kreatif dalam membaca. Siswa memerlukan proses-proses memahami bacaan untuk mendapatkan informasi yang tepat dari teks yang dibaca. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, turut mempengaruhi keterampilan siswa.
KAJIAN PUSTAKA
Membaca pemahaman merupakan aktivitas yang mengajak otak untuk mengingat dan menerjermahkan tulisan menjadi makna-makna yang dapat diterima otak. Hakikat Membaca pemahaman adalah memperoleh makna yang tepat (Zuchdi, 2008: 19). Membaca pemahaman memerlukan konsentrasi yang lebih untuk memperoleh makna yang tepat. Kegiatan Membaca pemahaman bertujuan untuk memperoleh informasi. Pemahaman dalam Membaca pemahaman sangat dibutuhkan agar siswa dapat memperoleh informasi dengan benar. Pemahaman tidak sebatas Membaca pemahaman dan dapat menjawab soal-soal dengan benar. Siswa memerlukan metode untuk mengungkapkan informasi yang didapat dari hasil pemahamannnya. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk menjawab hal tersebut adalah metode permainan. Dengan metode ini siswa diajak keluar dari rutinitas sehingga pembelajaran dilakukan tidak seperti biasanya yaitu dengan bermain, khususnyaa bermain balon.
Untuk meningkatkan hasil belajar dalam memahami isi paragraf pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah/madrasah perlu menekankan pada penggunaan metode-metode yang atraktif dan menarik. Pembelajaran yang menarik akan memikat anak-anak untuk terus dan betah belajar. Apabila siswa sudah tertarik dengan pembelajaran maka akan dengan mudah meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada sebagian siswa, pembelajaran Bahasa Indonesia dianggap membosankan terutama pada pokok bahasan Membaca pemahaman karena mereka sudah merasa bisa, bahkan kadang-kadang terkesan menganggap remeh. Tentu saja keadaan ini makin diperparah dengan metode penyampaian materi yang kurang menarik sehingga secara tidak langsung siswa menjadi lemah dalam menguasai materi tersebut. Penulis sebagai guru Bahasa Indonesia sangat merasakan problem tersebut dalam pembelajaran yang terjadi selama ini.
Para pakar pendidikan sepakat bahwa penyampaian materi akan lebih mudah dan tepat sasaran apabila kondisi mental peserta didik dalam kondisi senang/rileks. Bagi para ahli bahasa dari negara maju, pengembangan kemampuan literasi berarti mengembangkan kognitif anak yang berhubungan dengan kemampuan memahami isi Paragraf. Dalam hal ini baca-tulis hanya sebagai sarana anak dalam mengemukakan perasaan dan pikiran yang telah berkembang seiring dengan perkembangan bahasa mereka.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk kolaborasi, di mana guru merupakan mitra kerja peneliti. Masing–masing memusatkan perhatiannya pada aspek–aspek penelitian tindakan kelas yang sesuai dengan keahliannya, guru sebagai praktisi pembelajaran, peneliti sebagai perancang dan pengamat yang kritis. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan, baru kemudian melakukan masuk pada siklus 1 dan siklus seterusnya. Penelitian akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai 75% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2019/2020 bulan September s.d. November 2019, dengan pertimbangan untuk kelas XII pada bulan tersebut masih memungkinkan dilaksanakan penelitian karena persiapan ujian masih beberapa bulan lagi. Dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Analisis data dilakukan dalam menerjemahkan jenis data dari hasil observasi dan tes menjadi data kualitatif dalam bentuk deskriptif kualitatif. Data tersebut meliputi,
- Data hasil pengamatan tentang aktifitas guru dalam mengajar dan aktifitas siswa dalam belajar
- Data hasil belajar siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam Membaca pemahaman pemahaman.
Analisis data hasil tes belajar secara deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa. Data ini diperoleh dari hasil tes membaca pemahaman untuk memahami isi bacaan yang meliputi ide pokok, kalimat utaka, kalimat penjelas, fakta dan opini yang tepat.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap siklusnya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
Untuk menilai ulangan atau tes/uji kemampuan
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes/uji kemampuan dapat dirumuskan:
Dengan : = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 75% atau nilai 75, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 75% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 75%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN
Pada bagian ini diuraikan hasil penelitian peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XII Ika 1 MAN 2 Wonosobo tahun pelajaran 2019/2020. Hasil penelitian yang diuraikan adalah informasi hasil belajar siswa tahap prasiklus. Pelaksanaan tindakan pada tiap-tiap siklus, dan peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman melalui penerapan metode permainan.
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran model permainan dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes/uji kemampuan siswa pada setiap siklus. Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diharapkan.
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan penglolaan pembelajaran dengan metode permainan yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode ini dalam pembelajaran membaca. Sedangkan data hasil tes/uji kemampuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa selama beberapa siklus dimana pada tahap awal/tahap prasiklus pelaksanaan belum menggunakan metode permainan.
Tahap Prasiklus merupakan kegiatan pembelajaran membaca pemahaman untuk memahami isi bacaan yang dilakukan oleh guru kepada siswa, tanpa campur tangan dari peneliti. Fungsi dari kegiatan prasiklus ini untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XII Ika 1 MAN 2 Wonosobo sebelum diterapkan metode permainan. Tahap Prasiklus dilaksanakan pada hari pada hari Senin tanggal 12 Agustus 2019 dan selasa 13 Agustus 2019 di kelas XII IKA 1 dengan jumlah peserta pembelajaran 30 orang siswa.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk Prasiklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan pada hari Senin tanggal 12 Agustus 2019 dan Selasa, 13 Agustus 2019 di kelas XII IKA 1 dengan jumlah siswa 30 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Dalam kegiatan prasiklus ini, siswa diberi materi tentang membaca pemahaman sesuai dengan SK dan KD menurut kurikulum 2013 revisi. Guru memberikan penjelasan awal mengenai Membaca pemahaman dan materi teks editorial kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Membaca pemahaman teks editorial dan mengerjakan soal tes/uji kemampuan pada pertemuan berikutnya. Namun pelaksanaan pembelajaran belum menggunakan metode permainan.
Data hasil tes tersebut kemudian diolah dan hasilnya dirangkum dalam tabel hasil evaluasi uji kemampuan memahami isi bacaan sebagai berikut.
Rekapitulasi Hasil Evaluasi Tahap Prasiklus
No | Uraian | Hasil Siklus 1 |
1
2 3 4 |
Jumlah Peserta
Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa yang belum tuntas Nilai rata-rata Persentase ketuntasan belajar |
30
18 12 73,6 60% |
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebelum menerapkan metode permainan dalam pelajaran Membaca pemahaman untuk memahami isi paragraf, diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 73,6 dan ketuntasan belajar mencapai 60% atau ada 18 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 hanya sebesar 60% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 75%. Hal ini disebabkan karena kemampuan memahami isi paragraf siswa XII Ika 1 MAN 2 Wonosobo Tahun Pelajaran 2019/2020 masih kurang, metode yang digunakan guru dalam mengajar pun masih belum mengalami perubahan, begitu juga peran siswa dalam pembelajaran masih kurang aktif.
Hasil Observasi/Pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran tahap Prasiklus siswa terlihat antusias pada awal pertemuan. Beberapa siswa mengajukan pertanyaan seputar materi yang disampaikan oleh guru. Sejauh ini, siswa mampu mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru.
Memasuki inti pembelajaran, banyak siswa yang terlihat tidak berminat pada kegiatan Membaca pemahaman ini. Beberapa siswa tidak memperhatikan dan mengobrol sendiri saat masing-masing diminta untuk Membaca pemahaman teks editorial.
Keaktifan siswa di awal tidak berjalan sampai akhir pembelajaran. Siswa menjadi pasif ketika kegiatan pembelajaran mulai memasuki inti. Siswa mulai terlihat tidak antusias terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Berikut merupakan tabel hasil observasi di kelas selama kegiatan pembelajaran.
Hasil Observasi Siswa Selama Proses Pembelajaran
No. | Aspek | Prasiklus |
1 | Respon siswa | C |
2 | Kemampuan Membaca pemahaman siswa | B |
3 | Penerimaan siswa terhadap metode permainan | – |
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti melakukan refleksi pada implementasi tindakan prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Observasi diidentifikasi untuk memperoleh hasil positif dan hasil negatif dari adanya tindakan. Hasil positif dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Hasil negatif akan menjadi fokus perbaikan selanjutnya agar memperoleh hasil yang optimal.
Hasil negatif dari implementasi tindakan pada prasiklus ini yaitu masih ada siswa yang belum mencapai KKM. Tercatat 12 siswa yang mendapat nilai di bawah 75. Berdasarkan data, siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 40%. Siswa juga kurang antusias dan kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan pada siklus 1 dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan menerapkan metode permainan dalam kegiatan pembelajaran Membaca pemahaman pemahaman. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin, 19 Agustus 2019 dan Selasa, 20 Agustus 2019 di kelas XII IKA 1 dengan jumlah peserta 30 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada prasiklus, sehingga kesalahan atau kekurangan pada prasiklus tidak terulang lagi pada siklus 1. Berbeda dengan pembelajaran tahap prasiklus, pada tahap ini peneliti/guru melakukan pembelajaran dengan menerapkan metode permainan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Setelah kegiatan pembelajaran dengan metode permainan dan kerja kelompok selesai, siswa diberi soal tes uji kemampuan membaca pemahaman secara individu oleh peneliti. Soal tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami bacaan sekaligus mengetahui tingkat keberhasilan siswa scera individu dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Dengan selesainya permainan siswa diminta untuk Kembali serius belajar dan mengerjakan soal tes/uji kemampuan Membaca pemahaman dalam memahami isi bacaan dengan menentukan ide pokok, kalimat utama, jenis paragraf, fakta dan opini. Setelah selesai, siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya. Data hasil tes tersebut kemudian diolah dan hasilnya dirangkum dalam tabel hasil evaluasi uji kemampuan memahami isi bacaan sebagai berikut.
Rekapitulasi Hasil Evaluasi Siklus 1
No | Uraian | Hasil Siklus 1 |
1
2 3 4 |
Jumlah Peserta
Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa yang belum tuntas Nilai rata-rata evaluasi Persentase ketuntasan belajar |
30
22 8 76,7 73,3% |
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 76,7 dan ketuntasan belajar mencapai 73,3% atau ada 22 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar, tapi masih ada 26,7% atau 8 siswa belum tuntas. Di samping nilai rata-rata pada siklus 1 meningkat, niali terendah juga mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari hasil tes/uji kemampuan tahap prasiklus niali terendah nya 50 namun pada siklus 1 niali terendah naik menjadi 60. Sedang untuk niali tertinggi masih tetap yaitu 90. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil pembelajaran Membaca pemahaman dengan memahami isi bacaan menggunakan metode permainan pada siklus 1 mengalami peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal dibandingkan hasil belajar pada tahap prasiklus. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini selain karena guru telah menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar siswa juga merasa lebih senang dengan permainan yang diadakan guru sehingga motivasi belajarpun makin tumbuh. sekaligus siswa juga sudah mulai mengerti bagaimana menentukan ide pokok, kalimat utama dan jenis paragraf sekaligus juga sudah lebih bisa membedakan kalimat fakta dan opini melalui metode permainan yang hasilnya didiskusikan melalui kelompok.
Observasi yang dilakukan pada siklus 1 ini siswa menunjukkan sikap yang lebih positif dibandingkan dengan pembelajaran pada tahap prasiklus. Siswa mengerjakan instruksi guru, tidak ada siswa yang mengobrol sendiri semua aktif terlibat dan antusias mengikuti permainan. Mereka semangat bertukas pikiran dengan teman kelompoknya setelah permainan menyanyi dan memecahkan balon. Sayangnya tidak semua siswa berdiskusi membahas informasi yang telah dikerjakan secara kelompok. Walaupun suasana sudah lebih menggembirakan disbanding pada tahap prasiklus. Kegembiraan terlihat pada saat permainan tapi saat melakukan tes/uji kemampuan Membaca pemahaman masih ada beberapa siswa yang kurang antusias, terlihat mereka lebih senang bermain daripada mengerjakan soal dengan serius. Siswa maunya melanjutkan permainan dan mengerjakan soal secara kelompok daripada mengerjakan sendiri-sendiri secara individu. Pada akhir pembelajaran banyak siswa yang berkomentar positif terhadap pembelajaran Membaca pemahaman dengan metode permainan, mereka menginginkan permainan tersebut berlanjut pada pertemuan berikutnya.
Hasil Observasi Siswa Siklus
No. | Aspek | Prasiklus | Siklus 1 |
1 | Respon siswa | C | B |
2 | Kemampuan Membaca pemahaman siswa | B | B |
3 | Penerimaan siswa terhadap strategi membaca | – | B |
Hasil negatif dari implementasi tindakan pada siklus 1, adalah masih ada siswa yang belum mencapai KKM. Tercatat 8 siswa yang mendapat nilai di bawah 75. Berdasarkan data, siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 26,7%. Siswa sudah lebih termotivasi mereka lebih antusias dan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dibandingkan pada tahap prasiklus.
Setelah mengetahui kemampuan Membaca pemahaman siswa melalui tes pada siklus 1, peneliti bermaksud memperbaiki dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa agar bisa mencapai target ketuntasan ≥75%. Hasil tes pada siklus 1 digunakan sebagai acuan untuk menyusun rencana perbaikan pembelajaran. Peneliti/ guru menetapkan penggunaan permainan pada kegiatan pembelajaran. Rencana perbaikan pada pembelajaran membaca pemahaman menggunakan metode permainan ini diharapkan dapat membuat siswa lebih antusias, aktif dan mampu memahami bacaan dengan mudah. Metode permainan ini juga diharapkan dapat meningkatkan skor siswa pada saat dilakukan tes/uji kemampuan sehingga bisa mencapai skor minimal sesuai dengan KKM yang telah ditentukan. Mengacu pada tujuan penelitian, 75% siswa kelas XII IKA 1 MAN 2 Wonosobo dapat mencapai KKM yang telah ditentukan setelah adanya tindakan.
Seperti halnya yang sudah dilakukan tahap perencanaan pada tahap prasiklus dan siklus 1, pada siklus 2 guru sebagai peneliti menyatakan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa masih belum mencapai target yang diharapkan, maka peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran berdasarkan kekurang-kekurangan yang terjadi pada siklus 1. Perencanaan perbaikan tersebut meliputi perencanaan materi dan rancangan pembelajaraan. Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRP), LKS, teks bacaan, materi ajar, dan soal tes/uji kemampuan, serta alat-alat pengajaran yang mendukung seperti halnya yang dilakukan pada siklus 2.
Kegiatan pembelajaran untuk siklus 2 dilaksanakan selama 2 kali pertemuan pada hari Senin, 26 Agustus dan Selasa, 27 Agustus 2019 di kelas XII IKA 1 dengan jumlah siswa 30 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus 1, sehingga kesalahan atau kekurangan pada kegiatan pembelajaan siklus 1 tidak terulang pada siklus 2.
Setelah kegiatan pembelajaran dengan metode permainan dan kerja kelompok selesai, siswa diberi soal tes uji kemampuan membaca pemahaman secara individu oleh peneliti. Soal tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami bacaan sekaligus mengetahui tingkat keberhasilan siswa secara individu dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Dengan selesainya permainan siswa diminta untuk kembali serius belajar dan mengerjakan soal tes/uji kemampuan Membaca pemahaman dalam memahami isi bacaan dengan menentukan ide pokok, kalimat utama, jenis paragraf, fakta dan opini. Setelah selesai, siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya. Data hasil tes tersebut kemudian diolah dan hasilnya dirangkum dalam tabel hasil evaluasi uji kemampuan memahami isi bacaan sebagai berikut:
Rekapitulasi Hasil Tes Siklus 2
No | Uraian | Hasil Siklus 2 |
1
2 3 4 |
Jumlah Peserta
Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa yang belum tuntas Nilai rata-rata evaluasi Persentase ketuntasan belajar |
30
26 4 80,7 86,7% |
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 79,3 dan ketuntasan belajar mencapai 86,7% atau ada 26 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar, sedangkan 23,3% atau sebanyak 4 orang siswa masih belum tuntas. Dibandingkan dengan hasil evaluasi tahap prasiklus maupun siklus 1, hasil yang diperoleh pada siklus 2 ini mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada siklus 2 meningkat, nilai terendah juga mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari hasil tes/uji kemampuan tahap pada siklus 1 niali terendah 60 naik menjadi 70. Sedang untuk niali tertinggi masih tetap yaitu 90. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil pembelajaran Membaca pemahaman dengan memahami isi bacaan menggunakan metode permainan pada siklus 2 mengalami peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal dibandingkan hasil belajar pada siklus 1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini selain karena guru telah menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar siswa juga karena siswa merasa lebih senang dengan permainan yang diadakan guru. sekaligus siswa juga sudah mulai mengerti bagaimana menentukan ide pokok, kalimat utama dan jenis paragraf sekaligus juga sudah lebih bisa membedakan kalimat fakta dan opini melalui metode permainan yang hasilnya didiskusikan melalui kelompok.
Pada siklus 2 ini, berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa siswa bersikap yang lebih positif dibandingkan dengan pembelajaran pada tahap prasiklus maupun siklus 1. Sebelum pelajaran siswa sudah berharap aka nada permainan lagi mengulang pertemuan sebelumnya, sehingga secara mental pembelajaran lebih memiliki aura positif karena siswa mempunya harapan akan memperoleh pengalaman baru dalam pembelajaran. Pada tahap inisSiswa mengerjakan instruksi guru dengan sussana hati yang lebih Bahagia/senang, walaupun kelas lebih ramai tapi ramai dalam segi postif guru benar—benar disambut kedatangannya. Siswa juga lebih aktif dan terlihat sangat antusias mengikuti permainan. Mereka semangat bertukar pikiran dengan teman kelompoknya setelah permainan menyanyi dan memecahkan balon.. Pada akhir pembelajaran banyak siswa yang berkomentar positif dan berharap pembelajaran lain juga menggunakan dengan metode permainan.
Hasil Observasi Siswa Prasiklus, Siklus 1, dan 2
No. | Aspek | Prasiklus | Siklus 1 | Siklus 2 |
1 | Respon siswa | C | B | A |
2 | Kemampuan Membaca pemahaman siswa | B | B | B |
3 | Penerimaan siswa terhadap strategi membaca | – | B | A |
Implementasi tindakan pada siklus 2 menunjukkan hasil yang positif, terbukti bahwa siswa yang belum mencapai KKM hanya tinggal 4 orang yang mendapat nilai di bawah 75. Berdasarkan data, siswa yang belum mencapai KKM tinggal 13,3%, sedangkan sejumlah 26 siswa sudah mencapai nilai di atas KKM. Ketuntasan klasikal melampaui target yaitu mencapai 86,7%. Siswa sudah lebih termotivasi mereka lebih antusias dan lebih aktif serta lebih Bahagia dalam kegiatan pembelajaran dibandingkan pada siklus 1 apalagi tahap prasiklus.
Setelah mengetahui kemampuan Membaca pemahaman siswa melalui tes pada siklus 2, peneliti berharap metode permainan ini dapat diterapkan pada pembelajan lain dengan variasi permainan sehingga suasana Bahagia dan merdeka belajar bisa tercipta.
PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil peneilitian tahap prasiklus, siklus 1 maupun siklus 2 menunjukkan bahwa pembelajaran Membaca pemahaman untuk memahami isi bacaan dengan menerapkan metode permainan memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil evaluasi pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru dalam 3 siklus. Dengan kata lain ketuntasan belajar meningkat mulai dari tahap prasiklus, siklus 1 hingga siklus 2 yang masing-masing menunjukkan angka 60% yaitu 18 siswa memperoleh nilai tuntas di atas 75 pada tahap prasiklus, 73,3% yaitu 22 siswa memperoleh nilai tuntas di atas 75 pada siklus 2, dan 86,7% yaitu 26 siswa memperoleh nilai tuntas di atas 75 pada siklus 2. Sehingga dapat disimpulkan pada tahap akhir yaitu siklus 2 ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai sebesar 86,7% melampaui target ˃75%.
Hasil evaluasi tahap prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 dijelaskan melalui tabel rekapitulasi berikut ini
Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Evalusi Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
No | Uraian | Hasil Prasiklus | Hasil Siklus 1 | Hasil Siklus 2 |
1
2 3 4 |
Jumlah Peserta
Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa yang belum tuntas Nilai rata-rata evaluasi Persentase ketuntasan belajar |
30
18 12 73,6 60% |
30
22 8 76,7 73,3% |
30
26 4 80,7 86,7% |
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran model permainan dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa pada setiap evaluasi baik tahap prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 yang terus mengalami peningkatan. Sedang yang paling dominan adalah mereka bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antara siswa dengan siswa lain, maupun antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran, siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah pembelajaran model permainan dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
SIMPULAN
Peningkatan kualitas produk terlihat dari hasil belajar siswa yang telah memenuhi standar KKM dari kegiatan prasiklus hingga pascatindakan pada siklus 2. Hasil skor tes siswa pada saat pratindakan yang memenuhi standar KKM sebanyak 18 orang atau sebesar 60% dari jumlah siswa. Pada kegiatan siklus 1, siswa yang mencapai KKM sebanyak 22 orang atau sebesar 60% dari jumlah siswa. Pada siklus 2, siswa yang mencapai KKM sebanyak 26 orang atau sebesar 86,7% dari jumlah siswa.
Berdasarkan hasil penelitian melalui metode permainan untuk meningkatkan kemampuan Membaca pemahaman pemahaman, maka implikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
- Metode permainan dapat dijadikan sebagai alternatif metode dalam kegiatan pembelajaran membaca, khususnya Membaca pemahaman pemahaman.
- Metode permainan dapat menambah referensi strategi bagi guru, khususnya dalam kegiatan pembelajaran Membaca pemahaman pemahaman.
- Metode permainan dapat meningkatkan keaktifan siswadalam kegiatan pembelajaran Membaca pemahaman pemahaman.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
BSNP. 2006. Standar Isi, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA.
Dimyati, Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Harimurti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia.
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
https://griyawardani.wordpress.com/2011/06/06/penguasaan-bahasa/
https://www.kompasiana.com/renyelma/55547b8eb67e615a14ba564a/memahami-penguasaan-bahasa-anak
https://agil-asshofie.blogspot.com/2011/12/metode-permainan-pembelajaran-bahasa.html
http://www-bsnp-indonesia.org.