Pembelajaran Menulis Teks Pidato dan Berpidato
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PIDATO DAN BERPIDATO
KELAS X DI SMA NEGERI 3 SUKOHARJO
Jaka Santosa
Guru SMA Negeri 1 Nguter Sukoharjo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mencapai prosedur, strategi, media, keaktivan, dan hasil pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato di dalam kelas kelas X 1 semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 SMA Negeri 3 Sukoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumenter. Temuan penelitian di lapangan antara lain, (1) prosedur pembelajaran teks pidato dilakukan dengan menyampaikan materi tentang pidato. Kemudian menyusun tema yang dikembangkan menjadi kerangka dan terakhir menyusun naskah pidato, (2) penerapan strategi pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato menggunakan pendekatan dengan pola yang sudah terprogram, yaitu pendekatan keterampilan proses dan pendekatan komunikatif, (3) keaktivan siswa dalam pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato telah dilakukan dengan memberikan kepercayaan pengelolaan fasilitas belajar dan menggunakan sarana prasarana pembelajaran secara efektif. Pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dan pendekatan komunikatif yang dilaksanakan oleh guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 3 Sukoharjo memperoleh hasil sebagai berikut, siswa yang memperoleh nilai baik untuk penulisan teks pidato 80 % dan praktik berpidato 88 %, selanjutnya siswa yang memperoleh nilai cukup untuk penulisan teks pidato 20 % dan praktik berpidato 3 %, dan siswa yang memperoleh nilai kurang untuk penulisan teks pidato tidak ada, sedangkan untuk praktik berpidato ada 9 %.
Kata kunci: menulis, teks, pidato, kualitatif.
PENDAHULUAN
Pembelajaran teks pidato dan berpidato penting untuk diteliti, karena dengan penelitian dapat diketahui keberhasilan siswa dalam menulis teks pidato dan berpidato. Pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato sangat diperlukan siswa. Dalam pembelajaran menulis tek pidato dan berpidato siswa dituntut terampil berbicara dari hasil tulisannya. Siswa yang terbiasa dan runtut dalam berbicara akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari, sebab tidak akan bisa lepas dari penggunaan bahasa untuk kesehariannya.
Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah Brill (1995) melakukan penelitian dengan judul “Tranformation-Based Eror-Driven Learning and Natural Language Processing: A Case Study in Part-of-Speech Taggingâ€. “Transformasi –Berbasis Kesalahan– Dorongan Pembelajaran dan Pengolahan Bahasa Alami: Studi Kasus pada Penandaan Bagian Pidatoâ€. Hasil penelitiannya antara lain membahas tentang kelahiran kembali empirisme dalam bidang pengolahan bahasa alami. Persamaannya pelitian ini sama-sama meneliti tentang pembelajaran keterampilan berbicara yaitu pidato. Perbedannya, penelitian yang dilakukan Brill tentang sebuah pendekatan berbasis aturan sederhana untuk belajar otomatis pengetahuan linguistik, sedangkan penelitian yang penulis lakukan tentang pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato.
Sukardi (2005) melakukan penelitian dengan judul “Pembelajaran Menulis Resensi dan Teks Drama di Sekolah Menengah Atasâ€. Hasil penelitiannya secara umum pembelajaran menulis resensi dan teks drama dengan pendekatan apresiasi drama bisa dikatakan berhasil. Persamaannya penelitian ini sama-sama meneliti tentang pembelajaran keterampilan menulis. Perbedannya, penelitian yang dilakukan Sukardi tentang pembelajaran menulis resensi dan teks drama, sedangkan penelitian yang penulis lakukan tentang pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato.
Rumusan masalah dalam penelitian ini (1) Bagaimanakah prosedur pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato di dalam kelas?, (2) Bagaimanakah strategi dan apa media pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato di dalam kelas?, (3) Bagaimanakah keaktivan siswa dalam pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato di dalam kelas?, dan (4) Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato?
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan prosedur pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato, strategi dan apa media pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato di dalam kelas, keaktivan siswa dalam pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato di dalam kelas, dan hasil pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato.
Cetin (2012) melakukan penelitian dengan judul â€Evaluation of Language and Literature Skills of Secondary School Students in Turkey According to International Baccalaureate Diploma Program Criteriaâ€. Hasil penelitiannya adalah kriteria evaluasi pengajaran bahasa dan sastra yang digunakan di Turki dan di dunia telah didiskusikan. Persamaann penelitian ini adalah meneliti tentang pembelajaran menulis dan tidak berbeda dengan penelitian ini yaitu tentang pembelajaran menulis dan berbicara. Perbedaannya, Cetin meneliti tentang evaluasi pengajaran bahasa dan sastra dan latihan ekspresi lisan, sedangkan penelitian ini membahas tentang pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato.
Menulis seperti halnya ketiga bentuk keterampilan berbahasa lainnya (menyimak, berbicara, membaca) merupakan suatu proses perkembangan. Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis (Tarigan, 2008:8). Menulis berarti mengekspresikan gagasan yang tersusun secara sistematis dan logis, serta dikemas secara menarik.
Menulis sebagai keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasannya kepada pihak lain dengan media tulisan. Setiap penulis memiliki tujuan dengan tulisannya antara lain mengajak, menginformasikan, meyakinkan, atau menghibur pembaca. Pembelajaran menulis mengkaji berbagai keterampilan. Siswa dapat mengembangkan kreativitas lewat keterampilan menulis.
Berpidato merupakan pengungkapan gagasan-gagasan dari seseorang kepada orang lain dengan teknik penyampaian secara lisan. Seseorang yang pandai berbicara atau berpidato akan mudah dapat menguasai massa, dan berhasil memasarkan gagasannya sehingga dapat diterima oleh orang lain (Keraf, 2004:358). Metode yang digunakan dalam berpidato ada empat yaitu metode naskah (manuskrip), metode hapalan (memoriter), metode spontanitas (impromptu), dan metode menjabarkan kerangka (ekstemporer).
Hasil yang dicapai dalam pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato ini diharapkan baik dan sesuai rencana. Ada kelompok yang telah memenuhi persyaratan menulis teks pidato dan berpidato, mungkin ada juga kelompok yang masih memerlukan bimbingan dan pembinaan. Dalam penelitian ini semua komponen data diperoleh dari guru yang menyampaikan pembelajaran di dalam kelas.
METODE PENELITIAN
Sudjana (2001:195) menyatakan bahwa metode kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory, yakni teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis-hipotesis seperti dalam metode kuantitatif. Ratna (2011:47) menyatakan metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data alamiah, dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Cara-cara inilah yang mendorong metode kualitatif dianggap sebagai multimetode sebab penelitian pada gilirannya melibatkan sejumlah besar gejala sosial yang relevan. Menurut Sukmadinata (2007:94) penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, dan persepsinya. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode kualitatif digunakan karena dapat mengungkap data yang dianalisis secara lebih mendalam sehingga diperoleh pembahasan yang lebih lengkap dan jelas.
Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dan strategi yang digunakan studi kasus Penelitian studi kasus dimaksudkan untuk mengetahui secara empiris dan kualitatif apakah pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato kelas X di SMA Negeri 3 Sukoharjo sudah sesuai dengan rencana. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan dan dilaksanakan di SMA Negeri 3 Sukoharjo kelas X 1, bulan Maret tahun 2015.
Sudaryanto (dalam Mahsun, 2005:19) menyatakan bahwa data merupakan bahan penelitian, yaitu bahan jadi, yang ada karena pemilihan aneka macam bahan mentah. Subjek penelitian meliputi guru bahasa Indonesia dan para siswa kelas X 1 SMA Negeri 3 Sukoharjo. Di SMA Negeri 3 Sukoharjo kelas X ada sepuluh kelas, dari sepuluh kelas tersebut dipilih satu kelas sebagai objek penelitian yaitu kelas X 1, karena siswa kelas X 1 tergolong siswa yang sedang. Data yang dikumpulkan dan dikaji berupa informasi tentang pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato kelas X 1 di SMA Negeri 3 Sukoharjo. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan metode dokumenter.
Pengujian data dilakukan dua cara, pertama mengadakan cek silang dengan narasumber lain, kedua dengan mengadakan wawancara. Cara kedua ini selain dimaksudkan sebagai langkah triangulasi juga untuk mengetahui harapan-harapan yang sudah dan belum terpenuhi dalam pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato kelas X 1 di SMA Negeri 3 Sukoharjo. Teknik analisis interaktif, yaitu suatu analisis data kualitatif yang terdiri atas tiga alur kegiatan, data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing verification (penarikan simpulan/verifikasi) yang secara bersama (Sugiyono, 2008:246)
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yang terdiri atas tiga alur kegiatan, data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing verification (penarikan simpulan/verifikasi) yang secara bersama.
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu penyusunan dan revisi proposal, pengurusan izin, dan penyusunan tesis bab I, II, dan III dilaksanakan pada bulan Januari dan Februari 2015, pengambilan data dan analisis data penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2015, dan penyusunan bab IV dan V sampai penulisan peleporan dilaksanakan bulan April, Mei dan Juni 2015.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Prosedur Pembelajaran Menulis Teks Pidato dan Berpidato.
Sebelum melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar seorang guru dituntut untuk melakukan persiapan yaitu penyusunan maupun pengembangan silabus melalui penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar menjadi Indikator, langkah selanjutnya penyiapan perangkat pembelajaran yang sesaui dengan bidang studi masing-masing, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dikembangkan oleh guru yang mencakup satu kompetensi dasar, satu indikator atau lebih yang direncanakan dalam satu tatap muka atau lebih.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan tatap muka, kegiatan terstruktur untuk mendorong siswa belajar secara mandiri. Program remidial dilaksanakan sepanjang semester tanpa adanya batasan frekuensi, dalam pelaksanaannya dituntut adanya perangkat pendukung pembelajaran mandiri, pengawasan proses dilakukan secara terprogram dan intensif melalui pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan agar dapat diukur tingkat keberhasilannya, sehingga dapat menentukan program berikutnya.
Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan menulis teks pidato. Dalam menulis teks pidato, yang pertama dilakukan adalah menjelaskan bagian-bagian naskah pidato. Kemudian menentukan tema untuk dibuat kerangka pidato yang selanjutnya dikembangkan menjadi naskah pidato utuh.
Langkah kedua para siswa adalah praktik berpidato di depan kelas. Dalam praktik berpidato dilaksanakan sesuai dengan hasil undian metode pidato pada pertemuan sebelumnya, maka siswa dipanggil satu persatu maju untuk berpidato di depan kelas, begitu seterusnya sampai selesai.
Setelah langkah pertama dan kedua selesai kemudian diadakan penilaian. Dalam penilaian teks pidato semua siswa dinyatakan sudah memenuhi KKM, jadi tidak perlu ada yang mengulang. Penilaian untuk praktik berpidato ada tiga siswa yang tidak memenuhi KKM, sehingga perlu diadakan remedial. Ketiga siswa tersebut adalah Ewang Pradnya memperoleh nilai 73, Mukhlis Tri Pramono memperoleh nilai 74, dan Tika Wardani memperoleh nilai 70. Setelah diadakan remidi ketiga siswa tersebut nilainya tuntas atau memenuhi nilai batas KKM yaitu 75.
Penelitian yang dilakukan Brill pada tesis “Tranformation-Based Eror-Driven Learning and Natural Language Processing: A Case Study in Part-of-Speech Tagging†memiliki persamaan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang pembelajaran keterampilan berbicara yaitu pidato. Perbedannya, penelitian yang dilakukan Brill tentang sebuah pendekatan berbasis aturan sederhana untuk belajar otomatis pengetahuan linguistik, sedangkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang prosedur pembelajaran yaitu mulai pertemuan pertama sampai pertemuan yang ketiga. Pada pertemuan I diperoleh hasil tentang teori dan pelaksanaan penulisan teks pidato. Pertemuan II diperoleh hasil tentang pelaksanaan berpidato dari teks yang ditulis oleh siswa. Pertemuan III diperoleh hasil tentang program remidial untuk para siswa yang belum memenuhi nilai batas ketuntasan.
Penelitian yang dilakukan Sukardi pada tesis “Pembelajaran Menulis Resensi dan Teks Drama di Sekolah Menengah Atas†memiliki persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang pembelajaran keterampilan menulis. Perbedannya, penelitian yang dilakukan Sukardi tentang pembelajaran menulis resensi dan teks drama, sedangkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang prosedur pembelajaran yaitu mulai pertemuan pertama sampai pertemuan yang ketiga. Pada pertemuan I diperoleh hasil tentang teori dan pelaksanaan penulisan teks pidato. Pertemuan II diperoleh hasil tentang pelaksanaan berpidato dari teks yang ditulis oleh siswa. Pertemuan III diperoleh hasil tentang program remidial untuk para siswa yang belum memenuhi nilai batas ketuntasan.
Penelitian yang dilakukan Cetin pada tesis â€Evaluation of Language and Literature Skills of Secondary School Students in Turkey According to International Baccalaureate Diploma Program Criteria†memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu meneliti tentang pembelajaran menulis dan tidak berbeda dengan penelitian ini yaitu tentang pembelajaran menulis dan berbicara. Perbedaannya, Cetin meneliti tentang evaluasi pengajaran bahasa dan sastra dan latihan ekspresi lisan, sedangkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang prosedur pembelajaran yaitu mulai pertemuan pertama sampai pertemuan yang ketiga. Pada pertemuan I diperoleh hasil tentang teori dan pelaksanaan penulisan teks pidato. Pertemuan II diperoleh hasil tentang pelaksanaan berpidato dari teks yang ditulis oleh siswa. Pertemuan III diperoleh hasil tentang program remidial untuk para siswa yang belum memenuhi nilai batas ketuntasan.
Strategi dan Media Pembelajaran Menulis Teks Pidato dan Berpidato
Penerapan strategi pembelajaran yang dikaji dalam penelitian ini hanya dalam mengikuti proses belajar mengajar dan cara-cara yang dipilih oleh guru dalam memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan mengenai pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato. Pengalaman belajar terkait dengan bagaimana cara guru dalam memotivasi siswa, cara menerapkan metode pembelajaran, cara bagaimana menggunakan media pembelajaran, meningkatkan partisipasi siswa dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Penyampaian teori penulisan teks pidato lebih baik diberikan tidak terpisah antara praktik dan teori. Dengan kata lain, penyampaian teori yang disatukan dengan mata pelajaran saat praktik berlangsung dimaksudkan agar dapat mengurangi rasa kebosanan siswa.
Sarana atau media pembelajaran yang digunakan dalam pertemuan I yaitu papan tulis dan contoh kolom penilaian yang berisi aspek-aspek penilaian teks pidato dan praktik berpidato. Pada pertemuan II dilaksanakan praktik berpidato dan sarana yang dipakai berupa kolom penilaian praktik berpidato. Selanjutnya pada pertemuan III juga masih menggunakan kolom penilaian praktik berpidato
Penelitian yang dilakukan Brill pada tesis “Tranformation-Based Eror-Driven Learning and Natural Language Processing: A Case Study in Part-of-Speech Tagging†memiliki persamaan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang pembelajaran keterampilan berbicara yaitu pidato. Perbedannya, penelitian yang dilakukan Brill tentang sebuah pendekatan berbasis aturan sederhana untuk belajar otomatis pengetahuan linguistik, sedangkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang strategi dan media pembelajaran keterampilan menulis dan berpidato yang diterapkan di kelas X 1 SMA Negeri 3 Sukoharjo.
Penelitian yang dilakukan Sukardi pada tesis “Pembelajaran Menulis Resensi dan Teks Drama di Sekolah Menengah Atas†memiliki persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang pembelajaran keterampilan menulis. Perbedannya, penelitian yang dilakukan Sukardi tentang pembelajaran menulis resensi dan teks drama, sedangkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang strategi dan media pembelajaran keterampilan menulis dan berpidato yang diterapkan di kelas X 1 SMA Negeri 3 Sukoharjo.
Penelitian yang dilakukan Cetin pada tesis â€Evaluation of Language and Literature Skills of Secondary School Students in Turkey According to International Baccalaureate Diploma Program Criteria†memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang pembelajaran menulis dan berbicara. Perbedaannya, Cetin meneliti tentang evaluasi pengajaran bahasa dan sastra dan latihan ekspresi lisan, sedangkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang strategi dan media pembelajaran keterampilan menulis dan berpidato yang diterapkan di kelas X 1 SMA Negeri 3 Sukoharjo.
Keaktivan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Pidato dan Berpidato.
Aktivitas pembelajaran di SMA Negeri 3 Sukoharjo mengacu pada standar yang telah ditetapkan oleh BNSP yaitu menjamin mutu kegiatan pembelajaran setiap mata pelajaran tidak terkecuali mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran secara umum yang dilakukan di SMA Negeri 3 Sukoharjo dilaksanakan dalam satu tahun pelajaran menjadi 2 semester, berlangsung pagi hari selama 8 jam pelajaran hari Senin sampai dengan Sabtu, kecuali Jumat selama 5 jam pelajaran (1 jam pelajaran 45 menit). Sesuai yang dinyatakan dalam Permendiknas nomor 22 (2006:9) bahwa alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 45 menit. Hari Senin sampai dengan Sabtu dimulai pukul 07.00 sampai dengan 13.30 WIB, sedangkan hari Jum’at pukul 07.00 sampai dengan 11.00 WIB, sehingga jumlah jam efektif, 45 jam pelajaran.
Guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 3 Sukoharjo telah memiliki persepsi yang baik terhadap kurikulum KTSP. Hal ini dapat ditunjukkan dengan keaktivan siswa di kelas dalam mengikuti pembelajaran. Guru tersebut telah mampu menciptakan suasana kelas aman, damai dan menyenangkan. Dengan menciptakan suasana di dalam kelas yang menyenangkan, rasa harga diri siswa akan terpupuk, siswa merasa dirinya diterima dan dihargai dan guru menunjukkan bahwa ia percaya akan kemampuan siswanya. Guru menghargai kreativitas anak, bersifat terbuka, menyediakan pengalaman belajar, dan tidak bersikap sebagai tokoh yang maha mengetahui.
Penelitian yang dilakukan Brill pada tesis “Tranformation-Based Eror-Driven Learning and Natural Language Processing: A Case Study in Part-of-Speech Tagging†memiliki persamaan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang pembelajaran keterampilan berbicara yaitu pidato. Perbedannya, penelitian yang dilakukan Brill tentang sebuah pendekatan berbasis aturan sederhana untuk belajar otomatis pengetahuan linguistik, sedangkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang keaktivan siswa kelas X 1 di SMA Negeri 3 Sukoharjo dalam mengikuti pembelajaran. Para siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato sangat aktif.
Penelitian yang dilakukan Sukardi pada tesis “Pembelajaran Menulis Resensi dan Teks Drama di Sekolah Menengah Atas†memiliki persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang pembelajaran keterampilan menulis. Perbedannya, penelitian yang dilakukan Sukardi tentang pembelajaran menulis resensi dan teks drama, sedangkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang keaktivan siswa kelas X 1 di SMA Negeri 3 Sukoharjo dalam mengikuti pembelajaran. Para siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato sangat aktif.
Penelitian yang dilakukan Cetin pada tesis â€Evaluation of Language and Literature Skills of Secondary School Students in Turkey According to International Baccalaureate Diploma Program Criteria†memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang pembelajaran menulis dan berbicara. Perbedaannya, Cetin meneliti tentang evaluasi pengajaran bahasa dan sastra dan latihan ekspresi lisan, sedangkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang keaktivan siswa kelas X 1 di SMA Negeri 3 Sukoharjo dalam mengikuti pembelajaran. Para siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato sangat aktif dan antusias. Hal itu terbukti dengan adanya pernyataan para siswa bahwa mereka tanpa ragu dan malu untuk berlatih berbicara di depan umum serta menggemari pembelajaran tersebut.
Hasil Pembelajaran Menulis Teks Pidato dan Berpidato
Menulis teks pidato termasuk jenis karangan informatif karena informasi yang diberikan hanya sekedar pemberitahuan atau keterangan saja untuk masyarakat umum, tanpa perangkat-perangkat yang diperlukan oleh karangan ilmiah seperti daftar pustaka, catatan kaki, pengutipan, serta persyaratan lainnya yang bersifat ilmiah. Menulis teks pidato merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai olah siswa. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis teks pidato adalah pembukaan, isi, dan penutup.
Pada pertemuan I dilakukan penilaian terhadap teks pidato yang ditulis oleh para siswa kelas X 1 SMA Negeri 3 Sukoharjo. Aspek-aspek penilaian tersebut meliputi ketepatan judul teks pidato, kesesuaian isi teks pidato dengan tema, bahasa teks pidato, struktur teks pidato, dan kerapian teks pidato. Setiap aspek dinilai maksimal 20. Jadi skor penilaian maksimal 20 x 5 aspek = 100.
Selanjutnya pada pertemuan II dilakukan penilaian terhadap praktik berpidato para siswa kelas X 1 SMA Negeri 3 Sukoharjo. Aspek-aspek penilaian tersebut meliputi kesesuaian isi berpidato dengan tema, bahasa berpidato, vokal berpidato, kelancaran berpidato, dan sikap berpidato. Setiap aspek dinilai maksimal 20. Jadi skor penilaian maksimal 20 x 5 aspek = 100. Metode yang dipakai dalam praktik berpidato adalah metode naskah (N), metode ekstemporer (E), dan metode memoriter (M). Dalam praktik berpidato terdapat tiga siswa yang tidak tuntas dan harus remidi. Siswa nilainya dinyatakan tuntas apabila sudah memperoleh nilai sama atau di atas KKM yaitu 75. Nilai praktik berpidato ≥ 75, jadi yang mendapatkan nilai kurang dari 75 berarti remidi. Siswa-siswa kelas X 1 SMA Negeri 3 Sukoharjo yang remidi praktik berpidato adalah Ewang Pradnya nilai 73, Mukhlis Tri Pramono nilai 74, dan Tika Wardani nilai 70.
Akhirnya pada pertemuan III dilakukan program remidial praktik berpidato terhadap para siswa kelas X 1 SMA Negeri 3 Sukoharjo yang nilainya belum mencapai batas minimal. Aspek-aspek penilaian remidi juga meliputi kesesuaian isi berpidato dengan tema, bahasa berpidato, vokal berpidato, kelancaran berpidato, dan sikap berpidato.
Penelitian yang dilakukan Brill pada tesis “Tranformation-Based Eror-Driven Learning and Natural Language Processing: A Case Study in Part-of-Speech Tagging†memiliki persamaan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang pembelajaran keterampilan berbicara yaitu pidato. Perbedannya, penelitian yang dilakukan Brill tentang sebuah pendekatan berbasis aturan sederhana untuk belajar otomatis pengetahuan linguistik, sedangkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang hasil pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato yang dilakukan oleh siswa kelas X 1 SMA Negeri 3 Sukoharjo. Dalam hasil pembelajaran diadakan proses penilaian. Dalam penilaian teks pidato dan praktik berpidato, siswa dinyatakan sudah tuntas apabila memenuhi nilai batas ketuntasan dan siswa dinyatakan belum tuntas apabila belum memenuhi nilai batas ketuntasan.
Penelitian yang dilakukan Sukardi pada tesis “Pembelajaran Menulis Resensi dan Teks Drama di Sekolah Menengah Atas†memiliki persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang pembelajaran keterampilan menulis. Perbedannya, penelitian yang dilakukan Sukardi tentang pembelajaran menulis resensi dan teks drama, sedangkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang hasil pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato yang dilakukan oleh siswa kelas X 1 SMA Negeri 3 Sukoharjo. Dalam hasil pembelajaran diadakan proses penilaian. Dalam penilaian teks pidato dan praktik berpidato, siswa dinyatakan sudah tuntas apabila memenuhi nilai batas ketuntasan dan siswa dinyatakan belum tuntas apabila belum memenuhi nilai batas ketuntasan.
Penelitian yang dilakukan Cetin pada tesis â€Evaluation of Language and Literature Skills of Secondary School Students in Turkey According to International Baccalaureate Diploma Program Criteria†memiliki persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang pembelajaran menulis dan berbicara. Perbedaannya, Cetin meneliti tentang evaluasi pengajaran bahasa dan sastra dan latihan ekspresi lisan, sedangkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang hasil pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato yang dilakukan oleh siswa kelas X 1 SMA Negeri 3 Sukoharjo. ilai batas ketuntasan.
PENUTUP
Simpulan
Pembelajaran menulis teks pidato, yang pertama dilakukan adalah menjelaskan bagian-bagian naskah pidato. Kemudian menentukan tema untuk dibuat kerangka pidato yang selanjutnya dikembangkan menjadi naskah pidato utuh. Berikutnya siswa praktik berpidato di depan kelas. Dalam praktik berpidato dilaksanakan sesuai dengan hasil undian metode pidato pada pertemuan sebelumnya, maka siswa dipanggil satu persatu maju untuk berpidato di depan kelas, begitu seterusnya sampai selesai.
Setelah langkah pertama dan kedua selesai kemudian diadakan penilaian. Dalam penilaian teks pidato semua siswa dinyatakan sudah memenuhi KKM, jadi tidak perlu ada yang mengulang. Penilaian untuk praktik berpidato ada tiga siswa yang tidak memenuhi KKM, sehingga perlu diadakan remedial. Ketiga siswa tersebut adalah Ewang Pradnya memperoleh nilai 73, Mukhlis Tri Pramono memperoleh nilai 74, dan Tika Wardani memperoleh nilai 70. Setelah diadakan remidi ketiga siswa tersebut nilainya tuntas atau memenuhi nilai batas KKM yaitu 75.
Penerapan media pembelajaran yang digunakan dalam pertemuan I yaitu papan tulis dan contoh kolom penilaian yang berisi aspek-aspek penilaian teks pidato dan praktik berpidato. Pada pertemuan II dilaksanakan praktik berpidato dan sarana yang dipakai berupa kolom penilaian praktik berpidato. Selanjutnya pada pertemuan III juga masih menggunakan sarana berupa kolom penilaian praktik berpidato.
Guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 3 Sukoharjo telah memiliki persepsi yang baik terhadap kurikulum KTSP. Hal ini dapat ditunjukkan dengan keaktivan siswa di kelas dalam mengikuti pembelajaran. Guru tersebut telah mampu menciptakan suasana kelas aman, damai dan menyenangkan.
Pembelajaran menulis teks pidato dan berpidato dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dan pendekatan komunikatif yang dilaksanakan oleh guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 3 Sukoharjo memperoleh hasil sebagai berikut, siswa yang memperoleh nilai baik untuk penulisan teks pidato 80 % dan praktik berpidato 88 %, selanjutnya siswa yang memperoleh nilai cukup untuk penulisan teks pidato 20 % dan praktik berpidato 3 %, dan siswa yang memperoleh nilai kurang untuk penulisan teks pidato tidak ada, sedangkan untuk praktik berpidato ada 9 %.
Saran
a. Pelaksanaan pembelajaran menulis yang dilaksanakan oleh guru bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Sukoharjo masih menggunakan pendekatan keterampilan proses dan pendekatan komunikatif, sehingga perlu dikembangkan agar variatif dan tidak monoton.
b. Perkembangan kreativitas guru hendaknya disesuaikan dengan perubahan zaman dengan cara menciptakan model-model pembelajaran yang mampu mengantarkan siswa mencintai pelajaran bahasa Indonesia.
c. Perlu lebih banyak memfungsikan media pembelajaran agar siswa termotivasi untuk belajar dalam suasana yang menyenangkan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menggunakan media pembelajaran yang variatif, misalnya dengan rekaman, video, dan pemodelan.
d. Guru hendaknya terus mengembangkan kemampuan untuk meningkatkan keterampilan mengajar, kreatif dan inovatif dalam mengajar serta terus mampu menyediakan berbagai pengalaman yang beragam bagi siswanya, agar orientasi cara mengajar sesuai dengan tuntutan kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
Brill, Eric. 1995. “Tranformation-Based Eror-Driven Learning and Natural Language Processing: A Case Study in Part-of-Speech Tagging†dalam Computational Linguistics Volume 21 Number 4.
Cetin, Ayse Yiicel dan Hilmi Demiral. 2012. â€Evaluation of Language and Literature Skills of Secondary School Students in Turkey According to International Baccalaureate Diploma Program Criteria†dalam International Journal of Instruction, July 2012. Vol. 5, No. 2.
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Semarang: Bina Putera.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudjana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2005. â€Pembelajaran Menulis Resensi dan Teks Drama di Sekolah Menengah Atas.†(Tesis). Program Pascasarjana UNS.
Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.
Tarigan, Henry Guntur (2008) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.