PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG LUAS BANGUN DATAR

BAGI SISWA KELAS VI SDN 5 CEPU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

 

Santoso Wuryandoko

SDN 5 Cepu Kecamatan Cepu Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang luas bangun datar melalui penerapan pembelajaran Team Game Tournament bagi siswa kelas VI SDN 5 Cepu Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dilaksanakan dalam dua siklus dengan setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN 5 Cepu tahun pelajajaran 2014/2015 yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis. Pengumpulan data diambil dari dokumentasi daftar nilai dan rekapitulasi hasil belajar yang dilakukan pada akhir siklus. Untuk memvalidasi data yang dikumpulkan, dibuat kisi-kisi soal ulangan. Hasil penelitian menunjukkan pada kondisi awal nilai rata-rata 62,86. Dari KKM yang ditetapkan yaitu 70, jumlah siswa yang mampu memenuhi KKM sebanyak 9 siswa (42,86%). Nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 90. Pada siklus I, nilai rata-rata meningkat menjadi 70,95 dan jumlah siswa yang mampu memenuhi KKM menjadi 14 siswa (66,67%). Nilai terendah yaitu 50 dan nilai tertinggi 100. Pada siklus II, nilai rata-rata kembali mengalami peningkatan menjadi 78,10 dan jumlah siswa yang memenuhi KKM menjadi 17 siswa (80,95%). Nilai terendah adalah 50 sementara nilai tertinggi 100. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Team Game Tournament dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang luas bangun datar bagi siswa kelas VI SDN 5 Cepu Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015.

Kata Kunci :     hasil belajar, pembelajaran matematika, pembelajaran kooperatif, Team Game Tournament

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai terobosan telah dilakukan. Salah satu diantaranya adalah dengan pembaharuan terhadap kurikulum yang diterapkan di tingkat sekolah. Setiap beberapa tahun, kurikulum yang diberlakukan selalu mengalami berbagai pembaharuan. Namun demikian, pembaharuan terhadap kurikulum tidak menjamin mutlak meningkatnya kwalitas pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang diraih siswa dalam pembelajaran. Setiap selesai pembelajaran dan dilakukan ulangan harian, hasilnya masih belum memuaskan.

Di SDN 5 Cepu Kecamatan Cepu, dari 21 siswa yang duduk di kelas VI, setelah dilakukan ulangan harian di akhir pembelajaran, jumlah siswa yang mampu mencapai KKM yang ditetapkan belum mencapai 50%. Pada mata pelajaran matematika tentang luas bangun datar, ketika dilakukan ulangan harian jumlah siswa yang mencapai KKM hanya 9 anak (42,86%) dengan rata-rata kelas 62,86.

Hasil belajar siswa yang masih rendah bukan semata-mata kesalahan siswa. Dalam pembelajaran, guru masih menerapkan metode konvensional. Guru masih mendominasi pembelajaran dengan metode ceramah yang membuat siswa kurang aktif dan merasa bosan. Guru kurang dalam memberikan stimulus untuk meningkatkan keberanian siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Dengan pasifnya siswa dalam pembelajaran menjadikan pengalaman belajar siswa menjadi sangat kurang. Siswa hanya mengandalkan ingatan untuk menguasai konsep-konsep yang disampaikan guru. Karena hanya berupa ingatan, sesuatu yang diterima siswa mudah terlupakan. Tidak ada pengalaman yang mengesankan dalam pembelajaran. Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diraih siswa ketika dilakukan ulangan harian untuk mengukur tingkat keberhasilan.

Dengan menganalisa kondisi awal siswa, diharapkan setelah dilakukan penelitian menjadikan hasil belajar siswa meningkat. Hal ini sangat perlu dilakukan karena siswa sudah duduk di kelas VI. Harapan ke depan hasil yang diraih dalam Ujian Sekolah juga sesuai dengan apa yang diharapkan. Apalagi mata pelajaran matematika sampai saat ini masih merupakan mata pelajaran yang ditakuti siswa.

Untuk mewujudkan harapan-harapan di atas, peneliti akan berusaha menerapkan metode pembelajaran yang merangsang motivasi belajar dan keaktifan siswa agar meningkat yang nantinya akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament.

Peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament karena dalam model pembelajaran ini siswa dituntut untuk saling berlomba menjawab pertanyaan. Siswa diharapkan akan lebih aktif karena dengan menjawab benar pertanyaan yang ada maka siswa tersebut akan memberikan sumbangan nilai pada timnya.           

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah yang diambil adalah “Bagaimanakah penerapan pembelajaran Team Game Tournament dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang luas bangun datar pada siswa kelas VI SDN 5 Cepu Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015?”.

Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa kelas VI SDN 5 Cepu pada mata pelajaran Matematika. Selain tujuan umum, penelitian ini juga mempunyai tujuan khusus yaitu meningkatkan hasil belajar matematika tentang luas bangun datar pada siswa kelas VI SDN 5 Cepu tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan pembelajaran Team Game Tournament.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan lebih khusus manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1.   Bagi Siswa

a)    Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelaran matematika.

b)    Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi luas bangun datar.

2.   Bagi Guru

a)    Memperoleh gambaran kelebihan dan kekurangan penerapan suatu model pembelajaran dalam proses pembelajaran.

b)    Memotivasi guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas dalam mengatasi suatu masalah di dalam kelas.

3.   Bagi Sekolah

a)    Meningkatkan kwalitas pembelajaran di SDN 5 Cepu dengan peningkatan hasil belajar siswa.

b)    Dapat dijadikan referensi dan acuan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan kasus yang serupa.

c)     Menambah jumlah buku dalam perpustakaan sekolah.

LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Hasil Belajar

            Konsep belajar terjemahan dari learning. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman (Fantana dalam Komarudin, 2002:47).

            Morgan dalam Wisnubrata (1983:3), mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Sedangkan menurut Moh. Surya (1981:32), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.

Bell – Gredller dalam Suciati (2003:15) menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam compentencies, skiells, and attitudes. Kemampuan (compentencies), ketrampilan (skills), dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

Menurut Keeton and Tate dalam Suciati (2003:18) belajar melalui pengalaman mengacu pada : Learning in which the learnes is directly in touch with the realities bieng studies. Belajar melalui pengalaman melibatkan siswa secara langsung dalam masalah atau isu yang dipelajari. Apabila dalam pembelajaran guru hanya memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca, mendengarkan, atau mengamati suatu kejadian menempatkan siswa sebagai pihak luar dalam menguasai pengetahuan/ketrampilan. Motivasi belajar merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran. Ada atau tidaknya motivasi dalam diri siswa akan terlihat aktif dalam proses pembelajaran atau bersikap pasif atau tidak peduli. Tentu saja kedua kondisi yang berbeda akan menghasilkan hasil yang berbeda pula.

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responnya menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi limgkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru (Dimyati, 2002:10). Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha (berlatih dsb) supaya mendapat suatu kepandaian (Tim Penyusun Kamus, 1977:109)

Dahar (1998:78) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi atau belum.

Menurut Cullen dalam Dasim (2002:112) penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Bloom membagi hasil belajar dalam tiga aspek yaitu : espek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotoris (Nana Sudjana, 2005: 22).

Pembelajaran Matematika

            Pengertian matematika menurut Ruseffendi (dalam Endyah Murniati, 2008:46) adalah matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil, dimana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.

Menurut Johnson dan Rising (dalam Endyah Murniati, 2008:48) menyatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logik : matematika itu adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai arti dari pada bunyi; matematika adalah ilmu tentang pola keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisan.

Menurut Reys (dalam Endyah Murniati, 2008:49) mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. Sedangkan menurut Kline (dalam Endyah Murniati, 2008:51) bahwa matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi beradanya itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.

Menurut Cornelius dalam Mulyono Abdurrahman (2003:253) mengemukakan perlunya matematika diberikan kepada siswa karena matematika merupakan : (1) sarana berfikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreatifitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Pembelajaran Kooperatif Team Game Tournament

Robert Slavin dalam Pahyono (2005:45) mendefinisikan pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dimana siswa belajar bersama dan bertanggung jawab terhadap teman/kelompoknya. Johson dalam Pahyono (2005:52) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif ialah penggunaan kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran supaya siswa bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil maksimal. Menurut Johson, kondisi yang diharapkan dapat muncul dalam pembelajaran kooperatif adalah : Saling ketergantungan yang positif, Interaksi kelompok, Akuntabilitas Individual, Keterampilan Sosial, dan Proses dalam grup.

Model Pembelajaran Team Game Tournament adalah salah satu model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang dikemas dalam bentuk permainan / tournament (Russel Tyler dalam Pahyono, 2005:102). Model pembelajaran ini sangat tepat diterapkan untuk memotivasi semua siswa baik yang mampu maupun yang kurang mampu untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam pembelajaran. Hal ini karena dalam model pembelajaran Team Game Tournament diadakan pertandingan sesuai dengan kemampuan siswa. Jadi semua siswa tertantang untuk menjadi yang terbaik dalam meja pertandingan.

Kerangka Berpikir

Sebelum dilakukan tindakan pada siklus I dan II, kemampuan siswa kelas VI SDN 5 Cepu dalam menentukan luas bangun datar masih rendah. Dari hasil ulangan harian diperoleh data masih cukup banyak siswa yang hasil ulangan hariannya masih di bawah KKM. Penerapan model pembelajaran Team Game Tournament diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa karena dalam model pembelajaran Team Game Tournament terdapat sesi perlombaan antar anggota tem. Dengan meningkatnya motivasi belajar sswa akan berdampak pada peningkatan hasil belajar ketika dilakukan ulangan harian di akhir pembelajaran.

Hipostesis Tindakan

Dari landasan teori dan kerangka berpikir yang dijabarkan di atas, dapat dikemukakan hipoteisi dalam penelitian yang dilakukan yaitu “Melalui penerapan model pembelajaran Team Game Tournament dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang luas bangun datar pada siswa kelas VI SDN 5 Cepu Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015.

METODOLOGI PENELITIAN

Seting dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 5 Cepu Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai bulan Agustus tahun 2014 sampai dengan bulan November 2014. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 karena materi tentang luas bangun datar diberikan pada semester 1. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 5 Cepu Kecamatan Cepu pada tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 21 anak dengan rincian 12 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.

 

 

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

            Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data tentang hasil belajar matematika. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes tertulis. Hasil belajar kondisi awal diambil dari daftar nilai ulangan harian. Data hasil belajar siklus I dan siklus II diambil dari hasil ulangan harian yang dilaksanakan pada akhir setiap siklus. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar adalah butir soal, kunci jawaban, dan pedoman penilaian.

Validasi Data dan Analisis Data

            Hasil belajar matematika pada siklus I dan siklus II yang dikumpulkan menggunakan teknik tes tertulis agar datanya valid perlu divalidasi isinya dengan cara menyusun kisi-kisi sebelum membuat butir soal. Terdapat tiga data hasil belajar matematika yaitu data hasil belajar matematika kondisi awal, hasil belajar matematika siklus I, dan hasil belajar matematika siklus II. Ketiga data hasil belajar siswa tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif.

Prosedur Tindakan

            Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas atau sering disebut dengan PTK. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, peneliti menetapkan pelaksanaan tindakan sebanyak dua tindakan dalam dua siklus. Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus tindakan adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pra Siklus

            Hasil belajar matematika siswa pada kondisi awal sangat jauh dari yang diharapkan. Pada saat dilakukan ulangan harian materi luas bangun datar, hasilnya masih belum memuaskan. Jumlah siswa yang memperoleh nilai 40 sebanyak 2 anak, nilai 50 sebanyak 4 anak, nilai 60 sebanyak 6 anak, nilai 70 sebanyak 5 anak, nilai 80 sebanyak 3 anak, dan nilai 90 sebanyak 1 anak. Dari 21 siswa yang duduk di kelas VI, jumlah siswa yang mampu mencapai KKM yang ditetapkan (70) adalah 9 siswa (42,86%) sementara 12 siswa (57,14%) belum mampu mencapai KKM yang ditetapkan. Nilai rata-rata ulangan harian yang dicapai pada pembelajaran pra siklus adalah 62,86.

Siklus I

            Siklus I dilaksanakan pada bulan September 2014 yang diikuti oleh siswa kelas VI sebanyak 35 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model pembelajara Team Game Tournament. Selama kegiatan pembelajaran, peneliti dibantu teman sejawat melakukan pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran.

            Pada akhir siklus I dilakukan ulangan harian. Data hasil belajar yang dikumpulkan menunjukkan jumlah siswa yang memperoleh nilai 50 sebanyak 2 anak, nilai 60 sebanyak 5 anak, nilai 70 sebanyak 7 anak, nilai 80 sebanyak 4 anak, nilai 90 sebanyak 2 anak, dan nilai 100 sebanyak 1 anak. Jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 14 siswa (66,67%) sementara 7 siswa (33,33%) belum mampu mencapai KKM yang ditetapkan. Dari perolehan nilai ulangan harian setelah dihitung rata-ratanya adalah 70,95.

Siklus II

            Data yang diperoleh pada pembelajaran siklus I, baik itu data proses dan hasil belajar direfleksi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran Siklus I. Hasil refleksi pembelajaran siklus I selanjutnya digunakan untuk menentukan perbaikan di pembelajaran siklus II. Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada bulan Oktober 2014. Seperti halnya pada siklus I, pengamatan proses pembelajaran dilakukan peneliti dibantu dengan teman sejawat.

            Pada akhir siklus II dilakukan ulangan harian. Hasil yang diperoleh pada ulangan harian siklus II menunjukkan jumlah siswa yang memperoleh nilai 50 sebanyak 1 anak, nilai 60 sebanyak 3 anak, nilai 70 sebanyak 5 anak, nilai 80 sebanyak 5 anak, nilai 90 sebanyak 4 anak, dan nilai 100 sebanyak 3 anak. Jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 17 siswa (80,95%) sementara 4 siswa (19,05%) belum mampu mencapai KKM yang ditetapkan. Rata-rata nilai ulangan harian yang dicapai pada ulangan harian siklus II adalah 78,10.

Pembahasan

            Hasil penelitan menunjukkan peningkatan pada proses dan hasil belajar. Pada proses pembelajaran, data yang dikumpulkan melalui pengamatan menunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa. Motivasi belajar siswa sangat tinggi terkait adanya turnamen antar anggota tim. Siswa lebih berani untuk menyampaikan hasil pekerjaannya. Pada saat ulangan harian, siswa juga tampak lebih siap. Siswa lebih tenang dalam mengerjakan soal-soal ulangan harian.

            Hasil belajar yang diraih siswa juga menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. Pada kondisi awal, rata-rata nilai ulangan harian siswa adalah 62,86. Setelah pembelajaran siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Team Game Tournament, hasil ulangan harian siswa rata-ratanya meningkat menjadi 70,95. Pada siklus II kembali mengalami peningkatan. Hasil ulangan harian siswa pada siklus II rata-ratanya adalah 78,10.

            Ditinjau dari tingkat ketuntasan belajar, juga terjadi peningkatan pada setiap siklus. Pada kondisi awal tingkat ketuntasan belajar siswa adalah 42,86%. Pada siklus I meningkat menjadi 66,67%. Peningkatan ketuntasan belajar pada siklus II kembali meningkat menjadi 80,95%.

            Peningkatan proses dan hasil belajar siswa dalam penelitian ini karena penerapan model pembelajaran Team Game Tournament membuat siswa terpacu untuk memberikan sumbangan nilai pada timnya. Pada model pembelajaran ini, semua siswa dituntut untuk memberikan kontribusinya untuk timnya masing-masing.

PENUTUP

Simpulan

            Dari deskripsi hasil penelitian dari pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklus II dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Team Game Tournament dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang luas bangun datar bagi siswa kelas VI SDN 5 Cepu Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015.

 Saran

Disarankan kepada siswa untuk turut aktif dalam pembelajaran, terutama ketika guru sedang menerapkan metode pembelajaran kooperatif dengan harapan hasil belajar yang diraih dapat meningkat.          

Dengan berhasilnya penelitian ini, disarankan kepada teman-teman guru untuk turut serta menerapkan metode pembelajaran kooperatif yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.

Pihak sekolah diharapkan selalu membantu apabila ada guru yang berinisiatif melakukan penelitian tindakan kelas serta memberikan apresiasi positif karena muara dari dilakukannya penelitian tindakan kelas adalah meningkatnya kwalitas pendidikan di sekolah.

Diharapkan pihak perpustakaan dapat menyimpan laporan hasil penelitian tindakan kelas ini dengan harapan nantinya dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan referensi guru lain dalam melakukan penelitian tindakan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Budimansyah Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian. Bandung : Siliwangi HDB.

Dahar, RW. 1998. Teori – teori Belajar. Jakarta : Depdikbud.

Dimyati dan Mudjiono. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud.

Hidayat Komarudin. 2002. Active Learning. Yogyakarta : Yappendi.

Nana Sudjana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Pahyono, dkk. 2005. Strategi Pembelajaran efektif, Model pembelajaran Kooperatif Learning. Makalah disampaikan pada diklat guru kurikulum KBK di LPMP Jawa Tengah.

Ruseffendi. 1991. Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid Guru dan SPG. Bandung : CV Tarsito

Suciati, Dr. 2003. Belajar dan pembelajaran. Modul 3. Motivasi dalam Pembelajaran. Jakarta : Pusat Penerbitan universitas Terbuka.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1977. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.