Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pemanfaatan Media Alam Sekitar
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
TENTANG BAGIAN – BAGIAN TUBUH HEWAN DAN TUMBUHAN
MELALUI PEMANFAATAN MEDIA ALAM SEKITAR
BAGI SISWA KELAS II SDN 1 KARANGGENENG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Yunarti
SDN 1 Karanggeneng Kecamatan Kunduran
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan dengan pemanfaatan media alam sekitar siswa kelas II SDN 1 Karanggeneng tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN 1 Karanggeneng yang berjumlah 29 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan media alam sekitar dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan bagi siswa kelas II SDN 1 Karanggeneng. Nilai ulangan harian pada kondisi awal rata-ratanya adalah 62,76. Dari 29 siswa, yang tuntas belajar adalah 13 siswa atau 44,83%. Siklus I hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 70,34 dan siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa atau 65,52%. Hasil pembelajaran siklus II kembali menunjukkan peningkatan dengan nilai rata-rata hasil ulangan 76,55 dan jumlah siswa yang tuntas belajar 24 siswa atau 82,76%. Jadi dapat disimpulkan dalam penelitian tindakan kelas ini, pemanfaatan media alam sekitar dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan bagi siswa kelas II SDN 1 Karanggeneng tahun pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci : media, alam sekitar, hasil belajar
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi Sumber Daya Manusia (SDM) jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2003: 79).
Kesulitan yang dialami penulis sebagai guru di SDN Muhammadiyah Taopa dalam mengembangkan pembelajaran IPA khususnya pada materi bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan. Berdasarkan observasi pendahuluan yang telah dilakukan oleh penulis sekaligus guru kelas II di SDN 1 Karanggeneng, dari 30 siswa dalam ulangan harian yang tuntas belajar dengan KKM 70 adalah 13 siswa atau 44,83%. Masih terdapat 16 siswa atau 55,17% yang nilai ulangan hariannya dibawah KKM. Rata-rata nilai ulangan harian yang dicapai siswa adalah 62,76.
Lingkungan merupakan hal terdekat pada diri siswa serta hal yang sangat penting dalam kehidupan siswa, karena dimana siswa itu berada, itulah yang dinamakan dengan lingkungan. Lingkungan merupakan salah satu tempat atau wahana untuk digunakan sebagai media pengajaran dalam proses belajar mengajar, karena dapat menumbuhkan minat dan merangsang mereka untuk berbuat dan membuktikannya. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar, akan memberikan pengetahuan nyata bagi siswa, juga dimaksudkan untuk menghindari verbalisme.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mempunyai keinginan untuk melaksanakan penelitian dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran. Diharapkan dengan media alam sekitar dapat digunakan sebagai alternatif untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar sehingga siswa akan lebih aktif dan hasil belajar siswa akan meningkat. Selain itu dengan adanya media pembelajaran alam sekitar akan meningkatkan keingintahuan siswa tentang sesuatu hal yang belum ketahuinya.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas II SDN 1 Karanggeneng tahun pelajaran 2017/2018 pada pembelajaran IPA tentang bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan dengan pemanfaatan media alam sekitar?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan pada siswa kelas II SDN 1 Karanggeneng tahun pelajaran 2017/2018 melalui penggunaan media alam sekitar.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi siswa : pembelajaran menjadi lebih menyenangkan sehingga kualitas pembelajaran meningkat dan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru : dapat mengatasi masalah pembelajaran yang muncul dalam pembelajaran. Dengan teratasinya masalah pembelajaran akan meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas
3. Bagi sekolah : meningkatnya kualitas sekolah dengan meningkatnya hasil belajar yang dicapai siswa dalam pembelajaran.
KAJIAN TEORI
Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:3), “hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajarâ€. Nana Sudjana (2002:21) menyatakan “hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memiliki pengalaman belajarnyaâ€.
Dahar (1998:78) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi atau belum. Menurut Cullen dalam Dasim (2002:112) penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan yang berupa: (1) informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis, (2) keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang atau kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas, (3) strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, (4) keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangakaian gerak jasmani, dan (5) sikap adalah kemampuan menginternalisasi dan mengeksternalisasi nilai-nilai (Agus Suprijono, 2010: 6).
Menurut Slameto (2010 :54) faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi: “faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern dikelompokan menjadi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri individu. Faktor ekstern meliputi : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakatâ€.
Berdasarkan pengertian-pengertian hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar baik berupa afektif, kognitif dan psikomotorik.
Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Istilah ini merujuk pada sesuatu yang dapat menyampaikan informasi dari sumber kepenerima pesan. Misalnya saja film, televisi, foto, radio, rekaman, gambar yang diproyeksikan, materi cetakan dan sebagainya dipandang sebagai media karena benda-banda tersebut membawa pesan dengan suatu maksud tertentu (Azhar Arsyad, 2003: 3).
The Association for Educational Communication and Technology (AECT) menyatakan bahwa media adalah apa saja yang digunakan untuk menyalurkan informasi (Arief S. Sadiman, 1990 : 7). Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa segala bentuk alat yang membantu lancarnya komunikasi merupakan media. Namun dari pengertian diatas tidak ada batasan khusus tentang bentuk dari media tersebut. Jadi, media dalam hal ini bisa berupa media cetak, media elektronik dan yang lainnya.
Menurut Oemar Hamalik (1989 : 12) media pendidikan adalah suatu bagian integral dari proses pendidikan di sekolah karena itu menjadi suatu bidang yang harus dikuasai oleh setiap guru profesional. Sedangkan menurut Arief S. Sadiman (1990 : 7) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa dan dengan demikian terjadilah proses belajar.
Pembelajaran IPA
IPA merupakan singkatan dari “Ilmu Pengetahuan Alam†yang merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris “Natural Scienceâ€. Natural berarti alamiah atau berhubungan dengan alam. Science berarti ilmu pengetahuan. Jadi menurut asal katanya, IPA berarti ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa di alam (Srini M. Iskandar, 1996: 2).
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta denan segala isinya (Hendro Darmodjo, 1992 : 3). Menurut Nash 1963 (dalam Hendro Darmodjo, 1992 : 3) IPA adalah cara atau metode untuk mengamati alam yang sifatnya analisis, lengkap, cermat serta menghubungkan antara fenomena alam yang satu dengan fenomena alam yang lainnya. Sedangkan menurut Powler (dalam Winaputra, 1992:122) IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur dan berlaku umum berupa kumpulan hasil observasi dan eksperimen.
IPA sering disebut juga dengan sains. Sains merupakan terjemahan dari kata science yang berarti masalah kealaman (nature). Sains adalah pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam (Usman Samatowa, 2010:19). Sains adalah pengetahuan yang kebenarannya sudah diujicobakan secara empiris melalui metode ilmiah (Uus Toharrudin, Sri Hendrawati 2011:26). Sains merupakan cara penyelidikan untuk mendapatkan data dan informasi tentang alam semesta menggunakan metode pengamatan dan hipotesis yang telah teruji (Uus Toharrudin, Sri Hendrawati 2011:27).
Berdasarkan pengertian-pengertian IPA/sains di atas dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya IPA terdiri atas 3 unsur utama. Ketiga unsur tersebut yaitu produk, proses ilmiah, dan pemupukan sikap. IPA bukan hanya pengetahuan tentang alam yang disajikan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip atau hukum (IPA sebagai produk), tetapi sekaligus cara atau metode untuk mengetahui dan memahami gejala-gejala alam(IPA sebagai proses ilmiah) serta upaya pemupukan sikap ilmiah (IPA sebagai sikap).
Kerangka Berpikir
Pada awal pembelajaran siswa belum mampu memahami bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan, terbukti dengan hasil evaluasi belajar rendah, nilai ketuntasan belajar masih banyak yang belum mencapai KKM yang ditentukan. Penggunaan media alam sekitar bertujuan untuk mempermudah siswa memahami konsep bangun datar karena siswa diajak belajar dalam yang lebih nyata. Penulis berharap dalam pembelajaran IPA tentang bagian-bagiab tubuh hewan dan tumbuhan dengan menggunakan media alam sekitar dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teoritis dan kerangka berpikir, hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Melalui penggunaan media alam sekitar dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan pada siswa kelas II SDN 1 Karanggeneng tahun pelajaran 2017/2018â€.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Karanggeneng Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora. Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tepatnya mulai Agustus sampai dengan bulan November 2017.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ada dua teknik pengumpulan data yaitu teknik non tes dan teknik tes. Hasil belajar IPA pada siklus I dan siklus II dikumpulkan menggunakan teknik tes tertulis. Agar datanya valid perlu divalidasi isinya dengan cara menyusun kisi-kisi sebelum membuat butir soal. Untuk pengumpulan data sebagai pendukung teknik non tes, peneliti melakukan pengamatan proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Data yang dikumpulkan yang merupakan hasil penelitian dianalisis dengan metode deskriptif komparatif.
Indikator keberhasilan dari penelitian ini ditetapkan apabila minimal 80% siswa kelas II SDN 2 Karanggeneng mampu mencapai nilai KKM yang ditentukan. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas. Untuk mengatasi permasalahan, peneliti menetapkan pelaksanaan tindakan sebanyak dua kali tindakan dalam dua siklus. Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus tindakan adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Pra Siklus
Data hasil belajar Pra Siklus diambil dari daftar niai ulangan harian siswa ketika sebelum dilakukan tindakan. Dari sebaran nilai ulangan diperoleh data jumlah siswa dengan nilai ulangan 40 adalah 3 anak, nilai 50 adalah 6 anak, nilai 60 adalah 7 anak, nilai 70 adalah 7 anak, nilai 80 adalah 5 anak, dan nilai 90 adalah 1 anak. Berikut ini adalah tabel data hasil belajar pada pembelajaran Pra Siklus.
Tabel Rekapitulasi Hasil Penelitian Pra Siklus
No |
Uraian |
Ket |
1 |
Jumlah Siswa |
29 |
2 |
Tuntas |
13 (44,83%) |
3 |
Tidak Tuntas |
16 (55,17%) |
4 |
Nilai Rata-Rata Ulhar |
62,76 |
5 |
Nilai Tertinggi |
90 |
6 |
Nilai Terendah |
40 |
Dari tabel di atas, dapat dideskripsikan bahwa dari 29 siswa kelas II, setelah dilakukan tes ulangan harian pada pembelajaran pra siklus, tingkat ketuntasan belajar siswa yaitu 44,83%. Nilai ulangan harian juga meningkat menjadi 68,57. Rentang nilai hasil belajar siswa adalah 40-90.
Deskripsi Hasil Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada bulan September 2017. Pada pembelajaran siklus I ini, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai media pembelajaran. Pada akhir pembelajaran dilakukan ulangan harian untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa. Dari hasil ulangan diketahui jumlah siswa yang mendapat nilai 40 adalah 1 anak, nilai 50 adalah 3 anak, nilai 60 adalah 6 anak, nilai 70 adalah 8 anak, nilai 80 adalah 7 anak, nilai 90 adalah 3 anak, dan nilai 100 adalah 1 anak. Berikut ini data lengkap yang berhasil dikumpulkan setelah pelaksanaan tindakan pada Siklus I.
Tabel Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus I
No |
Uraian |
Ket |
1 |
Jumlah Siswa |
29 |
2 |
Tuntas |
19 (65,52%) |
3 |
Tidak Tuntas |
10 (34,48%) |
4 |
Nilai Rata-Rata Ulhar |
70,34 |
5 |
Nilai Tertinggi |
100 |
6 |
Nilai Terendah |
40 |
Dari tabel di atas, dapat dideskripsikan bahwa dari 29 siswa kelas II, setelah dilakukan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan tingkat ketuntasan belajar yaitu 65,52%. Nilai ulangan harian juga meningkat menjadi 70,34. Rentang nilai hasil belajar siswa adalah 40-100.
Deskripsi Hasil Siklus II
Setelah pelaksanaan siklus I, peneliti melakukan refleksi dan merencanakan pelaksanaan siklus II. Siklus II dilaksanakan pada bulan Oktober 2017. Pada pembelajaran siklus II ini, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada akhir pembelajaran juga dilakukan ulangan harian untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa. Dari hasil ulangan diketahui jumlah siswa yang mendapat nilai 50 adalah 1 anak, nilai 60 adalah 4 anak, nilai 70 adalah 9 anak, nilai 80 adalah 8 anak, nilai 90 adalah 4 anak, dan nilai 100 adalah 3 anak.
Data yang berhasil dihimpun pada pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut
Tabel Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus II
No |
Uraian |
Ket |
1 |
Jumlah Siswa |
29 |
2 |
Tuntas |
24 (82,76%) |
3 |
Tidak Tuntas |
5 (17,24%) |
4 |
Nilai Rata-Rata Ulhar |
76,55 |
5 |
Nilai Tertinggi |
100 |
6 |
Nilai Terendah |
50 |
Dari tabel di atas, dapat dideskripsikan bahwa dari 29 siswa kelas II, setelah dilakukan tindakan pada siklus II kembali mengalami peningkatan tingkat ketuntasan belajar yaitu 82,76%. Nilai ulangan harian juga meningkat menjadi 76,55. Rentang nilai hasil belajar siswa adalah 50-100.
Pembahasan
Dalam menentukan tingkat keberhasilan penelitian, perlu dilakukan analisis hasil yang dicapai pada setiap siklus. Dari tingkat ketuntasan, berikut ini adalah tabel perbandingan tingkat ketuntasan pada setiap siklus yang dilakukan pada penelitian ini.
Tabel Tingkat Ketuntasan Belajar
Ketuntasan |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
Tuntas |
13 (44,83%) |
19 (65,52%) |
24 (82,76%) |
Belum Tuntas |
16 (55,17%) |
10 (34,48%) |
5 (17,24%) |
Selain tingkat ketuntasan belajar, peneliti juga perlu membandingkan hasil belajar pada setiap siklus agar penarikan kesimpulan pada penelitian ini valid. Berikut ini data hasil belajar siswa dari pembelajaran pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Tabel Hasil Belajar Siswa
Nilai |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
40 |
3 |
1 |
0 |
50 |
6 |
3 |
1 |
60 |
7 |
6 |
4 |
70 |
7 |
8 |
9 |
80 |
5 |
7 |
8 |
90 |
1 |
3 |
4 |
100 |
0 |
1 |
3 |
Dari tabel di atas, dapat dideskripsikan bahwa terjadi peningkatan tingkat ketuntasan belajar siswa. Pada pembelajaran pra siklus, tingkat ketuntasan belajar siswa adalah 44,83%. Pada siklus I terjadi peningkatan menjadi 65,52% sedangkan pada siklus II menjadi 82,76%. Terjadi peningkatan dari kondisi awal ke kondisi akhir sebesar 37,93%.
Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada pembelajaran pra siklus, rata-rata nilai ulangan harian siswa adalah 62,76. Pada siklus I meningkat menjadi 70,34 dan pada siklus II menjadi 76,55. Terjadi peningkatan sebesar 13,79 poin.
PENUTUP
Simpulan
Setelah data hasil penelitian dianalisis, kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan media alam sekitar dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan bagi siswa kelas II SDN 1 Karanggeneng Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora tahun pelajaran 2017/2018 dari kondisi awal ketuntasan belajar siswa 44,83% ke kondisi akhir dengan ketuntasan belajar siswa 82,76%.
Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut :
a. Bagi Guru : Guru diharapkan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran sehingga siswa tidak hanya dihadapkan pada materi pelajaran yang bersifat abstrak tetapi dengan materi pelajaran yang bersifat konkrit.
b. Bagi Sekolah : Pihak sekolah diharapkan lebih melengkapi media pembelajaran sehingga dalam menyampaikan materi pelajaran guru tidak hanya menggunakan sumber belajar dari buku pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arif S. Sadiman, dkk. 1990. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: CV. Rajawali.
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian. Siliwangi : HDB.
Dahar, RW. 1998. Teori – Teori Belajar. Jakarta : Depdikbud.
Dimyati & Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Hendro Darmodjo & Jenny R. E. 1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta.
Srini M. Iskandar. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: DIKTI.
Sudjana, N. 2002. Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Laerning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Udin S. Winataputra. 1992. Strategi Belajar Mengajar IPA, Jakarta: Universitas Terbuka
Usman Samatowa. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : Indexs
Uus Toharudin, Sri Hendrawati, dan Andrian Rustaman. 2011. Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora