Peningkatan Hasil Belajar Melalui Numbered Heads Together
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
TENTANG STRUKTUR BUNGA DAN FUNGSINYA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT
(NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 1 SDN 2 NGLANDEYAN TAHUN 2015/2016
Rosiyati
SDN 2 Nglandeyan Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora
ABSTRAK
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together)? Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah: Ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together). Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Nglandeyan. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.Dari hasil analis didapatkan bahwa Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I sampai siklus II yaitu, pra siklus (44 %), siklus I (56 %), siklus II (100 %).Kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together ) dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar Siswa SDN 2 Nglandeyan, serta metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran IPA.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran IPA, Model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together )
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan bagian yang amat penting dalam menentukan keberhasilan siswa, karena dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk saling memberi dan menerimaberbagai materi yang harus dikuasai siswa. Pemahaman tentang hakikat Ilmu Pengetahuan Alam diharapkan guru dalam menyajikan materi pembelajaran menggunakan suatu Metode pembelajaran dengan harapan mampu mengkonkritkan hal-hal yang abstrak serta pembelajaran tidak verbalisme, yang pada akhirnya siswa mampu mencapai ketuntasan belajar secara individual 75% dan secara klasikal sebesar 85 %.Dari hasil kumpulan dokumen yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinya di SDN 2 Nglandeyan, memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 ternyata setelah dilaksanakan ulangan harian menunjukkan hasil yang kurang memuaskan karena dari 18 siswa yang mencapai nilai diatas KKM hanya 8 siswa, lebih dari 50 % siswa mendapat nilai dibawah KKM oleh sebab itu guru memang menyadari bahwa ada sesuatu yang harus diperbaiki. Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini akan diidentifikasikan suatu permasalahan sebagai berikut : Siswa kelas IV SDN 2 Nglandeyan belum sepenuhnya memahami materi yang disampaikan oleh guru, proses belajar mengajar di dalam kelas IV masih belum efektif dan efisien dikarenakan guru masih menggunakan metode ceramah sehingga nilai yang diperoleh masih rendah. Sejalan dengan identifikasi masalah tersebut diatas, maka analisis masalah yang dapat penulis kemukakan adalah ketuntasan belajar pada konsep Struktur bunga dan Fungsinya belum tercapai, baik secara klasikal maupun individual, oleh karena itu perlu tindak lanjut berupa perbaikan pembelajaran melalui Model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together ) karena tersebut akan melibatkan siswa secara aktif dan kreatif.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Peningkatan Hasil Belajar siswa Kelas IV semester 1 SDN 2 Nglandeyan Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2015/2016 terhadap struktur bunga dan fungsinya setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together)�
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran adalah untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa Kelas IV semester I SDN 2 Nglandeyan Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui Model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together )
Manfaat Penelitian
a. Bagi siswa, pembelajaran IPA tentang Struktur bunga dan fungsinya melalui Model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together ) dapat meningkatkan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan yang terkait pelajaran IPA, hasil belajar IPA, dan meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa khususnya Struktur bunga dan fungsinya.
b. Bagi guru, pembelajaran IPA tentang Struktur bunga dengan fungsinya melalui Model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together ) sebagai alternatif pembelajaran guna memperbaiki proses pembelajaran di kelas, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran IPA yaitu menjadikan IPA pelajaran yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu kehadirannya oleh siswa.
c. Bagi Sekolah, pembelajaran IPA tentang Struktur bunga dengan fungsinya melalui Model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together ), dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan dan penyempurnaan model pembelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep-konsep IPA pada siswa yang selanjutnya dapat meningkatkan hasil Hasil belajar IPA siswa.
KAJIAN PUSTAKA
Hakikat IPA
IPA didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam.Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat IPA.
Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman (dalam Lestari 2002: 7) adalah sebagai berikut: (1) kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka; (2) observasi dan Eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya; (3) ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksikan secara tepat; (4) progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang lebih sempurna dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari penemuan sebelumnya.
Struktur Bunga Dan Fungsinya
Bunga menjadi bagian dari tumbuhan. Bagian ini memiliki struktur dan fungsi tersendiri. Berikut ini merupakan bagian-bagian bunga dan fungsinya :
1. Tangkai bunga
Tangkai bunga merupakan bagian bunga yang berada pada bagian bawah bunga. Tangkai bunga berfungsi sebagai penopang dan penghubung antara tangkai bunga dengan ranting.
2. Dasar bunga
Dasar bunga berada pada bunga bagian bawah yaitu di atas tangkai bunga. Dasar bunga berfungsi sebagai tempat melekatnya mahkota bunga.
3. Kelopak Bunga
Kelopak bunga merupakan bagian bunga paling luar yang menyelimuti mahkota ketika masih kuncup. Fungsi dari kelopak bunga adalah melindungi mahkota bunga ketika masih kuncup dan akan terbuka jika mahkota mekar. Kelopak bunga biasanya warna dan bentuknya menyerupai daun.
4. Mahkota bunga
Mahkota bunga merupakan bagian bunga yang paling indah dan berwarna-warni. Mahkota bunga sering disebut dengan perhiasan bunga. Keindahan mahkota bunga sangat menarik bagi serangga untuk hinggap dan membantu proses penyerbukan.
5. Benang Sari
Benang sari merupakan alat kelamin jantan sebagai alat perkembangbiakan bunga yang terdiri dari tangkai sari, kepala sari dan serbuk sari. Benang sari biasanya terletak di tengah-tengah mahkota bunga.
6. Putik
Putik merupakan alat kelamin betina. Ujung putik disebutb kepala putik. Bagian putik yang panjang disebut tangkai putik. Bakal buah terdapat pada bagian bawah putik. Bakal biji terdapat dia dalam buah yang mempunyai dua inti, yaitu sel telur dan calon lembaga.
Fungsi bunga yang utama adalah sebagai alat perkembangbiakan generatif. Perkembangbiakan generatif merupakan perkembangbiakan yang didahului pembuahan. Pada tumbuhan berbunga , pembuahan yang terjadi didahului dengan penyerbukan. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari ke kepala putik.Penyerbukan pada tumbuhan dibantu oleh serangga. Hasil pembuahan adalah terbentuknya bakal biji yang akan tumbuh menjadi biji, sedangkan bakal buah akan menjadi buah. Dari biji itulah yang ditanam sehingga tumbuh menjadi tanaman besar dan berbunga lagi.
Hasil Belajar
Menurut Supriyono (1999: 16) bahwa hasil belajar ialah prestasi belajar yang telah dicapai dan dapat diwujudkan baik dalam angka-angka maupun kata-kata dalam dunia pendidikan atau suatu cara untuk memberikan evaluasi hasil belajar pada anak didik dengan memberikan nilai angka atau kategori.
Hasil belajar siswa dalam hal ini meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif,aspek afektif dan aspek psikomotorik. (1) aspek kognitif, kemampuan kognitif yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. (2) Aspek afektif, kemampuan afektif meliputi penerimaan, partisipasi, penilaian,dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. (3) Aspek psikomotorik, kemampuan psikomorik meliputi: persepsi, kesiapan, gerakanterbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks,gerakan penyesuaian dan kreativitas. (Hamalik 2003:160).
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991: 768), Hasil belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal ini Hasil belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.
Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together)
NHT (Numbered Heads Together) atau banyak disebut pula dengan penomoran, berpikir bersama, atau kepala bernomor merupakan salah satu inovasi dalam pembelajaran kooperatif. NHT (Numbered Head Together) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagan tahun 1993 untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
NHT (Number Heads Together) menurut Trianto (2007 : 62) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.
NHT (Numbered Heads Together) sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khas dari NHT adalah guru memberi nomor dan hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok. Cara tersebut akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
Model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran. Tahapan dalam pembelajan NHT(Numbered Heads Together) menurut Trianto (2007: 62):
a. Penomoran
Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT (Numbered Heads Todether), dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.
b. Pengajuan Pertanyaan
Langkah berikutnya adalah pengajuan pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.
c. Berpikir Bersama
Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.
d. Pemberian Jawaban
Langkah terakhir yaitu guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyaan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.
Kerangka Berpikir
Struktur aka rdan fungsinya merupakan salah satu kompetensi yang dipelajari dalam mata pelajaran IPA. Materi tersebut menyebutkan tentang struktur bunga dan Funginya, Dalam Pembelajaran IPA siswa dituntut tidak hanya dalam menghafalkan Bagian-bagian dari bunga tetapi siswa juga harus mengetahui fungsi dari bagian-bagian tersebut, pada kenyataannya ada sebagian siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sehingga berdampak pada hasil belajar siswa.
Apabila hal ini tidak segera diperbaiki, maka yang menjadi salah satu tujuan dari tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal tidak terpenuhi, yaitu siswa dapat mencapai ketuntasan minimal. Uraian di atas menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran IPA sangatlah penting sehingga perlu ditingkatkan agar setiap siswa mempunyai semangat dalam mempelajari IPA.
Agar siswa tertarik, maka di dalam metode tersebut memberikan penjelasan tentang cara memahami struktur bunga dan fungsinya disajikan dalam bentuk sebuah permainan. Selain itu, disampaikan pula hasil untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan. Semua hal tersebut diharapkan akan meningkatkan semangat siswa dalam mempelajari pelajaran IPA tentang Struktur bunga dan fungsinya pada kelas IV SDN 2 Nglandeyan Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teoritis dan kerangka berpikir, hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA tentang Struktur bunga dan Fungsinya pada kelas IV SDN 2 Nglandeyan akan mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together) tersebut, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SDN 2 Nglandeyan Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora pada tahun pelajaran 2015/2016.Jumlah siswa kelas IV SDN 2 Nglandeyan berjumlah 18 anak dengan rincian siswa laki-laki berjumlah 9 siswa dan siswa perempuan berjumlah 9 anak.Pada penelitian ini dilaksanakan dalam pembelajaran awal dan dua siklus.
Karakteristik siswa kelas IV SDN 2 Nglandeyan dalam mengikuti proses pembelajaran IPA tentang Struktur bunga Dan Fungsinya masih kurang aktif. Banyak anak yang terkesan kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran, sehingga hasil belajar IPA mereka rendah, terbukti pada hasil evaluasinya dari 18 siswa hanya 8 anak atau sekitar 44 % yang nilainya dapat mencapai KKM yang ditentukan yaitu 75.
Untuk mendapatkan data siswa, peneliti menggunakan teknik observasi, angket, dan tes tertulis pada akhir pertemuan pembelajaran.Untuk alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi, soal tes tertulis, dan angket Hasil siswa.Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran serta peran aktif siswa.Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui Hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan triangulasi data dan metode. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas mencakup dua siklus. Setiap siklus, terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.Siklus I bertujuan untuk mengetahui pembelajaran IPA dengan model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together) dalam tindakan awal dan sebagai refleksi untuk melakukan siklus II. Sementara itu, siklus II merupakan perbaikan dari siklus I yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar anak dalam mempelajari struktur bunga dan fungsinya dengan metode yang sama setelah dilakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus.
HASIL PENELITIAN
Siklus I
SiklusI dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2015, dengan alokasi waktu 2×35 menit atau 2 jam pelajaran.Guru melakukan kegiatan pengamatan, yaitu mengamati keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, mencatat hal-hal yang belum terlaksana dengan baik dalam kegiatan pembelajaran pada lembar pengamatan, dan guru melakukan penilaian individual siswa terhadap unjuk kerja melalui lembar pengamatan.
Berdasarkan hasil belajar siklus I, siswa yang berhasil dalam pembelajaran dengan memperoleh nilai KKM >75 adalah 10 orang (56%) dan siswa yang tidak berhasil atau mengalami kesulitan belajar dengan nilai <75 adalah 8 orang (44%).Hal ini menunjukkan bahwa persentase siswa yang berhasil lebih banyak daripada siswa yang tidak berhasil dalam pembelajaran.
Hasil pembelajaran menunjukkan nilai rata-rata siswa adalah 80,5. Ini menunjukkan keberhasilan dalam belajar yang ditentukan standar nilai 75.Hasil yang dicapai sesuai dengan usaha yang telah dilakukan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, namun perlu ditingkatkan lagi.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 2×35 menit atau 2 jam pelajaran. Dengan proses sebagai berikut. Guru mengamati keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran IPA dan melakukan penilaian siswa terhadap unjuk kerja siswa.
Berdasarkan hasil belajar pada siklus II, siswa yang berhasil dalam pembelajaran IPA dengan memperoleh nilai >75 adalah 18 orang (100%) dan siswa yang tidak berhasil atau mengalami kesulitan belajar dengan nilai <75 tidak ada.Hal ini menunjukkan tingkat keberhasilan belajar siswa yang baik. Hasil pembelajaran menunjukkan nilai rata-rata siswa adalah 93,0. Dari nilai rata-rata tersebut merupakan nilai rata-rata yang menunjukkan keberhasilan dalam belajar yang ditentukan standar nilai 75.Hasil yang dicapai sesuai dengan usaha yang telah dilakukan, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tingkat keberhasilan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran di siklus ke II mencapai 100%
Proses pembelajaran struktur bunga dan fungsinya dengan menerapkan model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together) lebih bermakna kepada peserta didik karena memiliki keunggulan suasana belajar sangat menyenangkan (joyful learnning) dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian budaya Indonesia, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang berkesan, materi pelajaran disajikan dengan lengkap, variatif, dan interaktif; siswa lebih aktif bekerja sama dalam proses pembelajaran.
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:Pembelajaran dengan model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together)memiliki dampak positif dalam meningkatkan Hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pra siklus (44 %), siklus I (56 %), siklus II (100 %).
Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: (1) untuk melaksanakan model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together) memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model pembelajaran NHT ( Numbered Heads Together) dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal; (2) untuk meningkatkan Hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineksa Cipta.
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers.Allin and Bacon, Inc. Boston.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jbungata: Erlangga.
Departemen Pendidiakan dan Kebudayaan, 1994.Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hamalik, Oemar. 1994. Metode Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hamalik,Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.