Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan CTL
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN CTL
PADA SISWA KELAS V SDN BOGEM KECAMATAN JAPAH
KABUPATEN BLORA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Suhartik
Guru SD N Bogem Kecamatan Japah Kabupaten Blora
ABSTRAK
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar Matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas V SD N Bogem Kecamatan Japah Kabupaten Blora. Pada kondisi awal hasil belajar siswa rendah, minat dan aktivitas siswa kurang bersemangat. Dalam pembelajaran guru menggunakan metode alat dan media yang kurang tepat. Untuk itu guru perlu memperbaiki proses pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Subjek penelitian ini adalah Siswa kelas V SD N Bogem, Kecamatan Japah Kabupaten Blora yang berjumlah 28 siswa terdiri dari 17 siswa laki – laki dan 11 siswa perempuan. Proses Penelitian yang digunakan melalui 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan 2 siklus, masing – masing siklus terdiri 3 kali pertemuan. Hasil yang diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapatmeningkatkan hasil belajar Matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas V SD N Bogem, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora semester I tahun 2016/2017. Peningkatan hasil belajar dibuktikan dengan nilai rata – rata kelas pada kondisi awal hanya 63 dengan ketuntasan belajar mencapai 29%. Pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata – rata kelas V mencapai 80 dengan ketuntasan belajar mencapai 93%.
Kata Kunci : Hasil belajar, pembelajaran matematika, pendekatan kontekstual
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Mulai tahun 2006 sudah diberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), suatu kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya (Mulyasa, 2006: 12). Dalam KTSP salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. Menurut Steen (2001:307), belajar matematika pada hakikatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur yang diatur menurut urutan logis. Belajar matematika tidak ada artinya kalau hanya dihafalkan saja.
Akan tetapi kenyataan pelaksanaan pembelajaran matematika di SD N Bogem masih belum optimal, masih banyak kendala dalam pembelajaran, guru masih menerapkan hafalan, penilaian yang dilakukan guru hanya melalui kegiatan akademik berupa ulangan. Waktu siswa hanya digunakan untuk mendengarkan penjelasan guru dan mencatat, siswa disuruh mengerjakan tugas atau latihan yang mirip dengan contoh soal dari guru, sehingga ketika siswa diberi soal yang berbeda, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal itu. Siswa kurang aktif bertanya dan kebanyakan siswa masih takut untuk mengemukakan pendapat. Hal itu juga didukung data hasil belajar siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Hasil observasi awal yang dilakukan pada kelas V bulan Agustus 2016 di dapatkan informasi bahwa masih banyak konsep matematika yang belum dipahami oleh siswa. Antara lain konsep tentang operasi hitung bilangan bulat. Pada konsep tersebut nilai rata-rata kelas sebesar 50 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 05. Serta nilai tertinggi siswa 90 dan terendah adalah 10.
Terkait belum optimalnya hasil belajar siswa kelas V SD N Bogem, maka perlu diupayakan pemecahan masalah yang sesuai. Permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari merupakan sumber pembelajaran matematika yang efektif. Pembelajaran yang diawali dengan masalah kontekstual, memungkinkan anak menggunakan pengalaman sebelumnya secara langsung. Dengan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari, maka guru dapat menjembatani konsep-konsep matematik dengan pengalaman. Salah satu pembelajaran yang mampu mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata anak adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Pendekatan kontekstual menekankan pada apa yang dipelajari siswa dan bukan apa yang diketahui siswa. Hakekat pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual yaitu mengkaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata, sehingga siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang diperoleh melalui penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pengetahuan yang diterima oleh siswa dapat ditransfer ke pikiran dan dikontruksi sendiri oleh siswa, melalui interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa perlahan-lahan akan menuju ke pengetahuan formal (Mulyasa, 2006: 12).
Dengan mengacu pada teori-teori pembelajaran kontekstual, maka permasalahan dalam penelitian ini dipecahkan dengan pendekatan kontekstual. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran kontektual siswa dihubungkan atau dikaitkan langsung dengan dunia nyata sehari-hari anak. Sehingga anak dapat lebih mudah memahami konsep-konsep dalam matematika.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut “Apakah dengan penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SDN Bogem Kecamatan Japah Kabupaten Blora pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017?â€
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas V SDN Bogem Kecamatan Japah Kabupaten Blora pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan lebih khusus diharapkan bermanfaat bagi :
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan hasil belajar siswa terutamanya pada mata pelajaran matematika.
b. Melatih siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan menggunakan pemikiran secara logis dan sistematis.
c. Menumbuhkan rasa keberanian dalam diri siswa.
d. Melatih siswa untuk lebih disiplin dalam menjalankan tugasnya.
2. Bagi Guru
a. Dengan melaksanakan penelitian, maka akan membantu guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.
b. Membuat guru untuk lebih kreatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
c. Dapat menerapkan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pokok lainnya.
3. Bagi Sekolahan
a. Menumbuhkan hubungan kerja sama antara guru untuk mengembangkan mutu pendidikan.
b. Terciptanya suasana yang aktif dan kreatif di sekolahan.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Teori
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktifitas belajar, (Tri Anni; 2004: 4). Perubahan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajaran mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka prubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Menurut Caroll dalam R. Angkowo & A. Kosasih (2007:51), bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh lima faktor yaitu (1) bakat belajar, (2) waktu yang tersedia untuk belajar, (3) kemampuan individu, (4) kualitas pengajaran, (5) lingkungan.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil akhir yang diperoleh pembelajar setelah proses belajar. Hasil belajar dapat dilihat pada perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik seorang pembelajar. Hasil belajar diperoleh bukan hanya dari hasil akhir saja, melainkan bisa didapatkan dari proses belajar. Dalam proses belajar seorang guru dapat memberi penilaian yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan.
Metode
Menurut Majid (2007: 135) metode berasal dari kata metodologi (Yunani) yaitu dari kata metha yang artinya melalui, hodos artinya jalan atau cara dan logos artinya ilmu. Jadi metode adalah jalan yang kita lalui untuk memberikan kepahaman atau pengertian kepada anak didik, atau segala macam pelajaran yang diberikan. Metode dapat diartikan sebagai cara, jadi metode yaitu cara guru untuk menyampaikan materi atau pelajaran ke peserta didik agar peserta didik itu bisa menerima dan memahami apa yang diberikan guru itu agar pembelajaran lebih bermakna.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode dapat diartikan sebagai cara seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau persoalan agar persoalannya itu dapat selesai dengan maksimal.
Pembelajaran
Sugandi (2004: 9) menyatakan pembelajaran sebagai usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus dengan tingkah laku si belajar. Cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari. Memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Menurut Hasibuan dan Mudjiono (2006:3), pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Pembelajaran Matematika
Menurut Reyt.,et al. (1998:4) matematika adalah (1) studi pola dan hubungan dengan demikian masing-masing topik itu akan saling berkaitanan satu dengan yang lain yang membentuknya, (2) Cara berpikir yaitu memberikan strategi untuk mengatur, menganalisis dan mensintesa data atau semua yang ditemui dalam masalah sehari-hari, (3) Suatu seni yaitu ditandai dengan adanya urutan dan konsistensi internal, dan (4) sebagai bahasa dipergunakan secara hati-hati dan didefinisikan dalam symbol yang akan meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi akan keadaan kehidupan riil, dan matematika itu sendiri, serta (5) sebagai alat yang dipergunakan oleh setiap orang dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Alternatif-alternatif yang dilakukan ibunda Edyson untuk menciptakan pembelajaran yang menarik yaitu: mengetahui konsep dasar matematika, menulis angka dengan teliti, menyelesaikan soal dengan sabar, banyak mengerjakan soal, letakkan dengan kehidupan nyata, canda tawa dan cerita lucu, gunakan alat peraga ketika pembelajaran, dan bentuk diskusi kelompok.
Pendekatan Kontekstual
Menurut Trianto (2007: 106), pendekatan Kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh kompenen utama pembelajara efektif, yaitu: a) Konstruktivisme (Constructivism); b) menemukan (Inquiry); c) bertanya (Questioning); d) masyarakat belajar (Learning Community); e) pemodelan (Modeling); f) refleksi (Reflection); dan g) penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang bermakna bagi siswa yaitu pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif, kreatif dan menyenangkan. Dalam proses pembelajaran siswa terlibat langsung dalam belajar. Sehingga dibutuhkan model-model pembelajaran sebagai sarana untuk mendorong keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran kontekstual.
Dengan mengacu pada prinsip-prinsip pendekatan kontekstual maka dengan pendekatan kontekstual siswa dapat menemukan konsep sendiri menggunakan fakta-fakta yang ada dengan jalan bertanya dalam masyarakat belajar yang diciptakan dan digunakan sebagai model untuk merefleksikan konsep yang didapat sehingga hasil yang didapat adalah hasil yang nyata melalui proses penemuannya sendiri. Menurut pembelajaran kontekstual, pengetahuan itu akan bermakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemberitahuan orang lain, tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan yang demikian akan mudah dilupakan.
Hipotesis Tindakan
Bila dalam pembelajaran matematika menggunakan pendekatan kontekstual maka hasil belajar siswa, keaktifan siswa serta aktivitas guru SDN Bogem dalam pembelajaran matematika akan meningkat.
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu penelitian direncanakan dan dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan Agustus s/d November 2016. Penelitian dilakukan di SD N Bogem karena Peneliti adalah guru PNS disekolah tersebut. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Bogem, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora tahun 2016/2017 yang terdiri dari 17 siswa laki – laki dan 11 siswa perempuan dengan jumlah 28 siswa. Pengumpulan data melalui data primer dan data sekunder. Tehnik dan pengumpulan data dengan menggunakan tes tertulis dan observasi. Untuk data kuantitatif dalam menentukan hasil belajar siswa dapat menggunakan analisis statistika deskriptif. Data kualitatif berupa analisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah jika 70% siswa kelas V tuntas dengan KKM 70.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pra Siklus
Berdasarkan data awal diperoleh hasil belajar matematika dengan sub materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual Kondisi Awal
Interval Nilai |
Frekuensi Mutlak |
Frekuensi Relatif (%) |
Kualifikasi |
80-84 |
3 |
11 % |
Tuntas |
75-79 |
5 |
18 % |
Tuntas |
70-74 |
0 |
0 % |
– |
65-69 |
7 |
25 % |
Belum Tuntas |
60-64 |
4 |
14 % |
Belum Tuntas |
55-59 |
0 |
0 % |
– |
50-54 |
4 |
14 % |
Belum Tuntas |
49 |
5 |
28 % |
Belum Tuntas |
Jumlah |
28 |
100% |
|
Dari tabel diats menunjukkan ketuntasan belajar siswa adalah 29% (8 siswa). Nilai rata-rata ulangan adalah 63.
Siklus I
Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus I mengenai hasil belajar matematika dengan sub materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual Siklus I
Interval Nilai |
Frekuensi Mutlak |
Frekuensi Relatif (%) |
Kualifikasi |
90-94 |
3 |
11 % |
Tuntas |
85-89 |
5 |
18 % |
Tuntas |
80-84 |
4 |
14 % |
Tuntas |
75-79 |
3 |
11 % |
Tuntas |
70-74 |
2 |
7 % |
Tuntas |
65-69 |
4 |
14 % |
Belum Tuntas |
60-64 |
3 |
11 % |
Belum Tuntas |
55-59 |
2 |
7 % |
Belum Tuntas |
50-54 |
2 |
7 % |
Belum Tuntas |
Jumlah |
28 |
100% |
|
Dari tabel diats menunjukkan ketuntasan belajar siswa adalah 61% (17 siswa). Nilai rata-rata ulangan adalah 68.
Siklus II
Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus II mengenai hasil belajar matematika dengan sub materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual Siklus II
Interval Nilai |
Frekuensi Mutlak |
Frekuensi Relatif (%) |
Kualifikasi |
95-100 |
7 |
25 % |
Tuntas |
90-94 |
8 |
28 % |
Tuntas |
85-89 |
4 |
14 % |
Tuntas |
80-84 |
4 |
14 % |
Tuntas |
75-79 |
2 |
7 % |
Tuntas |
70-74 |
1 |
4 % |
Belum Tuntas |
65-69 |
1 |
4 % |
Belum Tuntas |
60-64 |
1 |
4 % |
Belum Tuntas |
Jumlah |
28 |
100% |
|
Dari tabel diats menunjukkan ketuntasan belajar siswa adalah 93% (26 siswa). Nilai rata-rata ulangan adalah 80.
Pembahasan
Dari Hasil Belajar Matematika Data awal, Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan bahwa data awal menunjukkan rerata nilai yang diperoleh masih kurang yaitu 63, siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 29%. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual ada peningkatan yaitu diperoleh nilai rata-rata siklus I adalah 68 dan 61% siswa tuntas belajar. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata evaluasi sebesar 80 dan ketuntasan belajar 93%.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dapat disimpilkan bahwa, penerapan pendekatan kontekstual (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas V SD N Bogem Semester I Tahun 2016/2017. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar dan kondisi awal 29% tuntas belajar dan pada siklus I hasil belajar mencapai 61% tuntas belajar, sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa mencapai 93% tuntas belajar.
Saran
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas V SD N Bogem Japah Blora, peneliti menyarankan:
1. Bagi Sekolah : Penerapan model pembelajaran CTL membutuhkan manajemen waktu dan pengelolaan kelas yang baik sehingga diperlukan perencanaan pembelajaran yang tepat agar penggunaan waktu dapat lebih efektif.
2. Bagi Siswa : Penggunaan model pembelajaran CTL dapat diterapkan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
3. Bagi Guru : Penggunaan model pembelajaran CTL dapat diterapkan untuk meningkatkan aktivitas guru dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Aswan, Zain dan Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspaswara Remaja.
Hasibuan dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning. Bandung: Mizan Learning Center (MLC).
Hastuti, Sinta Kanti. 2005. “Meningkatkan Keberanian Mengemukakan Ide Pengerjaan Soal Matematika Melalui Optimalisasi Satuan Pembelajaran (PTK Pembelajaran Matematika Kelas II SMPN I Kartasura Semester II Tahun Ajaran 2004/2005)â€. Skripsi. UMS (tidak dipublikasikan)
Komsatun. 2004. “Eksperimentasi Pengajaran Matematika dengan Pendidikan Kontekstual Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa SLTP Negeri Tanonâ€. Skripsi. UMS (tidak dipublikasikan).
Moeleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mujiono, Dimyati. 1990. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Ramaja Rosdakarya.
Muslimah, Nana. 2006. “Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pola Latihan Interaktif (PTK Pembelajaran Matematika Kelas IV SDN II Belangwetan)â€. Skripsi. UMS (tidak dipublikasikan).
Sagala, Saiful. 2003. Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta.
Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sujana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tri Wulandari, Erni. 2005. “Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Melalui Pendidikan Realistikâ€. Skripsi. UMS (tidak dipublikasikan).
Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.