PEMBINAAN KARAKTER BAGI MAHASISWA

ASAL KABUPATEN MIMIKA PAPUA

DI YAYASAN BINTERBUSIH SEMARANG

 

Repianus Uamang

Yosaphat H. Nusarastriya

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan program pembinaan karakter bagi mahasiswa di Yayasan Binterbusih Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan Data pada penelitian ini adalah Observasi wawancara dan Dokumentasi. Analisis data dengan tehnik deskriptif kualitatif. Sumber, data penelitian adalah pengelola yayasan Binterbusih dan mahasiswa asal Kabupaten Mimika Papua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan karakter bagi mahasiswa yaitu: terlihat pada program Yayasan Binterbusih yang meliputi: karakter bertanggung jawab, bekerja keras, disiplin, kepemimpinan, keberanian berpendapat atau menyampaikan ide-ide kreatif, beriman, berkomitmen, pembinaan dilakukan melalui pendampingan, seminar, diskusi, latihan-latihan kepemimpinan, olah rasa, rekreasi. Beberapa kendala yang masih dihadapi lebih banyak disebabkan dari pihak mahasiswa sendiri seperti lepas kontrol, kurang disiplin, pola hidup lama yang masih sering terlihat seperti minuman keras, malas kebersihan dll.Inti pembinaan Yayasan Binterbusih terdapat dalam program mencakup olah pikir, olah rasa, olah hati atau olah raga.

Kata kunci: pembinaan karakter

 

PENDAHULUAN

Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan.Untuk itu pendidikan memiliki peran yang sangat penting.Hal ini sesuai dengan isi Pasal 3 UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Berdasarkan isi Pasal tersebut menyiratkan bahwa SDM Indonesia yang dibentuk adalah manusia yang cerdas berkarakter yaitu manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu pendidikan disetiap jenjang,termasuk Peguruan Tinggi harus diselenggarakan secara sistematis guna membentuk mahasiswa yang cerdas dan berkarakter (beretika, bermoral,sopan,santun) dalam berinteraksi dengan masyarakat. Mendasarkan pada hasil penelitian di Harvard university Amerika Serikat (Ali Ibraim Akbar,2000:5), menujukkan bahwa kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis(hard skill) saja,tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain(soft Skill). Penelitian ini juga mengungkapkan,kesuksesan juga ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill.Bahkan orang- orang sukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung oleh kemampuan soft skill dari pada hard skill.Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter mahasiswa sangatlah penting untuk ditingkatkan.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter,kementerian pendidikan nasional mengembangkan grand design yang menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan,pelaksanaan,dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial–kultural dapat dikelompokkan berdasarkan hati (spritual emotional development), pola pikir (intellectual development),olahraga dan kinetestik (physical and kinesthetic development), serta olah rasa dan karsa (affective and creativity development). Pengembangan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan mengacu pada grand design tersebut.

Menurut UUNo.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas formal,non-formal,dan informal. Jalur pendidikan keluarga (informal) dan lingkungannya sesungguhnya memiliki peran dan konstribusi yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan mahasiswa. Mahasiswa mengikuti pendidikan di kampus hanya 2 sampai 3 jam per hari atau kurang 30% selebihnya (70%)mahasiswa berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu,pendidikan di kampus berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan mahasiswa.

Sejauh ini, kontribusi jalur pendidikan keluarga (informal) dan lingkungannya adalah pada pembentukan karekter terutama untuk mengembangkan kemampuan megembangkan hati (spritual emotional development), pola pikir (intellectual development), olahraga dan kinestik (physical and kinesthetic development), serta olah rasa dan karsa (affective and creativity development).Hal ini sejalan dengan pemikiran Mochtar (2007:8), bahwa pendidikan karakter mampu membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara nyata. Hal ini tentu berbeda dengan pendidikan formal yang dilakukan di kampus dengan manajemen atau pengelolaan pendidikan yang tertata meliputi; nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian pendidik dan tenaga pendidikan,dan komponen terkait lainnya.

Hingga saat ini jumlah mahasiswa asal kabupaten Mimika yang studi di Jawa tiap tahun bertambah banyak.Sedikit dari mereka dikirim dari pemerintah maupun lembagaswasta.Kebanyakan dari mereka datang atas inisiatif sendiri dengan kesiapan akademik dan keuangan yang terbatas.Mahasiswa yang berasal dari Mimika mempunyai latar belakang sosial budaya yang berbeda dengan para dosen dan mahasiswa yang kebanyakan berasal dari Jawa.Karenanya tidaklah mengherankan apabila para mahasiswa asal Mimika yang studi di Jawa banyak mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri baik di lingkungan kampus maupun lingkungan masyarakat.

Keberadaan mahasiswa asal Mimika tersebar di berbagai kota studi di Jawa, tanpa pendampingan dan mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri. Dengan kata lain, mereka seperti anak domba tanpa induk dan tanpa gembala. Akibatnya banyak mahasiswa yang belum bisa mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.Akibatnya ada yang mengalami kegagalan total, dan kebanyakan menyelesaikan studi dalam waktu yang cukup lama.Salah satunya adalah kurang diperhatikannya pentingnya pembentukan diri,baik melalui diskusi-diskusi,seminar-seminar, melibatkan diri dalam organisasi kampus dan menambah ketrampilan tertentu. Ketika mereka menyelesaikan studinya pulang ke Timika atau pada umumnyaPapua,mereka kalah bersaing dengan saudara yang lain dalam rekrutmen pegawai baik di lingkungan pegawai negeri maupun swasta.

Situasi demikian menyebabkan rohaniwan muda asal Papua yang semuanya hidup dalam asrama yang lebih enak, merasa prihatin dan mendorong mereka untuk melakukan pendampingan/pembinaan agar para mahasiswa asal Mimika melakukan pembentukan diri dari sisi akademis, mental maupun ketrampilan praktis.Dalam dua tahun mereka melakukan kegiatan pembinaan dalam bentuk kepanitiaan dan kemudian dilembagakan dalam bentuk yayasan Bina Teruna Indonesia Bumi Cendrawasih atau disingkat Binterbusih. Hingga saat ini sudah ada 72 orang mahasiswa/mahasiswi (D3-S3) dibawah binaan Binterbusih yang tersebar di beberapa daerah di Jawa dan sekitarnya. Pertanyaannya adalah bagaimana pelaksanaan program pembinaan karakter kepada mahasiswa yang dilakukan Yayasan Binterbusih serta kendala dan hambatan apa yang dihadapi dalam upaya mengembangkan karekter mahasiswa tersebut.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu memberikan gambaran suatu keadaan tertentu secara rinci disertai dengan bukti yang menelaah proses terjadinya keadaan. Subjek penelitian adalah mahasiswa sejumlah 72 orang dibawah binaan Binterbusih. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Observasi, wawancara, Studi dokumen. Tehnik analisis data digunakan tehnik analisis deskriptif kualitatif melalui 3 tahapan yaitu reduksi data,penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pendirian yayasan Binterbusih ini diprakarsai oleh sejumlah rohaniawan muda Papua yang sedang melanjutkan studi di Yogyakarta, Bandung dan Jakarta, diantaranya Bapak. Teddy Kedeikoto, Bapak. Karl Lukas Degei, Pastor Yonatan Fotem, Pastor natalis Gobai. Mereka prihatin terhadap situasi mahasiswa yang sedang melanjutkan studi di Jawa.Yayasan Binterbusih berawal dari kegiatan pembinaan dalam bentuk kepanitiaan kemudian oleh sejumlah rohaniwan muda Papua didirikan Yayasan Bina Teruna Indonesia Bumi Cendrawasih atau akrab dengan Yayasan Binterbusih di Jakarta pada tanggal 12 Januari 1997. Yayasan ini peduli membantu membentuk generasi muda Papua secara baik, terencana dan berkesinam-bungan. Sejak tahun 1997 bekerjasama dengan Proyek Wilayah Timika Terpadu (PWT2) diteruskan oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Irian Jaya (LPMI) dan kemudian oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) mengelola program beasiswa baik untuk mahasiswa Papua pada umumnya, khususnya suku Amungme dan Kamoro.Selama kurang lebih 30 tahun sudah banyak pelajar dan mahasiswa yang menyelesaikan studinya melalui program ini.Yayasan Bina teruna Indonesia Bumi cendrawasih atau akrab dengan sebutan yayasan Binterbusih didirikan oleh sejumlah rohaniwan muda asal Papua di jakarta pada tanggal 12 januari 1988 di hadapan Notaris Ibu Karmila,sebagai Yayasan sosial eduktif bersifat indenpenden dan tidak berafiliasi dengan partai politik maupun agama apapun.

Pada, 17 Maret 2010 Yayasan Binterbusih menyesuaikan diri dengan UU Yayasan Republik Indonesia yang baru, dihadapan Notaris Ibu Siti Roayanah di Semarang dan pada tanggal 29 Maret 2010, disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM di Jakarta. Jumlah mahasiswa asal kabupaten Mimika yang studi di Jawa tiap tahun bertambah banyak. Sedikit dari mereka yang dikirim dari semuanya hidup dalam asrama yang lebih enak. Karena merasa prihatin maka mendorong para Rohaniwan muda asal Papua untuk melakukan pendampingan atau pembinaan agar para mahasiswa asal Mimika melakukan pembentukan diri dari sisi akademis, mental maupun ketrampilan praktis. Dalam dua tahun mereka melakukan kegiatan pembinaan dalam bentuk kepanitiaan dan kemudian di lembagakan dalam bentuk Yayasan Bina Teruna Indonesia Bumi Cendrawasih disingkat menjadi Binterbusih. Binterbusih dilahirkan oleh putra-putri Timika pada khususnya Papua umumnya yang peduli membantu pembentukan diri generasi muda secara baik.

Bentuk-bentuk Kegiatan Pembinaan Karakter Yayasan Binterbusih Semarang

Kegiatan pembinaan karakter di Yayasan Binterbusih dirancang dan dilaksanakan dengan tujuan membentuk karakter peserta didik demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Ada beberapa bentuk kegiatan diYayasan Binterbusih Semarang antara lain:

a.    Bentuk kegiatan pembinaan Pendampingan Studi (PS).Dilakukan setiap triwulan, untuk mengevaluasi hasil studi tiap semester, melihat kegagalan dan keberhasilan tiap pelajar serta mencari solusi bersama masalah-masalah akademis yang dihadapi. Selain itu dalam kegiatan ini diberikan juga motivasi supaya peserta mempunyai daya juang tinggi, tidak mudah menyerah.

b.    Bentuk kegiatan pembinaan karakter Penyegaran Rohani Rekoleksi dan Retreat. Spiritualitas pelajar dikembangkan melalui kegiatan ini supaya hidupnya memiliki dasar yang kuat untuk melakukan segala sesuatu dari diri sendiri tetapi untuk kemuliaan Tuhan dan sesamanya. Kegiatan ini biasanya dilakukan menjelang atau sesudah hari besar keagamaan paskah atau natal selain itu juga mahasiswa dibekali dengan doa dari Yayasan Binterbusih Contoh paling sederhana dapat dilihat pada hari Valentine. Tidak ada yang benar-benar libur pada hari itu namun secara umum orang-orang sering menyebutnya sebagai hari raya atau hari libur yang cukup popular di dunia. Karena makna hari libur sendiri adalah perayaan dan peringatan. Lalu hari raya manakah yang paling banyak dirayakan di dunia? Berikut adalah 10 hari raya tahunan yang paling banyak dirayakan di dunia.(1)Tahun baru adalah hari libur atau perayaan tahunan yang paling banyak dirayakan oleh setiap umat manusia di dunia, terlepas dari perbedaan agama, tradisi, dan kebudayaan. Terjadi pada 1 Januari, tapi saat-saat paling dirayakannya adalah pada malam sebelumnya yaitu pada malam 31 Desember. Bentuk perayaan ini biasanya disambut dengan sangat meriah dan tergantung dari negaranya maka perayaan tahun baru dapat sangat megah seperti contohnya pada Dubai, kota dengan perayaan tahun baru terbaik dunia.(2) Idul Fitri adalah hari raya Islam terbesar di dunia yang dirayakan oleh kaum Muslim di seluruh dunia. Idul Fitri merupakan hari libur yang menunjukkan rasa syukur sesudah bulan Ramadan, sering disebut sebagai lebaran karena telah menjalankan kegiatan keagamaan selama 1 bulan penuh yang disebut sebagai bulan puasa. (3) Dirayakan pada 25 Desember setiap tahunnya oleh jutaan orang di dunia, ada banyak sekali perdebatan mengenai asal mula dan tujuan perayaannya. Walaupun secara umum natal dipercaya sebagai hari kelahiran Tuhan Yesus namun beberapa orang juga percaya bahwa dari berbagai bukti, tanggal 25 Desember bukanlah tanggal kelahiran Tuhan Yesus. (4) Dikenal sebagai Tahun Baru Imlek, Tahun Baru Cina, ataupun singkatnya Imlek adalah perayaan terpenting dan terpanjang dalam kalender Cina. Perayaan ini dirayakan oleh kaum Cina di berbagai belahan dunia dimulai dari hari pertama bulan 1 penanggalan Cina, hingga tanggal kelima belas bulan tersebut atau lebih dikenal sebagai Cap Go Meh. Pada hari raya ini, orang-orang keturunan Tionghoa akan berjamu satu sama lain, mengucapkan selamat tahun baru “Gong Xi Fa Cai”, berbagi ang pao (hong pao), serta tradisi lainnya.(5) Idul AdhaMerupakan salah satu hari raya utama yang dirayakan oleh umat Muslim dalam bentuk peringatan atas Nabi Ibrahim yang bersedia untuk mengurbankan putranya Ismail untuk Allah dan pada saat itu Ismail digantikan dengan domba atas perintahnya.(6) Hari libur paskah adalah hari libur yang dirayakan umat Kristen, menandakan 3 hari sesudah penyaliban Tuhan Yesus dan kebangkitannya kembali di dunia. Salah satu hal unik mengenai hari paskah adalah selalu terjadi di Hari Minggu pertama Bulan Purnama. (7) Deepavali atau Diwali sering dikenal sebagai festival cahaya. Hal ini karena hari raya Diwali adalah hari raya keagamaan yang dirayakan umat Hindu untuk memperingati kemenangan yang baik atas hal jahat serta juga menandakan harapan untuk umat manusia. (8) Valentine Ini dia hari perayaan yang diketahui semua orang khususnya mereka yang sudah mempunyai pasangan atau sedang jatuh cinta. Dirayakan pada tanggal 14 Februari, setiap tahunnya, mereka yang sedang kasmaran akan selalu merayakan hari kasih sayang ini baik para remaja ataupun mereka yang sudah menikah. Hal ini dilambangkan dengan pemberian coklat, bunga, ataupun hadiah serupa lainnya yang melambangkan kasih sayang mereka.(9) All Hallows Eve atau lebih popularnya Halloween adalah hari raya yang terjadi pada 31 Oktober setiap tahunnya. Makna dari hari Halloween sendiri adalah memperingati mereka yang sudah meninggal, baik para martir, orang suci, ataupun kepercayaan orang-orang terdekat. (10) April MopTidak banyak yang perlu dijelaskan mengenai hari raya satu ini. Sebagaimana namanya, April Mop adalah salah satu hari raya popular yang jatuh pada tanggal 1 April namun tidak pernah secara resmi dinyatakan sebagai hari raya nasional. Pada tanggal tersebut, semua bentuk candaan diperbolehkan dan dimaafkan bahkan untuk bentuk yang tidak menyenangkan seperti berbohong umumnya. Dirayakan di UK, Irlandia, Polandia, Norwegia, Denmark, dan Swedia, juga ada banyak sekali perusahaan-perusahaan multinasional yang ikut berpartisipasi di April Mop setiap tahunnya tempatnya di Goa Maria Ambarawa Bandungan selama dua(2) hari.

c.     Bentuk kegiatan pembinaan karakter Latihan kepemimpinan tingkat dasar (LKTD). Latihan kepemimpinan tingkat dasar ini diadakan sekali dalam setahun. Tujuanya untuk membantu menyiapkan mahasiswa menjadi pemimpin masa depan Papua yang mampu memimpin diri sendiri dan layak dipercaya serta diberikan ketrampilan praktis berorganisasi dengan baik materinya dibawakan oleh Robert Manaku SE sebagai Manager Program Yayasan Binterbusih dengan tema “Aku Berubah Dunia Berubah”dilakukan selama tiga hari mulai dari hari Jumat 21 maretS/d Minggu 23 maret 2018, bertempat Wisma Retreat Susteran Ambarawa dengan jumlah peserta terdiri dari 15 orang.

d.    Bentuk kegiatan pembinaan karakter Latihan Kepemimpinan Tingkat Lanjut(LKTL).Latihan kepemimpinan ini sebagai lanjut dari LKTD, dalam kegiatan ini mahasiswa dibekali dengan kemampuan untuk memimpin orang lain serta kemampuan praktis berorganisasi dengan baik materinya dibawakan Paskalis Apnier SE selaku sekretaris Yayasan Binterbusih dengan tema LKTL yaitu “ Berbeda-beda Tetapi Satu Visi”menunjang pencapaian kader pembangun muda asal papua, melalui pelatihan kepemimpinan tingkat lanjut yang memiliki visi, misi, strategi dan mampu bekerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik. Dilakukan hari dan tanggal yang sama selama tiga hari mulai dari hari Jumat 21 maretS/d Minggu 23 maret 2018, bertempat Wisma Saliputi Salatiga dengan jumlah peserta terdiri dari 28 orang.

e.    Bentuk kegiatan pembinaan Pengembangan diri. Kegiatan diadakan secara khusus sebagai media untuk mengembangkan diri Kegiatan tersebut meliputi: Olah raga (basket, futsal, dll), kesenian (group band, panduan suara, dll),pentas seni dan lain sebagainya.

f.     Bentuk pelatian training kewirausahaan

Peluang kewirausahan di timika sangat banyak ,namun belum dimanfaatkan oleh generasi muda timika, karena kebanyakan mereka masih mengejar pekerjaan sebagai pegawai negeri.Peluang yang ada tidak tersentuh oleh generasi muda timika,tetapi sudah banyak dimanfaatkan oleh saudara-daudara dari luar. Melalui Training ini yayasan Binterbusih mendorong para mahasiswa tingkat akhir untuk melihat peluang-peluang itu dan apa yang bisa dilakukan. Training ini beberapa kali bukan hanya teori,tetapi praktik langsung ke kelompok-kelompok usaha mandiri yang ada di timur maupun Jogyakarta.

Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kuliah di luar Negeri juga mengalami program matrikulasi agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus, maupun masyarakat pada umumnya, maka berdasarkan penjelasan di atas, matrikulasi memiliki pengertian dan tujuan, yaitu sebagai berikut: Matrikulasi merupakan kegiatan pembelajaran tambahan untuk menyetarakan pengetahuan peserta didik agar dapat mengikuti program pendidikan yang akan diikuti dengan baik. Matrikulasi sering disebut juga dengan sekolah persiapan.Tujuan penyelenggaraan matrikulasi adalah memberikan kesempatan kepada calon peserta, agar peserta tersebut menyiapkan dan menyetarakan pengetahuannya agar diterima pada program studi yang dipilih dan menjadi regular. Bertitik tolak dari masalah matrikulasi yang diketahui di atas, maka selama matrikulasi ada 5 k yang harus dikembangkan oleh peserta matrikulasi, yaitu komitmen, karakter, kompetisi akademik, kesehatan jasmani, rohani dan kepemimpinan.

Pengembangan Komitmen.

Komitmen atau janji terhadap diri sendiri menjadi faktor yang penting dalam keberhasilan studi. Setiap orang yang kuat dalam komitmen, ia akan berjuang dengan sekuat tenaga, tidak mudah menyerah untuk mewujudkan keinginan/harapan. Komitmen merupakan sesuatu yang membuat seseorang memikul resiko dan konsekuensi dari keputusan tanpa mengeluh dan menjalaninya dengan penuh rasa syukur sebagai bagian dari kehidupan yang terus berproses dalam menuju suatu tujuan tertentu.Komitmen juga disebut sebagai janji seseorang terhadap diri sendiri dan menjadi faktor yang penting dalam keberhasilan studi. Setiap orang yang kuat dalam komitmen, ia akan berjuang dengan sekuat tenaga, tidak mudah menyerah untuk mewujudkan keinginan dan harapan. Seseorang dalam kehidupannya selalu dihadapkan dengan tantangan baru dan biasanya membutuhkan komitmen yang baru.Oleh karena itu, komitmen selalu harus diperbaharui dan dikuatkan agar semangatnya tidak luntur melainkan selalu mencari jalan agar harapannya dapat terwujud. Pembaharuan penguatan komitmen biasa dilakukan melalu dialog dengan orang yang lebih memahami permasalahan, melalui rekoleksi maupun retret terpimpin.

Pengembangan kompetensi akademik dan keterampilan hidup.

Dalam matrikulasi ada dua kompetensi yang perlu mendapat perhatian yaitu kompetisi akademis dan kompetisi keterampilan hidup.Dalam matrikulasi perlu dikembangkan dua kompetisi di atas karena melihat latar belakang matrikulasi menjadi jelas bahwa para sisiwa Timika selama 9 tahun sekolah tidak memperoleh materi pelajaran yang menandai untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan cita-cita para peserta.Oleh karena itu, selama matrikulasi pelajar perlu mendapatkan materi pelajaran yang belum mereka terima ketika mereka sekolah di Timika.Jika harus mengulang semua materi pelajaran, bagaimana para peserta dapat mengikuti semua pelajaran padahal waktu yang tersedia untuk matrikulasi hanya 9-12 bulan. Mengingat waktu yang tersedia sangat tidak cukup maka para peserta hanya mengikuti pelajaran yang sudah dipilih, seperti matematika, bahasa Indonesia, fisika, berhitung dan bahasa Inggris bisa tambah biologi. Prinsipnya para peserta matrikulasi selama matrikulasi 75% akan mengulang pelajaran yang sudah dilewati dari SMP dengan tujuan untuk memperdalam materi dan 25% akan membelajari pelajaran yang akan dapatkan di SMA agar bisa dapat menyesuaikan. Materi pelajaran berhitung, matematika, fisika, dan kimia pelajaran-pelajaran yang biasanya masih belum dipahami oleh siswa, mengingat guru-guru mata pelajaran tersebut di Papua sangat kurang.Maka dari itu, semua pelajaran harus dimulai dari dasar sehingga para peserta benar-benar memahami dan menyiapkan diri dengan baik untuk menduduki kursi SMA di Pulau Jawa.

Kesehatan Jasmani dan Rohani.

Semua orang dapat menjalankan hidup dengan baik kalau didukung oleh fisik dan rohani yang baik.Maka dari itu, para peserta matrikulasi dapat studi denga baik kalau didukung fisik yang baik, agar kebiasaan belajar ditingkatkan. Kesehatan yang tidak baik, akan tidak mendukung dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu kesehatan peserta perlu dikembangkan melalui makan yang baik, istirahat yang cukup dan teratur, olahraga dan menjauhi minuman keras dan obat- obatan terlarang. Kesehatan rohani akan membuat seseorang bertambah semangatnya. Pengembangan rohani ini dapat diperoleh melalui rekoleksi, menjalankan tugas liturgi gereja, mengikuti kebaktian malam dan pagi yang diselenggarakan di tempat timggal para peserta.

kepemimpinan.

Jiwa kepemimpinan putra-putri Timika harus dikembangkan sejak dini, supaya potensi yang ada dalam dirinya mulai terbuka. Bagaimana selama matrikulasi dan setelah matrikulasi putra-putri Timika dapat mengkoordinir teman lain, membagi tugas dan tanggung jawab kepada orang lain. Sekurang-kurangnya dengan melalui matrikulasi dapat dilakukan dengan memberikan tugas secara bergantian kepada para peserta untuk memimpin bidang tertentu.Misalnya menjadi ketua asrama, ketua kelas matrikulasi ketua kamar tidur dan lain-lain.Keenam, karakter.Keadaan manusia yang mempunyai disposisi, keadaan atau kecenderungan untuk hidup dan berperilaku baik yang digabungkan dengan unsur-unsur yang membentuk karakter dan didukung dengan keutamaan- keutamaan.

kemampuan akademis.

Menurut Ariani Kartika, (2013:16) kemampuan akademik merupakan kemampuan kemahiran seseorang dalam bidang akademik. Bidang akademik ini meliputi segala ilmu pengetahuan yang ada di dalam pendidikan formal, dalam kalimat mudahnya adalah berbagai subjek mata pelajaran yang ada pada pendidikan formal. kemampuan akademis ini mengarah pada kemampuan iQ(intelegence Qu0tion) yang dimiliki masing-masing orang.

ketrampilan.

Kabar baiknya, ketrampilan ini bukan berasal dari pembawaan lahir, melainkan dapat dimiliki setiap manusia melalui pelatihan. Semakin cepat mahasiwa berlatih, maka akan semakin cepat ketrampilan penting itu anda sesuai, yang pada akhirnya semakin cepat dan semakin besar juga peluang kesuksesan terbuka buat mereka.

Kesehatan.

Kesehatan adalah keadaan sejahtra dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Maka dari yayasan binterbusih sudah dilakukan menangulangi penyebaran virus HIV/AIDS dikalangan mahasiswa papua sejawa dan bali kemudian khususnya kabupaten mimika. Binterbusih juga bekerja dengan Family Health international (FHI) selama 8 tahun dengan serius melakukan penyeluhan, pendampingan dan VCT, sehingga sudah ribuan mahasiswa didampingi dan melakukan VCT.

Biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya atribut kepemimpinan yang didasarkan. Yang menjadi pilar dasar membekali anak didik tidak hanya dengan kemampuan akademis tetapi juga membentukan karakter dan ketrampilan hidup sehingga pada saatnya nanti mereka mampu menjadi generasi muda papua yang berkarakter kuat, berpengetahuan luas dan mempunyai ketrampilan yang handal sebagai seorang pemimpin papua dimasa yang akan datang. Karakter privat seperti bertanggung jawab moral, disiplin diri dan pengargaan terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu adalah wajib. Karakter publikjuga tidak kalah penting. Kepedulian sebagai warga negara , kesopanan mengindahkan aturan main (rule of law), berpikir kritis, dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi merupakan karakter yang sangat diperlukan agar demokratis berjalan sukses.Secara singkat karakter publik dan privat itu dapat dideskripsikan sebagai berikut (Branson, 1998:23-25). (a) Menjadi anggota masyarakat yang indenpenden; (b)Mengetahui tanggung jawab personal kewargaan negaraan di bidang ekonomi dan politik; (c)Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu; dan (d)Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewargaan negaraan secara efektif dan bijaksana.

Mengembangkan berfungsinya demokratis konstitusional secara sehat. 3) karakter cerdas Budimansyah (2010:33) mengemukakan tentang karakter cerdas dengan penjelasan sebagai berikut: Setiap individu memiliki kecerdasan dalam taraf tertentu yang tercemin dari prilakunya yang aktif, objektif, analistis, aspiratif, kreatif dan inovatif, dinamis dan antisipasif, berpikir terbuka dan maju, serta mencari solusi. kecerdasan tersebut diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, dan pertahanan keamanan, serta dalam berbagai bidang wilayah kehidupan pribadi, keluarga, sosial, dan kewarganegaraan dan global.

Table 1. Bentuk karakter dengan program yayasan Binterbusih dan kegiatannya

No

Bentuk Karakter

Program dan kegiatan di Yayasan Binterbusih

Sikap Yang Di Bentuk

1

Karakter individu

Berpikir, olah hati, olah rasa, dan olah karsa serta oalah raga yang mengandung kapasitas

 

Kegiatan program pembinaan karakter individu yang di dilakukan Yayasan binterbusih adalah Bertujuan untuk memberikan bekal secara mental, intelektual, dan spritualitas kepada pelajar mahasiswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya

2

Karakter privat

Bertanggung jawab, moral disiplin diri ,dan penghargaan terhadap harkat martabat manusia dari setiap individu

Memberiakan pendampingan dan melatih diri kepada pelajar dan mahasiswa untuk bekerja sama agar mereka bisa mendapat perubahan yang besar untuk memimpin semua orang di timika khususnya dan papua umumnya.

3

Karakter public

Kepedulian sebagai warga negara, kesopanan mengindahkan aturan main, berpikir kritis, dan kemauan untuk mendengar, cinta tanah air, tolong menolong,dan gotong royong.

Publik internal di Yayasan Binterbusih pada saat pelatihan-pelatihan atau sharing biasanya setiap pagi mengadakan apel pagi ,yakni Berdoa bersama dilanjutkan dilajutkan dengan sharing. Dimana sharing ini tidak terbatas pada masalah yang pekerjaan saja tapi tapi bebas karyawan yayasan binterbusih tidak merasa beban ketika bekerja sehingga kerjanya menjadi maksimal. Kepala yayasan binterbusih juga menyatakan bahwa di yayasan binterbusih ini menanamkan sifat kekeluargaan di kantor ini.

4

Karakter cerdas

Pemberdayaan otak,jasmani dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara funsional, simpati,empati dll.

Melalui program dan kegiatan pendampingan ini di yayasan binterbusih pelajar dan mahasiswa sudah dilandasi dengan kemampuan, watak atau karakter dalam koridor peradaban yang bermartabatnya sudah dibentuk.

 

Table 2. Pembinaan karakter dan kegiatan Yayasan Binterbusih

No

karakter

Program dan Kegiatan

Yayasan Binterbusih

Sikap yamg di bentuk

1

Olah pikir

Yayasan Binterbusih mencoba membangun karakter bangsa melalui olah pikir dengan mengolah olah pikir,akan muncul manusia Indonesia yang berkualitas dan mampu bersaing di era global.

Kritis, logis, kereaktif, inovatif menghasilkan pribadi cerdas.

2

Olah rasa

Yayasan Binterbusih damping mereka harus senantiasa mengola rasa /karsanya untuk menjadi manusia yang ramah, saling menghargai,peduli, mau bekerja sama ,saling menolong dan produktif(berkarya).

Seni tari,dram vocal

3

Olah raga

Yayasan Binterbusih di dampingi mengolah raganya agar selalu sehat,disiplin,spotif, bersahabat ,berdaya guna dan kompetitif.

Sepak bola,futsal,foli, dan basket

4

Olah hati

Yayasan Binterbusih damping pelajar dan mahasiswa untuk mengolah hatinya untuk menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Allah yang Mahakuasa,penyayang amanh dan bertanggung jawab.

Simpati,empati,perasahan diri

 

Simpulan

Hasil dari kegiatan pembinaan karakter ditunjukkan oleh pembinaan mengikuti karakter Mahasiswa adalah (1) Menginginkan untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah meningkat.(2) Berani untuk mengekspresikan opininya dikelas(3) Mngerjakan tugas dengan mandiri dan percaya diri(3) Mengajukan pertanyaan kepada guru ketika tidak mengerti(4) Menerima kegagalan dengan cara yang positif (5) Berani melontarkan ide-ide kreatif untuk aktivitas di kelas(6) Bisa mengambil keputusan dengan pembentukan tujuannya; dan (7) Berprilaku seperti seorang pemimpin didalam kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Amir,Jauari dan Elisah. 2011.Implementasi Pendidikan Karakter Dalam    Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka

Arikonto,Suharsimi.2017.Prosedur penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.

Koesoma A,Doni, 2010 ,pendidikan karakter: strategi mendidik anak Di zaman Global, Ed. Rev. Jakarta: Grasindo,

Komalasari Kokom dan Saripudin,2017, Didin,pendidikan karakter:konsep dan aplikasi values             Education,Bandung:mengar Girang

Kementrian Pendidikan Nasional.2011,.Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pkn. Jakarta: Dirjan Diknas

Megawangi Ratna,2015,Pendidikan Karakter:Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa, Jakarta:Supar Energi

Mangunhardjana A.M, ,2014, Pendidikan Karakter:Tujuan Bahan Metode Dan Modelnya. Yoyakarta: Tlogoadi Mlati Sleman

Narwati, Sri, 2014, Pendidikan Karakter:pendidikan moral dalam beberapa pendekatan. Yogyakarta: Familia Pustaka Keluarga,

Somantri, Endang, 201,.Pendidikan karakter: Nilai intiBagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Sujarweni V. Wiratna,2014.Metrologi penelitian.Yogjakarta:Pustaka Baru Press.

Sudrajad,Akhmat.2010.Peran Pendidikan Menuju Bangsa bermartabat, Diakses dari:http//akhmadsudarajad,wordpess.com/2008/01/29.

Tu’u, Tulus,Peran disiplin pada prilaku dan prestasi Mahasiswa.Jakarta: Gratisindo.2014.

Undang-udang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wahyu,2009.Metode penelitian kualitatif(2).Banjarmasin:Universitas Lambung Mangkurut.

Yayasan Binterbusih,2010, Pembinaan karakter dengan prestasi belajar:Sebuah perjalanan dahulu           sekarang dan yang akan datang,Semarang: Wanamas

Zubaedi.2011,Desain Pendidikan Karakter,Jakarta:Pranada Media Group