PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA

PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE KOOPERATIF SCRIPT BAGI SISWA KELAS IV SEMESTER II

SD NEGERI 01 JENAWI KECAMATAN JENAWI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Suparmin

SD Negeri 01 Jenawi

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan wujud benda pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Jenawi melalui penerapan metode kooperatif scrip. Hasil penelitian ini adalah metode kooperatif scrip dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Perubahan Wujud Benda bagi siswa kelas IV SD Negeri 01 Jenawi Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini terlihat dari: (1) Ketuntasan belajar siswa mengalami kenaikan dari prasiklus sebanyak 4 siswa dari 16 siswa atau sebesar 36,4%, menjadi sebanyak 8 siswa atau sebesar 72.7% dari 16 siswa pada siklus I, dan naik menjadi 16 siswa atau 100% dari 16 siswa pada siklus II. Hal ini berarti telah mencapai indicator keberhasilan yang ditentukan yakni 85% siswa tuntas belajar.(2) Nilai hasil belajar mengalami kenaikan dari rata-rata 56,4 pada studi awal, naik menjadi 75 pada siklus I dan menjadi 87,7 pada akhir siklus II.(3) Aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami kenaikan dari siklus I ke siklus II, hal itu ditunjukkan dengan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 75% naik menjadi 87,7% pada siklus II

Kata Kunci: Peningkatan, HasilBelajar, metode kooperatif scrip

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas IV khususnya pada materi Perubahan Wujud Benda sebagian besar berisi teori sehingga seringkali guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan dalam proses pembelajarannya. Pemilihan metode ceramah dengan alasan agar seluruh materi bisa disampaikan pada siswa dalam waktu yang relatif singkat.Akibatnya siswa menjadi tidak bergairah dalam mengiuti pembelajaran IPA. Pembelajaran masih terpusat pada guru sebagai sumber informasi, sehingga siswa tidak memiliki aktivitas yang baik dalam mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran seperti ini juga terjadi dalam pembelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Jenawi pada materi Perubahan Wujud Benda.

Akibat dari aktivitas siswa yang kurang baik (pasif) dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Perubahan Wujud Benda menjadi rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil evaluasi belajar siswa, dimana setelah dilakukan penilaian pada akhir pembelajaran rata-rata nilai siswa di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan di Sekolah Dasar Negeri 01 Jenawi untuk mata pelajaran IPA yaitu 70. Pada studi awal dari 17 siswa yang ada di kelas IV hanya 7 siswa atau 41,17% yang berhasil memperoleh nilai di atas KKM yang ditentukan, selebihnya 10 siswa atau 58.83% memperoleh nilai di bawah KKM.

Namun demikian aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Jenawi masih sangat rendah. Dari permasalah pembelajaran yang terjadi dapat diidentifikasikan bahwa: (1) kurangnya respon siswa terhadap penjelasan guru, (2) siswa tidak berusaha menggali informasi tentang konsep ajar yang belum dikuasai dengan bertanya dan (3) aktivitasdiskusi kelas sangat rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas IV sangat pasif.Dari analisis terhadap permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa permsalahan justru bermuara pada tidak tepatnya guru dalam melakukan proses pembelajaran. Akibatnya hasil belajar siswa tidak maksimal terbukti hanya 41.17% siswa yang tuntas belajar padahal dalam rumusan kurikulum ditetapkan bahwa pembelajaran dikatakan tuntas apabila 85% dari jumlah siswa tuntas belajar.

Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap materi Perubahan wujud benda, penulis bermaksud mengadakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian direncanakan dengan mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran kooperatif scrip yang dilaksanakan selama dua siklus pembelajaran.

Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang timbul pada proses pembelajaran di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Jenawi, fokus permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut:” Apakah penerapan metode kooperatif scrip dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan wujud benda bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Jenawi ?”

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitaan yaitu untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan wujud benda pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Jenawi melalui penerapan metode kooperatif scrip.

Manfaat Penelitian

 Adapun manfaat yang diharpkan adalah bagi siswa meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Perubahan Wujud Benda dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Perubahan Wujud Benda. Manfaat bagi guru memberikan kesempatan guru lebih menarik siswa dalam proses belajar mengajar serta memungkinkan guru dan siswa lebih mengenal lingkungan dan benda konkret sebagai sarana belajar. Manfaat bagi peneliti mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian tindakan kelas dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan khususnya tentang konsep matematika yang telah dapat diterapkan saat mereka terjun dilapangan. Manfaat bagi sekolah hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi pembelajaran bagi para guru yang lain serta dapat dijadikan motivasi bagi para di sekolah itu untuk selalu melakukan inovasi dengan strategi dan model pembelajaran yang bervariasi.

LANDASAN TEORI

 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi saja.Hasil belajar adalah pola- pola, perubahan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (suprijono, 2011:5). Sedangkan Sudjana (2005:3) mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif,dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Dimyati dan Mudjiono (2006:3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Dari beberapa pendapat tentang hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan dalam menguasai bidang studi ilmu pengetahuan setelah memperoleh pengalaman atau proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu yang akan diperlihatkan melalui skor yang diperoleh dalam tes hasil belajar. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik jika hasil belajar sesuai dengan standar yang diharapkan dalam proses pembelajaran tersebut.

Djamarah (2003) menyatakan bahwa berhasilnya atau tidaknya seseoarang dalam belajar disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu dan faktor luar individu.Clark (dalam Sabri 2005) mendukung hal tersebut dengan menyatakan bahwa 70% hasil belajar siswa disekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi lingkungan.

Ilmu Penegetahuan Alam (IPA)

Wahyana dalam Trianto (2010:136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala – gejala alam.Perkembangannya tidak ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Srini M. Iskandar (1997:4) juga berpendapat bahwa ipa ntidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan atau kumpulan fakta- fakta. Ipa tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang benda-benda atau makhluk-makhluk tetapi IPA juga merupakan cara kerja, cara berfikir dan cara memecahkan masalah.

Proses pembelajaran IPA di SD mempunyai fungsi dan pengaruh yang sangat besar dalam membangun kontruksi kognitif dan psikomotorik siswa. Siswa di SD pada umumnya banyak mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran bidang studi IPA.Kenyataan tersebut diatas pada umumnya sering kali dilatar belakangi oleh rendahnya motivasi belajar siswa untuk bidang studi IPA.

Berdasarkan indikator pembelajaran IPA di atas, materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengenai sifat dan perubahan wujud benda. Materi yang diajarkan dalam penelitian tindakan ini diambil dari Haryanto (2007), Ita Syuri dan Nur Hasanah (2004), Panut (2004), dan BSE (2008).

Cooperative Script

Dansereau, dkk ( dalam Jamal 2011:40) menyatakan bahwa skrip kooperatif adalah salah satu metode belajar, dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantan secara lisan, untuk mengikhtisarkan bagian- bagian dan materi yang dipelajari. Sedangkan menurut Slavin (1985) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang beranggotakan 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.

Dengan melihat karakteristik tersebut, berarti metode cooperative script menekankan pada aktivitas belajar secara berkelompok berpasangan untuk memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran dengan cara yang kolaboratif seperti halnya menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan sosial siswa.

Kelebihan pembelajaran kooperatif scrip diantaranya adalah sebagai berikut: melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan; setiap siswa mendapat peran dalam diskusi, setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya, dan melatih siswa mengevaluasi hasil diskusi untuk diselesaikan bersama.

Metode pembelajaran cooperative script baik digunakan dalam pembelajaran untuk menumbuhkan ide – ide atau gagasan baru, daya berfikir kritis serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru yang diyakininya benar.Belajar IPA menggunakan metode cooperative script ini siswa dituntut aktif.Siswa yang lebih banyak melakukan kegiatan sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan.

Kelemahan metode cooperative skript diantaranya adalah sebagai berikut, Miftahul A’la (2011:98):hanya digunakan untuk mata pelajaran, hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut). Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan metode pembelajaran kooperatif skrip ini. Tidak semua siswa mampu menerapkan metode pembelajaran kooperatif skrip, sehingga banyak tersita waktu untuk menejlaskan mengenai metode ini. Beberapa siswa mungkin pada awalnya takut untuk mengeluarkan ide, takut dinilai teman dalam kelompoknya.

Langkah – langkah pembelajaran kooperatif skrip Dansereau, dkk (dalam jamal, 2011:40) menjelaskan bahwa langkah – langkah dalam pembelajaran kooperatif skrip sebagai berikut: 1)Guru membagi siswa untuk berpasangan; 2)Guru membagikan wacana/materi kepada masing – masing siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan; 3)Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar; 4)Sesuai kesepakatan siswa yang menjadi pembicara membacakan ringkasan atau prosedur pemecahan masalah selengkap mungkin, dengan memasukkan ide – ide pokok dalam ringkasan dan pemecahan masalahnya; 5)Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau materi lainnya; 6)Bertuakar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya; 7)Guru bersama siswa membuat kesimpulan; dan 8)Penutup.

Sama seperti Dansereau, langkah – langkah metode pemelajaran kooperatif skrip, menurut Agus Suprijono ( 2009:126) adalah sebagai berikut:1)Guru membagi siswa untuk berpasangan;2)Guru membagi wacana atau materi kepada siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan; 3)Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang menjadi pendengar; 4)Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan masukkan ide – ide pokok dalam ringkasan. Sementara, pendengar menyimak atau mengoreksi ide – ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat atau menghafal ide – ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya; 4)Bertukar peran, siswa yang semula sebagai pembicar ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya; 5)Guru membuat kesimpulan; dan 6)Penutup

Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh model Cooperative Script terhadap hasil belajar siswa materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda kelas IV Sekolah Dasar negeri 01 Jenawi tahun pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Jenawi, Jenawi, Karanganyar. Waktu penelitian penelitian ini berlangsung empat bulan, yaitu mulai dari Januari sampai dengan April 2017.Subjekpenelitian adalah seluruh siswa yang berjumlah 17 siswa di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Jenawi, Jenawi, Karanganyar tahun pelajaran 2017/2018.

Tehnik pengumpulan data pengamatan, dokumentasi, dan Jurnal harian/catatan lapangan. Tehnik analisis data menggunakan teknik yang dipergunakan untuk uji validitas data dalam penelitian ini adalah triangulasi dan review informasi kunci. Dan triangulasi data dan triangulasi model.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kritis komparatif.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap siklus melalui 4 tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection) dalam setiap siklus.

Indikator Kinerja

Kondisi setelah Penelitian Tindakan Kelas IV ini, diharapkan kemampuan berhitung siswa kelas IV SDN 01 Jenawi, Jenawi, Karanganyar meningkat baik pengamatan dalam proses berlangsungnya pembelajaran maupun hasil nilai pada kemampuan IPA. Diharapkan dapat mencapai indikator yaitu: “Minimal 80% siswa memperoleh nilai 70 atau lebih sebagai batas tuntas, sebab Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) untuk mata pelajaran Bahasa IPA kelas IV di SDN 01 Jenawi adalah 70. “

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Kondisi Awal

Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian, peneliti melakukan observasi awal. Hasil observasi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Jenawi. Fakta ini dikuatkan dengan melakukan wawancara dengan siswa kelas IV, bahwa selama ini prestasi belajar siswa kelas IV tergolong rendah. Kondisi awalnya persentase ketuntasan siswa masih kurang dengan hanya 58.83% darikeseluruhan siswa yang berjumlah 17 anak.

Dengan melihat hasil dari kondisi awal diatas memberikan gambaran bahwa hasil belajar IPA siswa masih tergolong rendah untuk itu perlu diadakan perbaikan dalam pembelajaran.

Hasil Siklus I

Dalam tindakan ini untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa diadakan tes hasil belajar yang dilaksanakan pada akhir pertemuan.

Presentase ketuntasan siswa pada kondisi awal menunjukkan angka 58.83% atau hanya 8 siswa yang tuntas. Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus I dengan metode kooperatif skrip yaitu diperoleh data ketuntasan sebesara 88.23% atau sebanyak 12 siswa yang mengalami ketuntasan belajar. Data tersebut menunujkkan bahwa pada siklus I terdapat peningkatan hasil belajar siswa walaupun masih ada beberapa siswa yang masih dibawah angka KKM atau belum tuntas.

Siklus II

Dalam tindakan ini untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa diadakan tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir pertemuan.

Persentase ketuntasan siswa pada siklus 1 menunjukkan angka 58.83% atau 15 siswa yang tuntas. Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus 2 dengan metode cooperative script yaitu diperoleh data ketuntasan sebesar 100% atau sebanyak 17 siswa mengalami ketuntasan belajar.

Pembahasan

Hasil Belajar IPA

Hasil pengamatan supervisor pada pembelajaran Matematika siklus pertama sudah tidak terdapat Siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM (65) untuk mata pelajaran IPA materi bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Jenawi Kecamatan Jenawi Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018, semua siswa sudah memperoleh nilai diatas KKM, dengan skor rata-rata kelas pada siklus II yaitu 73,22. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan siklus I dengan tingkat ketuntasan klasikal pada siklus I 79,17% < 95,83% pada siklus II.

Presentase ketuntasan pada siklus I menunjukkan angka 85.71% atau 9 siswa yang tuntas. Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II dengan metode kooperatif script yaitu diperoleh data ketuntasan sebesar 100% siswa mengalami ketuntasan belajar. Data tersebut menunjukkan bahwa pada pembelajaran siklus II terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan seluruh siswa mendapatkan nilai diatas KKM yang telah ditetapkan.

Ketuntasan siswa Hasil belajar bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai materi pembelajaran yang sudah diajarkan. Hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang bisa disebut tes hasil belajar. Ketuntasan belajar bisa dilihat ketika seorang guru telah memberikan tes evaluasi kepada peserta didiknya dengan ketuntasan individu mencapai angka ≥70 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 80%. Dari nilai hasil belajar siklus I dan II sudah menunjukkan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai.

Berdasarkan hasil refleksi atau evaluasi dari siklus I dan II, peneerapan metode pembelajaran kooperatif skrip dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri 01 Jenawi memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dalam kelompok – kelompok kecil unttuk menyelesaikan atau memecahkan masalah bersama. Dengan diskusi berpasangan siswa merasa senang dan antusias dalam pembelajaran. Siswa memang dituntut untuk akktif serta bertanggung jawab pada tugasnya masing – masing.

Hal ini tampak dari hasil tes yang sudah dialksanakan menunjukkan terdapat peningkatan hasil tes pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I diperoleh nilai rata – rata 81.07 dengan presentase 85.71%, pada siklus II diperoleh nilai rata – rata 88.39 dengan presentase ketuntasan 100%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunujkkan bahwa dengan menggunakan metode kooperatif skrip pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Jenawi membawa peningkatan hasil belajar IPA.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran IPA pada kelas IV SDN 01 Jenawi Kecamatan Jenawi dapat disampaikan simpulan sebagai berikut: Dengan menerapkan Strategi pembelajaran model kooperatif scrip dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Jenawi semester II tahun pelajara 2017/2018.peran aktif (pastisipasi) siswa dalam proses pembelajaran.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran, saran bagi sekolah hendaknya mengupayakan pengadaan berbagai alat peraga IPA, baik droping maupun swadaya sekolah, sehingga lebih menunjang dalam penanaman konsep-konsep IPA secara lebih nyata sekaligus meningkatkan prestasi belajar siswa dan memberdayakan penerapan strategi pembelajaran model kooperatif scripdalam pembelajaran IPA. Manfaat bagi guru, hendaknya mempersiapkan secara cermat perangkat pendukung pembelajaran tematik dan fasilitas belajar yang diperlukan, karena sangat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada prestasi belajar IPA siswa. Manfaat bagi siswa, hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, dan meningkatkan usaha belajar sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal.