UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QUR’AN SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PUCAKWANGI 04

KECAMATAN PUCAKWANGI

SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Abdul Gufron

Sekolah Dasar Negeri Pucakwangi 04 Kecamatan Pucakwangi

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan tentang upaya meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an siswa melalui metode Demonstrasi di kelas V SD Negeri Pucakwangi 04 semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas, pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan tes atau penugasan, sedangkan analisis data dilakukan dengan model interaktif. Sedangkan aktifitas dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui strategi Demonstrasi meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-qur’an siswa melalui metode demonstrasi di kelas V SD Negeri Pucakwangi 04 Semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016. Aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan yang baik dari ke empat aspek yaitu aspek ketrampilan memilih hukum bacaan, aspek ketrampilan menyusun huruf, aspek melafalkan hukum bacaan dan aspek membedakan cara membaca bacaan nun sukun atau tanwin. Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari (11,7%) rata-rata nilai: 57,64. Pada pra siklus, pada siklus I menjadi (48%), rata-rata nilai: 66,47. Dan Pada siklus II Terjadi peningkatan sebanyak (94%), rata-rata nilai: 73,52. Berarti terjadi perubahan yang signifikan.

Kata kunci: Kemampuan, Membaca, Menulis Al-Qur’an, Metode Demonstrasi.

 

PENDAHULUAN

Al-Qur’an menurut bahasa adalah “bacaan”. Adapun definisi Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT. yang merupakan mu’jizat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. dan membacanya adalah ibadah. Dengan definisi ini, maka kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad SAW tidak dinamakan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai salah satu rahmat yang tidak ada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu Illahi yang menjadi petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa yang mempercayainya serta mengamalkannya. Bukan itu saja, Al-Qur’an itu adalah kitab suci paling terakhir yang diturunkan Allah, yang isinya mencakup segala pokok-pokok syariat yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Karena itu, setiap orang yang mempercayai Al-Qur’an, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan memahaminya serta pula untuk mengamalkan dan mengajarkannya. Setiap mukmin yakin, bahwa membaca Al-Qur’an termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapatkan pahala. Al-Qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin, baik di kala senang maupun dikala susah, dikala gembira ataupun dikala sedih, bahkan membaca Al-Qur’an menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya. Setiap mukmin yang mempercayai Al-Qur’an, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya itu. Diantara tanggung jawab itu ialah mempelajarinya dan mengajarkannya. Belajar dan mengajarkan Al-Qur’an adalah kewajiban suci dan mulia. Rasulullah SAW. bersabda “Yang sebaik-baik kamu ialah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. Kini kita hidup di dunia yang tanpa batas (borderless), era globalisasi. Berbagai informasi baik itu diperlukan atau tidak, buruk atau baik menghampiri rumah-rumah kita setiap saat tanpa dapat dibendung. Banjir informasi yang sebagian besar tidak diperlukan ini bagi sebagian kecil orang merupakan anugerah, namun bagi sebagian besar lainya lebih sering berakibat buruk walaupun kadang kurang disadarinya. Era informasi yang oleh Alvin Tofler disebut dengan istilah gelombang ketiga “third wave” ini melanda seluruh dunia. “Barang siapa yang menguasai informasi maka dia akan menguasai dunia”. Sayangnya, yang menguasai pusat-pusat informasi adalah mereka yang bermodal besar namun minim tanggung jawab moral, sehingga program-program yang disuguhkan sebagian besar program yang tidak mendidik bahkan cenderung merusak moral. Bagi mereka tidak masalah apapun program yang disajikan selama itu disukai masyarakat dan mendatangkan keuntungan yang banyak. Akibat selanjutnya adalah terjadinya dekadensi moral melanda sebagian besar masyarakat. Pergaulan bebas, gaya hidup yang serba bebas, obat-obatan terlarang, minum-minuman keras, dan efek-efek negatif lainnya.

Untuk mengantisipasi dampak negatif media informasi yang merusak perlu adanya gerakan kembali kepada Al-Qur’an dalam rangka menggali nilai-nilai Al-Qur’an sebagai perisai guna membentengi diri dalam menghadapi budaya-budaya yang merusak moral. Belajar Al-Qur’an hendaknya dilakukan dari semenjak dini sekitar 5 atau 6 tahun, sehingga ketika beranjak remaja anak diharapkan familiar dengan bacaan-bacaan Al-Qur’an bahkan sudah mampu menghafal surat-surat pendek. Belajar Al-Qur’an dapat dibagi kepada beberapa tingkatan, yaitu belajar membacanya sampai lancar dan baik, menuruti qaedah-qaedah yang berlaku dan qiraat dan tajwid, belajar arti dan maksudnya sampai mengerti akan maksud-maksud yang terkandung di dalamnya dan belajar menghafalnya di luar kepala. Tidak dapat dipungkiri masih terlalu banyak anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis Al-Qur’an dengan berbagai alasan padahal Al- Qur’an merupakan rujukan utama bagi umat Islam.

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu meluas, maka penulis akan membatasinya pada: Penggunaan metode demonstasi dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an siswa kelas V Semester 2 SD Negeri Pucakwangi 04. Tahun Pelajaran 2015/2016.

Menurut pendapat Sujana N. (1997;21) masalah yaitu masalah-masalah yang sengaja diajukan jawabannya diperoleh melalui penelitian. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka masalah penelitian ini adalah: (1) Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas siswa membaca dan menulis Al- Qur’an di kelas V Sekolah Dasar Negeri Pucakwangi 04 ? (2) Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al- Qur’an siswa di kelas V Sekolah Dasar Negeri Pucakwangi 04 ? (3) Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi membaca dan menulis Al- Qur’an siswa di kelas V Sekolah Dasar Negeri Pucakwangi 04 ?

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk Meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran PAI aspek Al- Qur’an melalui metode demonstrasi di kelas V Sekolah Dasar Negeri Pucakwangi 04. (2) Untuk mengetahui efektifitas metode demonstrasi dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa dalam pembelajaran PAI aspek Al- Qur’an di kelas V Sekolah Dasar Negeri Pucakwangi 04. (3) Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI aspek Al-Qur’an melalui metode demonstrasi di kelas V Sekolah Dasar Negeri Pucakwangi 04.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertanggkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodson, 1960:43-44). Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna. (Andrson, 972: 202-210).

Tujuan Membaca

Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.

Pengertian Menulis

Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya. Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat: Penulis sebagai penyampai pesan (penulis), pesan atau isi tulisan, salursan atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.

Manfaat Menulis

 Manfaat dari kegiatan PTK ini adalah sebagai berikut: meningkatkan kecerdasan; mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas; menumbuhkan keberanian; dan mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Hakikat Belajar dan Mengajar

Berbicara tentang pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikanpun tergantung pada unsur manusianya. Adapun unsur manusia yang paling menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksana pendidikan, yaitu guru. Karena gurulah yang secara langsung mempengaruhi, membina, mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang bertaqwa, cerdas dan terampil. Agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar maka guru harus menguasai bahan yang akan diajarkan dan terampil pula dalam hal menyajikannya. Guru diharapkan dapat memilih dan menggunakan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan pokok-pokok bahasan atau sub pokok bahasan. Adapun belajar adalah “Proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk perubahan seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar” (Sudjana, 1989:5). Selanjutnya, “Mengajar adalah bimbingan kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar.” (Sudjana, 1987:7)

Metode Demonstrasi

Metode adalah cara guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan. Depdiknas (2003) menurut Syaepul Sagala (2005:210). Metode Demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata. Yang dimaksud dengan metode demonstrasi dalam belajar dan mengajar yaitu metode yang digunakan oleh seorang guru atau orang luar yang sengaja didatangkan atau murid sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-gerakan suatu proses dengan peraturan yang benar.

Menurut Sudirman (1991:113), demonstrai adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan, metode ini baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses.m

Cara Pelaksanaan

Untuk menggunakan metode demonstrasi dengan baik, beberapa langkah perlu ditempuh antara lain: Penentuan tujuan demonstrasi yang akan dilakukan. Dalam hal ini pertimbangkan apakah tujuan yang akan dicapai dengan belajar melalui demonstrasi itu tepat dengan menggunakan metode demonstrasi. Materi yang akan didemonstrasikan terutama hal-hal yang penting ingin ditonjolkan. Siapkan fasilitas penunjang demonstrasi seperti peralatan, tempat, dan mungkin juga biaya yang dibutuhkan. Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik. Pertimbangkan jumlah siswa yang dihubungkan dengan hal yang akan didemonstrasikan agar siswa dapat melihatnya dengan jelas. Buatlah garis besar langkah atau pokok-pokok yang akan didemonstrasikan secara berurutan dan tertulis pada papan tulis atau pada kertas lembar agar dapat dibaca siswa dan gurunya secara keseluruhan. Untuk menghindari kegagalan dalam pelaksanaan, sebaiknya demonstrasi yang direncanakan dicoba terlebih dahulu. Tak jarang demonstrasi gagal hanya karena hal kecil seperti kabel listrik yang kurang panjang, penerangan (lampu) yang kurang terang, atau penempatan peralatan yang kurang strategis.

Kerangka Berpikir

Kondisi awal guru belum menggunakan strategi demonstarsi dalam pembelajaran masih rendah, dan harus memperbaikinya. Dengan tindakan yang berbeda dari siklus I ke siklus II diharapkan meningkatkan aktivitas dan kemampuan. Kondisi akhir diduga dengan menggunakan strategi domonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan melakukan baca tulis pada siswa Kelas V SD Negeri Pucakwangi 04, semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: metode demonstarsi dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan melakukan baca tulis Al-qur’an pada siswa Kelas V SD Negeri Pucakwangi 04 , Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

 Tempat Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas V SD Negeri Pucakwangi 04, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati. Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas V semester 2 yang berjumlah: 17 siswa, terdiri dari 12 laki-laki, dan 5 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu dari Januari s/d Maret 2016. Siklus I dilaksanakan tanggal 08 Februari 2016, sedangkan siklus II dilaksanakan tanggal 13 Februari 2016.

Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini seluruh siswa, sedangkan data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data yang dikumpulkan meliputi: a. Data tes kemampuan pada siklus 1 dan 2, b. Data observasi pada waktu proses pembelajaran, c. Jurnal harian (catatan harian) d. Foto, diambil pada waktu proses pembelajaran

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data-data dari siswa kemudian data itu himpun dan dikumpulkan melalui beberapa teknik yaitu sebagai berikut: observasi, jurnal harian, tes kemampuan pemahaman dan catatan harian, gambar atau foto dan bila diperlukan bisa mengadakan wawancara.

Validasi Data

Supaya data valid, maka penulis menggunakan suatu cara supaya data benar-benar valid yaitu dengan metode deskriptif karena dalam pelaksanaannya tidak terbatas pada pengumpulan data, melainkan dilanjutkan dengan pengolahan data yaitu dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengolah dan menginterpretasikan data.

Indikator Kinerja

Yang menjadi indikator keberhsilan penelitian ini adalah: a. Instrumen-instrumen yang telah disiapkan pada tiap-tiap siklus dapat dilaksanakan dengan baik b. Aktivitas siswa dalam belajar meningkat c. Lebih dari 70% siswa yang mendapat nilai 7,00 ke atas.

Prosedur Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam tindakan kelas ini menggunakan model yang digunakan oleh Kurt Lewin. Tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 4 tahapan pada setiap siklus yaitu: 1. Perencanaan (planning) 2. Tindakan (acting) 3. Obervasi (Observing) 4. Refleksi (reflecting). Dikdasmen (h. 16.2003). Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi 2 siklus yang terdiri dari: a. perencanaan, b. tindakan, c. pengamatan, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

 Pembelajaran pada kondisi awal ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu ceramah. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, dan memberi motivasi pada siswa, menyampaikan materi sementara siswa mendengarkan, peran guru sangat dominan dan memegang kendali penuh atas pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga alur pembelajaran hanya searah yang menyebabkan interaksi antara siswa dengan guru kurang aktif, sehingga hasilnya tidak maksimal, yaitu rata-rata mencapai 58,5. Oleh karena itu penulis selaku guru terpanggil untuk meningkatkan mutu pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas (PTK).

Berdasarkan tabel diatas bahwa kondisi awal sebelum mengunakan metoe demonstrasi, maka ketuntasan hanya 11,7%, dan siswa yang tidak tuntas mencapai 88,2% dengan nilai rata-rata: 57,64

Diskripsi Siklus I

Pengamatan proses pembelajaran juga dilakukan oleh 2 orang observer untuk mengamati kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui ketrampilan siswa mengidentifikasi bacaan hukum nun sukun atau tanwin pada charta dan ketrampilan membaca lafadl yang mengandung bacaan nun sukun atau tanwin pada ayat-ayat Al Qur’an. Hasil observasi ketrampilan identifikasi bacaan yang dilakukan siswa dan penerapannya dalam Al- Qur’an dapat dilihat dari tabel berikut ini: yaitu 48%.

Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut:

Diskripsi Siklus II

Observasi pada penelitian siklus kedua ini, meliputi ketrampilan identifikasi hukum bacaan nun sukun atau tanwin dan menerapkan hukum bacaan nun sukun atau tanwin dengan menggunakan media interaktif berupa mean cards (kartu-kartu bermakna). Pengamatan dilakukan oleh dua orang observer dari guru mata pelajaran lain. Kegiatan pembelajaran ini dengan menggunakan media charta yang berisi tulisan/lafadl-lafadl bacaan yang mengandung beberapa hukum bacaan nun sukun/tanwin. Setiap kelompok mendapatkan kartu yang digunakan untuk identifikasi hukum bacaan nun sukun/tanwin dengan menempelkan kartu bermakna pada lafadl yang sesuai yang terdapat pada charta yang telah disiapkan. Hasil observasi ketrampilan identifikasi bacaan yang dilakukan siswa dan penerapannya dalam Al Qur’an dengan menggunakan media interaktif mean card dapat dilihat dari tabel 2. Dalam tabel tersebut terlihat kemajuan kemampuan membaca Al-Qur’an rata-rata mencapai 94%.

 

 

Pembahasan

Kondisi awal sebelum sebelum adanya penelitian tindakan kelas hasil evaluasi siswa nilai tuntas hanya 11,7%, dengan rata-rata: 57,64. Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran selama 2 siklus yaitu siklus I merupakan kegiatan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi media buku dan Al- Qur’an dengan hasil rata-rata 48% dengan rat-rata: 66,47. Kegiatan pembelajaran pada siklus kedua dengan mendemonstarsikan media interaktif berupa mean cards (kartu bermakna), maka terjadi peningkatan yang signifikan baik dalam ketrampilan mengidentifikasi lafadl yang mengandung hukum bacaan nun sukun/tanwin maupun dalam hal ketrampilan membaca lafadl yang mengandung bacaan nun sukun/tanwin pada ayat-ayat Al Qur’an dengan hasil 94%. Dengan rata-rata: 73,52. Pada kegiatan pembelajaran demonstarsi media kartu bermakna (mean cards) ini, siswa senang dengan pengalaman belajar baru, bervariasi dan merasa lebih mudah dalam belajar karena siswa bukan hanya mendengar, membaca dan menulis saja namun siswa ikut andil dalam mengklasifikasikan hukum bacaan nun sukun/tanwin tersebut dan menerapkannya. Oleh karena harapan sudah terpenuhi dengan hasil akhir yang amat signifikan maka tidak perlu tindakan berikutnya (cukup sampai siklus II). Pemanfaatan demonstarsi media ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi lafadl yang mengandung hukum bacaan nun sukun/tanwin dan materi ilmu tajwid yang lainnya. Pemanfaatan media ini bisa diterapkan pada kelas-kelas yang lain atau sekolah lainnya. Bahkan bisa juga diterapkan pada lembaga-lembaga pendidikan non formal pada materi yang berkaitan dengan ilmu tajwid (ilmu membaca Al- Qur’an).

Hasil Penelitian

Hasil penelitian signifikan dibuktikan dari hasil prasiklus, siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut: nilai siswa tuntas pada pra siklus hanya 11,7%, dengan rata-rata: 57,64. Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran selama 2 siklus yaitu siklus I merupakan kegiatan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi media buku dan Al- Qur’an dengan hasil 48% dengan rat-rata: 66,47. Kegiatan pembelajaran pada siklus kedua dengan mendemonstrasikan media interaktif berupa mean cards (kartu bermakna), maka terjadi peningkatan yang signifikan baik dalam ketrampilan mengidentifikasi lafadl yang mengandung hukum bacaan nun sukun/tanwin maupun dalam hal ketrampilan membaca lafadl yang mengandung bacaan nun sukun/tanwin pada ayat-ayat Al Qur’an dengan hasil 94%. Dengan rata-rata: 73,52. Pada kegiatan pembelajaran demonstarsi media kartu bermakna (mean cards) ini, siswa senang dengan pengalaman belajar baru, bervariasi dan merasa lebih mudah dalam belajar ikut andil dalam mengklasifikasikan hukum bacaan nun sukun/tanwin tersebut dan menerapkannya.

PENUTUP

Simpulan

 Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatan kemampuan membaca Al Qur’an siswa kelas V SD Negeri Pucakwangi 04, Kecamatan Pucakwangi semester 2 tahun pelajaran 2015/2016, sehingga indikator kinerja telah tercapai, yakni:

1.     Metode demonstrasi terbukti meningkatkan keterampilan mengidentifikasi bacaan nun sukun/tanwin pada ayat-ayat Al Qur’an.

2.     Metode demonstrasi terbukti meningkatkan ketrampilan menyusun huruf yang mengandung hukun bacaan nun sukun/tanwin.

3.     Metode demonstarsi mampu membantu pemahaman siswa dalam membaca Al Qur’an dalam menerapkan lafadl yang mengandung bacaan nun sukun/tanwin tersebut.

4.     Siswa aktif untuk mendemonstarsikan kartu permainan untuk ditempelkan pada charta yang disiapkan.

5.     Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari nilai evaluasi pada kompetensi dasar ini dengan membandingkan hasil sebelum menggunakan metode demonstarsi ini ketuntasan hanya 11,7%, dan siklus I sebesar 48%, dan setelah mendemonstarsikan interaktif mean cards pada siklus II, hasilnya mencapai 94%. Target KKM Pendidikan Agama Islam SD Negeri Pucakwangi 04, Kecamatan Pucakwangi adalah 70.

Implikasi

Implikasi terhadap motivasi dan hasil belajar adalah siswa aktif untuk mendemonstarsikan kartu permainan untuk ditempelkan pada charta yang disiapkan. Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari nilai evaluasi pada kompetensi dasar ini dengan membandingkan hasil sebelum menggunakan metode demonstarsi ini menunjukkan data dari pra siklus ketuntasan hanya 11,7% rata-rata nilai: 57,64, dan siklus I sebesar 48%, dengan rat-rata nilai: 66,47 dan setelah mendemonstarsikan interaktif mean cards pada siklus II, hasilnya mencapai 94%. Rata-rata nilai: 73,52. Target KKM Pendidikan Agama Islam SD Negeri Pucakwangi 04, Kecamatan Pucakwangi adalah 70.

Saran – Saran

Dari hasil penelitian ini. maka penulis memberikan saran kepada:

Guru

1.     Kreativitas guru dalam menggunakan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sangat dibutuhkan agar kualitas pembelajaran meningkat.

2.     Demonstarsi Media mean cards dapat diterapkan di sekolah-sekolah, karena mudah, murah dan terjangkau.

3.     Pengembangan lebih lanjut sehingga dapat membantu dalam kegiatan pembelajaran yang lainnya terutama dalam membaca Al Quran dan ilmu tajwid.

Kepala Sekolah

Sebagai acuhan bahan supervisi baik individu maupun klinis terhadap para guru dalam inovasi pembelajaran, sehingga terciptalah tenaga edukatif yang professional.

Pengawas

Sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan terhadap Kepala sekolah, dan guru dalam forum KKG, supervisi , penilaian kinerja yang menuju ke arah inovasi pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Darajat, Zakiah, 2001. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

 

Djamarah, Syaiful Bahri, 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri., dan Zain, Aswan, 2002. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Hadi, Sutrisno, 1995. Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset.

Rohani, Ahmad, 1997. Media Instruksional Edukatif, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Supriyanto, 2016. Teknik Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas, Pati, Penerbit Hartamedia.

Sukmadinata, Nana Syaodih,2005. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana Dan Rivai, Ahmad, 1989. Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru.

Uzer Usman, Moh. dan Setiawati, Lilis, 1993.. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Wijaya, Cece, Dkk, 1992. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan Dan Pengajaran, Bandung: Sinar Baru.