PEMBINAAN KELOMPOK TEKNIK SHARING OF EXPERIENCE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BAGI GURU SD NEGERI 1 PANGKALAN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Esti Peni Poncowati

Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Pangkalan

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran PBL melalui pembinaan kelompok teknik Sharing Of Experience bagi guru SD Negeri 1 Pangakalan UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Pangkalan UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan pada semester II tahun ajaran 2017/2018. Subyek penelitian sebanyak 6 guru, yaitu guru kelas satu sampai dengan guru kelas VI. Tindakan dinyatakan berhasil apabila: Semua subjek penelitian (6 guru) sudah mencapai kinerja dengan kategori baik, dengan skor rata-rata telah mencapai lebih dari 9 (>9). Sebagian besar guru telah dapat menerapkan pembelajaran PBL, yang ditunjukkan dengan besarnya prosentase ketercapaian indikator telah mencapai lebih dari 90%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui tindakan sharing of experience kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran problem based learning bagi guru SD Negeri 1 Pangkalan UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan dapat meningkat dengan maksimal. Peningkatan dapat dilihat dari nilai rata-rata dari prasiklus sebesar 4,33 meningkat menjadi 7,17 pada siklus I (peningkatan sebesar 2,83), pada siklus II meningkat menjadi 9,33 (peningkatan sebesar 2,17). Peningkatan guru dalam melaksanakan langkah-langkah penilaian dapat dilihat dari peningkatan prosentase ketercapaian indikator dari kegiatan prasiklus sebesar 43,33% meningkat menjadi 71,67% pada siklus I (meningkat sebesar 28,33%), meningkat kembali menjadi 93,33% pada siklus II (meningkat sebesar 21,67%). Hal ini membuktikan bahwa melalui sharing of experience dapat meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran problem based learning dengan maksimal.

Kata kunci: kinerja guru, problem based learning, sharing of experience

 

PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah melalui pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) yang memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu fenomena/gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Proses pembelajaran saintifik memuat aktivitas: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, mengasosiasikan/mengolah informasi, dan mengomunikasikan.

Salah satu model yang dianggap memiliki karakteristik pembelajaran saintifik adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk melatih siswa menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Sanjaya (2009: 220) mengemukakan PBL merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami materi pelajaran, PBL dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran, selain itu PBL merupakan suatu model pembelajaran yang dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

Kurikulum 2013 telah diterapkan di SD Negeri 1 Pangkalan Kecamatan Karangrayung, namun dalam pelaksanaannya model pembelajaran tersebut belum banyak digunakan oleh guru. Berdasarkan monitoring yang dilaksanakan sejak pelaksanaan kurikulum 2013, menunjukkan bahwa guru guru cenderung menggunakan model-model pembelajaran yang berbasis kerjasama, seperti model STAD, jigsaw, snowball trhrowing dan lain sebagainya.

Belum digunakannya model-model pembelajaran yang berbasis masalah seperti PBL, karena guru belum memahami dengan baik langkah-langkah pembelajaran PBL, sehingga guru masih ragu-ragu dan belum berani mencoba menerapkan model pembelajaran tersebut. Hasil uji coba pada awal semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 dari 6 (enam) guru di SD Negeri 1 Pangkalan, 4 (empat) guru dapat melaksanakan tetapi belum maksimal (kategori cukup), dan 2 belum dapat melaksanakan tetapi hasilnya kurang memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa guru di SD Negeri 1 Pangkalan UPTD Pendidikanb Kecamatan Karangrayung belum memiliki kemampuan yang baik dalam menerapkan model pembelajaran PBL, sehingga perlu dilakukan pembinaan secara khusus.

Berbagai teknik pembinaan dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja guru, khususnya dalam menerapkan pembelajaran PBL, namun dengan pertimbangan bahwa kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran PBL tersebut tidak sama, artinya sebagian guru telah memiliki pemahanan yang cukup, tetapi sebagian guru masih kurang, selain itu kelemahan guru satu sama lainya tidak sama, maka penulis memilih pembinaan kelompok teknik Sharing of Experience, yaitu suatu teknik pembinaan kelompok dengan cara memfasilitasi guru untuk mengadakan kegiatan tukar menukar pengalaman terkait dengan model pembelajaran PBL.

Melalui pembinaan teknik Sharing of Experience diharapkan guru memiliki kebebasan untuk menyampaikan pengalaman masing-masing. Adanya tukar menukar pengalaman tersebut, guru memperoleh pengalaman baru dari guru lain, sehingga diharapkan guru dapat memperbaiki kekuranganya melalui kegiatan tersebut. Selain itu melalui kegiatan Sharing of Experience diharapkan guru mudah memperoleh pemahaman dari teman sejawatnya karena dalam pembianan tersebut guru dapat saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa permasalahan di SD Negeri 1 Pangkalan terkait dengan pelaksanaan kurikulum 2013, adalah rendahnya kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran yang berbasis masalah, khususnya model pembelajaran PBL, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kinerja tersebut melalui pembinaan guru yang didesain dalam bentuk penelitian tindakan sekolah dengan judul penelitian: “Pembinaan Kelompok Teknik Sharing Of Experience Sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Bagi Guru SD Negeri 1 Pangkalan UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah seperti tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini adalah: apakah melalui pembinaan kelompok keknik Sharing Of Experience dapat meningkatkan kinerja dalam menerapkan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) bagi guru di SD Negeri 1 Pangkalan UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan cara pemecahan masalah tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran PBL melalui pembinaan kelompok teknik Sharing Of Experience bagi guru SD Negeri 1 Pangakalan UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pembinaan Guru

Menurut Sutisna (2009: 13) mengemukakan konsep pembinaan secara spesifik yakni, konsep pembinaan personil bahwa pembinaan personil adalah proses perbaikan prestasi (performa) personel melalui pendekatan-pendekatan yang menekankan realisasi diri, pertumbuhan diri dan perkembangan diri. Pembinaan meliputi kegiatan-kegiatan yang diarahkan kepada perbaikan dan pertumbuhan kesanggupan, sikap, keterampilan dan pengetahuan dari pada anggota organisasi, lebih lanjut Moekijat (2008: 20) mengemukakan pengertian pembinaan yang menunjuk pada, setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang, dengan memberikan informasi dan mempengaruhi sikap. Sikap yang dimaksudkan adalah perubahan positif yang lebih bersifat meningkatkan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan kecakapan.

Sharing Of Experience

Tukar menukar pengalaman menjadikan semua guru bebas menyampaikan pengalaman, pikiran dan gagasannya. Sehingga satu dengan lainnya bisa dipersiapkan secara matang. Langkah-langkah sharing harus dipersiapkan secara matang (Ma’mur, 2012: 143). Oleh karena itu suatu teknik perjumpaan yang disebut “ sharing of experience “ adalah cara yang begitu bijaksana. Didalam teknik ini kita berasumsi bahwa guru-guru adalah orang yang sudah berpengalaman. Melalui perjumpaan diadakan tukar menukar pengalaman, saling memberi dan menerima, saling belajar satu dengan yang lain. namun demikian, prosedur sharing harus dipersiapkan secara teratur agar sebuah tujuan yang diinginkan dapat dicapai (Sahertian, 2010: 103).

Kinerja Guru

Menurut Supardi (2010: 19) kinerja guru dipengaruhi oleh tiga kelompok variabel yaitu variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologi. Menurut Priansa (2014: 79) kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai guru di sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Sekolah merupakan jariangan budaya yang dapat menjadi ukuran dari semua panutan budaya yang ada di sekelilingnya. Kinerja guru merupakan perwujuduan dari kemampuan dalam bentuk karya nyata, hasil kerja dan tanggung jawab dalam menjalankan amanah, profesi yang diembannya, serta moral yang dimilikinya. Supardi (2010: 46) menjelaskan, bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang dalam suatu periode tertentu yang dibandingkan dengan beberapa kemungkinan.

Pelaksanaan Pembelajaran

Menurut Rohani (2010: 1) pembelajaran merupakan suatu proses yang sistimatis yang terdiri atas banyak komponen. Masing-masing komponen pembelajaran tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer, dan berkesinambungan, untuk itu diperlukan pengelolaan pembelajaran yang baik. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Sedangkan proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan keterampilan atau sikap (Hamalik, 2006: 48).

Metode Pembelajaran Problem Based Learning

Menurut Shoimin (2014: 130) mengemukakan bahwa pengertian dari model problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara stimulan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik. Menurut Kamdi (2007: 77) model problem based learning diartikan sebagai sebuah model pembelajaran yang di dalamnya melibatkan siswa untuk berusaha memecahkan masalah dengan melalui beberapa tahap metode ilmiah sehingga siswa diharapkan mampu mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan akan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah.

Kerangka Berpikir

Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah melalui pendekatan saintifik. Proses pembelajaran saintifik memuat aktivitas: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasikan/mengolah informasi, dan mengomunikasikan, sehingga diperlukan model pembelajaran yang sesuai. Salah satu model yang dianggap memiliki karakteristik pembelajaran saintifik adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), yaitu model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. Pada kenyataannya guru di SD Negeri 1 Pangkalan belum memahami langkah-langkah pembelajaran PBL tersebut dengan baik.

Sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman guru terhadap penerapan pembelajaran PBL, maka perlu adanya pembinaan secara bertahap dalam rancangan penelitian tindakan sekolah. Adapun teknik yang digunakan dalam pembinaan guru tersebut adalah melalui pembinaan kelompok teknik Sharing of experience yaitu teknik pembinaan dengan cara memfasilitasi guru untuk saling bertukar pengalaman khususnya terkait dengan penerapan pembelajaran PBL. Melalui tukar menukar pengalaman tersebut, guru akan memperoleh pengalaman baru dari guru lain, sehingga diharapkan guru dapat memperbaiki kekurangan dalam menerapkan pembelajaran PBL.

Hipotesis Tindakan

Pembinaan kelompok teknik Sharing of experience dapat meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran problem based learning bagi guru di SD Negeri 1 Pangkalan UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan semester II tahun ajaran 2017/2018 dengan maksimal.

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah proses pembelajaran di sekolah yaitu rendahnya kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran Probel Based Learning (PBL) yang merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran saintifik.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan di SD Negeri 1 Pangkalan UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan pada semester II tahun ajaran 2017/2018, tepatnya pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2018.

Subjek dan Objek Penelitian

Subyek penelitian tindakan sekolah ini adalah guru di SD Negeri 1 Pangkalan UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan pada semester II tahun ajaran 2017/2018, sebanyak 6 guru, yaitu guru kelas satu sampai dengan guru kelas VI. Adapun objek penelitian adalah kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran PBL.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi yaitu data yang diperoleh dari pengamatan langsung dari peristiwa yang berkaitan dengan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran PBL.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan sekolah dimulai dari tahap perencanaan, dilanjutkan pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tindakan siklus I, merupakan tindak lanjut dari refleksi prasiklus, tindakan siklus II, merupakan tindak lanjut dari refleksi siklus I.

Teknik Anailsa Data

Untuk menganalisa data digunakan teknik analisa deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan untuk memberi gambaran tentang kinerja guru berdasarkan hasil penilaian melalui observasi setelah tindakan dilaksanakan. Langkah melakukan analisis yaitu dengan melakukan rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru dalam pembelajaran PBL, menghitung skor rata-rata dan prosentase ketercapaian, selanjutnya membuat perbandingan hasil penilaian antar siklus.

Indikator Keberhasilan Penelitian

Tindakan dinyatakan berhasil apabila: Semua subjek penelitian (6 guru) sudah mencapai kinerja dengan kategori baik, dengan skor rata-rata telah mencapai lebih dari 9 (>9). Sebagian besar guru telah dapat menerapkan pembelajaran PBL, yang ditunjukkan dengan besarnya prosentase ketercapaian indikator telah mencapai lebih dari 90%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prasiklus

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran problem based learning sebelum dilakukan tindakan adalah: Nilai rata-rata sebesar 4,33 (cukup), nilai tertinggi sebsar 6,00 (cukup), nilai terendah sebesar 3,00 (kurang), jumlah guru dengan kategorisasi baik tidak ada, guru dengan kategorisasi cukup sebanyak 4 guru (66,67%), sedangkan guru dengan kategorisasi kurang sebanyak 2 guru (33,33%). Nilai rata-rata prosentase ketercapaian yang diperoleh guru adalah 43,33%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagaian besar langkah pembelajaran belum dapat dipahami dan dilaksanakan oleh guru dengan baik, sehingga perlu diupayakan langkah perbaikan, yaitu melalui pembinaan teknik Sharing Of Experience.

Siklus I

Berdasarkan hasil penilaian siklus I, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 7,17 (baik), dengan prosentasi penguasaan indikator rata-rata sebesar 71,67%. Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan pembinaan teknik Sharing Of Experience, kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran Problem Based Learning telah meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan oleh tambahnya pengetahuan guru dan pemahaman guru terhadap langkah dalam penerapan metode pembelajaran Problem Based Learning yang diperoleh dari tukar menukar pengalaman saat dilakukan pembinaan. Namun demikian walaupun nilai rata-rata telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan, namun besarnya prosentase ketercapaian indikator masih dibawah indikator yang ditetapkan yaitu baru mencapai 71,67%, artinya masih dibawah 90%. Artinya walaupun kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran Problem Based Learning telah meningkat, namun belum semua indikator dapat dilaksankan dengan baik, dengan kata lain peningkatan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran PBL tersebut belum maksimal, sehingga perlu dilakukan tindakan lanjutan dengan fokus tindakan pada perbaikan kekurangan guru dalam menerapkan metode pembelajaran Problem Based Learning yang terermin pada prosentase ketercapaian indikator melalui pembinaan Teknik Sharing Of Experience sebagai kelanjutan dari tindakan siklus I. selanjutnya hasil penilaian tersebut disampaikan kepada guru melalui rapat guru tanggal 17 Februari 2018 mulai jam 12:30 sampai dengan jam 14:00, selain menyampaikan hasil siklus I, peneliti menyampaikan rencana pembianan berikutnya. Rapat dihadiri oleh 6 (enam) guru seperti daftar hadir terlampir (lampiran 12). Aktivitas kegiatan rapat tanggal 17 Februari 2018 seperti terlihat dokumentasi terlampir (foto 5).

 

Siklus II

Berdasarkan hasil penilaian siklus II, diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 9,33 (baik), dengan prosentasi penguasaan indikator rata-rata sebesar 93,33%. Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan pembinaan teknik sharing of experience siklus II, kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran Problem Based Learning telah meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan oleh tambahnya pengetahuan guru dan pemahaman guru terhadap langkah pembelajaran problem based learning. Dibanding dengan hasil penilaian siklus sebelumnya telah terjadi peningkatan, dan dibanding dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan nilai rata-rata dan prosentase ketercapaian tersebut telah melebihi indikator keberhasilan tindakan yang ditentukan, sehingga tindakan tidak perlu dilanjutkan.

Perbandingan Nilai Rata-Rata kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran Problem Based Learning

Perbandingan nilai kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran problem based learning prasiklus dengan siklus I, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 2,83. nilai tertinggi meningkat dari 6 menjadi 9, nilai terendah meningkat dari 3 menjadi 6, jumlah guru yang mendapat nilai baik dari tidak ada menjadi 4 guru, jumlah guru yang mendapat nilai cukup dari 4 guru turun menjadi 2 guru, jumlah guru yang memperoleh nilai rendah berkurang dari 2 guru menjadi tidak sama sekali.

Perbandingan siklus I dengan siklus II, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 2,17, yaitu dari siklus I sebesar 7,17 siklus II meningkat menjadi 9,33. nilai tertinggi meningkat dari 9 menjadi 10, nilai terendah meningkat dari 6 menjadi 8, jumlah guru yang memperoleh nilai baik meningkat dari 4 Guru meningkat menjadi 6 guru, jumlah guru yang mendapat nilai cukup dari berkurang dari 2 guru menjadi tidak ada.

Perbandingan nilai kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran Problem Based Learning prasiklus dengan siklus II, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 5, yaitu dari prasiklus sebesar 4,33 siklus II meningkat menjadi 9,33. nilai tertinggi meningkat dari 6 menjadi 10, nilai terendah meningkat dari 3 menjadi 8, jumlah guru yang memperoleh nilai baik meningkat dari 0 menjadi 6 Guru, jumlah guru yang mendapat nilai cukup dari 4 guru menjadi tidak ada dan jumlah guru yang mendapat nilai kurang dari 2 guru menjadi tidak ada.

Perbandingan Prosentase Penguasaan Indikator

Perbandingan prosentase penguasaan indikator kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran problem based learning pada prasiklus dengan siklus I, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 28,33% dari kegiatan prasiklus sebesar 43,33% meningkat menjadi 71,67% pada siklus I. Perbandingan prosentase penguasaan indikator siklus I dengan siklus II, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 21,67% dari kegiatan siklus I sebesar 71,67% mengalami peningkatan menjadi 93,33% pada siklus II. Perbandingan prosentase penguasaan indikator prasiklus dengan siklus II, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 50,00% dari kegiatan prasiklus sebesar 43,33% mengalami peningkatan menjadi 93,33% pada siklus II.

Berdasarkan perbandingan yang disajikan dalam bentuk tabel maupun grafik seperti tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa melalui pembinaan teknik sharing of experience dapat meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran problem based learning. Peningkatan terjadi pada seluruh aspek penilaian. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tindakan berupa pembinaan teknik Sharing Of Experience mampu meningkatkan pemahaman guru terhadap komponen/aspek-aspek penilaian kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran problem based learning.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa melalui tindakan sharing of experience kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran problem based learning bagi guru SD Negeri 1 Pangkalan UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan dapat meningkat dengan maksimal. Peningkatan dapat dilihat dari nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I meningkat dari 4,33 menjadi 7,17 (peningkatan sebesar 2,83). Nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II meningkat dari 7,17 menjadi 9,33 (peningkatan sebesar 2,17). Nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II meningkat secara keseluruhan dari 4,33 menjadi 9,33 (peningkatan sebesar 5,00). Peningkatan guru dalam melaksanakan langkah-langkah penilaian dapat dilihat dari peningkatan prosentase ketercapaian indikator dari kegiatan prasiklus sebesar 43,33% meningkat menjadi 71,67% pada siklus I (meningkat sebesar 28,33%). Kegiatan siklus I prosentase ketercapaian indikator sebesar 71,67% meningkat menjadi 93,33% pada siklus II (meningkat sebesar 21,67%). Kegiatan prasiklus prosentase ketercapaian indikator sebesar 43,33% meningkat menjadi 93,33% pada siklus II (meningkat sebesar 50,00%). Hal ini membuktikan bahwa melalui sharing of experience dapat meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran problem based learning dengan maksimal.

Penelitian ini menyarankan kepada UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung, untuk meningkatkan kinerja guru khususnya dalam menerapkan pembelajaran PBL, sebaiknya dilakukan supervisi secara terus menerus baik secara kelompok maupun individu, dengan menggunakan teknik yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh guru. Saran untuk Kepala Sekolah lainnya, untuk meningkatkan kinerja guru khususnya dalam menerapkan model pembelajaran saintifik, sebaiknya dilakukan pembinaan secara terus menerus. Saran untuk Guru, Sebaiknya guru secara aktif berani mencoba model pembelajaran saintifik selain PBL, misalnya model inquiry, model Problem Based Instruction (PBI) dan lain sebainya.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2006. Proses BelajarMengajar. Jakarta: PT. BumiAksara.

Kamdi, W dkk. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Universitas Negeri Malang. Malang

Ma’mur, Asmani, Jamal. 2012. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press

Moekijat, 2009, Tata Laksana Kantor, Bandung: Mandar Maju

Priansa, Donni Juni dan Rismi Somad. 2014. Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: CV Alfabeta

Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sahertian, Piet, 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan SDM, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran INOVATIF dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA

Supardi. 2014. Kinerja Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sutisna, Oteng, 2009, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktik Profesional, Bandung: Angkasa.