Pendidikan Karakter Melalui Tari Kebyok Anting-Anting
PENDIDIKAN KARAKTER
MELALUI TARI KEBYOK ANTING-ANTING
(STUDI KASUS PADA EKSTRAKULIKULER
SD NEGERI GEMAH SEMARANG)
Dita Ihsaniah Putri1)
Ari Widyaningrum2)
Husni Wakhyudin3)
1) Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang
2)3)Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendidikan karakter melalui tari kebyok anting-anting terhadap nilai karakter siswa SD Negeri Gemah Semarang. Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan kualitatif yang berupa deskriptif. Penelitian ini dilatar belakangi oleh perilaku anak yang sekarang seakan-akan kurang memiliki adab atau sopan santun sehingga kurang menghargai dan menghormati orang yang lebih tua atau sesama teman sehingga berpengaruh terhadap nilai karakter siswa. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pendidikan karakter pada siswa melalui Tari Kebyok Anting-Anting di SD Negeri Gemah Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana karakter siswa yang mengikuti ekstrakulikuler seni tari terutama pada tari kebyok anting-anting. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari analisis, pendidikan karakter sangat berpengaruh pada karakter siswa terutama pada nilai karakter disiplin dan tanggung jawab. Sementara untuk nilai mandiri dan jujur tidak begitu mendoinasi.
Kata kunci: Pendidikan Karakter, Tari Kebyok Anting-Anting, Nilai Karakter
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk membantu memperbaiki generasi bangsa. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 yang berbunyi “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat”. Berdasarkan bunyi Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 diatas, maka dapat disimpulkan tujuan dari pendidikan tidak hanya untuk mencerdaskan siswa tetapi juga mendidik karakter peserta didiknya menjadi lebih baik lagi.
Karakter merupakan watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang berbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues) yang digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak menurut Widyaningrum (2016).
Penguatan pendidikan karakter sendiri baru diterapkan pada tahun 2017 ini dalam kurikulum 2013. Dan telah di tanda tangani oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 6 September 2017 dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor: 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Dalam PPK sendiri terdapat 18 nilai yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab (Pedoman Pendidikan Karakter IKIP PGRI SEMARANG). Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor: 87 Tahun 2017 pasal 1 Ayat 1 dijelaskan, bahwa Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
- Ramli (dalam Pedoman Pendidikan Karakter IKIP PGRI SEMARANG, 2003: 11), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga, masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik suatu masyrakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Pelaksanaan proses belajar mengajar di tingkat sekolah dasar diwadahi dalam dua kegiatan pembelajaran yaitu dalam kegiatan intrakulikuler dan kegiatan ekstrakulikuler. Dalam kegiatan ekstrakulikuler salah satunya adalah kegiatan ekstrakulikuler kesenian. Kedua proses kegiatan pembelajaran seni itu memiliki karakteristik pembelajaran yang berbeda sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya. Pada kegiatan pembelajaran seni intrakulikuler tujuan pembelajaran betul-betul dioptimalkan sesuai dengan ketentuan rambu-rambu kurikulum yang didalamnya tergambar dengan jelas dan sistematis tentang kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Tingkatan kompetensi ini dirumuskan secara jelas, sistematis dan hirarki. Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran ekstrakulikuler lebih menekankan pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya.
Kegiatan ekstrakulikuler kesenian di sekolah dasar merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang mendukung kegiatan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat peserta didik Sekolah Dasar. Jenis kegiatan ekstrakulikuler kesenian yang dikembangkan di sekolah terdiri dari beberapa jenis kesenian diantaranya, seni musik, rupa, teater, dan tari. Keempat jenis ekstrakulikuler ini memiliki target capaian yang berbeda disesuaikan dengan karakteristik bidang seni yang dikembangkan.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada tanggal 24 Oktober 2018 dan 22 Maret 2019, SD Negeri Gemah Semarang telah melaksanakan upaya dalam penguatan pendidikan karakter terhadap siswa, salah satunya yaitu mengintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran ekstrakulikuler yaitu seni tari. Ekstrakulikuler tari sendiri baru dilaksanakan awal masuk tahun ajaran baru 2018/2019 pada bulan Agustus. Ekstrakuikuler seni tari tersebut dilaksanakan setiap seminggu sekali pada hari jumat pukul 13.00-14.30 jadi durasinya 1,5 jam. Siswa yang mengikuti yaitu siswa dari kelas I-V. Selain tari kebyok anting-anting pada saat awal mulai kegiatan ekstrakulikuler tari, sekarang sudah empat tarian yang diajarkan antara lain tari topi, tari incling, tari yamko rambe yamko. Dibandingkan dengan ekstrakulikuler lain seperti menggambar dan musik, seni tari lebih banyak peminatnya tetapi memang belum ada agenda wajib dan prestasi pada ekstrakulikuler tari namun pada tahun kemarin hanya sebagai pendukung pesta siaga.
Pendidikan karakter sendiri bisa diterapkan dalam pembelajaran ekstrakulikuler tari. Hal ini berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan bapak Suparji selaku guru pembimbing ekstrakulikuler tari SD Negeri Gemah Semarang. Menurut bapak Suparji dalam belajar tari terdapat beberapa nilai pendidikan karakter yang terlihat seperti nilai disiplin, religius, jujur, toleransi, kerja keras. Siswa sedikit demi sedikit diterapkan contoh tari, kadang anak-anak ada yang iseng mengganggu temannya sekarang lebih diarahkan, kemudian pada saat temannya menari yang lain duduk melihat dan membandingkan gerakan mereka sendiri dengan temannya. Selain itu juga siswa mempunyai keberanian atau kepercayaan diri menjadi berani tampil didepan teman-temannya, melatih kepercayaan diri dan menghargai orang lain. Nilai mandiri ketika siswa melakukan gerakan tarian tanpa di demonstrasikan oleh pelatih tari. Sementara untuk nilai cinta damai hal ini dapat dilihat dari kekompakan siswa ketika melakukan tarian bersama-sama. Namun, nilai disiplin belum begitu terlihat.
Adapun faktor kendala yang dialami oleh pelatih ekstrakulikuler tari adalah anak sudah pulang terlebih dahulu setelah itu harus kembali lagi ke sekolah otomatis anak sudah capek terlebih dahulu. Berhubung sekolah menerapkan lima hari kerja, dan di hari jumat juga siswa masuknya siang. Apalagi kelas IV dan V selesai pembelajaran pukul 14.00 jadi waktu ekstrakulikulernya terputus. Dan yang kelas I-III selesai pembelajaran pukul 11.00, sedangkan ekstrakulikuler tari dimulai pukul 13.00 siang jadi mereka yang betul-betul minat yang masih bertahan sampai sekarang. Sedangkan faktor pendukungnya para orang tua antusias yaitu ditunjukkan dengan setiap latihan banyak siswa yang diantar para orang tua. Ini membuktikan bahwa orang tua sangat antusias ketika anak-anaknya mengikuti ekstrakulikuler tari ini.
Berdasarkan uraian diatas, sebagaimana hasil dari pra observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa ditemukan adanya ekstrakulikuler seni tari banyak diminati oleh siswa. Adapun ditemukan pula bahwa guru menggunakan tari kebyok anting-anting sebagai media dalam penyampaian pendidikan karakter sehingga peneliti mempunyai rasa ingin tahu bagaimana karakter siswa SD Negeri Gemah Semarang yang mengikuti ekstrakulikuler tari melalui tarian kebyok anting-anting secara mendalam melalui pembiasaan yang dilaksanakan di SD Negeri Gemah Semarang. Sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai Tari Kebyok Anting-Anting dalam Mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter SD Negeri Gemah Semarang. Hasil penelitian yang diperoleh nanti yaitu dapat mengetahui cara pengimplementasian nilai-nilai karakter melalui ekstrakulikuler tari dalam tarian gebyok anting-anting.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan studi kasus. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Gemah Semarang pada 30 Agustus 2019 – 6 September 2010 pada kegiatan ekstrakulikuler seni tari Tahun Ajaran 2019/2020.
Data diperoleh bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa yang dilakukan oleh peneliti yang tertarik secara alamiah (Moleong, 2016: 6). Salah satu penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus (Case Study). Studi kasus termasuk dalam penelitian analisis deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara cermat sampai tuntas. Kasus yang dimaksud bisa berupa tunggal atau jamak, misalnya berupa individu atau kelompok. Di sini perlu dilakukan analisis secara tajam terhadap berbagai faktor yang terkait dengan kasus tersebut sehingga akhrinya akan diperoleh kesimpulan yang akurat. Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain data dalam studi kasus ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Sebagai sebuah studi kasus maka data yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber dan hasil penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang diselidiki.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah adalah observasi, kuesioner (angket), wawancara dan dokumentasi. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang karakter siswa saat di sekolah, adakah nilai guna/manfaat yang ada pada pendidikan karakter melalui tari kebyok anting-anting. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan dokumen sekolah mengenai nama siswa, nama guru, dan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Metode dokumentasi digunakan untuk daftar nama siswa yang diwawancara, daftar nama guru yang diwawancara dan dokumen pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri Gemah Semarang tentang Pendidikan Karakter Melalui Tari Kebyok Anting-Anting. Adapun subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah nilai karakter pada siswa SD Negeri Gemah yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler seni tari, hasil angket tentang penguatan pendidikan karakter kepada siswa. Hasil wawancara kepala sekolah, koordinator ekstrakulikuler dan pelatih tari.
Berdasarkan hasil angket siswa, nilai karakter pada proses pelaksanaan ekstrakulikuler seni tari memiliki 80% artinya dari 19 siswa yang mengikuti ekstrakulikuler tersebut 20% nya masih belum sepenuhnya menerapkan nilai karakter pada kegiatan ekstrakulikuler seni tari dengan baik. Artinya siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler seni tari lebih dominan menerapkan nilai karakter jujur, disiplin, tanggung jawab dan mandiri terhadap kegiatan ekstrakulikuler seni tari. Nilai karakter jujur pada siswa ini bisa dilihat pada saat pelatih bertanya kepada para siswa apakah ada tarian atau hal-hal yang kurang dipahami pada saat kegiatan berlangsung. Untuk nilai karakter disiplin pada siswa bisa dilihat pada saat siswa datang terlebih dahulu untuk menyiapkan ruangan kelas terlebih dahulu seperti membersihkan kelas sebelum dan sesudah kegiatan, menyiapkan speaker sebagai media memutarkan musik untuk mengiringi tarian, dan memindahkan meja kursi sebelum dan sesudah kegiatan ekstrakulikuler seni tari. Dan untuk nilai karakter tanggung jawab bisa dilihat pada saat siswa ditunjuk atau dipilih menjadi beberapa kelompok untuk menampilkan hasil dari kegiatan ekstrakulikuler tari yang dilaksanakan. Sedangkan untuk nilai karakter mandiri bisa dilihat juga pada saat siswa menari sendiri setelah diberikan contoh oleh pelatih atau tanpa mengikuti instruksi dari pelatih.
Hasil pengumpulan data yang diperoleh dari wawancara, observasi dan pemberian angket dapat diketahui bahwa ekstrakulikuler seni atri sangat berhubungan dengan nilai karakter siswa. Nilai karakter siswa ini bertujuan untuk menanamkan sikap percaya diri, mampu bekerjasama, mampu berperilaku disiplin, dan berkepribadian yang religius.
Implementasi aktivitas motorik kasar siswa pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari “Tari Kebyok Anting-Anting” di SD Negeri Gemah Semarang ini telah dilaksanakan sesuai langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Depdikbud dalam Suryobroto (2009: 292) langkah – langkah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah (a) kegiatan ekstrakurikuler diberikan kepada siswa secara perorangan atau kelompok yang ditetapkan oleh sekolah berdasarkan minat siswa, tersedianya fasilitas yang diperlukan serta adanya guru atau petugas untuk itu, bilamana kegiatan tersebut memerlukannya. (b) kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk diberikan kepada siswa hendaknya diperhatikan keselamatannya dan kemampuan siswa serta kondisi sosial budaya setempat. Maka dengan hal tersebut hal tersebut pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler seni tari di SD Negeri Gemah Semarang sudah sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler yang ada.
Maka dari hasil obervasi yang dilakukan peneliti dapat menyimpulkan bahwa penguatan pendidikan karakter melalui tari kebyok anting-anting pada kegiatan ekstrakulikuler seni tari sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan beberapa banyak siswa sudah membiasakan dan menunjukkan nilai karakter sesuai yang ada dalam program penguatan pendidikan karakter.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penguatan pendidikan karakter melalui seni tari kebyok anting-anting di SD Negeri Gemah Semarang pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 dapat mengupayakan meningkatan nilai karakter siswa terhadap karakter siswa. Upaya tersebut yaitu siswa dapat berkata jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan mandiri selama proses kegiatan berlangsung. Selain itu siswa juga menunjukkan sikap toleransi, kerja keras, cinta damai, dan bersahabat atau komunikatif sehingga pembiasaan ini termasuk dalam nilai karakter yang memang seharusnya ditanamkan pada siswa sejak dini bisa tertanam dan mendarah daging pada siswa sampai nanti mereka tumbuh besar dan deewasa karena pada hakikatnya sikap seseorang menentukan kualitas diri seseorang tersebut.
Saran yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu untuk memberikan inovasi baru dalam kegiatan ekstrakulikuler. Misalnya dengan lebih sering mengikuti lomba seni tari dan melibatkan siswa sehingga hal tersebut dapat menambah ketertarikan siswa terhadap seni tari, karena siswa akan merasakan langsung bagaimana siswa membawakan sebuah seni tari di dalam sebuah acara tertentu yang mana tidak hanya guru, teman, atau orang tau saja yang menyaksikan tetapi masyarakat juga ikut menyaksikan. Atau bisa juuga dengan mengajak siswa menyaksikan sebuah pertunjukkan tari, melalui kegiatan tersebut siswa akan tertarik untuk mempelajari tari tradisional lebih dalam lagi. Selain itu juga kendala yang dihadapai juga sekolah lebih memaksimalkan sarana yang kurang lengkap agar kedepannya SD Negeri Gemah Semarang menjadi sekolah yang menghasilkan siswa yang berkarakter lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
IKIP PGRI Semarang, Tim. (2003). Pedoman Pendidikan Karakter IKIP PGRI Semarang. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press.
Moleong, L. J. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakulikuler ayat (2).
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor: 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pasal 1 Ayat 1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Widyaningrum, Ari. (2016). Pendidikan Karakter Dalam Karya Grup Vokal Awan Voice. Jurnal. Universitas PGRI Semarang. Semarang: 4 November 2019