Penerapan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan 4M Untuk Meningkatkan Kinerja Guru
PENERAPAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN 4M
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU
DI SMP NEGERI 3 SATU ATAP WARUREJA KABUPATEN TEGAL
TAHUN 2018
Suhadak
SMP Negeri 3 Satu Atap Warureja Kab.Tegal
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatan Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Satu Atap Warureja Kabupaten Tegal Tahun 2018 dengan dilaksanakannya penerapan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan 4M. (2) Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kinerja guru SMP Negeri 3 Satu Atap Warureja Kabupaten Tegal Tahun 2018 dengan dilaksanakannya Penerapan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan 4M. Penelitian dilaksanakan dengan 2 siklus masing-masing siklus dilaksanakan dengan 4 (empat) tahapan yaitu: Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Obserasi dan refleksi sehingga diperoleh permasalahan baru kemudian dilaksanakan diagnosa ulang dilanjutkan dengan terapi ulang yang dilaksanakan dengan 4 (empat) langkah tindakan lagi. Kesimpulan dari hasil dari Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah: (1) Pelaksanaan penerapan kepemimpinan Kepala Sekolah dengan 4M dapat meningkatkan kinerja guru di SMP Negeri 3 Satu Atap Warureja Kabupaten Tegal Tahun 2018 (2) Peningkatan kinerja guru SMP Negeri 3 Satu Atap Warureja Kabupaten Tegal Tahun 2018 dengan dilaksanakannya penerapan kepemimpinan Kepala Sekolah 4M rata-rata adalah 9,1% dari siklus 1 sebesar 67,6% dengan kriteria cukup menjadi 76,7% pada siklus 2 dengan kriteria baik. Dari hasil kesimpulan di atas disarankan agar (1) Guru harus mampu menguasai tugas guru secara profesional (2) Guru harus mampu menguasai tugas guru secara personal (3) Guru harus mampu menguasai tugas guru secara sosial.
Kata kunci: Kepala Sekolah, Kinerja Guru, Kepemimpinan 4M.
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidi kan Nasional serta Peraturan Pemerin tah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar nasional pendidikan. Imple mentasi dari kedua payung hukum tersebut di lakukan oleh pemerintah, antara lain dengan terbitnya Pera turan Menteri Pen didikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Stan dar Kompetensi Kepala Sekolah. Salah satu isi dari Permendiknas tersebut adalah kompotensi manajeri al, salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai ujung tombak dalam melak sanakan penjaminan mutu pendidi kan di sekolahnya. Disamping itu pelaksanaan Otonomi Daerah meng haruskan kepala sekolah untuk mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi peraturan yang berlaku di daerah masing-masing. Atas da sar pokok pikiran tersebut maka kepala sekolah harus mempunyai keteram pilan da lam bi dang kepemimpinan.
Kepala sekolah harus mengelola baik sumber daya manusia dan sarana prasarana, disamping ha rus membangun iklim belajar yang positif deng an penerapan keterampi lan kepemimpinan. Keterampilan ke pemimpinan tersebut dapat berupa mempengaruhi, menggerakkan/me ngarahkan, mengembangkan dan memberdayakan, yang dikenal kete rampilan 4M. Kegiatan semacam ini harus dibudaya kan kepala se kolah untuk mem buat iklim belajar yang positif. Dalam iklim kerja yang positif tersebut diharapkan pencapa ian prestasi kerja sumber daya ma nusia di sekolah dapat meningkat.
Dengan latar belakang yang ada maka permasalahan akan dipecahkan adalah sebagai berikut: (1) Apakah dengan diterapkannya kepe mimpinan Kepala Sekolah dengan 4M dapat meningkatkan kinerja guru di SMP Negeri 3 Satu Atap Warureja Kabupaten Tegal tahun 2018 ? (2) Seberapa besar peningkatan kinerja guru SMP Negeri 3 Satu Atap Waru reja Kabupaten Tegal tahun 2018 dengan dilaksanakannya penerapan kepemimpinan Kepala Sekolah deng an 4M ?
Secara umum penelitian bertujuan: (1) 1.Untuk mengetahui Peningkatan Ki nerja Guru di SMP Negeri 3 Satu Atap Warureja Kabupaten Tegal tahun 2018 dengan dilaksanakannya pe nerapan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan 4M. (2) Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kinerja guru SMP Nege ri 3 Satu Atap Warureja Kabupaten Tegal tahun 2018 dengan dilaksana kannya Penerapan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan 4M.
Manfaat Penelitian Tindakan Seko lah.
Sebagai acuan bagi sekolah da lam upaya peningkatan mutu rencana pengembangan sekolah juga sebagai umpan balik dalam usaha member dayakan dan pengembangan kinerja warga sekolah dalam rangka mene rapkan visi, misi, tujuan, sasaran dan program sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
Kepemimpinan
Seperti yang dikatakan oleh pe nulis buku terkenal, Kenneth Blan chard bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk me layani mereka yang dipimpinnya. Pe rubahan karakter adalah segalagala nya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalamtanpa ke damaian diri tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan dan visi serta misi yang je las seorang tidak akan pernah menja di pemimpin yang sejati.
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri sese orang. Kepemimpinan bukanlah jaba tan atau gelar, melainkan sebuah kela hiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika sese orang menemukan visi dan misi hi dupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai mem berikan pengaruh kepada lingkungan nya, dan ketika keberadaanya mendo rong perubahan dalam organisasinya pada saat itulah seseorang lahir men jadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar, melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkem bang dari dalam diri seseorang.
Pemimpin adalah inti dari ma najemen ini berarti bahwa manaje men akan tercapai tujuan jika ada pe mimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh eorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seorang yang mempunyai keahlian memimpin mempunyai keterampilan mempenga ruhi, menggerakkan, mengembang kan dan memberdayakan pendirian pendapat orang atau sekelompok or ang tanpa menanyakan alasan-ala sannya. Seorang pemimpin sejati ada lah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Kepemimpinan adalah kegia tan mempengaruhi prilaku orang lain agar bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi ini mengan dung dua pengetahuan pokok yang sangat penting tentang kepemimpi nan, yaitu mempengaruhi prilaku orang lain. Kepemimpinan dalam or ganisasi diarahkan untuk mengarah kan orang-orang yang dipimpinnya agar mau berbuat seperti yang diha rapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnnya.
Pemimpin sejati adalah seo rang pemberi semangat, motivator, inspirator dan maxinizer. Konep pe mikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konven sional yang jutru mengharap kan penghormatan dan pujian dari mere ka yang dipinpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultukan semakin tinggi ha ti dan lupa diri. Justru pemimpin seja ti adalah pemimpin yang diddasarkan pada kerendahan hati. Pemimpin seja ti selalau tenang, penuh pengendalian diri, tidak mudah emosi dan selalu be lajar untuk me ngembangkan diri
Kepala Sekolah
Dalam institusi pendidikan dasar dan menengah, kepala sekolah adalah top leader yang mempu nyai peran sangat penting dalam mencapai tujuan sekolah.Kepala sekolah/madrasah adalah seorang pejabat profesional dalam organisasi sekolah/madrasah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-gu ru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepe mimpinan dalam pendidikan /pem belajaran adalah kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan/me ngarahkan, mengembangkan dan memberdayakan seluruh sumber da ya pendidikan untuk mencapai tu juan pendidikan. Keterampilan ke pemimpinan tersebut kemudian dise but dengan keterampilan 4M dan dapat dilaksanakan dalam bentuk berbagai kegiatan.
Kinerja Guru
Kinerja guru dalam kamus besar bahasa Indonesia kinerja guru diartikan sebagai cara, prilaku, dan kemampuan seseorang (Poerwadar minta 2005: 598) Sedangkan Hadari Nawawi (1996:34) mengartikan ki nerja sebagai prestasi seseorang da lam suatu bidang atau keahlian ter tentu, dalam melakanakan tugasnya atau pekerjaannya yang didelegasi kan dari atasan dengan efektif dan efsiian. Kinerja adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam melakukan sesuatu pekerjaan sehing ga terlihat prestasi pekerjaannya da lam pencapaian tujuan.
Anwaar Prabu Mangkunegara (2004:67) mengungkapkan bahwa istilah kinerja berasal dari kata job perfor mance atau actual performance (pre tai kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).Sehing ga dapat didefiniikan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseo rang pegawai dalam melakanakan tu gasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Kane (1986:237), kinerja bu kan merupakan karakteristik seseo rang, seperti bakat tetapi merupakan perwujudan dari kemampuan itu sen diri. Pendapat terebut menunjukkan bahwa kinerja merupakan perwuju tan dari kemampuan dalam bentuk karya nyata. Kinerja dalam kaitannya dengan jabatan diartikan sebagai hasil yang dicapai yang berkaitan dengan fungsi jabatan dalam pereode waktu tertentu. Sedangkan Suryadi Prawirosentono (1999:2) Mendefinisi kan kinerja sebagai hassil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu or ganisasi dalam ranga upaya men capai tujuan secara legal. Menurut Muhammad Arifin (200:9) kinerja di pandang sebagai hasil perkalian an tara kemampuan dan motiasi. Ke mampuan menunjuk pada kecapaian seseorang dalam mengerjakantugas yang terbaik jika ia memiliki kemam puan dan keinginan untuk melaksana kan tugas itu dengan baik. Samsudin (2006: 159) memberikan pengertian kinerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan–batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tu juan organisasi. sedang Nawawi (2005:23) memberikan pengertian ki nerja sebagai hasil pelaksanaan suatu pekerjaan. Pengertian tersebut mem berikan pemehaman bahwa kinerja merupakan suatu perbuatan atau prilaku seseorang yang secara lang ung maupun tidak langsung dengan diamati oleh orang lain. Mulyasa (2004:136) mendefinisikan kinerja se bagai prestasi kerja pelakanaan kerja, pencapaian kerja hasil kerja atau un juk kerja. Dari beberapa pengertian tentang kinerja tersebut disimpulkan bahwa kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau pekerja annya selama pereode tertentu sesuai standar dan kriteria yang telah di tetapkan untuk pekerjaan tersebut. Sedangkan pengertia kinerja guru adalah sejauh mana seseorang guru bekerja sesuai dengan prosedur yang ada dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Guru sebagai tenaga kependi dikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan pendi dikan, karena guru yang langsung ber singgungan dengan peserta didik un tuk memberikan bimbingan yang akan menghailkan tamatan yang diha rapkan. Guru merupakian sumber da ya manusia yang menjadi perencana, pelaku,dan penentu tercapainya tuju an pendidikan.
Dari fakta di atas dapat disim pulkan bahwa kinerja guru harus se lalu ditingkatkan mengingat tanta ngan dunia pendidikan untuk meng hasilkan kualitas sumber daya manu sia yang mampu bersaing di era glo bal semakin ketat. Kinerja guru (performance) merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksana kan tugas-tugas yang dibebankan ke padanya yang didasarkan atas keca kapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Upaya-upa ya untuk meningkatkan kinerja itu biasanya dilakukan dengan cara mem berikan motivasi disamping cara-cara yang lain. Untuk mem bentuk guru yang mampu mela kana kan tugas sesuai dengan tupoksinya, maka sangat dibutuhkan peran seo rang kepala sekolah di satuan pendi dikan yang dipimpinnya. Salah satu peran yang sangat krosial bagi kepala sekolah adalah melaksanakan kegia tan manajerial.
Mempengaruhi
Mempengaruhi (The Power of Influence) Keterampilan pertama yang harus dimiliki seorang pemim pin adalah harus bisa mempengaru hi, artinya mampu membuat orang la in menyetujui dan menerima ide-ide yang digagas oleh pemimpin. Perse tujuan dan penerimaan ini bisa di katakan baik apabila mereka mene rima dengan senang, terbuka, dan rela hati. Tentunya dengan kesadaran penuh. Tahap pertama dalam belajar mempengaruhi adalah harus bisa memasuki pola pikir. Pada tahap ini rasionalitas yang berbicara. Jangan hanya emosi saja yang dibesar-be sarkan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebijakan sekolah agar kebijakan tersebut menjadi tang gung jawab bersama seluruh warga sekolah sehingga mereka dengan pe nuh kesadaran melaksanakan sesua tu yang telah diputuskan. Hal-hal ter sebut antara lain: a.Kebijakan yang diambil bukan semata-mata untuk ke pentingan sekelompok orang tetapi kebijakan yang diambil harus memi liki tujuan yang jelas untuk mema jukan pendidikan secara umum pada tingkat mikro.b.Kebijakan yang diam bil menampung semaksimal mungkin aspirasi bawahan sehingga kebijakan tersebut menjadi tanggung jawab ber sama.c.Lakukan analisis dampak ne gatif dan positif bersama dengan pem bantu kepala sekolah sebelum kebi jakan tersebut diluncurkan.d.Hindari mengambil keputusan yang tidak po puler yang hanya akan mengakibat kan kontroversi pada tingkat bawah.
Menggerakkan
Menggerakan keterampilan meng ge rakan memiliki arti bahwa seorang pemimpin memiliki keteram pilan yang menyebabkan orang lain mela kukan tindakan yang diinginkan seo rang pemimpin. Bagi kepala seko lah keterampilan menggerakkan merupa kan kemampuan kepala sekolah agar sumber daya yang ada (terutama ma nusia) dapat bekerja dan bersinergi untuk pencapaian tujuan yang diha rapkan. Sumber daya manusia meru pakan hal yang unik karena di situ terdapat keberanekaan harapan dan keinginan. Oleh karena itu, kesalahan dalam menggerakan sumber daya ma nusia akan dapat mengakibatkan pe nyelewengan dari sebagaian atau ke seluruhan sumber daya yang ada. Beberapa hal yang harus diperhati kan dalam upaya menggerakkan SDM yang ada di antaranya adalah:
- Perlakukan mereka sebagai manu sia yang memiliki kebebasan berfi kir, mengeluarkan gagasan atau pen dapat, dan memerlukan penghargaan terhadap prestasi kerja. Dengan demi kian segala yang terkait dengan hal tersebut harus menjadi bahan pertim bangan dalam melakukan usaha menggerakan sumberdaya tersebut.
- Lakukan kontrol secara kontinu terhadap pelaksanaan kebijakan tan pa menimbulkan kesan mencari kesa lahan.Penghargaan terhadap progres kerja akan menjadi motivasi yang mujarab dalam penggerakan SDM.
- Selalu motivasi bawahan baik seca ra formal maupun nonformal. De ngan motivasi agar muncul perasaan dihargai pada diri bawahan sehingga kinerja terbaiklah yang akan ditam pilkan. Lakukan komunikasi yang harmonis terhadap gejala tindakan in disipliner dan atau penyelewengan terhadap pelaksanaan kebijakan un tuk mengetahui alasan penyelewe ngan tersebut. Dengan demikian akan segera dilakukan solusi yang tepat untuk menyelamatkan pelaksa naan program.
Mengembangkan
Mengembangkan Jim Collins pernah menuliskan: First who, then What; people before strategy. Get the right people first and then set the strategy. Pesan yang ingin disampaikannya adalah mengenai sumber daya manu sia. Sebab itu, kepemimpinan yang efektif mampu mengembangkan ke mampuan dan keahlian orang-orang nya. Lihatlah GE, General Electric. Perusahaan ini sangat konsen mem bangun kompetensi karyawannya. GE memahami bahwa bisnis mereka adalah bagaimana membentuk orang-orang dengan talenta tinggi. Mereka membangun aset dengan menginves tasikan ilmu pengetahuan, keterampi lan, keahlian, dan kompetensi orang-orangnya.
Memberdayakan
Memberdayakan Konsep terakhir dari teori kepemimpinan 4M adalah Memberdayakan. Seorang pemimpin hendaknya mampu mengelola selu ruh potensi orang-orang yang dipim pinnya. Dengan segala sumber daya itulah kita bisa mencapai tujuan. Ketepatan memilih orang tepat untuk posisi tertentu dapat menghasilkan kinerja yang tinggi. Memberdayakan juga berarti memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal da lam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan kepemimpinan kepala sekolah, kepa la sekolah dianggap telah berhasil atau memiliki keterampilan member dayakan apabila terdapat indikasi se bagai berikut: Pembagian tugas pada guru dan staf administrasi telah sesu ai dengan kompetensi personil yang bersangkutan bukan lagi berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) semata. Pemanfaatan sumber nonma nusia telah semaksimal mungkin oleh sebagaian besar warga sekolah dalam mengupayakan tercapaianya pelaya nan pendidikan yang optimal.Semua personil dalam naungan pembinaan kepala sekolah telah berjalan dengan baik dalam melaksanakan tugas masing-masing.
METODE PENELITIAN
Obyek Tindakan.
Yang menjadi obyek tindakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah Penerapan Kepemimpinan dengan 4M oleh Kepala Sekolah un tuk meningkatkan kinerja guru di SMP Negeri 3 Satu Atap Warureja Kabupaten Tegal tahun 2018. Pene litian ini dilaksanakan di SMP Nege ri 3 Satu Atap Warureja Kabupaten Tegal tahun 2018.
Setting dan Subyek Penelitian.
Penelitian dilaksanakan sela ma 5 bulan mulai bulan Pebruari hingga bulan Juni 2018 di SMP Negeri 3 Satu Atap Warureja Kabu paten Tegal tahun 2018 dengan jum lah guru 18 terdiri atas 6 guru laki-laki dan 12 guru perempuan.
Metode Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah teknik non tes yaitu dengan observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan wawancara serta dengan dokumentasi. Berdasarkan variabel yang diteliti maka digunakan 2 (dua) jenis pengumpulan data yaitu lembar observasi pedoman wawancara.
Analisis Data.
Dari jenis alat pengumpulan data yang diambil dalam penelitian ini, kemudian dianalisis dengan me nggunakan teknik analisis dikriptif persentase dengan rincian sebagai berikut: Data tentang peningkatan kinerja guru dalam kegiatan pene rapan kepemimpinan kepala sekolah dengan 4M yang dilakukan oleh kepa la sekolah berupa lembar observasi yang terdiri atas: (1) Lembar instrumen peningkatan/motivasi kerja guru, (2) Lembar instru men peningkatan kemampuan/kom petensi guru.(3) Lembar instrumen peningkatan ke efektifan kerja tim guru.
Indikator keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah sebagai berikut:
- Meningkatnya kinerja guru dalam motivasi kinerja guru menjadi 70% dengan kriteria baik setelah dilaksanakan penerapan kepemimpinan dengan 4M.
- Peningkatnya kinerja guru dalam kemampuan/kompetensi guru. menjadi 70% dengan kriteria baik setelah dilaksanakan penerapan kepemimpinan dengan 4M.
- Meningkatnya kinerja guru dalam keefektifan kerja Tim guru atau hubungan kerja menjadi 70% dengan kriteria baik setelah dilaksanakan penerapan kepemimpinan dengan 4M.
- Meningkatnya kinerja guru dalam motivasi kinerja guru, Meningkatnya kinerja guru dalam kemampuan /kom petensi guru, Meningkatnya kinerja guru dalam keefektifan kerja Tim gu ru atau hubungan kerja.
HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN
Siklus 1.
Dari hasil penelitian pada si klus 1 diperoleh hasil penilaian kiner ja guru untuk masing-masing unsur sebagai berikut:
Kinerja guru dari unsur pening katan motivasi kinerja guru.
Berdasarkan laporan pengamatan,di peroleh nilai kinerja guru unsur pe ningkatan motivasi kinerja guru pada siklus 1 adalah sebagai berikut: a) Gu ru yang kinerjanya baik sebanyak 7 orang atau 38,9% b) Guru yang kiner janya cukup sebanyak 9 orang atau 50% c) Guru yang kinerjanya kurang sebanyak 2 orang atau 11,1% d) Rata-rata kinerja guru dari unsur pening katan motivasi kinerja guru pada si klus 1 adalah 67,3% dan masuk krite ria cukup.
Kinerja guru dari unsur pening katankemampuan/kompetensi guru
Berdasarkan hasil pengamatan, di peroleh nilai kinerja guru unsur Pe ningkatan kemampuan/kompetensi gu ru pada siklus 1 adalah sebagai beri kut: a) Guru yang kinerjanya baik se banyak 8 orang atau 44,4% b) Guru yang kinerjanya cukup sebanyak 7 orang atau 38,9% c) Guru yang kiner janya kurang sebanyak 3 orang atau 16,7% d) Rata-rata kinerja guru dari unsur peningkatan kemampuan/kom petensi guru pada siklus 1 adalah 67,1% dan masuk kriteria cukup.
Kinerja guru dari unsur pening katan keefektifan kerja Tim guru atau hubungan kerja.
Berdasarkan laporan pengamatan, diperoleh nilai kinerja guru unsur Peningkatan Keefektifan kerja Tim guru atau hubungan kerja pada siklus 1 adalah sebagai berikut: a) Guru yang kiner janya baik sebanyak 7 orang atau 38,9% b) Guru yang kinerjanya cukup sebanyak 11 orang atau 61,1% c) Rata-rata kinerja guru dari unsur pe ningkatan keefektifan kerja Tim guru atau hubungan kerja pada siklus 1 adalah 68,4% dan masuk kriteria cukup.
Refleksi
Dari hasil penelitian siklus 1 tampak bahwa kinerja guru SMP Negeri 3 satu Atap Warureja Kabupa ten Tegal masih belum baik, rata-rata baru mencapai 67,6% atau masuk kri teria cukup. Dari catatan peneliti be lum baiknya kinerja guru disebabkan antara lain:
- Masih banyak guru yang belum me mahami bagai mana caranya pening katan motivasi semangat kerja guru dengan baik dan benar, mereka keba nyakan masih mengandalkan kebiasa an yang dilakukan oleh guru belum ada motivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
- Masih banyak guru yang belum memahami Peningkatan ke mampuan/kompetensi guru yang ino vatif yang dapat meningkatkan krea tifitas dan inovasi.
- Masih banyak gu ru yang dalam Peningkatan Keefekti fan kerja Tim guru atau hubungan ker ja belum maksimal.
Dari beberapa temuan dalam penelitian siklus 2 diperoleh hasil pe nelitian kinerja guru untuk masing-masing unsur sebagai berikut:
Kinerja guru dari unsur motivasi kinerja guru.
Berdasarkan laporan pengamatan, dipe roleh nilai kinerja guru unsur pening katan motivasi kinerja guru pada si klus 2 adalah sebagai berikut: a) Gu ru yang kinerjanya baik sebanyak 17 orang atau 94,9% b) Guru yang kiner janya cukup sebanyak 1 orang atau 5,1% c)) Rata-rata kinerja guru dari unsur peningkatan motivasi kinerja guru pada siklus 2 adalah 76,5% dan ma suk kriteria baik.
Kinerja guru dari unsur pening katankemampuan/kompetensi guru
Berdasarkan laporan pengamatan, di peroleh nilai kinerja guru unsur Pe ningkatan kemampuan/kompetensi gu ru pada siklus 2 adalah sebagai beri kut: a) Guru yang kinerjanya baik se banyak 17 orang atau 94,9% b) Guru yang kinerjanya cukup sebanyak 1 orang atau 5,1% c)) Rata-rata kinerja guru dari unsur peningkatan kemam puan/kompetensi guru pada siklus 2 adalah 78,6% dan masuk kriteria baik.
Kinerja guru dari unsur pening katan keefektifan kerja Tim guru atau hubungan kerja
Berdasarkan laporan pengamatan, diperoleh nilai kinerja guru unsur Peningkatan Keefektifan kerja Tim guru atau hubungan kerja pada siklus 2 adalah sebagai berikut: a) Guru yang kinerjanya baik sebanyak 16 orang atau 88,9% b) Guru yang kinerjanya cukup sebanyak 2 orang atau 11,1% c) Rata-rata kinerja guru dari unsur peningkatan keefektifan kerja Tim guru atau hubungan kerja pada siklus 1 adalah 75,0% dan masuk kriteria baik. Kinerja guru SMP Negeri 3 Satu Atap Warureja Kabupaten Tegal.
Refleksi
Dari hasil penelitian siklus 2 tampak bahwa kinerja guru SMP Ne geri 3 Satu Atap Warureja Kabupaten Tegal tahun 2018 sudah baik rata-rata mencapai 76,7% atau masuk kriteria baik. Hasil ini melampaui indikator keberhasilan dalam penelitian yaitu rata-rata kinerja guru adalah 70% dan masuk kategori baik. Oleh karena itu maka penelitian dihentikan
Pembahasan Hasil Penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pelakanaan kegiatan penerapan 4M oleh kepala sekolah dapat mening katkan kinerja guru SMP Negeri 3 Sa tu Atap Warureja Kabupaten Tegal ta hun 2018. Dari hasil penelitian dipero leh rata-rata nilai kinerja guru pada si klus 1 yaitu 67,6% dan masuk katego ri cukup dan meningkat pada siklus 2 yaitu mempunyai nilai ratarata 76,7% dan masuk kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa setiap orang pada ha kekatnya memiliki motivasi untuk ber prestasi dalam hidupnya, dan mereka tidak mudah puas dengan apa yang sudah diraihnya sebelumnya
Dari hasil wawancara peneliti dengan sebagian guru terkait dengan kegiatan penerapan kepemimpinan 4M oleh kepala sekolah tampak me reka rata-rata menanggapi baik de ngan alasan:
- Termotifasinya penerapan 4M oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru
- Terjalin komunikasi yang lebih efektif antar kepala sekolah dengan guru.
- Menambah percaya diri para guru.
Meningkatnya kinerja guru di SMP Negeri 3 Satu Atap Warureja Kabupaten Tegal sangat dipengaruhi setidaknya oleh meningkatnya motiva si di kalangan guru dengan dilaksana kannya penerapan kepemimpinan de ngan 4M oleh kepala sekolah, ka rena dengan penerapan 4M kegiatan guru akan berusaha menjadi yang terbaik dalam kinerjanya yang ber muara pada meningkatnya kinerja mereka.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan kajian teori yang didukung adanya hasil penelitian pembahasan dan perumusan masalah yang diajukan tentang penerapan kepemimpinan oleh kepala sekolah dengan 4M dalam peningkatan kiner ja guru pada SMP Negeri 3 Satu Atap Warureja Kabupaten Tegal Tahun 2018. Dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
- Ada Peningkatan kinerja guru SMP Negeri 3 Satu Atap Warureja Kabupa ten Tegal Tahun 2018 dengan dilak sanakanya penerapan kepemimpi nan oleh kepala sekolah dengan 4M.
- Peningkatan kinerja guru SMP Negeri 3 Satu Atap Warureja Kabupa ten Tegal Tahun 2018, dengan dilaksa nakanya penerapan kepemimpi nan oleh kepala sekolah dengan 4M ada lah rata-rata sebesar 9,1% dari siklus 1 sebear 67,6% meningkat pada siklu 2 sebesar 76,7%.
Saran -Saran
Untuk Kepala Sekolah:
- Seyogyanya kepala sekolah mem punyai keterampilan mempengaruhi, menggerakkan/mengarahkan, menge mbangkan dan memberdayakan un tuk mengelola sumber daya manusia di sekolah.
- Seyogyanya kepala sekolah mampu meningkatkan semangat kerja guru, kompetensi guru dan keefektifan ker ja tim guru.
Untuk sekolah:
- Memberikan fasilitas atau kesem patan kepada guru untuk mening katkan penguasaan kompetensi kiner ja guru dengan mengikuti pelatihan atau penataran.
- Memberikan motivasi kepada guru untuk dapat melakukan inovasi pem belajaran guna meningkatkan kinerja guru.
- Mengupayakan pemenuhan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kinerja guru.
Untuk Guru:
- Guru harus mampu menguasai tugas guru secara profesional.
- Guru harus mampu menguasai tugas guru secara personal.
- Guru harus mampu menguasai tugas guru secara sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunagara, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Daryanto, 2014, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah, Yogyakarta: Gaya Media.
Depdiknas, 2003, Mannajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta: Depdikbud, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Depdiknas, 2003, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional, Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekjen Depdikbud.
Glattom A.A. 1990, Supervisory Leaderhip: Introduction to Instruktional Supervition, New York: Harper Collins Publishers.
Hadari, Nawawi, 1996, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Gunung Agung.
Hughes R.I.,Ginnet, R.C. & Curphy, G.J. 1999. Leadership: Enhancing the Lessons of Experience, Boston: Mc GrawHeill Companies,In.
Kane, JS. 1986, Performance Administration Assesment, Baltimore: The Johns Hopkin Unyversity Press.
Moh. Arifin, 2004, Kinerja Guru Pembimbing Sekolah Menengah Umum Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Mulyasa. E. 2004, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Samsudin, 2006, Manajemen Sumber Daya, Bandung: Pustaka Setia.
Suryadi Prawirosentono, 1999, Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta: BPFE.
White D. & Bednar, D.A. 1991, Organizational Behavior: Understanding and Managing People at Work, Bostom: Allyn and Bacon.