PENERAPAN MELALUI METODE LATIHAN

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH

BAGI SISWA KELAS IV SDN 3 BOTORECO KECAMATAN KUNDURAN

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

 

Mustikaningsih

SDN 3 Botoreco Kecamatan Kunduran

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh melalui metode latihan pada siswa kelas IV SD SDN 3 Botoreco Kecamatan Kunduran Tahun Pelajaran 2014/2015. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD SDN 3 Botoreco Kecamatan Kunduran yang berjumlah 39 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan tes unjuk kerja. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode dan analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif komparatif. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Setiap siklus tindakan terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Prosedur penelitian dalam penelitian ini menggunakan model spiral yang saling barkaitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode latihan dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh siswa dari pra siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Kemampuan siswa pada pembelajaran pra siklus yaitu dari 39 siswa yang tuntas belajar adalah 18 siswa (46,15%) dengan rata-rata nilai 61,92. Peningkatan terjadi pada siklus I. Ketuntasan meningkat menjadi 25 siswa (64,10%) dan rata-rata nilainya 70,64. Pada pelaksanaan siklus II, kemampuan siswa semakin meningkat. Sebanyak 34 siswa (87,18%) tuntas belajar dan rata-rata nilainya menjadi 75,51. Simpulan dari penelitian ini adalah melalui metode latihan dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh pada siswa kelas IV SD SDN 3 Botoreco Kecamatan Kunduran Kabupaten BloraTahun Pelajaran 2014/2015.

Kata Kunci: metode pembelajaran, metode latihan, lompat jauh

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai, serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa salah satu ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dalam aspek Permainan dan olahraga yaitu atletik. Atletik merupakan olahraga yang terdiri dari berbagai cabang, antara lain: lari, lompat tinggi, lompat jauh, lompat jauh, lempar cakram, lempar lembing, lempar martil dan lain-lain. Dalam pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar cabang olahraga Atletik yang paling sering dipelajari adalah lari jarak dekat dan jauh, lompat jauh dan lompat jauh.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama mengajar di kelas IV SDN 3 Botoreco Kecamatan Kunduran Kabupaen Blora, ditemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran. Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut (1) kurangnya motivasi siswa dalam belajar penjas dengan materi lompat jauh, (2) metode pembelajaran yang diterapkan guru masih kurang efektif untuk memotivasi siswa, (3) rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan gerakan lompat jauh. Pada saat dilakukan tes unjuk kerja materi lompat jauh pada akhir pembelajaran, hasil yang dicapai siswa juga rendah. Dari 39 siswa kelas IV, hanya 18 siswa (46,15%) yang tuntas belajar dengan KKM 70. Sisanya, sebanyak 21 siswa (53,85%) tidak tuntas belajar. Hasil tes unjuk kerja setelah dihitung rata-ratanya adalah 61,92.

Dari permasalahan tersebut peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran di kelas IV dengan menerapkan metode latihan pada materi lompat jauh. Penerapan metode latihan pada materi lompat jauh dengan alasan bahwa metode latihan membuat anak melakukan gerakan lompat jauh secara berulang, dengan demikian terjadinya otomatisasi gerakan yang baik dan benar yang mengakibatkan siswa terampil dalam melakukan gerakan lompat jauh yang berdampak pada kemampuan yang baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Penerapan Melalui Metode Latihan Untuk Meningkatkan Kemampuan Lompat Jauh Bagi Siswa Kelas IV SDN 3 Botoreco Kecamatan Kunduran Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Rumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah “Apakah penerapan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh pada siswa kelas IV SDN 3 Botoreco Kecamatan Kunduran Tahun Pelajaran 2014/2015?”

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh melalui penerapan metode latihan pada siswa kelas IV SDN 3 Botoreco Kecamatan Kunduran Tahun Pelajaran 2014/2015.

Manfaat Penelitian

            Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1.   Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan dalam pembelajaran Penjas terutama peningkatan kemampuan melakukan lompat jauh melalui penerapan metode latihan. Secara khusus penelitian ini juga diharapkan memberikan kontribusi pada salah satu metode pembelajaran Penjas.

2.   Manfaat Praktis

a.   Bagi Siswa

1)    Dapat meningkatkan kemampuan melakukan lompat jauh melalui metode latihan.

2)    Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan situasi belajar yang menyenangkan pada materi lompat jauh dengan penerapan metode latihan.

 

b.   Bagi Guru

1)    Menambah wawasan pengetahuan tentang pembelajaran Penjas terutama mengenai penerapan metode latihan.

2)    Memberikan pengetahuan, pengalaman tentang metode latihan.

LANDASAN TEORI

Pembelajaran Atletik di SD

Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga lain, karena terkandung didalamnya unsur-unsur dasar gerak cabang olahraga lain, yaitu: lari, lompat, dan melempar. Oleh karena itu atletik merupakan mata pelajaran Pendidkan Jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat atas, sesuai dengan SK Mendikbud No. 0413/U/87.

Menurut Sriawan (2009: 6), atletik merupakan salah satu unsur dari pendidikan jasmani dan kesehatan juga merupakan komponen-komponen pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani serta kebiasaan hidup sehat dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial serta emosional. Selanjutnya Sriawan mengungkpkan bahwa tujuan pembelajaran atletik di sekolah dimaksudkan untuk membantu siswa memperbaiki kualitas kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pemahaman, pengembangan sikap yang positif, serta keterampilan gerak dasar atletik. Aktivitas yang dikembangkan meliputi jalan, dasar-dasar gerak lari, gerakan dasar lompat dan loncat, serta gerak dasar lempar.

Selanjutnya juga Bahagia (2000: 16) mengungkapkan secara umum ruang lingkup pembelajaran atletik di sekolah-sekolah meliputi nomor-nomor: jalan, lari, lompat dan lempar.

Lompat Jauh

Lompat jauh merupakan salah satu bagian dari nomor lompat dalam olahraga atletik. Ada beberapa definisi tentang lompat jauh, diantaranya menurut J.M Ballesteros, (Djumidar, 2007: 12.31) mengemukakan bahwa, “lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horisontal yang dibuat sewaktu dari awalan dengan gaya vertikal yang dihasilkan dari kekuatan kaki tolak. Hasil dari kedua gaya menentukan gerak parabola dari titik pusat grafitasi”. hal senada disampaikan oleh Djumidar, (2007: 12.40) menjelaskan bahwa ”Lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horisontal yang dibuat dari ancang-ancang dengan gerak vertikal yang dihasilkan dari kaki tumpu, formulasi dari kedua aspek tadi menghasilkan suatu gaya gerak parabola dari titik pusat grafitasi”.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat sejauh-jauhnya yang didahului dengan lari awalan kemudian diteruskan dengan menolak pada papan tumpuan, baru lepas tapak, melayang di udara, dan akhirnya mendarat kembali pada bak pasir. Perlu ditekankan di sini bahwa gerakan-gerakan tersebut di atas merupakan suatu rangkaian gerakan yang berkelanjutan atau tidak terputus-putus.

Dalam pelaksanaannya gerakan lompat jauh terdapat beberapa gaya, hal ini seperi dijelaskan oleh Arma Abdoellah (1981: 67) menyatakan bahwa: ”pada nomor lompat jauh kita kenal 3 macam gaya; yaitu: a) gaya jongkok, b) Gaya schenepper dan c) gaya jalan”. Perlu diketahui bahwa yang menyebabkan adanya perbedaan dari ketiga gaya tersebut sebenarnya hanya terletak pada saat melayang di udara saja”.

Teknik lompat jauh sedikit terjadi perubahan selama masa dewasa ini pada awal abad ke 20 para pelompat telah menggunakan gaya jongkok atau sail style yang murni dan berbagai macam gaya dalam lompat jauh seperti gaya menggantung dan gaya berjalan di udara masih sering digunakan oleh para pelompat sampai sekarang.

Metode Pembelajaran

Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan, sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000: 24). Menurut Ahmadi dalam Baharudin dan Wahyuni (2007: 31) metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur.

Metode pembelajaran yang diterapkan guru hendaknya dapat mewujudkan hasil karya siswa. Siswa dituntun untuk dapat berfikir kritis dan kreatif dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan ide-idenya. Pemilihan metode yang kurang tepat dengan sifat bahan dan tujuan pembelajaran menyebabkan kelas kurang bergairah dan kondisi siswa kurang kreatif. Sehingga dengan penerapan metode yang tepat dengan berbagai macam indikator tersebut dapat meningkatkan minat siswa pada bahan pelajaran yang disampaikan dan minat yang besar pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi yang akan diraihnya.

Banyak macam metode pembelajaran yang dapat digunakan. Berikut ini adalah 9 macam metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dan diungkapkan peneliti.

1.   Metode ceramah, yaitu suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan (Ibrahim, 2003:106).

2.   Metode tanya jawab, yaitu metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab.

3.   Metode diskusi, yaitu sebuah metode bertukar informasi, berpendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas.

4.   Metode demonstrasi yang merupakan metode mengajar yang cukup efektif sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.

5.   Metode Eksperimen yaitu cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah, 2002:95).

6.   Metode latihan (drill) yaitu suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.

7.   Metode pemberian tugas (resitasi) yaitu metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

8.   Metode Karyawisata, melalui metode ini siswa-siswa diajak mengunjungi tempat-tempat tertentu di luar sekolah. Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah kegiatan siswa diminta membuat laporan.

9.   Metode Sosiodrama, yaitu Metode yang digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-orang di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam pelaksanaannya siswa diberikan peran tertentu dan melaksanakan peran tersebut serta mendiskusikannya di kelas. (Ibrahim, 2003: 107).

Metode Latihan (Drill)

Sumiati dan Asra (2009: 104) yang menyatakan bahwa dalam belajar verbal dan belajar keterampilan, meningkatkan kemampuan hasil belajar dapat dicapai melalui latihan dan praktik. Latihan biasanya berlangsung dengan cara mengulang-ngulang suatu hal sehingga terbentuk kemampuan yang diharapkan.

Selanjutnya, Sumiati dan Asra (2009: 105) juga mengatakan langkah-langkah dalam melaksanakan latihan dan praktek baik untuk belajar verbal maupun belajar keterampilan sebagai berikut:

1.   Guru memberi penjelasan singkat tentang konsep, prinsip, atau aturan yang menjadi dasar dalam melaksanakan pekerjaan yang akan dilatihkan.

2.   Guru mempertunjukkan bagaimana melakukan pekerjaan itu dengan baik dan benar sesuai dengan konsep dan aturan tertentu.

3.   Jika belajar dilakukan secara kelompok atau klasikal, guru dapat meminta salah seorang siswa untuk menirukan apa yang telah dilakukan oleh guru, sementara siswa lain memperhatikan. Latihan perseorangan dapat dilakukan melalui bimbingan dari guru sehingga dicapai hasil belajar sesuai dengan tujuan.

Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti sebagai guru penjas di kelas IV SDN 3 Botoreco Kecamatan Kunduran, ditemukan beberapa permasalahan antara lain (1) kurangnya motivasi siswa dalam belajar penjas dengan materi lompat jauh, (2) metode pembelajaran yang diterapkan guru masih kurang efektif untuk memotivasi siswa, (3) rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan gerakan lompat jauh.

Dari permasalahan tersebut peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran di kelas IV dengan menerapkan metode latihan pada materi lompat jauh. Penerapan metode latihan pada materi lompat jauh dengan alasan bahwa dengan metode latihan membuat anak melakukakan gerakan lompat jauh secara berulang-ulang dengan demikian terjadinya otomatisasi gerakan yang baik dan benar yang mengakibatkan siswa terampil dalam melakukan gerakan lompat jauh yang berdampak pada kemampuan yang baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diduga bahwa kemampuan melakukan lompat jauh akan meningkat bila menggunakan metode latihan pada siswa kelas IV SDN 3 Botoreco Kecamatan Kunduran.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir seperti yang telah diuraikan di atas ,maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan kelas sebagai berikut: Melalui metode latihan dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh pada siswa kelas IV SDN 3 Botoreco Kecamatan Kunduran tahun pelajaran 2014/2015.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di SDN 3 Botoreco Kecamatan Kunduran semester 1 tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 3 Botoreco Kecamatan Kunduran dengan jumlah siswa 39 anak dengan rincian 18 siswa laiki-laki dan 21 siswa perempuan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa. Dalam penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data yaitu teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes tes dilakukan dengan tes unjuk kerja siswa dan teknik non tes dilakukan dengan pengamatan proses pembelajaran. Penelitian dikatakan berhasil apabila minimal 80% siswa mencapai KKM yang ditentukan.

            Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas. Untuk mengatasi permasalahan peneliti menetapkan pelaksanaan tindakan sebanyak dua kali tindakan dalam dua siklus. Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus tindakan adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Pra Siklus

            Data kemampuan siswa dalam materi lompat jauh pada pembelajaran pra siklus masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mampu mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Pada pembelajaran pra siklus, dari 39 siswa kelas IV yang tuntas belajar adalah 18 anak (46,15%) dengan rata-rata nilai tes unjuk kerja 61,92. Distribusi nilai tes unjuk kerja pada pembelajaran pra siklus adalah siswa dengan nilai 50 sebanyak 3 anak, nilai 55 sebanyak 5 anak, nilai 60 sebanyak 5 anak, nilai 65 sebanyak 8 anak, nilai 70 sebanyak 9 anak, nilai 75 sebanyak 6 anak, nilai 80 sebanyak 3 anak.

Siklus I

            Pembelajaran siklus I peneliti menerapkan metode latihan (drill). Dengan metode drill, pembelajaran lebih terarah. Siswa mengulang-ulang cara melakukan gerakan lompat jauh dengan bimbingan guru. Dengan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang membuat siswa tanpa sadar telah belajar dalam melakukan gerakan dasar lompat jauh yang benar. Pada tes unjuk kerja, hasil yang dicapai siswa menunjukkan keberhasilan dari metode latihan yang dilakukan. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran siklus I mencapai 64,10% atau 25 anak. Rata-rata nilai unjuk kerja pada akhir siklus I adalah 70,64. Distribusi nilai tes unjuk kerja pada pembelajaran siklus I adalah siswa dengan nilai 55 sebanyak 2 anak, nilai 60 sebanyak 6 anak, nilai 65 sebanyak 6 anak, nilai 70 sebanyak 8 anak, nilai 75 sebanyak 8 anak, nilai 80 sebanyak 6 anak, nilai 85 sebanyak 3 anak.

Siklus II

            Pada pembelajaran siklus II siswa semakin sempurna dalam melakukan gerakan dasar lompat jauh. Metode latihan membuat siswa semakin terbiasa melakukan gerakan lompat jauh yang benar. Siswa semakin maksimal dalam melakukan lompatan karena sudah tidak terbebani dengan teknik gerakan. Teknik gerakan yang meraka lakukan sudah terbiasa mereka lakukan jadi tidak ada kendala dalam melakukan gerakan yang benar dalam melakukan tolakan. Hal ini berdampak positif pada hasil tes unjuk kerja yang dilakukan. Pada akhir siklus II, ketika dilakukan tes unjuk kerja, jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 34 siswa atau 87,18%. Rata-rata tes unjuk kerja pada siklus II adalah 75,51. Distribusi nilai tes unjuk kerja pada pembelajaran siklus II adalah siswa dengan nilai 60 sebanyak 1 anak, nilai 65 sebanyak 4 anak, nilai 70 sebanyak 10 anak, nilai 75 sebanyak 9 anak, nilai 80 sebanyak 8 anak, nilai 85 sebanyak 4 anak, nilai 90 sebanyak 3 anak.

PEMBAHASAN

            Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran lompat jauh dari pra siklus, siklus I, dan siklus II melalui metode latihan diketahui dari masing-masing tindakan telah mengalami peningkatan kemampuan yang dapat dilihat dari meningkatnya hasil tes unjuk kerja siswa pada setiap akhir siklus. Pada saat-saat awal tindakan, siswa masih banyak yang kesulitan dalam melakukan gerakan lompat jauh yang benar. Berkat bimbingan guru dan kegiatan yang diulang-ulang, akhirnya siswa dapat melakukan gerakan lompat jauh yang benar. Hal inilah yang akhirnya membawa dampak positif pada kemampuan siswa saat dilakukan tes unjuk kerja di akhir siklus.

Pada kondisi awal, data kemampuan siswa dalam materi lompat jauh menunjukkan tingkat ketuntasan belajar siswa adalah 46,15% (18 siswa) dengan rata-rata kemampuan tes unjuk kerja 61,92. Pada siklus I, setelah guru menerapkan metode latihan, kemampuan siswa meningkat. Ketuntasan belajar pada siklus I mencapai 64,10% (25 siswa) dengan rata-rata nilai tes unjuk kerja 70,64. Pada siklus II, kemampuan siswa semakin meningkat. Ketuntasan belajar meningkat menjadi 87,18% (34 siswa) dan rata-rata tes unjuk kerja adalah 75,51.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil yang dikumpulakan pada pembelajaran pra siklus, siklus I dan siklusII serta setelah dilakukan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh bagi siswa kelas IV SDN 3 Botoreco Kecamatan Kunduran tahun pelajaran 2014/2015.

Saran

1.   Bagi Siswa

Disarankan kepada siswa untuk selalu aktif dalam pembelajaran. Selain itu siswa juga disarankan untuk tidak bosan-bosan mempraktikkan suatu teknik gerak dasar jenis olahraga agar siswa semakin terbiasa untuk melakukan gerakan yang benar. Dengan gerakan yang benar, hasil yang dicapai juga akan semakin maksimal

 

2.   Bagi Guru

Disarankan kepada guru untuk mencoba berbagai metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran. Kesesuaian metode dan materi pelajaran akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar yang dicapai siswa.

3.   Bagi Sekolah

Disarankan kepada pihak sekolah untuk memberikan dorongan kepada guru-guru yang melakukan penelitian tindakan kelas dalam mengatasi permasalahan dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Abdoellah, Arma. 1981. Olahraga Untuk Perguruan Tinggi S.T.O. Yogyakarta: P.T. Sastra Hudaya

Bahagia, Yoyo, dkk. (2000). Atletik. Jakarta: Depdiknas.

Baharudin, H,. Wahyuni, Esa, Nur. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djumidar. 2007. Gerak-gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta: Rajawali Sport

Ibrahim, M. dan Nur, M. (2003). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa.

Sriawan. 2009. Pembelajaran Atletik Sekolah Dasar. Yogyakarta: FIK Prodi PGSD Penjas UNY

Sumiati & Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima