Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA
TENTANG ORGAN TUBUH MANUSIA DAN FUNGSINYA
MELALUI METODE DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS IV
SDN KODOKAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Sarmiyati
Guru SDN Kodokan Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya melalui metode demontrasi pada siswa kelas IV SDN Kodokan Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian dilakukan di SDN Kodokan karena peneliti adalah guru di SD tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2017. Yang menjadi subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN Kodokan Kecamatan Kunduran Kabupaen Blora tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 12 siswa yang terdiri dari 5 laki-laki dan 7 perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui 2 siklus dan pada setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Untuk mengunpulkan data keaktifan belajar siswa, peneliti menggunakan lembar observasi. Sedangkan untuk mengumpulkan data hasil belajar, peneliti menggunakan butir soal, kunci jawaban dan pedoman penilaian. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode demontrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya pada siswa kelas IV SDN Kodokan tahun 2017/2018. Keaktifan belajar siswa pada pembelajaran pra siklus yang masuk kategori kurang aktif, pada siklus I meningkat menjadi cukup aktif dan pada siklus II menjadi aktif. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada pembelajaran pra siklus, rata-rata nilai ulangan harian adalah 61,67 dan yang tuntas belajar 5 siswa (41,67%). Pada siklus I rata-rata nilai ulangan harian siswa menjadi 67,50 dan yang tuntas 7 siswa (58,33%). Pada siklus II kembali meningkat, rata-rata nilai ulangan harian adalah 76,67 dan yang tuntas adalah 10 siswa (83,33%).
Kata kunci: keaktifan belajar, hasil belajar, metode demonstrasi, pembelajaran IPA di SD
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan demikian melalui pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi maupun masyarakat, serta mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan professional. Untuk tercapainya tujuan Pendidikan Nasional tersebut, telah ditempuh berbagai upaya oleh pemerintah. Upaya-upaya tersebut hampir mencakup seluruh komponen pendidikan seperti pengadaan buku-buku pelajaran, peningkatan kwalitas guru, proses pembelajaran, pembaharuan kurikulum, serta usaha lainnya yang berkaitan dengan kwalitas pendidikan.
Berbicara mengenai kwalitas pendidikan, tidak jauh berbeda dengan kwalitas siswa sebagai subyek pembelajaran di sekolah. Hasil belajar siswa dalam setiap pembelajaran dapat dijadikan tolok ukur kwalitas pendidikan di sekolah. Berdasarkan pengamatan peneliti yang dalam hal ini sebagai guru kelas IV di SDN Kodokan Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi organ tubuh manusia dan fungsinya masih jauh dari yang diharapkan. Setelah dilakukan ulangan harian pada materi tersebut, nilai rata-rata ulangan hariannya masih rendah yaitu 61,67. Dari 12 siswa kelas IV, yang mampu mencapai KKM (70) juga masih sangat sedikit yaitu 5 siswa (41,67%) sedangkan 7 siswa (58,33%) nilainya masih dibawah KKM. Nilai terendah siswa adalah 40 dan nilai tertingginya adalah 80.
Hasil belajar siswa yang rendah ini merupakan dampak dari proses pembelajaran yang pasif. Keaktifan siswa dalam pembelajaran masih sangat rendah dan setelah dilakukan analisis, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masuk dalam kategori Kurang Aktif.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus menciptakan kondisi belajar yang aktif dan kreatif. Kegiatan pembelajaran harus menantang, mendorong eksplorasi, memberi pengalaman, dan mengembangkan kecakapan berfikir siswa (Dimyati, 2002:116). Penggunaan media dan metode pembelajaran yang dipilih guru merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas pembelajaran. Hamalik (2003:32) juga menyatakan bahwa, “untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran, di sekolah perlu digunakan metode dan teknik pembelajaran yang tepatâ€.
Untuk mengatasi masalah rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya, akhirnya peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode demonstrasi untuk mengatasi masalah. Metode ini mampu meningkatkan keaktifan, partisipasi, mengembangkan sikap, motivasi, dan hasil belajar siswa. Dengan menerapkan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya pada siswa kelas IV SDN Kodokan tahun 2017/2018.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya bagi siswa kelas IV SDN Kodokan Tahun Pelajaran 2017/2018?
2. Apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya bagi siswa kelas IV SDN Kodokan Tahun Pelajaran 2017/2018?
3. Apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya bagi siswa kelas IV SDN Kodokan Tahun Pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Meningkatkan keaktifan belajar IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya bagi siswa kelas IV SDN Kodokan Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui metode pembelajaran demonstrasi.
2. Meningkatkan hasil belajar IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya bagi siswa kelas IV SDN Kodokan Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui metode pembelajaran demonstrasi.
3. Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya bagi siswa kelas IV SDN Kodokan Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui metode pembelajaran demonstrasi.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Dari penelitian ini siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna, sehingga siswa menjadi lebih menguasai dan terampil dalam pembelajaran dengan metode demonstrasi sehingga hasil belajar lebih meningkat dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Bagi Guru
Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi serta masukan berharga bagi para guru dalam melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam kaitan upaya meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di SDN Kodokan.
KAJIAN TEORI
Keaktifan Belajar
Dewasa ini asas keaktifan lebih ditonjolkan melalui suatu program unit activity, sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai (Hamalik, 2003:172). Menurut Ahmadi (1991:6) keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kerja yang dilakukan dengan giat dalam belajar. Abu Ahmadi berpendapat bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas fisik maupun psikis.
Keaktifan fisik sebagai kegiatan yang nampak yaitu saat siswa melakukan percobaan, membuat konstruksi model dan lain-lain. Sedangkan kegiatan psikis nampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan dan mengambil keputusan-keputusan, dan sebagainya. Aktivitas tersebut akan sangat membantu siswa dalam proses belajarnya. Di mana siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang diperolehnya.
Pendapat lain menyatakan bahwa keaktifan belajar itu beraneka ragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah kita amati. Kegiatan fisik bias berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan (Dimyati, 2006:45).
Bertolak dari beberapa pendapat tentang keaktifan belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar merupakan bentuk segala kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, baik secara fisik maupun mental dan kegiatan yang mudah diamati maupun sulit diamati.
Hasil Belajar
Di antara para pakar pendidikan dan psikologi tidak memiliki definisi dan perumusan yang sama mengenai pengertian hasil belajar. Namun di antara mereka memiliki pemahaman yang sama mengenai makna hasil belajar sebagaimana yang dikemukakan Dimyati dan Moedjiono, (2002:200) bahwa “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajarâ€. Demikian pula dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “Hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu atau dapat juga berarti pendapatan atau perolehanâ€.
Piaget dalam Wina (2006: 123) berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang dikonstruksi oleh anak sebagai subjek maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna.
Hamalik, (2003:34) menyebutkan ada 3 teori tentang hasil belajar yaitu: 1) Teori disiplin formal yang menyatakan bahwa ingatan, sikap, imajinasi dapat diperkuat melalui latihan akademis. 2) Teori unsur-unsur yang identik yaitu: siswa diberikan respon-respon yang diharapkan diterapkan dalam situasi kehidupan. 3) Teori generalisasi yaitu: menekankan pada pembentukan pengertian yang dihubungkan pada pengalaman-pengalamannya.
Ilmu Pengetahuan Alam di SD
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu produk dan proses. Produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta teori-teori. Prosedur yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mempelajari alam termasuk prosedur empirik dan analisis (Iskandar, 2001:1).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana peserta didik untuk mempelajari diri sendiri, alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006: 484). Pada hakikatnya IPA dapat dilihat dari segi produk, proses, sikap ilmiah, dan teknologi.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. Syaiful (2009:210) menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh siswa secara nyata atau tiruannya.
Menurut Muhibbin Syah (2004:22) metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Tujuan pengunaan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajarn kelas. Metode demonstrasi mempunyai beberapa kelebihan dan kelekurangan.
Metode demonstrasi sangat baik digunakan untuk mendapatkan deskripsi atau gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proes mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara engan cara lain dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Dengan demikian manfaaat penerapan metode demonstrasi adalah untuk 1) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan; 2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari; 3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kerangka Berpikir
Pada awal pembelajaran siswa belum mampu memahami materi organ tubuh manusia dan fungsinya, terbukti dengan hasil evaluasi belajar rendah, nilai ketuntasan belajar masih banyak yang belum mencapai KKM yang ditentukan. Penerapan metode pembelajaran demonstrasi bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar pada saat pembelajaran. Penulis berharap dengan dengan meningkatnya keaktifan siswa akan mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Dengan menerapkan metode demonstrasi diharapkan pembelajaran lebih banyak melibatkan keaktifan siswa, proses belajar siswa lebih hidup, dan pengalaman sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Dari paparan di atas, kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah dengan penerapan metode demonstrasi akan mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi organ tubuh manusia dan fungsinya.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teoritis dan kerangka berpikir, hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Melalui penerapan metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya bagi siswa kelas IV SDN Kodokan tahun pelajaran 2017/2018.
2. Melalui penerapan metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya bagi siswa kelas IV SDN Kodokan tahun pelajaran 2017/2018.
3. Melalui penerapan metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya bagi siswa kelas IV SDN Kodokan tahun pelajaran 2017/2018.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kodokan Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2017. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2017/2018.
Dalam penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data yaitu teknik tes dan teknik nontes. Data tentang keaktifan belajar siswa pada siklus I dan siklus II dikumpulkan dengan teknik nontes yaitu dengan melakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran. Data hasil belajar pada siklus I dan siklus II yang dikumpulkan menggunakan teknik tes tertulis. Agar datanya valid perlu divalidasi isinya dengan cara membuat lembar observasi menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang hendak dicapai.
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas. Untuk mengatasi permasalahan, peneliti menetapkan pelaksanaan tindakan sebanyak dua tindakan dalam dua siklus. Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus tindakan adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif, yaitu analisis deskriptif komparatif dengan membandingkan data keaktifan dan hasil belajar pada setiap siklus. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah apabila keaktifan belajar siswa meningkat menjadi kategori aktif dan minimal 80% jumlah siswa mampu tuntas belajar dengan mencapai nilai ulangan mencapai KKM yang ditentukan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Pra Siklus
Dalam pembelajaran pra siklus, guru belum menerapkan metode demonstrasi. Siswa hanya diberikan materi dengan cara ceramah. Siswa sangat pasif. Siswa hanya mendengar dan mencatat penjelasan guru tanpa terlibat langsung dalam kegiatan yang membuat siswa mendapat pengalaman belajar yang positif. Dalam kegiatan tanya jawab siswa juga tidak mempunyai keberanian untuk menjawab dan bertanya. Siswa merasa takut jika salah dalam menjawab. Kondisi pembelajaran yang kurang aktif seperti ini membuat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sangat rendah. Hasil tes pada akhir pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Hasil Tes Pra Siklus
No |
Nilai Tes |
Jumlah Siswa |
Persentase |
1. |
40 |
1 |
8,33% |
2. |
50 |
3 |
25,00% |
3. |
60 |
3 |
25,00% |
4. |
70 |
3 |
25,00% |
5. |
80 |
2 |
16,67% |
Jumlah |
12 |
100% |
Jumlah siswa yang mendapat nilai 40 adalah 1 anak (8,33%), nilai 50 adalah 3 anak (25,00%), nilai 60 adalah 3 anak (25,00%), nilai 70 adalah 3 anak (25,00%), dan nilai 80 adalah 2 anak (16,670%). Tingkat ketuntasan belajar pada pembelajaran pra siklus menunjukkan siswa yang tuntas belajar adalah 5 anak (41,67%) sementara sisanya, sebanyak 7 anak (58,33%) masih belum tuntas belajar.
Deskripsi Hasil Siklus I
Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 4, 7, dan 11 September 2017. Dalam pembelajaran siklus I guru sudah menerapkan metode demonstrasi. Pembelajaran sudah mulai aktif. Walaupun baru beberapa siswa yang berani mengungkapkan pendapat dalam sesi tanya jawab. Siswa juga tampak senang ketika harus maju ke depan kelas ketika diminta mendemonstrasikan dan menunjukkan organ tubh manusia beserta fungsinya. Namun demikian, keaktifan dalam pembelajaran baru ditunjukkan oleh beberapa siswa. Belum semua siswa terlibat aktif. Dari data tentang keaktifan belajar siswa yang dikumpulkan, keaktifan belajar siswa pada pembelajaran siklus I masuk dalam kategori cukup aktif. Hasil tes pada akhir pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Hasil Tes Siklus I
No |
Nilai Tes |
Jumlah Siswa |
Persentase |
1. |
50 |
1 |
8,33% |
2. |
60 |
4 |
33,33% |
3. |
70 |
5 |
41,67% |
4. |
80 |
1 |
8,33% |
5. |
90 |
1 |
8,33% |
Jumlah |
12 |
100% |
Jumlah siswa yang mendapat nilai 50 adalah 1 anak (8,33%), nilai 60 adalah 4 anak (33,33%), nilai 70 adalah 5 anak (41,67%), nilai 80 adalah 1 anak (8,33%), dan nilai 90 adalah 1 anak (8,33%). Tingkat ketuntasan belajar pada pembelajaran siklus I menunjukkan siswa yang tuntas belajar adalah 7 anak (58,33%) sementara sisanya, sebanyak 5 anak (41,67%) masih belum tuntas belajar.
Deskripsi Hasil Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 2, 5, dan 9 Oktober 2017. Dalam pembelajaran siklus II guru sudah tetap menerapkan metode demonstrasi. Pada siklus II ini pada saat siswa melakukan demonstrsi lebih merata. Tidak hanya siswa itu-itu saja yang diperintah guru. Hal ini membuat siswa yang kurang aktif akhirnya ikut terlibat aktif dalam pembelajaran. Pada saat tanya jawab, siswa juga berebut tunjuk jari untuk menjawab pertanyaan guru. Keaktifan belajar pasa siklus II sudah masuk kategori aktif. Hasil tes pada akhir pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Hasil Tes Siklus II
No |
Nilai Tes |
Jumlah Siswa |
Persentase |
1. |
60 |
2 |
16,67% |
2. |
70 |
4 |
33,33% |
3. |
80 |
3 |
25,00% |
4. |
90 |
2 |
16,67% |
5. |
100 |
1 |
8,33% |
Jumlah |
12 |
100% |
Jumlah siswa yang mendapat nilai 60 adalah 2 anak (16,67%), nilai 70 adalah 4 anak (33,33%), nilai 80 adalah 3 anak (25,00%), nilai 90 adalah 2 anak (16,67%), dan nilai 100 adalah 1 anak (8,33%). Tingkat ketuntasan belajar pada pembelajaran siklus II menunjukkan siswa yang tuntas belajar adalah 10 anak (83,33%) sementara sisanya, sebanyak 2 anak (16,67%) masih belum tuntas belajar.
Pembahasan
Data yang dikumpulkan pada pembelajaran pra siklus, siklus I, dan siklus II menunjukkan peningkatan keaktifan belajar siswa. Pada pembelajaran pra siklus menunjukkan keaktifan belajar siswa masuk kategori kurang aktif. Setelah dilakukan pembelajaran siklus I dan siklus II, keaktifan belajar siswa meningkat. Pada pembelajaran siklus I, keaktifan belajar masuk kategori cukup aktif. Pada siklus II keaktifan belajar meningkat menjadi kategori aktif.
Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Peningkatan hasil belajar pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel perbandingan peningkatan hasil belajar siswa berikut ini:
Tabel 4. Perbandingan hasil belajar siswa
Uraian |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
Rata-rata tes |
61,67 |
67,50 |
76,67 |
Tuntas |
41,67% |
58,33% |
83,33% |
Tidak Tuntas |
58,33% |
41,67% |
16,67% |
Nilai Terendah |
40 |
50 |
60 |
Nilai Tertinggi |
80 |
90 |
100 |
Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dikarenakan dalam pembelajaran demonstrasi dituntut keterlibatan anak dalam kegiatan demonstrasi. Siswa dituntut untuk belajar sesuatu secara nyata, bukan sekedar konsep-konsep yang sifatnya abstrak. Kegiatan demonstrasi dalam pembelajaran juga menjadikan materi yang dipelajari mudah diingat dan bertahan lama dalam pikiran anak. Tidak mudah terlupakan seperti halnya jika siswa belajar dari hafalan-hafalan.
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil penelitian yang dikumpulkan pada pembelajaran para siklus, siklus I dan siklus II dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya bagi siswa kelas IV SDN KodokanTahun Pelajaran 2017/2018.
2. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya bagi siswa kelas IV SDN KodokanTahun Pelajaran 2017/2018.
3. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA tentang organ tubuh manusia dan fungsinya bagi siswa kelas IV SDN KodokanTahun Pelajaran 2017/2018.
Saran
Disarankan kepada siswa untuk turut aktif dalam pembelajaran dengan harapan apabila keaktifan belajar siswa tinggi maka hasil belajar yang diraih dapat ditingkatkan. Bagi guru disarankan untuk turut serta menerapkan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa. Pihak sekolah juga dimohon bantuannya untuk turut serta memberikan dukungan apabila ada guru yang hendak melakukan penelitian tindakan kelas untuk mengatasi permasalahan pembelajaran di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Depdiknas: Dirjendikti
Dimyanti dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara: Jakarta.
Iskandar.M, Srini.2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV Maulana.
Sagala, Syaiul. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta
Syah, Muhibin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Winataputra, S. Udin,dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka