PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN

UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN MEMBACA SISWA KELAS II SD NEGERI 02 GEBYOG, MOJOGEDANG, KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

 

Ismi Kriswati

SD Negeri 02 Gebyog, Mojogedang, Karanganyar

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode demonstrasi dan latihan terhadap peningkatan kelancaran membaca siswa Kelas II SD Negeri 02 Gebyog Mojogedang Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Maret 2014. Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data kualitatif Metode dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus II sedangkan data yang berupa angka dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai siklus I dan nilai tes siklus II kemudian direfleksi. Hasil penelitian melalui Metode Demonstrasi dapat meningkatkan meningkatkan kelancaran membaca siswa kelas II SD Negeri 02 Gebyog, Mojogedang, Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014. Dari kondisi awal terdapat 10 Siswa atau (33,3%) ke kondisi akhir terdapat 27 siswa atau 90% yang mendapat nilai tuntas, meningkat 17 (56,7%). Nilai rata-rata dari kondisi awal 58 ke kondisi akhir menjadi 82 meningkat rata – rata nila 24.

Kata Kunci      :         Metode Demonstrasi, kelancaran membaca, Bahasa Indonesia

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Penguasaan materi siswa Kelas II SD Negeri 02 Gebyog, Mojogedang, Kabupaten Karanganyar terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia masih kurang karena pada kondisi awal pada materi membaca, daya serap siswa terhadap mata materi ini hanya 33,3% atau 10 siswa tuntas dalam pembelajarannya sementara 20 siswa atau 66,7% tidak tuntas karena prestasi belajarnya di bawah KKM yaitu 75. Sementara itu nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya 58 yang dipandang masih sangat rendah.

Adapun langkah yang diambil untuk memperbaiki prestasi belajar siswa yaitu dengan penelitian tindakan kelas. Pada langkah awal guru mencari masalah-masalah yang mengganggu dan menghambat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran tersebut sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi dan hasil belajar siswa. Setelah permasalahan didapat maka dilakukan tindakan kelas dengan penggunaan metode demonstrasi dan latihan untuk mengenal tokoh-tokoh cerita anak. Dengan metode ini diharapkan anak akan tertarik untuk berinteraksi dalam pembelajaran sehingga akan meningkatkan pemahaman anak terhadap materi yang diajarkan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dalam penelitian Tindakan Kelas ini penulis mengambil judul: “PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN MEMBACA SISWA KELAS II SD NEGERI 02 GEBYOG MOJOGEDANG KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014”.

Rumusan Masalah

“Apakah dengan metode demonstrasi dan latihan dapat meningkatkan kelancaran membaca siswa Kelas II SD Negeri 02 Gebyog Mojogedang Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014?

Tujuan Perbaikan

 â€œUntuk mengetahui penggunaan metode demonstrasi dan latihan terhadap peningkatan kelancaran membaca siswa Kelas II SD Negeri 02 Gebyog Mojogedang Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Manfaat Perbaikan

1.       Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas menggunakan metode demonstrasi dan latihan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru sedikit demi sedikit mempunyai keinginan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya ketrampilan membaca. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik oleh guru maupun siswa sedikit demi sedikit dapat diatasi dengan penanaman materi yang benar. Guru juga mempunyai metode baru dalam menyajikan materi yang berhubungan dengan membaca.

2.       Penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa yang bermasalah di kelas II SD Negeri 02 Gebyog Mojogedang Karanganyar dalam meningkatkan pemahamannya terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi Membaca. Keberhasilan peningkatan pemahaman tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya ketrampilan membaca.

3.       Setelah keberhasilan penelitian ini yaitu penerapan metode demonstrasi dan latihan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam kegiatan belajar di kelas.

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Teori

Pengertian Belajar

Winkel (1991: 36) menjelaskan bahwa, “Belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas”. Conny Semiawan (1992:2) mengatakan bahwa, “Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu, berkat adanya interaksi antara individu dan individu dan lingkungan”. Nasution (1992:3) berpendapat bahwa, “Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri yang berlajar baik aktual maupun potensial. Perubahan itu pada dasarnya berupa kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. Perubahan itu terjadi karena usaha”.

Sedangkan menurut Djauzak Ahmad (1994:2) berpendapat bahwa, “Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang sedang belajar baik potensial maupun ekternal”. Sedangkan menurut Ngalim Purwoko (1997:84), mengatakan bahwa “belajar adalah suatu stimulus bersama dengan isi ingatan pengetahuan siswa sedemikian rupa (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi tadi”. Dimyati Mahmud (1989: 121-122) menyatakan bahwa, “belajar adalah suatu perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman”.

Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang dilakukan individu untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajari, sehingga individu merasa puas dengan hasil yang diperoleh melalui kegiatan tersebut.

Hakekat Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan (Oemar Hamalik, 1955: 57). Untuk itu jika dilihat dari kondisi pembelajaran maka pendidikan formal harus mampu memaksimalkan peluang bagi murid, untuk berlangsungnya interaki yang hakiki, bukan sekedar menyampaikan pengetahuan dan membentuk ketrampilan saja. Bila proses menyampaikan pengetahuan dan membentuk keterampilan saja yang dipergunakan maka akan menurunkan kualitas pembelajaran.

Pembelajaran adalah suatu proses mengatur lingkungan agar terjadi interaksi antara murid dengan lingkungannya. Lingkungan yang terlalu besar memberi rangsangan dapat mengakibatkan murid menjadi tergantung, sehingga kurang membangkitkan kreativitas murid. Murid akan menjadi kurang percaya pada diri sendiri. Sedangkan lingkungan yang terlalu kecil atau kering dari rangsangan menyebabkan anak kuran memiliki motivasi belajar. Pada gilirannya anak akan menyalurkan energi dan menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan-kegiatan diluar kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah satu pelajaran yang sangat pentig di Sekolah Dasar, pembelajaran ini nantinya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (Departemen P dan K, 1993: 3). Maka pembelajaran di sekolah tingkat bawah dibutuhkan suatu kejelian dan kesungguhan menguasai pembelajaran Bahasa Indonesia.

Bahasa merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Bahasa merupakan seperangkat ajaran yang bermakna. Bahasa merupakan seperangkat ajaran yang bermakna, bahasa alat komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang bermakna yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dengan Bahasa Indonesia guru harus bisa dan mampu menanamkan rasa senang agar anak didik terangsang dan terdorong untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Anak didik berantusias aktif dan kreatif penuh gagasan maju untuk balajar Bahasa Indonesia. Seorang guru hendaknya pandai-pandai menyampaikan atau menstransfer bahan ajar dengan berbagai metode pembelajaran. Guru juga dapat memberikan variasi metode pembelajaran. Dengan metode pembelajaran yang bervariasi diharapkan siswa tidak jenuh dan mampu memahami materi yang disampaikan.

Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia

Interaksi belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bersifat interaktif dari berbagai komponen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran.

Menurut Bloom dalam Suprayeksi (2003: 4), belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan. Proses perubahan perilaku ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada yang sengaja direncanakan dan ada yang dengan sendirinya terjadi karena proses kematangan. Proses yang sengaja direncanakan agar terjadi perubahan perilaku ini disebut dengan proses belajar. Proses ini merupakan suatu aktivitas psikis/mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan yang relatif konstan dan berbekas. Perubahan-perubahan perilaku ini merupakan hasil belajar yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Metode demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar-mengajar yang sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses, atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa.

Metode Drill (latihan)

Pengertian metode drill (latihan) menurut E. Kumasna F. (1985: 204) adalah suatu pola mengajar dalam bentuk siswa melakukan kegiatan-kegiatan untuk memperoleh ketrampilan sesuatu.

Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada Materi Membaca, hasil evaluasi siswa menunjukkan prestasi yang rendah. Hal ini dikarenakan guru belum menggunakan metode pembelajaran yang benar. Guru hanya menggunakan metode konvesional.

Untuk mengatasi rendahnya ketrampilan membaca siswa, maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode demonstrasi dan latihan. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

Dengan diadakannya dua siklus dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan ketrampilan membaca siswa akan semakin meningkat dan memenuhi kriteria ketuntasan belajar.

Hipotesis Tindakan

“Penggunaan metode demonstrasi dan latihan dapat meningkatkan kelancaran membaca siswa Kelas II SD Negeri 02 Gebyog Mojogedang Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014”.

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Subyek Penelitian

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di Kelas II Sekolah Dasar Negeri 02 Gebyog, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Perbaikan pembelajaran berlangsung mulai tanggal 08 Januari sampai dengan 05 Maret 2014

Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran

Prosedur pelaksanaan pembelajaran guru didampingi teman sejawat yang bertugas mengamati proses kegiatan belajar dan mengisi data atau lembar observasi. Prosedur pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan yaitu:

1.     Merencanakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran

2.     Instrumen

3.     Teman sejawat

4.     Pelaksanaan

Hal-hal yang Unik

Dalam perbaikan pembelajaran ini akan dicatat dan diamati segala yang terjadi selama penelitian termasuk hal-hal unik dalam pembelajaran. Hal-hal unik yang terjadi pada pembelajaran yaitu segala sesuatu yang terjadi di luar skenario perbaikan pembelajaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengamatan / Pengumpulan Data

Setiap tindakan baik pada sebelum tindakan (pra siklus), dilanjutkan dengan siklus I dan siklus II dicatat agar diperoleh hasil yang diharapkan. Adapun temuan dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel Penguasaan Materi Anak

No

 

Nama Siswa

 

Pra Siklus

 

Sesudah Perbaikan

Siklus I

Siklus II

1

Nilai rata-rata

58

71

82

2

Nilai tertinggi

80

95

100

3

Nilai terendah

30

50

60

4

Daya serap

25%

60%

90%

 

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan perolehan data sebagai berikut:

1.     Pada masa pra siklus nilai rata-rata adalah 58. Siswa yang mendapat nilai 75 ke atas sebanyak 10 siswa atau 33.3% dan yang mendapat nilai kurang dari 75 bawah sebanyak 20 siswa atau 66.7%.

2.     Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 71. Siswa yang mendapat nilai 75 ke atas sebanyak 17 siswa atau 56.7% dan yang mendapat nilai kurang dari 75 sebanyak 13 siswa atau 43.3%.

3.     Pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 82. Siswa yang mendapat nilai 75 ke atas sebanyak 27 siswa atau 90% dan yang mendapat nilai kurang dari 75 sebanyak 3 siswa atau 10%.

Temuan (Hasil yang Diperoleh)

Kondisi Awal (Pra Siklus)

Dalam pos tes yang diadakan sebelum perbaikan (pra siklus) siswa Kelas II SD Negeri 02 Gebyog, Mojogedang, Karanganyar mengalami kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam materi membaca, dimana rata-rata nilai yang dicapai adalah 58 jauh di bawah nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. Kondisi ini sangat merisaukan pihak sekolah, khususnya guru kelas II karena rendahnya prestasi di bidang Bahasa Indonesia sehingga berpengaruh pada persiapan pada ulangan umum kenaikan kelas. Berdasarkan pengamatan diperoleh data sebagai berikut:

Nilai rata-rata                : 58

Nilai tertinggi                 : 80

Nilai terendah                : 30

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Materi Membaca adalah 75. Siswa yang belum memenuhi KKM (< 75) adalah sebanyak 20 siswa atau 66.7% sedangkan yang sudah memenuhi KKM (> 75) adalah sebanyak 10 siswa atau 33.3%. Dengan demikian tingkat ketuntasan siswa masih kurang dari 75% sehingga memerlukan tindakan perbaikan pembelajaran agar tingkat ketuntasan siswa dalam Materi Membaca dapat meningkat.

Siklus I

Tindakan penelitian yaitu melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran pada Materi Membaca. Selama kegiatan perbaikan pembelajaran berlangsung diadakan pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut:

Nilai rata-rata                : 71

Nilai tertinggi                 : 95

Nilai terendah                : 50

Pada Siklus I terjadi peningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia Materi Membaca. Dimana sebelum perbaikan rata-rata yang dicapai adalah 58 meningkat menjadi 71. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Materi Membaca adalah 75. Siswa yang belum memenuhi KKM (< 75) adalah sebanyak 13 siswa atau 43.3% sedangkan yang sudah memenuhi KKM (> 75) adalah sebanyak 17 siswa atau 56.7%. Dengan demikian tingkat ketuntasan siswa masih kurang dari 75% sehingga memerlukan tindakan perbaikan pembelajaran agar tingkat ketuntasan siswa dalam Materi Membaca dapat meningkat.

Berdasarkan perbaikan Siklus I terjadi peningkatan tapi belum diikuti dengan tingkat Ketuntasan Minimal yaitu 75% dari seluruh siswa sehingga Siklus I dianggap gagal. Kegagalan ini dikarenakan guru belum melibatkan siswa untuk aktif secara maksimal. Untuk menyikapi hal ini, maka peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran Siklus II agar pembelajaran Bahasa Indonesia dapat tuntas di atas 75%.

Siklus II

Berdasarkan dokumentasi pada Siklus II maka penguasaan Materi Membaca setelah diadakan demosntrasi siswa maju ke depan secara individu diperoleh data sebagai berikut:

Nilai rata-rata    :    82

Nilai tertinggi     :    100

Nilai terendah    :    60

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Materi Membaca adalah 75. Siswa yang belum memenuhi KKM (< 75) adalah 3 siswa atau 10%, sedangkan yang telah memenuhi KKM sebanyak 27 siswa atau 90% Dengan demikian tingkat ketuntasan siswa sudah lebih dari 75% sehingga tindakan perbaikan pembelajaran siklus II dalam Materi Membaca dapat meningkat telah berhasil.

Pada Siklus II ini hasil prestasi belajar terdapat 3 siswa atau 10% yang mendapat nilai di bawah KKM yang ditetapkan, sedangkan 27 siswa atau 90% siswa telah memenuhi KKM. Karena pada Siklus II ini tingkat ketuntasan siswa melebihi indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 75%, maka siklus II dinyatakan telah berhasil.

Pengamatan Proses Belajar Mengajar

Disamping data prestasi siswa, temuan lainnya adalah adanya peningkatan kualitas pembelajaran selama dua siklus. Data ini dibuat oleh observer setelah mengamati proses belajar mengajar dengan cara mengisi format pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya. Dalam hal ini untuk mengetahui sejauh mana guru mempunyai ketrampilan dasar mengajar. Perbaikan pembelajaran pada intinya sebagai upaya lebih meningkatkan profesional guru dalam proses belajar mengajar.

Diketahui bahwa kualitas pembelajaran dalam pelajaran Bahasa Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, dimana ketrampilan guru dalam mengajar dari kategori B dan C pada siklus I meningkat menjadi kategori A pada siklus II.

Adapun kekurangan pada siklus I adalah dalam hal membimbing diskusi dengan nilai C, sedangkan yang mendapat nilai B adalah ketrampilan mengelola kelas, ketrampilan bertanya, ketrampilan menggunakan metode dan ketrampilan membuka dan menutup kelas.Pada siklus II semua aspek yang diobservasikan dalam mengajar sudah mendapatkan nilai A.

Hal-hal yang Unik

Selama perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dan latihan terjadi hal-hal yang unik, yaitu antara lain:

1.     Kehadiran guru lain sebagai observer pada saat pelaksanaan pembelajaran menimbulkan perubahan suasana kelas. Adanya rasa tegang pada siswa dan penuh tanda tanya karena berbeda dari biasanya, Tetapi setelah kegiatan belajar mengajar di mulai seluruh siswa mencoba mengkondisikan dirinya untuk memfokuskan pada pelajaran. Selain itu siswa kelihatan sangat antusias dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dan siswa sangat aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

2.     Siswa sangat antusias dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya saat guru menawarkan kepada siswa untuk maju mendemonstrasikan membaca bacaan. Para siswa berebut ingin segera maju dengan menunjukkan jari sehingga suasana agak gaduh.

Pembahasan

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat maka pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya keberhasilan siswa yang dapat menguasai materi pelajaran Bahasa Indonesia lebih dari 75%. Disamping itu juga terdapat kemajuan dalam hal prestasi belajar dimana nilai siswa dari pra siklus ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II, nilai evaluasi selalu meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel Perkembangan Hasil Evaluasi Belajar Bahasa Indonesia Materi Membaca Siswa Kelas II SD Negeri 02 Gebyog, Mojogedang, Karanganyar

 

No

 

Uraian

Kondisi Awal

(Pra Siklus)

Setelah Perbaikan Pembelajaran

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

30

50

60

2

Nilai tertinggi

80

95

100

3

Nilai Rata-rata

58

71

82

     

Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan yang signifikan setiap siklus, dimana nilai terendah dapat naik dari kondisi awal = 30; siklus I = 50; dan siklus II: 60. Nilai tertinggi juga mengalami kenaikan dari pra siklus = 80, siklus I = 95 dan siklus II = 100. Rata-rata kelas juga mengalami kenaikan yang signifikan yaitu dari kondisi awal = 58; pada siklus I = 71; dan siklus II = 82.

Peningkatan kualitas pembelajaran yang diperoleh siswa berdasarkan dari nilai yang diperoleh setelah diadakannya evaluasi pada setiap siklus mengalami peningkatan yang ditandai dengan meningkatnya nilai setiap siswa dalam demonstrasi membaca di depan kelas.

Adapun rekapitulasi pengelompokan ketuntasan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan prosentasenya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Kriteria

 

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

N

Persen

N

Persen

N

Persen

 

Tuntas

Nilai > 75

 

 

10

 

 

 

33.3%

 

17

 

56.7%

 

27

 

90%

 

Tidak Tuntas

Nilai < 75

 

20

 

 

66.7%

 

 

13

 

 

 

43.3%

 

3

10%

 

 

 

Jumlah

 

30

 

100%

 

30

 

 

100%

 

 

30

 

100%

 

 

Berdasarkan temuan pada penelitian ini maka perkembangan pra siklus, siklus I dan siklus Ii dapat diterangkan sebagai berikut:

Penguasaan materi Bahasa Indonesia sebelum diadakan perbaikan pembelajaran (pra siklus)

a.     Siswa yang tuntas dalam pembelajaran adalah 10 dari 30 siswa atau 33.3%.

b.     Siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran adalah 20 dari 30 siswa atau 66.7%.

Penguasaan materi Bahasa Indonesia sesudah diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus I

a.     Siswa yang tuntas dalam pembelajaran adalah 17 dari 30 siswa atau 56.7%.

b.     Siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran adalah `13 dari 30 siswa atau 43.3%.

Penguasaan materi Bahasa Indonesia sesudah diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II

a.     Siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 27 dari 30 siswa atau 90%.

b.     Siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran adalah 3 dari 30 siswa atau 10%.

Berdasarkan hasil penelitian sampai pada Siklus I dan Siklus II, maka hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa, “Penerapan metode demonstrasi dan latihan untuk meningkatkan kelancaran membaca siswa kelas II SD Negeri 02 Gebyog, Mojogedang, Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014”, terbukti kebenarannya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1.     Perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia pada Materi Membaca dengan menggunakan metode demonstrasi dan latihan dengan siklus I dan siklus II dimaksudkan agar siswa terus menerus berlatih dan berani untuk tampil ke depan membaca di hadapan teman-temannya. Dengan metode demonstrasi guru dapat memberikan konsep yang benar pada materi membaca yang sedang diajarkan.

2.     Berdasarkan hasil penelitian sampai pada Siklus II, maka hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa, “Penggunaan media gambar dan lingkungan dapat meningkatkan pemahaman tentang Perkalian sebagai penjumlahan berulang siswa kelas II SD Negeri 02 Gebyog, Mojogedang, Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2014”, terbukti kebenarannya.

Saran

1.     Hendaknya digunakan metode yang bervariasi sesuai dengan materi pelajaran. Penggunaan metode yang monoton, misalnya metode ceramah saja secara terus menerus akan membuat siswa jenuh dan tidak memperhatikan pelajaran.

2.     Dalam pembelajaran hendaknya melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

3.     Guru hendaknya mengadakan latihan-latihan yang terpadu agar siswa cepat lancar dalam membaca.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin Zaenal. (1990). Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: Remadja Rosda Karya

Choiriyah, Siti (2006). Acuan Pengayaan Bahasa Indonesia. Solo: Sindhunata

Elizabeth B. Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Gelora Aksara Pratama.

Gredler, Margaret E. Ball, (1991). Belajar dan Membelajarkan, Jakarta: Rajawali

Nur Fajariyah. Arif Rasyid, (2007). Cerdas Berhitung Bahasa Indonesia. Surakarta: Grahadi.

Suryadi, Didi. (1997). Alat Peraga dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Ditjen Dikdasmen D2 Karunika UT

UU No. 2 Tahun 1989. Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Winkel. W.S (1987). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia