PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN TEHNIK PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN TEHNIK PASSING BAWAH
DALAM PERMAINAN BOLA VOLI KELAS VI SD NEGERI KAYEN 02 SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Suprapto
SDN Kayen 02 Kabupaten Pati
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan keterampilan teknik passing bawah dalam permainan bola voli kelas VI SD Negeri Kayen 02 Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan metode demonstrasi. Prosedur peneilitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yatu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian, faktor – faktor yang menghambat kemampuan tehnik passing Bawah pada permainan bola voli di kelas VI diantaranya: Faktor kekuatan, siswi belum mampu mengembalikan bola ketempat lawan secara langsung. Faktor tehnik , siswi belum mampu memahami dan menerapkan rangkaian gerakan tehnik Passing Bawah dengan baik. Cara mengatasi tehnik Passing Bawah bola Voli salah satu yaitu memberikan latihan yang khusus diluar jam sekolah tentang penerapan gerakan tehnik Passing Bawah bola voli agar lebih banyak mencoba dan bisa memecahkan masalah sendiri dengan bimbingan guru. Keterampilan passing bawah siswi kelas VI yang semula masuk kategori rendah menjadi kategori sedangdi akhir siklus I dan kategori tinggi di akhir siklus II. Hasil evaluasi siswa mengalami peningkatan ketuntasan sebesar 75% pada siklus I menjadi 100 % di akhir siklus II.
Kata Kunci: tehik passing bawah, metode demonstrasi
PENDAHULUAN
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara epublik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemam-puan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dari tujuan di atas dapat diambil makna bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa di sekolah hendaknya memberikan bekal berupa moral, sikap, dan berbagai ketrampilan. Karena dari hal-hal tersebut akan menjadi bekal kelak jika mereka terjun di masyarakat. Terlebih di era globalisasi seperti saat ini, tanpa mempunyai bekal yang cukup siswa tidak akan siap menghadapi tantangan zaman yang makin komplek.
Berdasarkan tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam proses pembelajaran dituntut siswa dan guru untuk lebih aktif. Siswa harus aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sedang-kan guru juga harus aktif memancing kreatifitas anak didiknya sehingga dialog dua arah terjadi dengan sangat dinamis. Adapun kelebihan dari KTSP adalah memberi alokasi waktu pada kegiatan pengembangan diri siswa. Siswa tidak hanya mengenal teori, tetapi diajak untuk terlibat dalam sebuah pengalaman belajar (Riandari , 2007).
Proses pembelajaran tidak akan selalu mudah dan lancar seperti apa yang kita harapkan. Sebagai guru kita tidak harus menyalahkan siswa saja, tetapi kegagalan bisa disebabkan oleh berbagai masalah. Masalah yang dihadapi bisa berasal dari faktor siswa, guru, lingkungan. Dari berbagai masalah tersebut guru dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah yang dapat memperbaiki hasil pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar praktik Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sangat dibutuhkan bagi setiap orang, karena hidup sehat sangat dibutuhkan semua orang.
Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan ranah kesehatan, kebugaran jasmani, keterampil-an berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga. Pelaksanaan pendi-dikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia, hasil yang diharapkan itu akan dapat dicapai dalam waktu cukup lama. Oleh karena itu, jasmani dan olahraga terus ditingkatkan dan dilakukan dengan kesabaran dan keikhlasan. Hal ini tentu diperlukan suatu tindakan yang mendukung terciptannya pembelajaran yang kondusif.
Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran permainan Bola Voli di beberapa sekolah, menunjukkan bahwa banyak ditemukan masalah, kurangnya penguasaan ketampilan tehnik, maka perlu diajarkan secara mendalam tentang tehnik dasar permainan bola voli. Sehubungan dengan masalah itu terutama Passing, anak didik perlu diajarkan macam-macam Passsing. Sesuai dengan perkembangan-nya, Passing dalam permainan bola voli dikenal ada tiga, yaitu: Passing Bawah, Passing Samping, dan Passing Atas, akan tetapi Passing Bawah yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi (menurut Bainil).
Berdasarkan dari hal itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Ketrampilan Tehnik Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli Kelas VI SD Negeri Kayen 02 Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Untuk membatasi ruang lingkup penelitian penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Upaya meningkatkan ketrampilan the-nik Passing Bawah dalam permainan bola voli menggunakan metode de-monstrasi.
2. Upaya meningkatkan keterampilan Passing Bawah ini untuk siswi kelas VI SD Negeri Kayen 02 Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan uraian latar belakang dan alasan memilih judul tersebut, maka permasalahan yang dimunculkan adalah sebagai berikut:
1. Faktor apakah yang menyebabkan anak kesulitan melakukan Passing Bawah ?
2. Bagaimana cara mengatasi kesulitan anak melakukan Passing Bawah pada permainan bola voli di kelas VI SD Negeri Kayen 02 Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 menggunakan metode demonstrasi?
Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya melakukan perbaikan pembelajaran adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi pengajaran Passing Bawah bola voli di kelas VI SD Negeri Kayen 02 Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 meng-gunakan metode demonstrasi.
2. Mengetahui faktor – faktor yang meng-hambat penguasaan Passing Bawah bola voli yang baik dan benar pada siswa kelas VI SD Negeri Kayen 02 Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/ 2015.
3. Mencari cara mengatasi masalah yang dihadapi siswi Kelas VI SD Negeri Kayen 02 Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015.
LANDASAN TEORI
Sejarah Permainan Bola Volley
Permainan bola voli di ciptakan oleh William.G. Morgan pada tahun 1895. Ia adalah seorang pembina Pendidikan Jasmani pada Young Men Christian Association (YMCA). Di Kota Hal Yake, Massachusetts, AS. Mengingat Turnamen Bola Voli pertama (1947) di Polandia pesertanya cukup banyak, pada tahun 1948 IVBF (International Volley Ball Federation) didirikan oleh 15 negara. Indonesia mengenal bola voli sejak tahun 1928 pada zaman penjajahan Belanda, kemudian pada tanggal 22 Januari 1955 PBVSI (Persatuan Bola voli Seluruh Indonesia) didirikan dan juga pertadingan bola voli masuk secara resmi dalam PON II 1951 di Jakarta dan POM I di Yogyakarta.
Indonesia pertama kalinya dalam sejarah pervolian Indonesia PBVSI mengirimkan Tim Bola Voli Yunior ke juaraan dunia di Athena, Yunani dari 3 – 12 September 1989, yakni melatih tim tersebut adalah Yano Hadian dibantu oleh Traimer Kanwar serta pelatih dari Jepang Hideto Mishaka.
Pengertian Bola Volley
Bola voli adalah suatu bentuk permainan yang dimainkan dua regu berjumlah 6 orang dengan tujuan mematikan bola di daerah lawan. Tehnik adalah suatu proses membuktikan dalam praktek dengan sebaik mungkin dalam cabang bola voli.
Perkembangan Bola Volley
Dalam perkembangannya, seka-rang permainan bola voli telah menjadi olahraga kompetitif resmi yang selalu diperlombakan dalam setiap pesta olahraga. Orientasi pembinaannya lebih mengarah pada pencapaian prestasi, akan tetapi nilai rekreasi tidak akan hilang bahkan akan selalu meningkat.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan dan mempertun-jukkan yaitu sebuah tindakan atau posedur yang digunakan.Metode ini disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan pernyataan lisan (oral) atau peragaan (visual) secara tepat 9dalam Canei, 1986: 38).Dari batasan ini, Nampak bahwa metode ini ditandai adanya kesengajaan untuk mempertunjukkan tindakan atau penggunaan prosesur yang disertai penjelasan, ilustrasi, atau pernya-taan secara lisan Winarno mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta, atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas (Winarno, 1980: 87). Batasan yang dikemukakan Winarno memberikan kepada kita,bahwa untuk mendemonstrasikan atau memperagakan tidak harus dilakukan oleh guru sendiri dan yang didemonstrasikan adalah suatu proses.
Dengan memperdulikan batasan metode demonstrais seperti dikemukakan oleh Cardille dan Winarno, maka dapat dikemukakan bahwa metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar-mengajar yang sengajar mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses, atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa. Dengan batasan metode demonstrasi ini, menunjukkan adanya tuntutan kepada guru untuk merencanakan penerapannya, memperjelas demonstrasi oral maupun visual, dan menyediakan peralatan yang diperlukan.
Metode demonstrasi barangkali lebih sesuai untuk mengajarkaan keterampilan tangan ini dimana gerakan-gerakan jasmani dan gerakangerakan dalam memegang sesuatu benda akan dipelajari, ataupun untuk mengajar hal-hal yang bersifat rutin (Staton,1978: 91). Dengan kata lain, metode demonstrasi bertujuan untuk mengajarkan keterampilan keterampilan fisik daripada keterampilan-keterampilan intelektual.Cardille mengemu-kakan bahwa metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk:
1) Mengajar siswa tentang bagaimana melakukan sebuah tindakan atau menggunakan suatu prosedur atau produk baru.
2) Meningkatkan kepercayaan bahwa sua-tu prosedur memungkinkan bagi siswa.
3) Meningkatkan perhatian dalam belajar dan penggunaan prosedur. (Canei, 1986: 38). Sedangkan Winarno menge-mukakan bahwa tujuan penerapan metode demonstrasi Mengajarkan sua-tu proses, misalnya proses pengaturan, proses pembuatan, proses kerja.Proses mengerjakan dan menggunakan.
4) Menginformasikan tentang bahan yang diperlukan untuk membuat produk tertentu.Mengetengahkan cara kerja. (Winarno, 1980: 87-88).
Berdasarkan pendapat di atas, maka tujuan penerapan metode de-monstrasi yang dikemukakan oleh Staton, Cardille, dan Winarno, dapat diidentifikasi tujuan penerapan metode demonstrasi yang mencakup:
1) Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses atau prosedur keterampilan-keterampilan.
2) Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan penglihatan para siswa secara bersama-sama.
3) Mengkonkretkan infomasi yang disajikan kepada para siswa.
Dengan mempertunjukkan atau memperagakan suatu tindakan, proses, atau prosedur, maka metode demonstrasi memiliki keunggulankeunggulan sebagai berikut:
1) Memperkecil kemungkinan salah bila dibandingkan kalau siswa hanya membaca atau mendengar penjelasan saja, karena demonstrasi memberikan gambaran konkret yang memperjelas perolehan belajar siswa dari hasil pengamatannya.
2) Memungkinkan para siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan demonstrasi, sehingga memberi ke-mungkinan yang besar bagi para siswa memperoleh pengalaman-pengalaman langsung. Peluang keterlibatan siswa memberikan kesempatan siswa me-ngembangkan kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan penghar-gaan.
3) Memudahkan pemusatan perhatian siswa kepada hal-hal yang dianggap penting,sehingga para siswa akan benar-benar memberikan perhatian khusus kepda hal tersebut.
Dengan kata lain, perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar dan tidak tertuju kepada yang lain.Memungkinkan para siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum mereka ketahui selama demonstrasi berjalan, jawaban dari pertanyaan dapat disampaikan oleh guru ada saat itu pula
Penerapan Metode Demonstrasi da-lam Meningkatkan Keterampilan Passing Bawah Siswa
Sebelum mengajar atau pembela-jaran dilaksanakan, seorang guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembela-jaran (RPP), menentukan konsep materi yang akan dipelajari siswa, mencari dan merumuskan masalah yang sesuai dengan konsep tersebut, serta merencanakan strategi pembelajaran yang cocok.Mengacu dari metode yang dipergunakan, maka selama proses kegiatan belajar mengajar siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan, pertanyaanpertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakannya demonstrasi, apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada guru, kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena langsung diberikan contoh konkretnya.
Menurut Basyirudin Usman (2002: 46) menyatakan bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan dide-monstrasikan, memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan.
Adapun menurut Syaiful Bahri Djamara (2000: 56) menyatakan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudah-kan berbagai jenis penjelasan, kesalahan kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya.
Berdasarkan uraian di atas maka penggunaan metode demonstrasi diharap-kan dapat meningkatkan Keterampilan Passing Bawah Siswa. Adapun prosedur demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran, dalam hal ini untuk meningkatkan Keterampilan Passing Bawah Siswa adalah:
a. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
b. Memberikan penjelasan tentang topic yang akan didemonstrasikan.
c. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan perniruan dari siswa.
d. Penguatan (diskusi, Tanya jawab, dan latihan) terhadap demonstrasi.
Kerangka Berpikir
Permainan bola voli selalu identik dengan permainan laki-laki karena per-mainan ini memerlukan olah fisik yang tinggi, dalam melakukan berbagai tehnik khususnya Passing Bawah, karena itu kurang diminati wanita. Permainan ini biasanya digemari oleh siswa, sedangkan siswi cederung kurang mengemari. Hal tersebut dikarenakan berbagai faktor seperti, kekuatan dan kelincahan. untuk itu agar masalah ini dapat teratasi maka penulis berupaya melakukan berbagai cara yang relevan untuk untuk meningkatkan tehnik passing bawah dalam permainan bola voli pada siswi melalui metode demonstrasi serta latihan intensif dan kondusif. Pemberian motivasi dan penguatan serta tidak lupa memperhatikan porsi latihan dengan perkembangan fisik dan psikis siswi.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan metode demonstrasi mampu meningkatkan keterampilan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswi kelas VI SD Negeri Kayen 02 Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Tempat penelitian ini di SD Negeri Kayen 02 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Sedangkan waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2015 sampai dengan selesai.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswi kelas VI SD Negeri Kayen 02 Kecamatan Kayen Kab. Pati Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 16 putri.
Prosedur Penelitian
Model penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat 4 tahapan yang harus dilalui, yaitu: Perencanaan Tindakan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi dan Refleksi.
Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Menyusun rencana pembelajaran yang di dalamnya tercakup tujuan pembelajran.
b. Menyusun lembaran observasi untuk mengetahui proses pembelajaran yang sedang berlangsung
c. Menyusun lembar penilaian keterampilan passing bawah untuk siswa.
d. Menyusun soal evaluasi setiap akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar setelah tindakan dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan ini dilakukan pada jam mata pelajaran Penjaskes yang dilakukan dua siklus:
a. Siklus Pertama: Memberikan penjelasan materi passing bawah dalam permainan bola volley dengan praktek sederhana.
b. Siklus Kedua: Menjelaskan materi passing bawah permainan bola volley dengan mempraktekkan langsung ke dalam permainan.
Observasi
Observer mengamati aktivitas siswa saat proses belajar mengajar. Adapun yang perlu diamati adalah aktivitas positif siswa yang meliputi kehadiran siswa, siswa yang aktif dalam melakukan passing bawah. Evaluasi dilakukan untuk umpan balik guru sebagai dasar memperbaiki proses belajar mengajar dan menjadikan program perbaikan. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya siswa tentu dengan melihat ketuntasan daya imajinasi mereka terhadap pemahaman dalam materi passing bawah.
Refleksi
Refleksi merupakan diskusi hasil siklus I, untuk merumuskan kekurangan-kekurangan yaitu yang hendak diperbaiki di siklus berikutnya. Refleksi diambil berdasarkan evaluasi dan observasi yang telah dilakukan pada siklus sebelumnya.
Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari subjek penelitian dan dari bukan subjek. Sumber data dari subjek penelitian merupakan sumber data primer yaitu tentang proses belajar berupa hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan yang meliputi motivasi belajar siswa dalam permainan bola volley.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Hasil tes kondisi awal volley sebelum dilaksanakan tindakan dapat dilihat pada paparan berikut: bahwa keterampilan passing bawah siswa kelas VI SD Negeri Kayen 02 idar 12 siswa atau 75% masuk kategori yang masuk kategori tinggi. siswa pra siklus terlihat dalam paparan di bawah ini. Rata-rata beradapada kategori rendah. rendahdan hanya 4 anak saja.
Berdasarkan daripaparan di atas tentang hasil nilai evaluasi materi permainan bola volley kondisi awal kelas VI SD Negeri Kayen 02 tahun pelajaran 2014/2015 ada 9 siswa atau 56,25% dinyatakan belum tuntas, dan 7 siswa atau 43,75% dinyatakan tuntas, nilai yang masih di bawah KKM 70,00 yaitu terdiri dari 9 siswa memperoleh nilai antara 60-69 dan siswa yang mendapat nilai di atas KKM terdiri 5 siswa memperoleh nilai antara 60-79, 2 siswa memperoleh nilai antara 80-89. Nilai rata-rata ulangan kondisi awal yaitu 68,13.
Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus
Diskripsi Hasil Siklus I
Dari hasil pelaksanaan pada siklus I, diketahui bahwa rata-rata keterampilan passing bawah siswa kelas VI SD Negeri Kayen 02 sudah mencapai kategori sedang. Dimana sudah tidak ada lagi kategori rendah, 9 siswa masuk kategori sedang dan 7 siswa mampu mencapai kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan keterampilan passing bawah siswa dari kategori rendah ke kategori sedang. Namun demikian proses pembelajaran harus dilanjutkan ke siklus II karena hasil belum memenuhi target.
Refleksi Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi pada tindakan pertama siswi masih lamban menerima penjelasan guru tentang Passing Bawah yang benar. Dalam mengatasi masalah ini SD Negeri Kayen 02 khususny di kelas VI yaitu dengan cara guru sebaiknya menerapkan perpaduan sikap tehnik Passing Bawah yang sebenarnya kepada siswa dan menjelaskan fungsi sikap tersebut., supaya siswi lebih memahami dan dapat melakukan tehnik Passing Bawah dengan baik dan benar. Selain itu guru juga dapat melakukan penambahan jam pelajaran atau ekstrakulikuler yang sebaiknya minimal 2 kali semingggu. Disini maksudnya agar anak lebih
banyak mencoba dan dapat melihat masalah tersebut agar anak terbiasa menggunakan Passing Bawah yang akhirnya dapat bermain Voli yang baik dan benar sesuai dengan tehnik-tehnik permainan.
Diskripsi Hasil Siklus II
Dari hasil pengamatan peneliti pada siklus kedua ini ketrampilan Passing Bawah yang dimiliki siswi sudah meningkat dibandingkan dengan Siklus I. Dan di dalam melakukan latihan siswi sudah menunjukkan keseriusan dan semangat dalam permainan bola voli. Hasil tersebut dapat dilihat pada paparan data berikut: diketahui bahwa rata-rata keterampilan passing bawah siswa kelas VI SD Negeri Kayen 02 sudah mencapai kategori tinggi. Dimana sudah tidak ada lagi kategori rendah, 3 siswa masuk kategori sedang dan 13 siswa mampu mencapai kategori tinggi. Peningkatan keterampilan passing bawah siswa dari kategori sedang ke kategori tinggi. Oleh karena itu penelitian ini sudah bisa dikatakan telah memenuhi target.
Refleksi Tindakan II
Untuk proses belajar mengajar selanjutnya perlu lebih meningkatkan kembali tehnik permainan bola voli secara keseluruhan agar siswi dapat bermain voli dengan benar. Nilai siklus II kelas VI SD Negeri Kayen 02 sudah tidak ada siswa yang dinyatakan belum tuntas,
Berdasarkan data hasil observasi, terlihat adanya peningkatan hasil evaluasi materi permainan bola volley khususnya passing bawah siswa Kelas VI SD Negeri Kayen 02 pada setiap siklusnya. Dengan demikian penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dinyatakan berhasil.
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil peneitian menunjukkkan bahwa proses latihan yang kondusif dapat meningkatkan ketrampilan bermain voli dan dapat menggunakan tehnik Passing Bawah dengan benar. Siswa mulai aktif belajar dan tumbuhnbya rasa percaya diri serta semangat didalam kelompok bermainnya. Yang lebih tampak kekom-pakan dan kejasama untuk memahami tehnik Passing Bawah ini dengan baik.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa bimbingan guru sebagai pendidikan sangat membantu menumbuhkan sema-ngat dan motivasi kepada siswi untuk lebih meningkatkanketrampilan tehnik Passing Bawah dalam permainan bola voli. Sung-guh pun demikian guru harus meyakinkan siswi bahwa belajar dan latihan secara efektif dan serius dapat berpengaruh pada keberhasilan siswi untuk meningkatkan ketrampilan bermain voli dan hal ini juga tergantung kepada sejauh mana siswi dapat memanfaatkan waktu yang diberikan dan keseriusan siswi dalam mengikuti latihan baik dalam waktu pelajaran Penjaskes maupun waktu diberikan ekstrakulikuler.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dalam melakukan Penelitian Tin-dakan Kelas di SD Negeri Kayen 02 tentang “Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Tehnik Passing Bawah dalam Permainan Bola Voli pada Siswi Kelas VI SD Negeri Kayen 02 Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015” dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Faktor – faktor yang menghambat kemampuan tehnik passing Bawah pada permainan bola voli di kelas VI diantaranya:
a. Faktor kekuatan, siswi belum mampu mengembalikan bola ketempat lawan secara langsung.
b. Faktor tehnik , siswi belum mampu memahami dan menerapkan rangkaian gerakan tehnik Passing Bawah dengan baik.
2. Cara mengatasi tehnik Passing Bawah bola Voli salah satu yaitu memberikan contoh/demo latihan yang khusus diluar jam sekolah tentang penerapan gerakan tehnik Passing Bawah bola voli agar lebih banyak mencoba dan bisa memecahkan masalah sendiri dengan bimbingan guru.
3. Keterampilan passing bawah siswi kelas VI yang semula masuk kategori rendah menjadi kategori sedangdi akhir siklus I dan kategori tinggi di akhir siklus II. Hasil evaluasi siswa mengalami peningkatan ketuntasan sebesar 75% pada siklus I menjadi 100% di akhir siklus II.
Saran
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, guru pendidikan hendaknya dapat memotivasi siswi agar lebih kretif dan meningkatkan kemampuannya , khususnya dalam permainan bola voli. Selain itu juga guru harus membimbing da mengarahkan siswa dalam meningkatkan ketrampilannya dalam tehnik Passing Bawah bola voli, dan yang paling penting adalah cara guru mengembangkan metode pembelajaran agar timbul kegairahan siswa untuk belajar,kemudian hendaknya siswi lebihgiat belajar lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Bainil. 2003/2004.hubungan kekuatan otot Lengan dengan Kemampuan Passing dalam Permainan Bola Voli. Skripsi (tidak dipublikasikan)
Kuswajaya,wihardit.2006.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: universitas Terbuka
Viera,Barbaral dan Fengason Bonnic Jill.1996.Volley Ball. University of Delawk
Rochiati,Wiriatmaja.2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Sarayin.BA.1998.Penuntun Pelajaran Orkes Kelas I SMA. Ganeca Excac. Bandung.