PENERAPAN METODE INKUIRI

PADA PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN DIRI (PKn)

BAGI SISWA KELAS VI SD NEGERI JETAK 03 GETASAN

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Eri Winedar

SD Negeri Jetak 03 Getasan

 

ABSTRAK

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang sesuai dengan isi Kurikulum 2004 adalah pendidikan tentang nilai-nilai yang sasarannya bukan semata-mata pengalihan pengetahuan melainkan lebih ditekankan pada pembentukan sikap. Dengan demikian mata pelajaran PKn meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor, yang lebih menitikberatkan pada ranah afektif. Kepribadian siswa pada hakikatnya dipengaruhi oleh ranah kognitif, apektif dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut menyatu dan sulit dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk kepribadian unik setiap manusia. Dalam menyajikan pelajaran, guru harus berupaya mengembangkan ketiga ranah tersebut agar berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat perbedaan tergantung dari ranah mana yang mendapat penekanan, sementara dalam pembelajaran PKn, hasil akhir yang menjadi tujuan adalah pengembangan ranah apektif yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dan berkembang dalam tatanan kehidupan manusia Indonesia.Berdasarkan studi awal yang penulis lakukan pada guru Kelas VI SD NEGERI JETAK O3 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG , dalam mengajar guru belum mencobakan metode-metode yang direkomendasikan oleh Depdikbud di atas. Metode yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar masih sebatas ceramah dan tanya jawab. Dalam penelitian ini penulis akan mencobakan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri yang merupakan metode yang belum pernah dicobakan sebelumnya pada siswa.Pembahasan ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan sebagaimana yang telah dikemukakan pada BAB I. Pembahasan dalam menerapkan metode inkuiri dalam pembelaiaran PKn di Kelas VI SD NEGERI JETAK O3 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG pada pokok bahasan Pengendalian Diri dikembangkan atas dasar hasil temuan data yang dikaitkan dengan konsep dan teori yang relevan.

Kata kunci: Inkuiri, pengembangan diri

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggungjawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Dalam dunia pendidikan kita sering mendengar ungkapan yang cukup sederhana yaitu “mendidik anak pada masa kini berarti menyiapkan orang dewasa di masa mendatang”. Pendidik haru:s bisa menyiapkan anak didik menjadi orang dewasa yang mandiri, mampu menggunakan dan mengembangkan sendiri kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) yang telah dimilikinya, dan mempunyai sikap yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang sesuai dengan isi Kurikulum 2004 adalah pendidikan tentang nilai-nilai yang sasarannya bukan semata-mata pengalihan pengetahuan melainkan lebih ditekankan pada pembentukan sikap. Dengan demikian mata pelajaran PKn meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor, yang lebih menitikberatkan pada ranah afektif.

Kepribadian siswa pada hakikatnya dipengaruhi oleh ranah kognitif, apektif dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut menyatu dan sulit dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk kepribadian unik setiap manusia. Dalam menyajikan pelajaran, guru harus berupaya mengembangkan ketiga ranah tersebut agar berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat perbedaan tergantung dari ranah mana yang mendapat penekanan, sementara dalam pembelajaran PKn, hasil akhir yang menjadi tujuan adalah pengembangan ranah apektif yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dan berkembang dalam tatanan kehidupan manusia Indonesia.

Dalam proses pembelajaran PKn, guru belum semuanya melaksanakan pendekatan siswa aktif, dan peranan guru sebagai dinamisator belajar siswa belum diterapkan, namun guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam penyampaian materi pelajaran guru masih menggunakan buku-buku sumber dan buku pelengkap sebagaa sumber belajar, dan dalam penyampaian bahan ajar kepada siswa belum digunakan media belajar yang lain.

Berdasarkan studi awal yang penulis lakukan pada guru Kelas VI SD NEGERI JETAK O3 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG , dalam mengajar guru belum mencobakan metode-metode yang direkomendasikan oleh Depdikbud di atas. Metode yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar masih sebatas ceramah dan tanya jawab. Dalam penelitian ini penulis akan mencobakan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri yang merupakan metode yang belum pernah dicobakan sebelumnya pada siswa.

Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan yaitu,

1)   Bagaimana cara menyusun perencanaan pembelajaran PKn dengan metode inkuiri di Kelas VI SD Negeri Jetak 03 Kec. Getasan Kab. Semarang pada pokok bahasan Pengendalian Diri?

2)   Bagaimanakah cara melaksanakan proses pembelajaran PKn dengan metode inkuiri di Kelas VI SD Negeri Jetak 03 Kec. Getasan Kab. Semarang pada pokok bahasan Pengendalian Diri?

3)   Bagaimanakah hasil pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri di Kelas VI SD Negeri Jetak 03 Kec. Getasan Kab. Semarang pada pokok bahasan Pengendalian Diri ?

4)   Bagaimanakah upaya mengatasi hambatan yang dialami siswa dalam pembelajaran PKn dengan metode inkuiri pada pokok bahasan Pengendalian Diri di Kelas VI SD Negeri Jetak 03 Kec. Getasan Kab. Semarang ?

Tujuan dan Manfaat

Tujuan

Secara umum tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran/informasi bagi guru PKn tentang pengaruh metode inkuiri dalam pembelajaran PKn di Kelas VI SD. Secara khusus tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:

1)   Untuk mengetahui cara-cara menyusun perencanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri bagi murid Kelas VI SD Negeri Jetak 03 Kec. Getasan Kab. Semarang pada pokok bahasan Pengendalian Diri.

2)   Untuk mengetahui cara-cara melaksanakan proses pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri bagi murid Kelas VI SD Negeri Jetak 03 Kec. Getasan Kab. Semarang pada pokok bahasan Pengendalian Diri.

3)   Untuk mengetahui seberapa besar hasil pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri bagi murid Kelas VI SD Negeri Jetak 03 Kec. Getasan Kab. Semarang pada pokok bahasan Pengendalian Diri.

4)   Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami murid dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri bagi murid Kelas VI SD Negeri Jetak 03 Kec. Getasan Kab. Semarang pada pokok bahasan Pengendalian Diri.

Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:

Bagi Siswa

1.   Dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.

2.   Melatih siswa berpikir kritis dalam pembelajaran.

3.   Pembelajaran akan lebih bermakna hagi siswa

Bagi Guru

l.    Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran PKn di Kelas VI.

2.   Sebagai bahan pertimbangan pemilihan metode yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran PKn di Kelas VI.

3.   Sebagai bahan informasi tentang pentingnya penyajian bahan pelajaran yang mengutamakan keterlibatan siswa.

 

Bagi sekolah

Dapat dipakai sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran PKn.

Definisi Operasional

Metode inkuiri, menurut Depdikbud (1996.-76), adalah “Sebuah pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang mana siswa dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah untuk kemudian dicari jawaban atau kesimpulannya”. Pembelajaran PKn menurut Kurikulum Yang Disempurnakan (1994:130) adalah salah satu mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Mata pelajaran   PKn diajarkan di Sekolah Menengah Pertama berdasarkan Kurikulum Yang Disempurnakan tahun 2004 ditambah dengan suplemen Kurikulum 2006 sebagai penyempurnaan dari Kurikulum 2004.

Pokok Bahasan Pengendalian Diri, merupakan salah satu pokok bahasan pelajaran PKn di Kelas VI SD pada semester 2.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian PKn

Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang teridiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran, pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah dan mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Penjelasan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang No 2 Tahun 1989).

Sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pengetahuan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalakan oleh bangsa dan negara (Penjelasan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang No 2 Tahun 1989).

Di SD bahan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan aitekankan pada pengamalan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh pengetahuan dan pengertian sederhana untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi (SLTA).

Berdasarkan Kurikulum 2004 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah “Mata pelajaran yyang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia”. Untuk siswa SD nilai luhir dan moral tersebut diharapkan dapat diaplikasikan dalam wujud perilaku kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota keluarga, anggota masayarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Di sini tampak bahwa PKn mempunyai aspek pokok berupa pengembangan dan pelestarian nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Nilai luhur budaya Indonesia sangat beragam tergantung di daerah mana nilai itu berada. Benturan nilai vang berdasarkan budaya daerah yang satu dengan yang lainnya harus diketahui oleh siswa. Hal ini disebabkan nilai, budaya dan norma yang berlaku di satu daerah akan lain dengan nilai, budaya dan norma yang berlaku di daerah lain.

Pengertian Metode Inkuiri

Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary dalam Iskandar, (1997:68) kata inkuiri (enquiry) berarti “pertanyaan atau penyelidikan”. Sedangkan Peaget dalam Iskandar, (1997:68) mengatakan bahwa “Pendekatan enquiry sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan”.

Dalam pelaksanaan model inkuiri yang lebih diutamakan adalah keterlibatan siswa secara penuh daripada kegiatan gurunya.

DATA DAN PEMBAHASAN MASALAH

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Observasi

Objek yang akan diteliti atau diobservasi merupakan data yang sangat penting dalam penelitian penerapan metode inkuiri adalah siswa Kelas VI SD NEGERI JETAK O3 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG , dengan jumlah siswa 30 orang terdiri atas 14 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Observasi yang dilakukan meliputi:

l.    Minat siswa terhadap mata pelajaran PKn

2.   Keaktifan dalam belajar

3.   Menjawab pertanyaan

4.   Memberikan pendapat

5.   Memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain

6.   Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

7.   Motivasi dalam mengerjakan tugas

Ketujuh hal tersebut di atas diobservasi oleh penulis pada saat berlangsungnya proses pembelajaran PKn.

Teknik Tes

Untuk memperoleh data yang akan diolah dan dianalisis diperlukan alat atau instrumen pengumpulan data yang lain selain observasi yang dilakukan, untuk itu penulis mengadakan pengetesan. Pengetesan dilaksanakan pada waktu penulis mengadakan pembelajaran PKn di Kelas VI pada pokok bahasan Pengendalain Diri. Untuk memperoleh data ini penulis melakukan pengetesan sebanyak dua kali, yaitu: 

a)   Tes yang ke-1 dilakukan sebelum siswa mendapat materi pokok bahasan tersebut dengar. tidak menggunakan metode inkuiri

b)   Tes yang ke-2 dilakukan setelah siswa mendapat materi pokok bahasan tersebut dengan menggunakan metode inkuiri

Tujuan diadakan dua kali pengetesan yaitu untuk mengetahui sejauh mana perbedaan kemampuan siswa dalam memahami materi tersebut, antara menggunakan metode inkuiri dengan yang tidak menggunakan metode inkuiri.

Teknik Wawancara

Selain menggunakan teknik observasi dan teknik tes dalam penulisan ini, penulis menggunakan teknik wawancara. Tujuan pelaksanaan wawancara tersebut untuk memperoleh data tentang kesan dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan metode inkuiri dengan yang tidak menggunakan metode inkuiri. Dengan demikian selain data tes hasil belajar siswa, peneliti juga daput mengetahui efektif atau tidaknya pembelajaran PKn dengan metode inkuiri.

Deskripsi Data

Data penelitian yang diperoleh di lapangan berdasarkan proses pembelajaran yang dilakukan. Prases untuk memperaleh data yang akurat diawali dengan pembuatan perencanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri. Pembuatan perencanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri dimaksudkan sebagai satu alternatif pembelajaran PKn yang dapat memberikan kontribusi bagi keaktifan siswa secara penuh.

Agar data yang dihasilkan benar-benar akurat dengan tingkat kesalahan minimal, maka penelitian dilakukan dengan hati-hati, dan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Data Proses

Data yang didapat selama proses pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri, dimulai dengan mengamati perilaku siswa pada awal pembelajaran, pada saat pembelajaran berlangsung, dan ketika pembelajaran berakhir. Data-data ini terdiri dari perilaku siswa baik yang berupa minat belajar siswa, aktivaas siswa pada saat pembelajaran, pemahaman siswa akan materi pembelajaran, dan hambatan-hambatan yang ditemukan baik pada saat perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.

Data-data dimaksud kemudian dianalisis sesuai dengan teori yang dikemukakan pada Bab II. Jika tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan, maka ketidaksesuaian tersebut dicari penyebab dan solusinya.

Data Hasil

Penerapan metode inkuiri pada pembelajaran PKn di Kelas VI SD NEGERI JETAK O3 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG pada pokok bahasan Pengendalian Diri, mendapatkan hasil belajar yang baik. Hal ini terbukti dari hasil rata-rata nilai sesudah dilaksanakan metode inkuiri sebesar 7,46 sedangkan sebelumnya nilai rata-rata hanya mencapai 5;7.

Pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri lebih efektif karena siswa dilibatkan secara aktif, sehingga proses pembelajaran dapat menggairahkan siswa. Pada awal pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri perhatian siswa sudah menunjukkan respon yang positif, apalagi sewaktu siswa menjawab pertanyaan-peitanyaan guru yang berhubungan dengan Pengendalian Diri. Siswa lebih antusias dan merasa tertantang untuk mencari dan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru.

Melalui alat peraga yang telah disediakan, tampak bahwa setiap siswa ingin menanggapai peristiwa yang terjadi dalam gambar sehingga pembelajaran tampak lebih hidup. Siswa berdiskusi dengan teman sekelompaknya untuk memecahkan permasalahan yang diajukan penulis. Dengan adanya bimbingan guru (berupa pertanyaan-pertanyaan) yang terus menerus dan berkesinambungan akhirnya siswa dapat menemukan konsep akhir berupa kesimpulan dari hasil belajarnya, Yaitu bahwa Pengendalian diri adalah menahan diri dari perbuatan yang kurang baik yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Tanpa pengendalian diri yang terlatih dari sejak usia dini kita cenderung menyelesaikan masalah dengan emosi dari hal ini merupakan faktor utama yang pertengkaran yang menuju kepada perpecahan.

Pada tahap akhir pembelajaran guru mengadakan evaluasi dan wawancara dengan siswa. Hasil evaluasi pada akhir pembelajaran lebih tinggi dibanding sebelum menggunakan metode inkuiri. Nilai rata-rata siswa sebelum menggunakan metode inkuiri 5,7 sedangkan sesudah menggunakan metode inkuiri meningkat menjadi 7,46, terdapat selisih nilai sebesar 1,76.

Selain data yang dihasilkan dari tes, terdapat data lain yang berupa hasil wawancara tentang kesan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Sebanyak 10 siswa (55,5%) mengakui bahwa belajar dengan menggunakan metode inkuiri sangat menarik dan dapat cepat dipahami, sedangkan sebanyak 8 siswa (44,5%) mengatakan bahwa pembelajaran terkesan sama saja dengan menggunakan metode inkuiri ataupun metode lain.

Hasil wawancara dengan siswa mendapat tanggapan yang positif Dengan menggunakan metode inkuiri siswa lebih bergairah untuk belajar, pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri dapat membangkitkan motivasi siswa. Keberhasilan penerapan metode ini tidak terlepas dari prosedur perencanaan yang telah disusun penulis dalam menerapkan metode inkuiri tersebut.

Monitoring dan Evaluasi

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang dilakukan guru yaitu mulai dari awal pembelajaran termasuk kesiapan siswa untuk belajar sampai akhir pembelajaran yang berupa tes akhir dan kesan (tanggapan) siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Dalam proses evaluasi ini guru tidak hanya mengevaluasi hasil belajar saja melainkan proses belajar juga dievaluasi termasuk minat siswa melalui observasi dan wawancara. Dari hasil observasi itulah guru dapat menentukan langkah yang tepat untuk meningkatkan efektiftas dan efisiensi pembelajaran PKn di antaranya melalui metode inkuiri

Pembahasan Masalah

Pembahasan ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan sebagaimana yang telah dikemukakan pada BAB I. Pembahasan dalam menerapkan metode inkuiri dalam pembelaiaran PKn di Kelas VI SD NEGERI JETAK O3 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG pada pokok bahasan Pengendalian Diri dikembangkan atas dasar hasil temuan data yang dikaitkan dengan konsep dan teori yang relevan.

Dari data tersebut dapat diinterpretasikan yang menghasilkan deskripsi sebagai berikut:

l.    Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran PKn di Kelas VI SD NEGERI JETAK O3 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG , ternyata dapat menarik minat siswa. Siswa lebih antusias dan bergairah karena merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa dilihat sewaktu siswa menjawab pertanyaan guru dan ketika siswa melakukan diskusi. Pembelajaran PKn yang disajikan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep akhir (kesimpulan) sangat menarik bagi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Zain (1997:22). “Enquiry adalah belaiar mencari dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final, tetapi siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan masalah”.

      Dengan menggunakan metode ini siswa bebas mengungkapkan pendapatnya dalam memecahkan masalah yang telah ditetapkan, sehingga siswa merasa tertantang untuk aktif mencari dan menemukan kesimpulan dari hasil diskusi dan pengematan terhadap media pelajaran berupa gambar

2.   Dengan adanya bimbingan dari guru (berupa pertanyaan-pertanyaan) yang terus menerus dan berkesinambungan selama siswa mengamati peristiwa yang terjadi pada gambar, akhirnya siswa dapat menemukan konsep akhir (kesimpulan) dari hasil pengamatannya. Pertanyaan dari guru memegang peranan penting dalam menerapkan metode ini, karena itu dianjurkan agar guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut siswa berpikir tinggi. Bimbingan guru yang berupa pertanyaan tersebut dimaksudkan agar dalam proses belajar siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membantu menghiri dari kegagalan dalam menemukan konsep akhir (kesimpulan) dari hasil pengamatannya. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Syamsudin (1985:95):

      “Bimbingan dalam belajar difokuskan kepada permasalahan tentang bagaimana caranya agar anak dapat terhindar dari kegagalan, mampu mengatasi hambatan-hambatan serta kesulitan hingga la, dapat mencapai prestasinya dengan mengembangkan dirinya sendiri secara optimal dalam menempuh proses belajar”.

      Berdasarkan pendapat di atas apabila guru kurang terampil di dalam memberikan bimbingan (mengajukan pertanyaan-pertanyaan) maka akan menjurus kepada kerancuan atau kekeliruan materi yang dipelajari.

3.   Tampak bahwa penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran PKn di Kelas VI SD NEGERI JETAK O3 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG pada pokok bahasan Pengendalian Diri sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh, evaluasi permbelajaran PKn yang menggunakan metode inkuiri rata-rata nilainya lebih tingggi (7,48) dari pada yang tidak menggunakan metode inkuiri (5,68). Jadi untuk mendapatkan basil belajar yang lebih baik di dalam pembelajaran PKn hendaknya guru jangan hanya menggunakan metode ceramah saja, tetapi dalam mengajarkan PKn harus menggunakan metode-metode yang lain yang sesuai dengan pokok bahasan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang diperoleh dalam menerapkan metode inkuiri, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1.   Penyusunan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dimulai dengan persiapan yang matang uang meliputi pokok bahasan, pertanyaan-pertanyaan yang mengacu kepada kesimpulan, alat peraga, media, dan lembar kerja siswa.

2.   Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri lebih menarik minat siswa, siswa lebih antusias dan lebih bergairah dalam belajar, karena merasa dilibatkan di dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa dilihat sewaktu siswa melakukan pengamatan gambar dan pembacaan wacana. Dengan adanya bimbingan dari guru (berupa pertanyaan-pertanyaan) yang terus menerus dan berkesinambungan selama siswa melakukan pengamatan, dapat mendorong siswa untuk menemukan konsep akhir (kesimpulan) dari hasil pengamatan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

3.   Hasil belajar dengan menggunakan metode inkuiri lebih baik dibanding dengan tidak menggunakan metode inkuiri. llal ini terbukti dan nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan metode inkuiri lebih tinggi (7,46) daripada nilai tes siswa sebelum menggunakan metode inkoiri (5,7).

4.   Cara mengatasi hambatan-hambatan siswa dalam proses belajar menjaja. PKn khusus pokok bahasan Pengendalian Diri dengan cara:

a.   Menambah alokasi waktu dengan cara mengurangi alokasi waktu pokok bahasan yang ruang lingkupnya tidak terlalu luas.

b.   Melengkapi alat/media untuk pelaksanaan metode inkuiri.

Saran

Melalui penelitian ini, penults merasa perlu menyampaikan saran-saran sebagai bahan untuk dijadikan kajian dan pertimbangan dalam meningkatkan mutu pendidikan, khususnya mata pelajaran PKn di Kelas VI SD NEGERI JETAK O3 Kec. GETASAN Kab. SEMARANG , antara lain:

Bagi Guru

a.   Sebaiknya dalam mengajarkan PKn menggunakan berbagai metode, pendekatan dan teknik yang beragam. Dengan menggunakan metode inkuri siswa menjadi tertantang dan aktif menjawab setiap pertanyaan guru.

b.   Alokasi waktu untuk pokok bahasan pengendalian Diri perlu ditambah sesuai kebutuhan dengan cara mengambil dari pokok bahasan lain yang ruang lingkupnya tidak terlalu luas

Bagi siswa

Hendaknya dalam menerima pelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri diikuti dengan sebaik-baiknya, diusahakan sehari sebelumnya siswa membaca terlebih dahulu pokok bahasan yang akan diajarkan.

Bagi sekolah

Hendaknya sarana untuk pembelajaran PKn agar dilengkapi, hal ini berguna untuk menambah semangat belajar dan dapat menunjang lancarnya proses pembelajaran, baik berupa gambar atau alat elektronik lain yang dapat memutar film.

Bagi Pemerintah

Dalam pembelajaran PKn, karena bersifat menanamkan nilai, hendaknya pemilihan guru Mata pelajaran PKn yang dapat menjadi panutan siswa dalam berperilaku.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Djauzak, 1996, Pedoman Pelaksanaan PBM di SD, Jakarta: Depdikbud

Adnan, Warsito, 2003, PKn, Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Depdikbud, 1994, Kurikulum Pendidikan Dasar Jakarta: Depdikbud

——– —, 1996, Materi Latihan Kerja Guru PKn, Jakarta: Depdikbud

———–, 1999, Suplemen Kurikulum Pendidikan Dasar Jakarta: Depdikbud

———–1999, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas VI Sekolah Menengah, Jakarta. Depdikbud

Djamariah, BS dan Azwan Zain, 1997, Startegi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta

Engkoswara, 1996, Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah Untuk Angka Kredit Guru , Bandung: Karangsewu

Keraf, Gorys, 1994, Komposisi, Flores: Nusa Indah

Moleong, Lexy J. 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya

Rusyan, Tabrani, 1992, Penuntun Belajar Yang Sukses, Bandung: Penerbit Nine Karya Jaya

Sri Wilujeung, Dyah, dkk, 1996, Perangkat Pembelajaran PKn SD, Jakarta: Tim Penatar PKn

Undang, Gunawan, 1998, Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar Di Sekolah Menengahr, Bandung: Siger Tengah