PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA DI KELAS VIII C SMP NEGERI 3 PATI

SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Titik Erni Yuli Purwanti

SMP Negeri 3 Pati

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipasif yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai bulan Juli 2018 sampai dengan Oktober 2018. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes. Analisis data yang digunakan adalah diskriptif komparatif kuantitatif dan kualitatif. Pada kondisi awal sebelum penerapan metode Problem Based Learning motivasi siswa masih rendah yaitu 46,88% dan hanya 12,50% siswa yang memiliki motivasi tinggi, hasil prestasi belajarnya yang memenuhi ketuntasan belajar sebesar 34, 75 %. Hasil penelitian ini diperoleh hasil yang signifikan 1) Motivasi belajar siswa dengan katagori sangat tinggi dan tinggi meningkat 25,00. Dan 18,75, untuk motivasi pada kriteria sedang dan kurang ada penurunan sebesar 6,26 dan 37,51. 2) Hasil ketuntasan belajar siswa pada prasiklus ke siklus sebesar 34,37 dan meningkat lagi sebesar 18,81 pada siklus II. Pada rata-rata kelas juga terdapat peningkatan sebesar 4,22 dan meningkat pula pada siklus II sebesar 7,34.

Kata Kunci: Problem Based Learning, motivasi, hasil belajar

 

PENDAHULUAN

Ketuntasan belajar didalam IPA sangat penting karena dengan belajar tuntas siswa tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam melanjutkan unit pembelajaran berikutnya. Dalam pelaksanaan PBM dimana pada awal pengamatan pelaksanaan proses belajar mengajar IPA di SMP Negeri 3 Pati, Kabupaten Pati kelas VIII C tahun pelajaran 2018/2019 menunjukan bahwa sebagian besar siswa kurang bergairah, kurang aktif cenderung pasif. Hal ini ditunjukkan oleh sikap siswa yang kurang antusias ketika pelajaran akan berlangsung.

Setelah guru memberikan apersepsi dan memberikan beberapa pertanyaan untuk menggali potensi awal siswa ternyata respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan guru sangat rendah. Siswa disuruh guru membaca petunjuk praktikun dalam LKS, tetapi siswa kurang serius membacanya. Guru selanjutnya melakukan demonstrasi gerak dan memberikan penjelasan satu persatu alat dan bahan yang digunakan, sebagian siswa kurang memusatkan perhatian pada pembelajaran, tidak aktif cenderung pasif dan sebagian besar siswa merasa takut membaca / pengamatan hasil praktikum.

Beberapa asumsi tentang rendahnya motivasi siswa terhadap pembelajaran IPA akan berdampak rendahnya prestasi belajar siswa jika tidak segera diatasi. Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan siswa ,sharing ideas dengan guru kolaborator, melihat nilai ulangan harian Klas VIII C sebelumnya maka faktor utama yang dirasakan sebagai penyebab rendahnya prestasi yang berarti kurangnya penguasaan materi ajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar IPA adalah guru kurang menerapkan metode –metode pembelajaran variatif dan menarik. Dengan demikian peran guru dalam menyediakan dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna sangat diperlukan.

Bedasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada pelajaran IPA pada materi Gerak dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019”

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.       Meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019, pada pelajaran IPA materi Gerak dengan model pembelajaran Problem Based Learning

2.        Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019, pada pelajaran IPA materi Gerak dengan model pembelajaran Problem Based Learning

Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berarti bagi siswa agar dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna pada proses pembelajaran, mengurangi pengetahuan yang verbalisme dan meningkatkan motivasi belajar siswa, meningkatkan penguasaan kompetensi yang harus dikuasai dan prestasi belajarnya meningkat Bagi guru Memilih metode pembelajaran alternatif yang sesuai pada kompetensi dasar melalui percobaan Gerak dan penerapannya dan untuk meningkatkan kinerja guru, Bagi sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah dan memberikan sumbangan yang positif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

KAJIAN PUSTAKA

Problem Based Learning

Menurut Arends (dalam Trianto 2007: 68) menyatakan bahwa: ”Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri”. Suyatno (2009: 58) bahwa: ”Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran dimulai berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman telah mereka miliki sebelumnya (prior knowledge) untuk membentuk pengetahuan dan pengalaman baru.

Berdasarkan modul pelatihan Kurikulum 2013. Pengertian model Pembelajaran Berbasis Masalah disini diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru.

 

 

Motivasi

Motivasi menurut Dimyati dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Dimyati: 2006).

Menurut H. Mulyadi (Mulyadi, Psikologi Pendidikan, Biro Ilmiah, FT. IAIN Sunan Ampel, Malang, 1991:87) menyatakan bahwa definisi atau pengertian motivasi belajar adalah membangkitkan dan memberikan arah dorongan yang menyebabkan individu melakukan perbuatan belajar. Menurut Tadjab, (Tadjab MA Ilmu Pendidikan. Karya Abditama Surabaya 1990:102) pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, maka motivasi belajar berarti keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang dapat menimbulkan, menjamin,dan memberikan arah pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Hasil Belajar

Menurut Bloom dalam Agus Suprijono (2009: 6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan) synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine dan routinized.

Menurut Nurkancana dan Sumartana (1992) adalah “Prestasi belajar bisa juga disebut kecakapan aktual (actual ability) yang diperoleh seseorang setelah belajar, suatu kecakapan potensial (potencial ability) yaitu kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki oleh individu untuk mencapai prestasi. Kecakapan aktua; dan kecakapan potensial ini dapat dimasukkan kedalam suatu istilah yang lebih umum yaitu kemampuan (ability). Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pengertian IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan Sains di Sekolah Menengah Pertama diharapkan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktifitas belajar IPA merupakan proses perubahan dalam sikap atau tingkah laku dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA

 

 

 

Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

1.    Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar IPA pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019.

2.    Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester Gasal tahun pelajaran 2018/2019, selama empat bulan dimulai bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2018. Dilaksanakan di SMP Negeri 3 Pati Jl. Kol. R. Sugiyono No.17 Pati pada kelas VIII C yang terdiri dari 32 siswa, perempuan 21 siswa atau 65,63 % dan laki-laki 11 siswa 34,37 %. Kondisi siswa kelas VIII C heterogen dalam hal kemapuan intelektual tetapi cenderung pasif dibanding kelas VIII lainnya. Obyek penelitian adalah meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi gerak.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian system berdaur sebagaimana kerangka berpikir. Prosedur ini mencakup tahap-tahap:1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan dan 4) refleksi. Kempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus. Penelitian Tinkadak Kelas merupakan penelitian yang bersiklus artinya penelitian ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Konsisi Awal

Peneliti melakukan observasi pra siklus pada materi “ Gerak “ dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa dan kemampuan peserta didik sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. motivasi peserta didik terhadap pelajaran pada pra siklus pada kondisi perhatian menunjukan hanya 4 peserta didik atau 12,50% katagori motivasi sangat tinggi, 6 peseta didik atau 18,75% motivasi tinggi, yang sedang 7 peserta didik atau 21,88% sedangkan masih terdapat 15 peserta didik atau 46,88% dengan motivasi yang kurang, jadi hamper sebagian besar peserta didik tidak percaya diri, kurang perhatian, relevansi dan kepuasannya masih kurang baik

Prestasi belajar siswa kelas VIII C masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes ulangan sebelum tindakan kelas VIII C belum memenuhi KKM nilai rata-rata kelas = 75,00. Kriteria ketuntasan minimum (KKM) IPA 80 pada pelaksanaan tindakan kelas ini. Siswa yang telah memenuhi kreteria ketuntasan minimum baru 34.75 % atau 11 siswa, sedang yang belum tuntas 65.65 % atau 21 siswa.

 

Deskripsi Siklus I

Hasil Ulangan harian siswa terhadap materi Gerak pada siklus I masih belum menunjukkan perubahan yang signifikan bila dibandingkan dengan nilai ulangan sebelum diberikan tindakan.

Data rata-rata nilai ulangan harian pada siklus I sebesar 79,22. Jumlah siswa yang belum tuntas KKM berjumlah 17 orang atau 31,25 % , sedang siswa yang telah tuntas KKM sebanyak 22 orang atau 68,75 %.

Deskripsi Siklus II

Data rata-rata nilai ulangan harian pada siklus I sebesar 86,56. Jumlah siswa yang belum tuntas KKM hanya berjumlah 4 orang atau 12,50 % , sedang siswa yang telah tuntas KKM sebanyak 22 orang atau 87,50 %.

Dari hasil penelitian tentang motivasi siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning ada perubahan yang signufikan setelah siklus II.

Berdasarkan data tentang motivasi peserta didik terhadap pelajaran pada siklus II motivasi sangat tinggi dan tinggi meningkat menjadi 12 peserta didik atau 37,50%, katagori sedang 5 peserta didik atau 15,63% sedangkan peserta didik yang masih kurang berjumlah 3 peserta didik atau 9,38 %. Hal ini menunjukkan pada kondisi perhatian, relevansi sudah menunjukkan nilai rata-rata 3,63, percaya diri menunjukkan nilai 3,50 dan kepuasan menunjukkan nilai 3,23 maka termasuk kategori amatbaik.

Hasil Perbandingan Antar Siklus

Kriteria motivasi siswa dengan katagori sangat tinggi dan tinggi meningkat, untuk katagori sangat tinggi pada pra siklus 12,5 dan setelah menggunakan tindakan menjadi 37,50 jadi ada perubahan meningkat sebesar 25,00. Juga untuk katagori tinggi pada pra siklus sebesar 18,75 meningkat menjadi 37,50 jadi terdapat perubahan peningkantan sebesar 18,75. Untuk motivasi pada criteria sedang pada pra siklus sebesar 21,88 turun menjadi 15,63 setelah siklus II jadi terdapat penurunan sebesar 6,26. Pada criteria kurang pada pra siklus sebesar 46,88 turun menjadi 9,38 jadi terdapat penurunan sebesar 37,51.

Hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar dan Rata-rata kelas tiap tahap siklus dapat di rangkum pada tabel 5 berikut ini:

Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa dan Rata-rata Kelas pada PraSiklus, Siklus I dan Siklus II

Keterangan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Ketuntasan Belajar

34,38

68,75

87,56

Rata-rata Kelas

75,00

79,22

89,56

 

Dari tabel 5 diatas tampak perubahan yang signifikan dari data ketuntasan belajar siswa pada prasiklus sebesar 34,38 meningkat menjadi 68,75 naik sebesar 34,37 dan meningkat lagi sebesar 18,81 pada siklus II. Pada rata-rata kelas juga terdapat peningkatan juga pada sebelum dilakukan tindakan kelas rata-rata nilai kelas sebesar 75,00 dan pada siklus I menjadi 79,22 jadi terdapat peningkatan sebesar 4,22 dan meningkat pula pada siklus II sebesar 7,34. Sehingga dapat disimpulkan dengan adanya peningkatan motivasi belajar siswa dapat meningkatkan hasil belajar juga dengan demikian ketuntasan belajar dapat tercapai sesuai dengan tujuan penelitian.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dari data-data hasil penelitian di atas tampak bahwa pembelajaran IPA pada mater Gerak dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga berdampak pretasi belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati Tahun Pelajaran 2018/ 2019 juga meningkat.

Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.     Pengelolaan model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus I belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Terlihat peneliti tidak cukup waktu untuk melaksanakan semua sintak yang harus dilewati pada sekenario pembelajaran. Siswa pada mulanya masih bingung dan cannggung dalam melakukan kegiatan dan berinteraksi dengan temannya. Motivasi belajar siswa belum memuaskan dan belum menunjukkan peningkatan yang bagus. Pada siklus II strategi diperbaiki dan memberikan penekanan – penekanan dan penguatan pada aspek yang kurang dan variasi pempebalajaran, peneliti juga telah mampu mengelola pembelajaran dengan baik dan siswa nampak sudah dapat beradaptasi dengan pembelajaran berbasis masalah dan lebih aktif membimbing kelompok sehingga motivasi belajar siswa jauh lebih baik. Kondisi kelas dan kerja kelompok menunjukkan perubahan yang lebih baik. Mereka belajar dengan santai, senang dan ringan dalam mengerjakan tugas. Pada pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran Problem Based Learning akan berjalan baik harus didukung oleh kinerja peneliti yang lebih baik. Perubahan motivasi belajar siswa tampak pada tabel 4.7 dari dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa setelah penerapan metode pembelajaran Problem Based Learning miningkat dan akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa.

b.     Pada tiap akhir siklus diadakan tes berupa ulangan harian. Data ulangan harian meningkat dari siklus I dan siklus II, baik dari prosentase ketuntasan klasikal maupun rata-rara kelas ulangan harian (Tabel 4.8). Kenaikan tersebut sebesar 34,37 dari pra siklus ke siklus I dan 18,81 dari siklus I ke siklus II, untuk ketuntasan klasikal dan untuk rata- rata klas ulangan harian m3ningkat sebesar 4,22 dari pra siklus ke siklus I dan naik lagi sebsar 7,34 dari siklus I ke siklus II (Tabel .4.8.). Peningkatan prestasi belajar dilihat dari data hasil ketuntasan klasikal dan rata-rata kelas tersebut disebabkan pengelolaan pemebelajaran dengan menerapkan metode Problem Based Learning telah berjalan baik dan efektif. Pembelajaran dengan menerapkan metode Problem Based Learning yang dilakukan peneliti/guru telah mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga prestasi belajar kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati meningkat. Dari uraian tersebut di atas maka penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh peneliti.

 

 

 

PENUTUP

Simpulan

Simpulan dari penelitian pembelajaran pada materi Gerak dengan menggunakan metode Problem Based Learning pembelajaran bagi siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati Semester gasal pada tahun pelajaran 2018/2019 sebagai berikut:

1.         Terjadi perubahan tingkah laku pada motivasi peserta didik pada materi Gerak dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning dari mulai tahap pra siklus, sampai siklus II, pada kondisi perhatian, relevansi, percaya diri dan kepuasan dalam belajar mengalami perubahan dari kurang baik menjadi baik. Untuk katagori sangat tinggi dan tinggi meningkat, untuk katagori sangat tinggi pada pra siklus 12,5 dan setelah menggunakan tindakan menjadi 37,50 jadi ada perubahan meningkat 25,00. Juga untuk katagori tinggi pada pra siklus sebesar 18,75 meningkat menjadi 37,50 jadi terdapat perubahan peningkantan sebesar 18,75. Untuk motivasi pada kriteria sedang pada pra siklus sebesar 21,88 turun menjadi 15,63 setelah siklus II jadi terdapat penurunan sebesar 6,26. Pada kriteria kurang pada pra siklus sebesar 46,88 turun menjadi 9,38 jadi terdapat penurunan sebesar 37,51. Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning pada materi gerak dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

2.         Hasil belajar pada materi Gerak dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning dari tahap pra siklus, siklus I sampai siklus II diperoleh hasil ketuntasan belajar siswa pada prasiklus sebesar 34,38 meningkat menjadi 68,75 naik sebesar 34,37 dan meningkat lagi sebesar 18,81 pada siklus II. Pada rata-rata kelas juga terdapat peningkatan juga pada sebelum dilakukan tindakan kelas rata-rata nilai kelas sebesar 75,00 dan pada siklus I menjadi 79,22 jadi terdapat peningkatan sebesar 4,22 dan meningkat pula pada siklus II sebesar 7,34. Sehingga dapat disimpulkan dengan adanya peningkatan motivasi belajar siswa dapat meningkatkan hasil belajar juga dengan demikian, ketuntasan hasil belajar memenuhi Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM) dapat tercapai sesuai dengan tujuan penelitian.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dikemukakan beberapa saran antara lain sebagai berikut:

1.     Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning sangat efektif untuk dilakukan dalam Proses Belajar Mengajar. Untuk itu diharapkan peneliti/guru dapat mengembangkan dan menerapkan metode ini pada saat KBM di kelas.

2.     Pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Problem Based Learning memerlukan ketrampilan seorang guru dalam mengorganisir kelas. Untuk itu diharakan guru selalu berlatih mengembangkan kemapuannya dalam mengorganisir kelas.

3.     Bagi guru IPA hendaknya memberikan kesan bahwa IPA bukan merupakan matapelajaran yang sulit dan tidak bermanfaat, melainkan mudah dan sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari- hari.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Amin Suyitno. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran IPA Semarang: Jurusan IPA FMIPA UNNES.

Arief Sidharta. 2004. Macam-macam Pendekatn dan Metode Pembelajaran. Bandung: Dikdsmen P3G IPA

Catharina Tri Anni. 2005. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ,Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta:Balai Pustaka,2002,Cet.Ke-2.

Erman Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Nana Sudjana.2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdikarya.

Nana Sudjana.1989. Dadar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.

Saeful Karim dkk.2008. Belajar Fisika kelas VIII. Surakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyanto,2008.Model-Model Pembelajaran Inovatif, Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayonn 13 Surakarta.

Sarwiji Suwandi,2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta