PENERAPAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PBL)

DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

PADA SISWA KELAS IV TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Feni Fatmawati

Indri Anugraheni

Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Universitas Kristen Satya Wacana

 

ABSTRAK

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hasil belajar IPA siswa adalah cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Kenyataannya banyak guru yang masih menggunakan metode ceramah atau konvensional yang kurang menarik bagi siswa, kekreatifan gurupun juga dibutuhkan dalam mengajar di era globalisasi seperti sekarang ini yang pembelajarannya berbasis tema, salah satu solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah penerapan metode Project Based Learning (PBL). Tujuan penelitian ini adalah untuk membantu guru meningkatkan hasil belajar IPA siswa, penelitian tindakan kelas ini di laksanakan pada siswa SD Negeri Dukuh 01 Salatiga.

Keywords: Metode Project Based Learning, Hasil belajar IPA.

 

PENDAHULUAN

Pendidikan di sekolah dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan yang penting, dari situlah siswa bisa mengetahui ilmu-ilmu dasar yang akan dipergunakan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kurikulum yang digunakan pada saat ini adalah pembelajaran yang berbasis tema sehingga guru harus bisa mengaitkan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain. Pemerintah selaku penyelenggara sistem pendidikan nasional akan terus berusaha memperbaiki sistem pendidikan agar bisa sejalan dengan perkembangan zaman yang selalu berubah dari masa-kemasa. Untuk itu pergantian kurikulum pun menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Saat ini di Indonesia sedang terjadi perpindahan kurikulum dari KTSP 2006 menjadi Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 yaitu suatu kurikulum terintegrasi (integrated curriculum). Kurikulum terintegrasi adalah bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan-bahan dalam bentuk unit atau keseluruhan (Poerwati dan Amri, 2013:14), sehingga didalam proses belajar mengajar guru tidak lagi membagi pelajaran akan tetapi mengaitkan pelajaran satu dengan pelajaran yang lainnya. Kegiatan pembelajaran yang baik berdasarkan kurikulum 2013 adalah kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan tiga aspek yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki peserta didik. Di dalam UU no 22 tahun 2016 lebih ditekankan kepada pendekatan saintifik yang menjadi salah satu pendekatan yang wajib digunakan seorang guru yang akan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pendekatan saintifik berperan dalam langkah-langkah proses pembelajaran, pendekatan ini juga dapat dipadukan dengan metode pembelajaran yang ada. Pendekatan saintifik lebih cocok digunakan pada kelompok besar ataupun kecil. Dengan adanya perubahan urikulum KTSP menjadi kurikulum 2013, penelitian ini mencoba melihat pembelajaran yang terdapat pada kelas IV tema 5 (sifat-sifat cahaya,dalam mata pelajaran IPA siswa mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan alam sekitar. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejalagejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2010: 136). Hal ini menunjukkan bahwa IPA adalah suatu proses penemuan dengan cara mencari tahu melalui alam bukan hanya sekedar kumpulan teori, konsep, gagasan atau prinsip.

Materi pembelajaran IPA berbasis pada fenomena alam yang terjadi, pembelajaran IPA menekankan pada pemahaman konsep yang kemudian diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil tes awal yang telah dilakukan, rata-rata nilai 62,4 , siswa hanya 35,1%, dari 37 siswa hanya 13 siswa mendapatkan nilai diatas KKM, KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70, masih terdapat 24 (64,9%) siswa yang belum tuntas atau mendapat nilai dibawah KKM. Ada dua faktor yang menyebabkan nilai siswa rendah yaitu faktor internal dan eksternal, faktor internal ialah faktor yang beraasal dari diri siswa yaitu rendahnya minat belajar siswa, sedangkan faktor eksternal berasal dari variasi pembelajaran seperti metode ,pendekatan, dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Salah satu metode yang digunakan untuk membantu siswa dalam memahami pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya adalan menerapkan metode Project Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran Berbasis Proyek atau sering disebut dengan Project Based Learning (PBL), dilakukan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan dengan membuat proyek atau karya yang terkait dengan materi dan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa (Ridwan, 2014). Sehingga kemampuan siswa dalam memahami pelajaran dan menghasilkan suatu karya dari yang mereka pahami.

KAJIAN PUSTAKA

Hasil Belajar

Hamalik (2008) mengatakan bahwa hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan perkembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.

Miller at all dalam Herman (2014) yang dimaksud hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah memperoleh atau menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa memiliki hubunga dengan pengalaman belajar

Sedangkan menurut Mulyasa (2008) hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat dan perubahan perilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada kemampuan langsung.

Hasil belajar menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yaitu Hasil belajar adalah pencapaian dari suatu aktifitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik berarti hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar.

Jadi hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku yang lebih baik yang merupakan wujud dari sesuatu yang telah dipelajari, siswa dapat belajar melalui pengalaman yang dialaminya.

Pengertian Pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik:1999 Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Kevin Seifert (1983) pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang agak permanen yang telah didapat dari pengalaman- pengalaman tertentu dan pengalaman baru.

Mac Donald Pembelajaran adalah keseluruhan peraturan kegiataan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar

Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang mengalami perubahan seiring dengan pengalaman-pengalaman yang telah didapat. Pengalam seseorang didapat dari orang tua, guru atau masyarakat.

Pengertian Metode Project Based Learning

Metode Project Based Learning (PBL) diterapkan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan dengan membuat karya atau project yang terkait dengan materi dan kompetensi yang diharapkan dimili oleh siswa (Ridwan, 2014). Metode PBL ini merupakan metode yang mencakup pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan, keterampilan melakukan investigasi dan keterampilan membuat karya. salah satu metode berbasis pada project atau hasil dari pembelajaran berupa barang atau hasil karya, metode ini adalah salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode ini siswa diberi kesempatan untuk aktif dan kreatif.

Menurut Bielefeldt & Underwood (dalam Ngalimun, 2014: 197), Pembelajaran Berbasis Proyek dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena belajar dalam proyek akan lebih menyenangkan. Pembelajaran Berbasis Proyek juga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan kerjasama kelompok dalam proyek yang diperlukan siswa untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.

Menurut Keser & Karagoca ada 6 langkah pembelajaran metode Project Based Learning , yaitu sebagai berikut:

1.     Penentuan Proyek

Siswa menetukan tema yang telah ditentukan oleh guru, siswa mendapat kesempatan untuk memilih proyek yang akan dikerjakan baik dalam kelompok atau individu asalkan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan oleh guru.

2.     Perencanaan langkah-langkah penyelesaian proyek

Siswa merancang atau menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menyelesaikan proyek yang telah dibuatnya. Kegiatan perencanaan ini terdiri dari aturan dalam proses pengerjaan proyek, memilih aktivitas yang mendukung pengerjaan proyek, pengintegrasian sebagai yang mungkin menyelesaikan proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang mendukung penyelesaian proyek, dan kerja sama dalam kelompok.

 

3.     Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek

Siswa didampingi guru melakukan penjadwalan dalam pengerjaan proyek

4.     Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru

kegiatan yang dilakukan dalam mengerjakan proyek adalah 1). Membaca, 2). Meneliti, 3). Observasi, 4). Interview, 5). Merekam, 6). Berkarya seni, 7). Mengunjungi objek proyek atau, 8). Akses internet. Guru bertanggung jawab dalam pemonitoran siswa dalam mengerjakan proyek hingga selesai. Guru juga menyiapkan rubrik yang dapat merekan aktivitas siswa dalam menyelesaikan proyek.

5.     Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek

Hasil produk yang selesai dikerjakan akan di publikasikan pada siswa, guru atau masyarakat dalam penerapan produk pembelajaran

6.     Evaluasi proses dan proyek

Pada akhir pembelajaran guru dan siswa akan melakukan refleksi terhadap aktivitas dan proyek, pada tahap evaluasi siswa diberi kesemparan untuk mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Pada tahap ini juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan

Atsnan & Gazali, 2013: 54 pendekatan saintifik atau Scientific Approach dalam Kurikulum 2013 “Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan scientific approach sebagaimana yang tercantum pada Standar Proses. Metode ilmiah pada pembahasan di atas menjadi dasar dari pengembangan kurikulum 2013 di Indonesia”.

Menurut Varelas & Ford, 2008: 31 “Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatam yang memudahkan guru atau pengembangkan kurikulum untuk memperbaiki proses pembelajaran, yaitu dengan memecah proses ke dalam langkah-langkah atau tahapan-tahapan secara terperinci yang memuat instruksi untuk siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran”.

Jadi pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan yang diterapkan pada kurikulum 2013. Pendekatan saintifik bukanlah sebuah metode pembelajaran, namun pendekatan ini memiliki peran dalam langkah-langkah terhadap proses pembelaaran yang didalamnya dapat dipadukan dengan metode-metode lain. Karena biasanya pendekatan ini cocok dengan siswa berkelompok dalam kegiatan pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga Kecamatan Jambu. Peneliti memilih subyek kelas IV (empat) yang berjumlah 37 siswa

Variabel X (Bebas).

Variabel X atau variabel bebas adalah suatu variabel yang mempengaruhi penelitian, penelitian ini penulis mengambil variabel X nya adalah penerapan metode Project Based Learning.

Metode Project Based Learning adalah suatu metode pembelajaran yang mengacu pada produk yang dihasilkan siswa berdasarkan apa yang telah dipelajari.

Variabel Y (Terikat)

Variabel Y atau variabel terikat adalah suatu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas dalam penelitian, pada penelitian ini penulis mengambil hasil belajar siswan pada mata pelajaran IPA (sifat-sifat cahaya), tema 5 sub tema 2 dan sub tema 3 pada mata pelajaran IPA dalam materi Sifat-sifat cahaya kelas IV di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga.

Metode pembelajaran Project Based Learning adalah metode pembelajaran yang berpuasat pada siswa atau student centered. Metode ini membangun pengetahuan, pemahaman dan kreatifitas siswa dengan cara siswa mencari sendiri pangetahuan guru hanya menyampaikan topik yang akan dibahas pada kegiatan pembelajaran dan menjadi fasilitator.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini telah mengikuti prosedur PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang akan dilaksanakan dalam 2 siklus langkah-langkah dalam siklus dibagi menjadi 3 siklus planing (perencanaan), acting and observation (tindakan dan observasi), dan reflecting (refleksi).

Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik non tes dan teknik tes. Teknik non tes digunakan untuk mengetahui respon siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Teknik non tes ini menggunakan lembar observasi, dokumentasi dan project yang telah dibuat siswa. Sedangkan untuk teknik tes adalah kegiatan yang dimaksutkan untuk mengetahui hasil belajar siswa secara kognitif, kegiatan tes ini berbentuk pilihan berganda yang berjumlah 25 soal.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja dari penelitian ini yang berupa meningkatnya hasil belajar IPA (sifat-sifat cahaya). Mata pelajaran IPA Materi sifat-sifat cahaya kelas IV SD Negeri Dukuh 01 Salatiga setelah melakukan tindakan dengan menerapkan metode Project Based Learning (PBL). Dengan hasil pencapaian hasil belajar pada siklus 1 sebesar 35,1% dari 37 siswa yang melampaui KKM yang sebesar 70 dengan rata-rata nilai siswa yaitu 62,4% , sedangkan untuk siklus 2 hasil belajar siswa sebesar 78% dari 37 siswa yang melampaui KKM, nilai KKM sebesar 70 dengan nilai rata-rata sebesar 78.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Kondisi Awal

Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA yang sudah ditetapkan sebesar 70, maka berdasarkan hasil analisis nilai yang diperoleh dari guru diketahui ada 13 dari 37 atau 35,1% siswa dikatakan tuntas, sedangkan 24 dari 37 atau 64,9% siswa dikatakan belum tuntas KKM atau nilainya dibawah 70. Dari observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, rendahnya hasil belajar siswa ini dikarenakan metode yang digunakan guru yaitu dengan diskusi kelompok, dan tanya jawab, metode tersebut membuat siswa jenuh karena mereka hanya mendengarkan tanpa ada aktifitas lainnya, sehingga siswa memilih untuk mengobrol dengan teman atau sibuk dengan aktifitas lainnya yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran dan seharusnya siswalah yang aktif dalam belajar ketika proses belajar mengajar berlangsung.

Pelaksanaan Siklus I

Pelakasanaan tindakan siklus 1 diadaka, pertemuna 1 dan ke 2 dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2017. Pertemuan 1 kegiatan siswa adalah pengenalan dan penyampaian materi tentang sifat-sifat cahaya sedangkan pada pertemuan kedua kegiatan yang dilakukan siswa adalah pendalaman materi sifat-sifat cahaya (cermin cekung, cermin cembung dan cermin datar).

Hasil obsrvasi pada sisklus 1, obsever mengamati aktivitas peneliti dalam mengimplementasikan RPP dalam pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan metode Project Based Learning. Observer diberikan lembar instrument penilaian berupa lembar observasi. Tujuan observasi adalah untuk melihat kesesuaian antara desain RPP dengan pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi aktivitas belajar IPA, lembar observasi tindakan metode Project Based Learning guru serta respon siswa dalam pembelajaran. Dari hasil observasi dapat diketahui kesesuaian antara RPP dengan pelaksanaan pembelajaran.

Dari data yang diperoleh dari lembar observasi setelah dilaksanakannya pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat disimpulkan pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik namun masih perlu ditingkatkan , kekuranan yang terjadi di siklus 1 dapat diperbaiki pada siklus 2.

Dari data yang diperoleh dari 37 siswa masih terdapat masih terdapat 24 siswa yang masih remidi karena nilai siswa masih dibawah 70 sedangkan 13 siswa sudah tuntas. Dengan rata-rata kelas pada pembelajaran IPA sebesar 62,4 , dengan presentase ketuntasan hasil belajar sebesar 35,1 % siswa dari 37 siswa dikatakan tuntas.

Siklus 2

Pelaksanaan siklus 2 diadakan dalam 2 pertemuan, pertemuan 1 dan 2 yang dilakukan pada hari kamis 21 Juli 2017 dengan materi pembelajaran sifat-sifat cahaya (periskop) pada pembelajaran pertama pada siklus 2 kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 dilihat dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran pada siklus 2 yang meningkat dari pada siklus 1. Pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua siklus 2 hasil pembelajaran lebih meningkat dari siklus 2 pertemuan 2. Setelah melakukan pertemuan 1 dan 2 siklus 2 maka selanjutnya akan dilaksanakan tes evaluasi pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan tes pilihan ganda yang berjumlah 25 butir soal. Dari total 37 siswa diketahui hasil belajar siswa kelas 5 sudah mengalami peningkatan karena hanya 8 siswa yang masih remidi karena nilai dari ketiga siswa tersebut masih dibawah KKM atau dibawah 70, sedangkan 26 siswa sudah tuntas atu nilai sudah diatas KKM atau nilai diatas 70. Dengan rata-rata kelas pada pembelajaran IPA sebesar 73,0 dengan presentase ketuntasan hasil belajar sebesar 78,4 % dari 37 siswa dikatakan tuntas. Dengan hasil tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan menerapakan metode Project Based Learning.

Hasil observasi pada siklus II yang telah dilakukan oleh guru kelas yaitu obsever adalah mengamati proses belajar mengajar guru dalam mengimplementasikan RPP dalam pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan metode Problem Based Learning Observer diberikan lembar instrumen penilaian berupa lembar observasi.Tujuan observasi adalah untuk melihat kesesuaian antara RPP dengan pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi, lembar observasi penerapan metode Problem Based Learning guru serta respon siswa dalam pembelajaran. Pada siklus 2 ini guru sudah memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus 1.

PEMBAHASAN

PELAKSANAAN

Pada siklus 1 dan siklus 2 yang telah dilakukan oleh guru, dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan metode Project Based Learning mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, jika pada siklus 1 guru belum melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP dan langkah-langkah metode Project Based Learning, salah satunya yaitu guru lupa memberikan peraturan sebelum pembelajran dimulai, yang menyebabkan siswa gaduh dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, kekurangan tersebut diperbaiki pada siklus 2.

HASIL BELAJAR

Hasil belajar siswa yang diperoleh dari penerapan metode Project Based Learning sudah baik, hasil belajar dapat dilihat dari meningkatnya nilai siswa pada mata pelajaran IPA, tidak hanya secara kognitif tetapi juga kreatifitas siswa meningkat, dan kerjasama siswapun juga meningkat. Dengan menerapkan metode Project Based Learning siswa mampu mencpai nilai KKM bahkan melebihi nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70, siswa juga mampu menyampaikan pendapat didepan kelas, sehingga siswa tidak lagi peranggapan bahwa pelajaran IPA itu membosankan dan sulit. Tidak hanya pada siswa gurupun menjadi lebih kreatif ketika menerapkan metode Project Based Learning dalam pembelajaran yang telah menggunakan kurikulum 2013. Hasil belajar siswa pada siklus 1 yaitu 13 (35,1%) siswa yang tuntas, sedangkan 24 (64,9%) siswa belum tuntas, pada siklus ke 2 hasil beajara siswa mengalami peningkatan yaitu dari 37 siswa 29 (78,4%) siswa mendapatkan nilai tuntas dan 8 (21.6%) siswa belum tuntas.

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar IPA dapat diupayakan dengan mernerapkan metode Project Based Learning (PBL) siswa kelas IV SD Negeri Dukuh 01 Salatiga semester I tahun 2017 dengan KKM  , terbukti. Hasil ini nampak dari peningkatan hasil belajar siswa siklus 1 sebesar 35,1% (13 dari 37) siswa tuntas dan 64,9% (24 dari 37) siswa belum tuntas, sedangkan pada siklus 2 sebesar 83,8% (31 dari 37) siswa tuntas dan 16.2% (6 dari 37) siswa belum tuntas. Perbandingan hasil belajar IPA berdasarkan (1) ketuntasan belajar antara siklus 1: siklus 2 adalah 13: 31, (2) skor minimum antara siklus 1 dan siklus 2 adalah 50: 60, (3) skor maksimum siklus 1 dan siklus 2 adalah 75: 85, dan (4) skor rata-rata antara siklus 1: siklus 2 adalah 62,41: 72,97. Penelitian ini dinyatakan berhasil ditunjukkan oleh jumlah siswa yang tuntas sebanyak 31 dari 37 (83,8%). Hal ini terjadi karena metode Project Based Learning (PBL) menekankan pada pemahaman dan kegiatan pembelajaran lebih kreatif sehingga siswa akan lebih antusias dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang berakibat pada hasil pembelajaran siswa yang meningkat. Namun dari 30 (13,33%) siswa tidak tuntas karena siswa cenderung malas dan kurang memperhatikan dalam kegiatan pembelajaran.

 

DAFTAR PUSTAKA

Aggoro, M. Toha. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka

Anonim. 2013. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning).         Kementerian Pendidikan dan       Kebudayaan. Jakarta: Badan Pengembangan   Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan     Kebudayaan Dan Penjaminan      Mutu Pendidikan.

Aryandi, Ari Wahyu (2009). Mengenal Sains. Bandung. PT. Sarana Panca Karya

Yamin, Moh. 2009. Menggugat Pendidikan Indonesia. Belajar Dari Paulo freire        dan Ki Hajar      Dewantara. Jakarta: Ar-Ruzz Media

Wardhani, dan Wihardit,Kuswaya. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:           Universitas Terbuka

Rasyid, Harun dan Mansyur. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana Prima

Susilawati, Franciska. 2014. Buku Guru Tema 8. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,           dan Kemdikbud.

Susilawati, Franciska. 2014. Buku Siswa Tema 8. Jakarta: Pusat Kurikulum dan      Perbukuan,        Balitbang, dan Kemdikbud.