PENERAPAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN MATERI LEMBAGA ORGANISASI
PENERAPAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN PKN MATERI LEMBAGA ORGANISASI
Subandi
SD N Wonorejo II Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen
ABSTRAK
Masalah yang diteliti sebagai berikut: (1) Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Sosiodrama; (2) Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02 Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015; (3) Penelitian ini untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi lembaga organisasi. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apakah penerapan metode Sosiodrama dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas V SD Negeri Wonorejo 02? (2) Apakah penerapan metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02? (3) Bagaimana metode Sosiodrama dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Pkn siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02? Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui penerapan metode Sosiodrama; (2) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui penerapan metode Sosiodrama; (3) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Kata kunci: sosiodrama, hasil belajar, PKn
PENDAHULUAN
Manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan karakter.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka pendidikan memiliki peranan yang sangat penting terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memajukan pendidikan yaitu dengan menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa.
Pada kenyataannya masih banyak siswa yang menganggap bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang membosankan, mereka hanya mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran, tanpa adanya suatu tindakan atau kegiatan sebagai pengalaman dalam belajar. Peneliti masih cenderung menggunakan metode pembelajaran yang konvensional serta materi pembelajaran tidak sepenuhya dapat dipahami oleh siswa. Sehingga pembelajaran yang terjadi masih bersifat teacher centered atau pembelajaran yang berpusat pada guru.
Berdasarakan pengalaman meng–ajar yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebanyak 13 siswa (56,52%) dari 23 siswa dan siswa yang mempunyai kemampuan diatas nilai KKM sebanyak 10 siswa (43,48%) dari 23 siswa. Hasil yang dicapai siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02 sangat jauh dari memuaskan, dimana masih banyak siswa yang nilainya selalu kurang dari KKM yakni 70. Hal ini terjadi karena ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar PKn pada siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02 dapat dilihat dari hal-hal berikut: 1) Adanya pembelajaran yang terpusat pada guru, dimana guru menerangkan materi pembelajaran dan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru; 2) Dalam pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional, sehingga siswa merasa bosan dan malas dalam mengikuti pembelajaran; 3) Media pembelajaran kurang menarik, dimana guru hanya memakai papan tulis saja sehingga siswa difungsiskan untuk melihat dan mendengarkan ceramah guru saja. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar ini, akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut peneliti untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan menerapkan metode Sosiodrama.
Salah satu metode pembelajaran yang kreatif adalah metode sosiodrama yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia.
Wina Sanjaya (2006: 159) mengatakan bahwa “Sosiodrama termasuk dalam metode simulasi yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan.” Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Abdul Azis Wahab (2009: 109) Sosiodrama yaitu berakting sesuai dengan peran yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk tujuan-tujuan tertentu. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode Sosiodrama merupakan salah satu metode pembelajaran yakni siswa melakukan kegiatan memainkan peran tokoh lain dengan penuh penghayatan dan kreativitas berdasarkan peran suatu kasus yang sedang dibahas sebagai materi pembelajaran pada saat itu. Melalui penerapan metode ini diharapkan siswa mampu memfokuskan pikiran, kemampuan, dan pengetahuan yang mereka miliki ke dalam perannya sehingga siswa akan lebih mudah mengorganisasikan ide-ide dan gagasannya dalam bahasa lisan.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengidentifikasi masalah yang diteliti sebagai berikut: (1) Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Sosiodrama; (2) Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02 Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015; (3) Penelitian ini untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi lembaga organisasi.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apakah penerapan metode Sosiodrama dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas V SD Negeri Wonorejo 02? (2) Apakah penerapan metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02? (3) Bagaimana metode Sosiodrama dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Pkn siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02?
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui penerapan metode Sosiodrama; (2) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui penerapan metode Sosiodrama; (3) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
LANDASAN TEORI
Pengertian Metode
Abdul Majid ( 2013: 193) mengemukakan bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Sementara itu, Roestiyah ( 2001: 1) menyatakan bahwa metode adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur untuk menyajian bahan pelajaran kepada siswa.
Metode pembelajaran menurut Mulyadi dan Risminawati (2012: 6) berpendapat bahwa:
“Metode pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang mencakup pemilihan, penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya, karena itu metode pembelajaran dapat dikatakan sebagai cara-cara guru mencapai tujuan pengajaran dari awal sampai akhir yang terdiri atas lima kegiatan pokok. Kegiatan-kegiatan tersebut sebagai berikut: (1) pemilihan bahan, (2) penyusunan bahan, (3) penyajian, (4) pemantapan, (5) penilaian formatif.”
Berdasarkan berbagai pengertian tentang metode di atas, dapat disimpulkan bahwa metode merupakan suatu cara yang ditempuh yang berisi langkah-langkah sistematis untuk mencapai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Pengertian Metode Sosiodrama
Wina Sanjaya (2006: 160) menyatakan bahwa sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
Drama dalam pengertian luas adalah mempertunjukkan atau mempertontonkan keadaan atau peristiwa-peristiwa yang dialami orang, sifat dan tingkah laku orang. Jadi metode Sosiodrama dapat diartikan cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan atau mempertontonkan cara tingkah laku dalam hubungan sosial
Langkah-langkah Metode Sosiodra-ma meliputi: (a) Persiapan; (b) Pelak-sanaan; (c) Penutup. Adapun kelebihan metode Sosiodrama: (1) Sosiodrama dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyara-kat, maupun menghadapi dunia kerja; (2) Sosiodrama dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui metode sosiodrama siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan; (3) Sosiodrama dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa; (4) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis; (5) Sosiodrama dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Kelemahan metode Sosiodrama: (a) Pengalaman yang diperoleh melalui sosiodrama tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan; (b) Pengelolaan yang kurang baik, sering sosiodrama dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan; (c) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan sosiodrama.
Hakikat Motivasi Belajar
Menurut Sadiman (2007: 75) motivasi belajar adalah “merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar”.
Sedangkan menurut Agus Suprijono (2012: 163) motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yanng termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi, sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan semangat belajar sehingga siswa termotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur pendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melaksanakan kegiatan belajar dan merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi ajar yang diajarkan sudah diterima siswa untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dilakukan dengan usaha–usaha untuk menilai hasil belajar. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam penguasaan materi yang telah dipelajari dan ditetapkan (Suharsimi Arikunto, 2006: 16).
Hasil belajar merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar. Selain itu, proses belajar merupakan salah satu indikator dari mutu pengajaran yang pada akhirnya mencerminkan mutu pendidikan. Hasil belajar merupakan kemampuan aktual siswa yang dapat diukur secara langsung melalui tes.
Dari pengertian-pengertian terse-but dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dari proses belajar mengajar untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan sudah diterima dengan baik oleh siswa.
Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Terdapat beberapa penelitian yang memiliki kemiripan dengan penelitian ini.
Penelitian Siti Aminah (2012) berjudul “Penerapan Pendekatan Kooperatif dengan Metode Pembelajaran Role Reversal Questions Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Pkn Siswa Kelas VA SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Pelajaran 2011 / 2012”. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran Role Reversal Questions keaktifan dan hasil belajar Pkn siswa kelas VA SD Muhammadiyah 10 Tipes meningkat. Hal itu dutandai dengan: 1) Keaktifan dan hasil belajar sebelum tindakan sebesar 33,33%, pada siklus I sebesar 52,88 % dan siklus II sebesar 81,48 %.
Penelitian Rizki Putriyani (2011) berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Krama Dalam Pembelajaran Bahasa Jawa dengan Metode Sosiodrama dan Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jomboran Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan metode sosiodrama dan bermain peran dapat meningkatkan keterampilan berbicara jawa krama bahasa siswa. Hasil penelitian sebelum pelaksanaan siklus diperoleh hasil bahwa sebesar 53,67% (8 siswa) mendapat nilai ≥70 (KKM) dari 15 siswa. Dalam pelaksanaan siklus I meningkat menjadi 66,67% (10 siswa) dari 15 siswa. Dalam pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan sebesar 20% dari siklus I menjadi 86,67% (13 siswa) dari 15 siswa.
Penelitian IBP. Suarsana, Wayan Lasmawan, A.A.I.N Marhaeni (2013) berjudul “ Pengaruh metode pembelajaran bermain peran berbantuan asesmen kinerja terhadap hasil belajar IPS dan motivasi berprestasi kelas V SDN Gugus II Laksamana Jembrana” . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan signifikan hasil belajar IPS kelas V SD antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode bermain peran berbantuan assesmen kinerja dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, (2) Terdapat perbedaan signifikan motivasi berprestasi antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode bermain peran berbantuan asesmen kinerja dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, dan (3) Terdapat perbedaan signifikan hasil belajar IPS kelas V dan motivasi berprestasi antara siswa yang mengikuti pembelajaran yang menggunakan metode bermain peran berbantuan asesmen kinerja dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
Kerangka Berpikir
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengetahui masalah-masalah yang menyebabkan rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn. PTK didefinisikan sebagai usaha penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek di kelas secara lebih profesional.
Melalui penelitian tindakan kelas menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Adapun kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan, maka kerangka pemikiran diatas dilukiskan dalam sebuah skema gambar agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam penelitian.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Penerapan metode Sosiodrama dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran PKn materi lembaga organisasi siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02 Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015.”
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Wonorejo 02 di Desa Butuh Kelurahan Wonorejo Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen. Peneliti mengadakan penelitian di sini dengan pertimbangan sekolah belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama dengan peneliti.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2015. Tahap penelitian meliputi 4 tahap yang harus dilakukan oleh peneliti, yaitu tahap persiapan, penyusunan proposal, analisis data dan penyusunan laporan. Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan Februari. Tahap penyusunan proposal dilaksanakan pada bulan Maret. Tahap analisis data dilaksanakan pada bulan April dan tahap yang terakhir yaitu penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan Mei. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Mei karena materi yang menjadi bahan penelitian ada pada semester 2.
Subjek Penelitian
Subjek pelaku tindakan yaitu guru sedangkan subjek penerima tindakan adalah siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02 Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen yang berjumlah 23 siswa. Objek penelitian ini adalah mata pelajaran PKn materi lembaga organisasi melalui penerapan metode Sosiodrama dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02 Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen.
Sumber Data
Sumber data sebagai alat pengumpul data yang dirancang dan dibuat sedemikian rupa untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.
Berikut ini merupakan beberapa sumber data yang digunakan dalam penelitian sebagai alat pengumpul data adalah: (a) Lembar Wawancara; (b) Daftar pertanyaan pratindakan; (c) Daftar pertanyaan Pasca tindakan; (d) Lembar Observasi;
Validitas Data
Untuk menjamin validitas data dan pertanggungjawaban yang dapat dijadikan dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan, maka yang digunakan untuk memeriksa validitas data pada penelitian ini yaitu dengan teknik triangulasi. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2013: 330). Teknik triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Denzin (dalam Moloeng, 2013), membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi penyidik dan triangulasi teori.
Analisis Data
Analisis data Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan proses memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklarifikasi data untuk menjawab pertanyaan, tema apa yang ditemukan pada data, seberapa jauh data dapat mendukung tema atau tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Indikator Kinerja
Indikator pencapaian merupakan tolok ukur keberhasilan dalam suatu Penelitian Tindakan Kelas. Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini antara lain: (1) Peningkatan motivasi belajar siswa, sekurang-kurangnya 75% siswa termotivasi dalam pembelajaran PKn. (2) Peningkatan hasil belajar siswa pada materi pelajaran PKn yang dibahas sekurang-kurangnya 75% siswa memperoleh nilai ≥ KKM yaitu ≥ 70.
Prosedur Kinerja
Prosedur pelaksanaan PTK menurut Kurt Lewin dalam Rubino (2009: 115) dalam satu siklus terdiri dari 4 langkah, yaitu: a) perencanaan (planning), b) aksi atau tindakan (acting), c) observasi (observing) dan d) refleksi (reflecting).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Diskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan observasi awal yang dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti masih banyak menggunakan metode ceramah; (2) Media pembelajaran yang digunakan peneliti masih terbatas dan belum memadai; (3) Siswa belum berani mengemukakan ide atau pendapatnya dalam proses pembelajaran; (4) Siswa terlihat bosan dengan pembelajaran PKn yang dilaksanakan oleh peneliti; (5) Siswa kurang antusias dan aktif dalam merespon penjelasan peneliti; (6) Pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran yang diajarkan masih rendah.
Berdasarkan hasil observasi dan dialog awal dengan guru mitra tentang motivasi siswa dalam pelajaran PKn diperoleh beberapa keterangan atau gambaran bahwa dari sejumlah 23 siswa yang senang dengan kegiatan pembelajaran yang menarik sebanyak 15 siswa atau 65,22%, siswa yang merasa nyaman dengan lingkungan belajar yang kondusif sebanyak 12 siswa atau 52,17%, siswa yang antusias dalam menerima pelajaran sebanyak 10 siswa atau 43,48%, siswa yang mempunyai kemauan mendengarkan penjelasan guru sebanyak 9 siswa atau 39,13%, siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain sebanyak 6 siswa atau 26,08%, siswa yang mempunyai kemauan mengerjakan soal latihan yang diberikan guru sebanyak 18 siswa atau 78,26%.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Hasil observasi tentang motivasi belajar siswa diperoleh beberapa keterangan atau gambaran bahwa dari sejumlah 23 siswa yang senang dengan kegiatan pembelajaran yang menarik sebanyak 17 siswa atau 73,91% naik 8,69% dari hasil observasi sebelumnya, siswa yang merasa nyaman dengan lingkungan belajar yang kondusif sebanyak 15 siswa atau 65,22% naik 13,05% dari hasil observasi sebelumnya, siswa yang antusias dalam menerima pelajaran sebanyak 16 siswa atau 69,56% naik 26,08% dari hasil observasi sebelumnya, siswa yang mempunyai kemauan mendengarkan penjelasan guru sebanyak 14 siswa atau 60,87% naik 21,74 % dari hasil observasi sebelumnya, siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain sebanyak 13 siswa atau 56,52% naik 30,44% dari hasil observasi sebelumnya, siswa yang mempunyai kemauan mengerjakan soal latihan yang diberikan guru sebanyak 21 siswa atau 91,3% naik 13,04% dari hasil observasi sebelumnya.
Deskripsi Hasil Siklus II
Dari hasil observasi pada siklus II tentang motivasi belajar siswa diperoleh beberapa keterangan atau gambaran bahwa dari sejumlah 23 siswa yang senang dengan kegiatan pembelajaran yang menarik sebanyak 20 siswa atau 86,96% naik 13,05% dari hasil observasi sebelumnya, siswa yang merasa nyaman dengan lingkungan belajar yang kondusif sebanyak 17 siswa atau 73,91% naik 8,69% dari hasil observasi sebelumnya, siswa yang antusias dalam menerima pelajaran sebanyak 21 siswa atau 91,3% naik 21,74% dari hasil observasi sebelumnya, siswa yang mempunyai kemauan mendengarkan penjelasan guru sebanyak 19 siswa atau 82,61% naik 21,74% dari hasil observasi sebelumnya, siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain sebanyak 18 siswa atau 78,26% naik 21,74% dari hasil observasi sebelumnya, siswa yang mempunyai kemauan mengerjakan soal latihan yang diberikan guru sebanyak 23 siswa atau 100% naik 8,7% dari hasil observasi sebelumnya.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I maka dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam belajar sebanyak 17 siswa atau 73,91% naik 30,43% dari nilai pra siklus dan siswa yang belum tuntas dalam belajar sebanyak 6 siswa atau 26,09%. dan hasil belajar dari tiap pertemuan mengalami peningkatan. Dari pertemuan I menunjukkan nilai rata-rata 66,09 kemudian setelah dilaksanakan pertemuan yang kedua juga terjadi peningkatan menjadi 88,18. Sehingga rata-rata hasil belajar pada siklus I ini adalah 76,52. Dan disimpulkan bahwa pada siklus I ini terjadi peningkatan hasil belajar PKn meskipun belum maksimal.
Pembahasan Hasil Penelitian
Penerapan metode pembelajaran Sosiodrama merupakan suatu cara penyajian pelajaran yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengungkapkan ide dan pendapatnya pada saat proses pembelajaran dengan bimbingan dan pengawasan guru. Sehingga pada akhirnya siswa lebih tertarik untuk mempelajari PKn.
Metode pembelajaran Sosiodrama sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual, karena dapat menghidupkan suasana belajar dengan humor-humor sehingga belajar menjadi rileks dan tidak membosankan dimana setiap siswa yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif dan kreatif. Melalui penerapan metode pembelajaran Sosiodrama dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa yang berpengaruh pada hasil belajar siswa, yaitu adanya kenaikan atau peningkatan hasil belajar siswa.
Pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa, kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran Sosiodrama belum begitu maksimal. Masih ada beberapa siswa yang terlihat bingung saat mengikuti proses pembelajaran karena petunjuk guru kurang jelas dan guru belum memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Pembelajaran belum kondusif karena masih ada beberapa siswa yang ramai sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan guru.
Pada siklus I tingkat pencapaian motivasi belajar siswa sudah mengalami peningkatan meskipun belum maksimal. Pada siklus I prosentase pencapaian motivasi belajar siswa mencapai 69,56% naik 18,84% dari hasil observasi motivasi belajar pada pra siklus. Hasil belajar siswa pada siklus I juga mengalami peningkatan, yaitu 73,91% atau 17 siswa telah mencapai KKM. Namun angka tersebut belum mencapai indikator pencapaian karena belum mencapai 75% sehingga penelitian tindakan dilanjutkan pada siklus II.
Pelaksanaan siklus II menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam pembelajaran PKn dengan metode Pembelajaran Sosiodrama mengalami kenaikan atau peningkatan. Seluruh siswa telah aktif dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran berlangsung secara optimal. Kegiatan pembelajaran berlangsung lancar dan menarik. Materi pembelajaran dapat dipahami siswa dan siswa lebih antusias dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran PKn.
Pada siklus II tingkat pencapaian motivasi belajar siswa mengalami kenaikan yaitu menjadi 85,5% naik 15,94% dari pencapaian indikator motivasi belajar pada siklus I. Hasil belajar pada siklus II juga mengalami peningkatan yaitu 95,65% atau sebanyak 22 siswa telah mencapai KKM. Prosentase motivasi dan hasil belajar tersebut telah mencapai indikator pencapaian yang diharapkan yaitu sudah lebih dari 75%.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus yang berkelanjutan secara singkat dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan motivasi dan hasil belajar PKn melalui penerapan metode pembelajaran Sosiodrama. Kesimpulan hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Penerapan metode pembelajaran Sosiodrama dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02 pada mata pelajaran PKn. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan prosentase indikator pencapaian motivasi belajar siswa meliputi: siswa yang senang dengan kegiatan pembelajaran yang menarik berhasil mengalami peningkatan dari sebanyak 17 siswa atau 73,91% menjadi sebanyak 20 siswa atau 86,96 %, siswa yang merasa nyaman dengan lingkungan belajar yang kondusif meningkat dari sebanyak 15 siswa atau 65,22% menjadi 17 siswa atau 73,91%, siswa yang antusias dalam menerima pelajaran meningkat dari 16 siswa atau 69,56% menjadi 21 siswa atau 91,3%, siswa yang mempunyai kemauan mendengarkan penjelasan guru meningkat dari 14 siswa atau 60,87% menjadi 19 siswa atau 82,61%, siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain meningkat dari 13 siswa atau 56,52% menjadi 18 siswa atau 78,26%, siswa yang mempunyai kemauan mengerjakan soal latihan yang diberikan guru meningkat dari 21 siswa atau 91,3% menjadi 23 siswa atau 100%; Penerapan metode pembelajaran Sosiodrama dapat meningkatkan; (2) Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 02 pada mata pelajaran PKn. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan prosentase dan jumlah siswa yang mencapai KKM. Pada pra siklus siswa yang mencapai KKM hanya 10 anak atau 43,48%, pada siklus I siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 17 anak atau 73,91%, kemudian pada siklus II siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 22 anak atau 95,65%. Pada siklus II hasil belajar sudah mencapai indikator pencapaian yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, Siti. 2012. Penerapan Pendekatan Kooperatif dengan Metode Pembelajaran Role Reversal Questions dalam Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas VA SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Surakarta UMS (tidak Diterbitkan).
Arikunto, Suharsimi dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media
Baharuddin & Nur Wahyuni, 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Kunandar, 2013. Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Margaret E. Bell Gredier, 1996. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Margono, 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.