PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MATERI VOLUME BALOK DAN KUBUS PADA SISWA KELAS V

SEMESTER II SD NEGERI DAWUNG 2 KECAMATAN

SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Sunarno

SD Negeri Dawung 2 Kecamatan Sambirejo

 

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar Matematika materi volume balok dan kubus melalui metode pembelajaran kooperatif model STAD pada siswa kelas V semester II SD Negeri Dawung 2 tahun pelajaran 2017/2018. Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas, terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi hasil pengamatan. Berdasarkan tindakan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal tuntas 4 siswa (40%) nilai rata-rata 59,5. Pada siklus pertama tuntas 6 siswa (60%) nilai rata-rata 70,5,dan siklus kedua 9 siswa (90%) dengan nilai rata-rata 78,4.

Kata Kunci:     Metode pembelajaran kooperatif model STAD meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

 

PENDAHULUAN

Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus tetap diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan semakin termotivasi dan belajar, daya kreativitasnya akan semakin meningkat, semakin positif sikapnya, semakin bertambah jenis pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, dan semakin mantap pemahaman terhadap materi yang dipelajari.

Siswa di Sekolah Dasar (SD) khususnya kelas V masih banyak yang mengalami kesulitan dalam belajar perkalian dan pembagian. Hal ini bertentangan dengan tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar yang lebih mengutamakan siswa dapat memahami,mengenal serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan prakteknya dalam kehidupan sehari-hari.(Ruseffendi,1988).

Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai ulangan harian mata pelajaran matematika terutama dalam kompetensidaasar menjelaskan dan menentukan volume bangun ruang menggunakan satuan volume serta hubungan pangkat tiga dan akar pangkat tiga serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun ruang dengan menggunakan satuan volume melibatkan pangkat tiga dan akar pangkat tiga pada siswa Kelas Vsemester II tahun pelajaran 2017/2018 di SDNegeri Dawung 2 Kecamatan Sambirejo didapat bahwa prestasi belajar matematika siswa masih rendah.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah Penerapan MetodePembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika pada siswa kelas V Semester IISDNegeri Dawung 2 Kecamatan SambirejoTahun Pelajaran 2017/2018? (2) Apakah Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif model STAD (Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada siswa kelas V Semester II SDNegeri Dawung 2 Kecamatan Sambirejo Tahun Pelajaran 2017/2018? (3) Bagaimana Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif model STAD (Student Team Achievement Division) untuk meningkatkan Kualitas Belajar Matematika pada siswa kelas V Semester II SDNegeri Dawung 2 Kecamatan Sambirejo Tahun 2017/2018?

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: (1) Untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika pada siswa kelas V Semester II SDNegeri Dawung 2 Kecamatan SambirejoTahun Pelajaran 2017/2018 dengan menerapkan MetodePembelajaran Kooperatif model STAD (Student Team Achievement Division). (2) Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V Semester II SDNegeri Dawung 2 Kecamatan Sambirejo Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Team Achievement Division). (3) Untuk meningkatkan kualitas belajar matematika pada siswa kelas V Semester II SDNegeri Dawung 2 Kecamatan Sambirejo Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif model STAD (Student Team Achievement Division).

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Matematika

Matematika sekolah merupakan bagian dari matematika yang dipilih antara lain dengan berorientasi pada kependidikan. Dengan demikian dalam pembelajaran matematika perlu diusahakan sesuai dengan kemampuan kognitif siswa, mengkonkritkan objek matematika yang abstrak menjadi mudah dipahami siswa. Hal ini disebabkan anak usia Sekolah Dasar masih dalam pola berpikir kongkrit, yaitu berpikir yang didasari oleh manipulasi fisik dari objek-objek atau benda-benda konkrit (Piaget dalam Surya, 2007:1.36).

Menurut Teori Vygotsky (Muhsetyo, 1982:16) yang berusaha mengembangkan model kontruktivistik belajar mandiri Piaget menjadi belajar kelompok, melalui teori ini peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang beraneka ragam dengan guru sebagai fasilitator.

Teori Jerome Bruner (Muhsetyo, 1982:16) berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan mental anak berkembang secara bertahap melalui dari sederhana ke yang rumit, yang nyata (konkrit) ke yang abstrak. Urutan tersebut dapat membantu peserta didik untuk mengikuti pelajaran dengan lebih mudah. Urutan bahan yang dirancang sesuai dengan umur/usia anak.

Model Pembelajaran Kooperatif

Slavin mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.(Isjoni, 2009:22)

Menurut Johnson & Johnson pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.(Isjoni, 2009:23)

Pembelajaran Tipe Student Team Achievement Division (STAD)

Menurut Robert Slavin, dkk (Rusman , 2012: 213) Model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan heterogen tingkat kenerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk mastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya siswa diberikan kuis tentang materi itu. Dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.

Media Pembelajaran

Dalam mengajarkan matematika perlu adanya media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami suatu konsep. Bila menggunakan media pembelajaran, supaya diperhatikan agar alat peraga itu, antara lain (Ruseffendi, 1988:3): 1) Tahan lama, 2)Bentuk dan warnanya menarik, 3) Sederhana dan mudah diolah (tidak rumit), 4) Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak, 5) Disajikan dalam bentuk real (nyata), gambar atau diagram konsep matematika, 6) Sesuai dengan konsep, 7) Dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas, 8) Peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak, 9) Dapat dimanipulasi yaitu dapat diraba, dipegang, dipindah, dan diutak–atik, atau dipasang dan dilepas sehingga siswa dapat belajar kreatif baik sendiri maupun berkelompok.

Prestasi Belajar

Robert L. Ebel dalam Saifuddin Azwar (2007:14), menyatakan bahwa fungsi utama tes prestasi di kelas adalah mengulur prestasi belajar para siswa. Sedangkan pengalaman menunjukkan bahwa siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih keras apabila mereka mengetahui bahwa diakhir program akan diadakan tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka.

Prestasi didefinisikan sebagai kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1993:3).Prestasi merupakan bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai (Winkel, 1993:24).Pengertian prestasi di atas menekankan pada hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu dan bersifat menyenangkan hati.

Pengukuran prestasi belajar biasanya didahului dengan adanya tes setelah siswa mengalami proses belajar mengajar atau setelah mendapatkan materi yang diteskan. Kemudian melakukan penilaian dari hasil tes dalam bentuk angka-angka. Jika angka yang diperoleh dari hasil tes siswa di atas standart yang ditentukan dikatakan bahwa siswa tersebut telah berhasil dalam kegiatan belajar mengajar.

 

Aktivitas Belajar

Peaget dalam Ratna Wilis Dahar (1989:149) menjelaskan bahwa anak itu berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan anak itu tidak berpikir, agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Dalam hal ini berbuat berarti melakukan aktivitas, aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik (jasmani) dan mental (rohani).

Menurut Slavin dalam Mey Suyanto (2006:5) pendekatan pembelajaran yang melibatkan secara aktif siswa dan menarik minat dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membagi siswa dalam satu kelas menjadi kelompok-kelompok belajar yang jumlah anggotanya sedikit. Siswa akan lebih memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya.

Kerangka Berpikir

Dengan penerapan Metode pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Team Achievement Division) dalam pembelajaran Matematika, Keaktifan dan Prestasi Belajar meningkat.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan masalah yang diuraikan di atas maka dibuat hipotesis tindakan sebagai berikut: (1) Bila menggunakanMetode pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Team Achievement Division) maka aktifitas siswa dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas V Semester II SDNegeri Dawung 2 Kecamatan Sambirejo akan semakin meningkat. (2) Bila menggunakan Metodepembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Team Achievement Division) maka prestasi belajar matematika pada siswa kelas V Semester II SDNegeri Dawung 2 Kecamatan Sambirejo akan semakin meningkat.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Dawung 2untuk mata pelajaran Matematika.Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalahvolume balok dan kubus.

Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2017/2018 sesuai kurikulum Kurikulum 2013.

Jenis Penelitian

Menurut Kemmis, Tagrat dan Budi Setiawan, (2008:3) menyatakan bahwa PTK adalah “Suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial yang bertujuan untuk memperbaiki pekerjaan, memahami pekerjaan, serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan”. Lebih lanjut, menurut Ebbut dan Kasihani Kasbolah (2001:9) mengatakan PTK merupakan “Studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikam dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut”.

Arikunto (2007:6) “PTK mempunyai empat tahap dalam setiap pelaksanaan (siklus), yaitu: perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting)”. Keempat aspek tersebut berjalan secara dinamis yang merupakan momen- momen dalam bentuk sepiral.

Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan 2 siklus berdasarkan materi dibagi dua, yaitu menjelaskan dan Menentukan Volume Bangun Ruangdengan Menggunakan satuan Volume (seperti kubus satuan) serta hubungan pangkat tiga dengan akar pangkat tiga dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume melibatka pangkat tiga dan akar pangkat tiga.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini sangat diperlukan. Data yang akurat sangat membantu dalam melakukan tindakan dan pengambilan kesimpulan. Data yang dijaring adalah data awal dan data pada saat pelaksanaan penelitian. Untuk keperluan itu diperlukan instrumen antara lain: (1) Lembar pengamatan untuk guru, (2) Lembar pengamatan untuk siswa, (3) Lembar kerja siswa, (4) Lembar soal tes akhir siklus.

Indikator Keberhasilan Penelitian

Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika mencapai indikator yang sudah ditetapkan oleh peneliti sebagai berikut:

  1. Rata-rata kelas sekurang-kurangnya mencapai nilai 70;
  2. Adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dari tindakan awal sampai tindakan akhir
  3. Sekurang-kurangnya ada 85% siswa dalam kelas yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM pada materi ini adalah 70 (tujuh puluh).
  4. Keaktifan siswa sekurang-kurangnya pada kategori aktif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan hasil observasi sebelum melakukan tindakan, masih terdapat permasalahan yang ditemui pada diri siswa, antara lain: Siswa menunjukkan sikap jenuh dan bosan saat pembelajaran berlangsung, ditunjukkan dengan siswa mengobrol sendiri dan mengganggu temannya, masih ragu-ragu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, tidak berani tampil di depan kelas, dan kurang antusias saat merespon tindakan guru. Rendahnya nilai hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari tes awal tentang pemecahan masalah bangun ruang yaitu dari 10 siswa hanya 40% atau 4 siswa yang mendapat nilai di atas batas KKM. Sedangkan yang lainnya berada di bawah batas KKM.

Berdasarkan data nilai di atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan, siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen sebanyak 10 siswa hanya 4 siswa yang memperoleh nilai di atas batas nilai ketuntasan minimal. Sebanyak 6 siswa atau 60% memperoleh nilai di bawah batas nilai ketuntasan yaitu 70. Maka peneliti mengadakan konsultasi dengan dewan guru untuk melaksanakan pembelajaran melalui Penerapan pembelajaran kooperatif model STAD (Student Team Achievement Division).

Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah 59,5 di mana hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru atau peneliti, dan sekolah yaitu sebesar 70. Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas pada materi pemecahan masalah bangun ruangsebesar 40% saja, dari pihak sekolah ketuntasan siswa diharapkan mencapai lebih dari 75%. Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan pemahaman, prestasi belajar, aktivitas siswa pada kegiatan belajar mengajar, khususnya untuk materi menganalisis unsur dan volume balok dan kubus.

Deskripsi Hasil Siklus I

Peneliti melakukan pengamatan tingkah laku dan sikap siswa selama melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode kooperatif model STAD(Student Team Archievement División). Serta hasil pengamatan keterampilan guru dalam mengajar melalui metode kooperatif model STAD(Student Team Archievement División).

Pada kegiatan pembelajaran siklus I ini, peneliti bertindak sebagai guru pelaksana dan guru kolaborasi bertindak mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pada kondisi awal terdapat siswa yang tidak memperhatikan, ada yang membuat gaduh dengan mengganggu siswa lainnya, mengobrol di dalam kelas, menjawab pertanyaan guru secara asal-asalan, ada yang pindah-pindah tempat duduk dan hasil belajar yang rendah. Peneliti dan guru melakukan inovasi dengan menggunakan metode kooperatif model STAD(student team archievement división).

Berdasarkan pengamatan siklus I, masih terdapat beberapa permasalahan yang harus diperbaiki secara lanjut. Diantarannya masih ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya terutama siswa yang duduk di bagian pojok belakang, siswa jarang bertanya kepada guru dan menjawab pertanyaan guru dengan asal-asalan. Siswa sulit mengemukakan pendapat dengan berani karena masih takut kalau jawabannya salah. Dari data observasi pada siklus I diperoleh data hasil belajar afektif siswa sebagai berikut:

  1. Kemauan siswa untuk menerima pelajaran sudah menunjukkan peningkatan.
  2. Perhatian siswa sudah baik dalam memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru tapi masih perlu ditingkatkan.
  3. Minat dan motivasi terhadap penjelasan guru meningkat.
  4. Siswa aktif dalam pembelajaran.
  5. Beberapa siswa sudah berani mengajukan pertanyaan dan pendapat.
  6. Siswa menunjukkan peningkatan bekerjasama dalam kelompok.
  7. Siswa dengan sungguh-sungguh mengerjakan tugas baik tugas individu atau tugas kelompok.
  8. Keberanian siswa maju ke depan untuk mempresentasikan hasil tugas kelompok masih kurang.
  9. Kemauan dalam berdiskusi dengan teman kelompok sudah baik

Dari data observasi pada siklus I diperoleh data hasil belajar psikomotorik siswa sebagai berikut:

  1. Masih ada beberapa siswa yang terlambat masuk kelas.
  2. Siswa mau menyiapkan kebutuhan belajar.
  3. Siswa mau mencatat dan merangkum bahan pelajaran dengan baik dan sistematis.
  4. Siswa sudah berani bertanya dan meminta saran kepada guru mengenai bahan pelajaran yang masih belum jelas.
  5. Banyak siswa yang mengangkat tangan mengajukan pertanyaan.
  6. Siswa akrab dan mau berkomunikasi dengan guru.

Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus I, maka peneliti mengulas masih ada 5 siswa yang belum mencapai KKM. Maka peneliti melanjutkan siklus ke II untuk materimenganalisis unsur dan volume bangun ruang dan dengan menindak lanjuti siklus I.

Dari laporan hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa setelah melaksanakan siklus 1, siswa memperoleh nilai 51 – 60 sebanyak 3 siswa atau 30% siswa memperoleh nilai 61 – 70 sebanyak 2 siswa atau 20% siswa mendapat nilai 71 – 80 sebanyak 4 siswa atau 40% siswa mendapat nilai 81 – 90 sebanyak 1 siswa atau 10%.

Dari hasil analisa data perkembangan prestasi belajar siswa pada tes siklus I tabel 5 dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang tuntas naik 20% dengan nilai batas tuntas 70 ke atas, siswa yang tuntas belajar di siklus I sebesar 60% yang semula pada tes awal hanya terdapat 40% siswa mencapai batas tuntas. Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat tes awal sebesar 40 dan pada siklus I menjadi 55. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan dari 80 naik menjadi 90 dan nilai rata-rata kelas yang pada tes awal sebesar 59,5 naik pada tes siklus I menjadi 70,5. Nilai tersebut belum sesuai dengan rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru atau peneliti dan sekolah.

Deskripsi Hasil Siklus II

Peneliti melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran siswa melalui pembelajaran kooperatif model STAD (Student Team Achievement Division)melalui media nyata. Berbeda dengan siklus I penggunaan media nyata yang dilakukan selain menggunakan berbagai macam gambar dan bentuk nyata, peneliti juga menggunakan metode diskusi pada pertemuan pertama dan metode simulasi pada pertemuan kedua. Observasi ini ditujukan pada kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, aktivitas atau partisipasi serta untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa. Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini termasuk hasil lembar kerja siswa baik kelompok maupun individu dijadikan sebagai bahan atau masukan untuk menganalisis perkembangan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif model STAD(Student Team Achievement Division)dengan media nyata. Selain itu peneliti juga melakukan observasi terhadap sikap, perilaku siswa selama proses pembelajaran serta keterampilan guru dalam mengajar dengan penggunaan media nyata pada materi , menyelesaikan masalah sehari-hari yang melibatkan operasi hitung bilangan bulat.

Dari data observasi pada siklus II diperoleh data hasil belajar afektif siswa sebagai berikut: (1) Siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh. (2) Kemauan untuk menerima pelajaran dari guru meningkat. (3) Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru meningkat. (4) Siswa aktif dalam pembelajaran. (5) Sudah banyak siswa yang berani mengajukan pertanyaan dan pendapat. (6) Kerjasama dalam kelompok meningkat. (7) Seluruh siswa mengerjakan tugas baik tugas individu atau tugas kelompok.

Dari data observasi pada siklus II diperoleh data hasil belajar psikomotorik siswa sebagai berikut: (1) Tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas. (2) Menyiapkan kebutuhan belajar tanpa disuruh. (3) Mau mencatat dan merangkum bahan pelajaran dengan baik dan sistematis. (4) Siswa sudah berani bertanya dan meminta saran kepada guru mengenai bahan pelajaran yang masih belum jelas. (5) Banyak siswa yang mengangkat tangan mengajukan pertanyaan, (6) Siswa segera membentuk kelompok diskusi. (7) Siswa akrab dan mau berkomunikasi dengan guru.

Refleksi

Setelah pelaksanaan siklus II selesai dilakukan, maka diadakan tes hasil belajar siswa. Dari hasil tes belajar siswa dapat diketahui bahwa pemahaman siswa terhadap unsur dan volume bangun ruang serta penyelesaian masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan) meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Dari data frekuensi data nilai siklus II pada tabel IX dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai 61 – 70 sebanyak 1siswa atau 10%,71 -80 sebanyak 7 siswa atau 70%, 81 – 90 sebanyak 1 siswa atau 10%, 90 -100 sebanyak 1 atau 10 %, dan rata-rata pada siklus II sebesar 78,4 atau ketuntasan pada siklus II sebesar 90%. Rinciannya sebagai berikut:

  1. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal 40; pada siklus pertama naik menjadi 55; dan pada siklus kedua naik lagi menjadi 68; Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal sebesar 80; pada siklus pertama naik menjadi 90; dan pada siklus kedua menjadi 100.
  2. Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 60, siklus pertama 70,5, dan pada siklus kedua 78,4.
  3. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 70) pada tes awal 40%, tes siklus pertama 60% setelah dilakukan refleksi terdapat 4 siswa yang tidak tuntas (nilai ulangan dibawah 70), namun secara keseluruhan sudah meningkat hasil belajarnya bila dilihat dari presentase ketuntasan siswa, dan pada tes siklus kedua menjadi 90% setelah dilakukan refleksi siklus kedua masih ada 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan, untuk membantu siswa tersebut guru memberikan bimbingan.

Dari hasil penelitian pada siklus II, maka penelitiantidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun guru harus terus melaksanakan bimbingan belajar untuk mempertahankan keaktifan dan partisipasi serta suasana dalam kelas sebagai tindak lanjut.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran matematika menggunakan pembelajaran Kooperatif Model STAD(Student Team Archivement Division) melalui media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami unsur dan volume bangun ruang serta menyelesakan masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen, baik hasil belajar kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Perkembangan hasil belajar afektif siswa sebagai berikut:

  1. Siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh.
  2. Kemauan untuk menerima pelajaran dari guru meningkat.
  3. Perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru meningkat.
  4. Siswa aktif dalam pembelajaran.
  5. Siswa aktif mengajukan pertanyaan dan pendapat.
  6. Kerjasama dalam kelompok meningkat.
  7. Tugas individu atau tugas kelompok terlaksana dengan baik.
  8. Siswa sudah berani mempresentasikan hasil observasi ke depan kelas.

Perkembangan hasil belajar psikomotorik siswa sebagai berikut:

  1. Tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas.
  2. Menyiapkan kebutuhan belajar tanpa disuruh.
  3. Mau mencatat dan merangkum bahan pelajaran dengan baik dan sistematis.
  4. Siswa sudah berani bertanya dan meminta saran kepada guru mengenai bahan pelajaran yang masih belum jelas.
  5. Banyak siswa yang mengangkat tangan mengajukan pertanyaan.
  6. Segera membentuk kelompok diskusi.
  7. Akrab dan mau berkomunikasi dengan guru.
  8. Perkembangan hasil belajar kognitif siswa.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: melalui penerapan pembelajaran Kooperatif Model STAD(Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan kemampuan siswa menjelaskan dan menentukan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan) serta hubungan pangkat tiga dengan akar pangkat tiga dalam pemecahan masalah siswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Kecamatan SambirejoKabupaten Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 59,5; siklus pertama 70,5; dan pada siklus kedua naik menjadi 78,4. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 70) pada tes awal 40%, tes siklus pertama 60%, dan pada tes siklus kedua siswa belajar tuntas mencapai 90%. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa melalui penerapan pembelajaran Kooperatif Model STAD(Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pada pelajaran matematika siswa kelas V semester II SD Negeri Dawung 2 Kecamatan SambirejoKabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018, terbukti kebenarannya.

Saran

Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika kompetensi dasar menjelaskan dan menentukan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan) serta hubungan pangkat tiga dengan akar pangkat tiga danmenyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume melibatkan pangkat tiga dan akar pangkat tigasiswa kelas V SD Negeri Dawung 2 Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragenuntuk menerapkan pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Team Achievement Division) sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan hasil belajar menjadi meningkat lebih baik.

Bagi Guru

Dalam menyampaikan materi pelajaran, hendaknya guru menyajikan dan memilih model pembelajaran yang tepat pada setiap pembelajaran.Media yang digunakan untuk menyampaikan juga harus dipilih atau dibuat tepat guna.Melalui variasi pembelajaran matematika guru dapat menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar ,. 2003.Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas.Jakarta: Depag

Basrowi, Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

Depdiknas. 2008. Kurikulum Kelas V SD. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta:Penerbit Pustaka Pelajar

Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada

Karso. 2007. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.

Khafid,M, Suyati. 2002. Pelajaran Matematika Penekanan pada Berhitung 5. Yogyakarta: Penerbit Erlangga.

Gatot Muhsetyo. 2009. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rusman, https//modelpembelajarankooperatif.blogspot.com/2012/08/student-team-achievement-division-stad.3721.html.

Ruseffendi, E.T. 1988. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Seri Pertama. Bandung: Tarsito.

Ruseffendi, E.T. 1988. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Seri Ke Lima. Bandung: Tarsito.

Soenarjo. 2008. Matematika IV. Jakarta: Pusat Pembukuan, Depdiknas.

Surya, Mohamad. 2005. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Jakarta: Pustaka Bani Quraisy

Surya, Muhammad. 2007. Dasar – Dasar Kependidikan di SD. Jakarta: Universitas Terbuka