PENERAPAN METODE TALKING STICK

BERBANTUAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) TENTANG

SUMBER ENERGI PADA PESERTA DIDIK KELAS II SDN TASIKAGUNG

DI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Genduk

Guru Kelas II SDN Tasikagung

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah 1) penerapan Metode Talking Stick berbantuan Media Gambar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Sumber Energi pada Peserta Didik Kelas II SDN Tasikagung di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 dan 2) Menganalisis penerapan Metode Talking Stick berbantuan Media Gambar terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Sumber Energi pada Peserta Didik Kelas II SDN Tasikagung di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017.Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tempat penelitian ini adalah Kelas II di SDN Tasikagung, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Waktu penelitian ini adalah pertengahan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian ini adalah peserta didik Kelas II SDN Tasikagung pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak duapuluhlima anak. Data penelitian ini adalah aktifitas belajar dan hasil belajar yang berkaitan dengan subyek penelitian sesuai tindakan dalam pembelajaran. Teknik pengumpulan data dengan teknik non tes dan teknik tes. Teknik analisis data dengan teknik analisis kualitatif dan teknik analisis kuantitatif. Prosedur penelitian ini adalah model Siklus yang terdiri dari empat tahap yang saling berkaitan dan berulang. Hasil penelitian adalah 1) Penerapan Metode Talking Stick berbantuan Media Gambar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Sumber Energi ditunjang dengan tongkat kecil sebagai alat dan gambar sebagai media pembelajaran dan sumber belajar yang konkrit dan menarik, 2) Penerapan Metode Talking Stick berbantuan Media Gambar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Sumber Energi bersifat aktif, interaktif dan efektif, 3) Penerapan Metode Talking Stick berbantuan Media Gambar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Sumber Energi meningkatkan hasil belajar, sehingga nilai rata-rata memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 dan memenuhi ketuntasan minimal sebesar 75%.

Kata Kunci:   Metode Talking Stick, Media Gambar, Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Sumber Energi.

 

PENDAHULUAN

Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Sumber Energi di Kelas II SDN Tasikagung pada pertengahan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 berlangsung pasif dan tidak interaktif. Hal tersebut terjadi karena pembelajaran tidak menarik. Selain itu, peserta didik belum memahami konsep materi dengan kuat dan pengalaman belajar yang tidak berkaitan dengan konsep materi. Lebih lanjut, pembelajaran juga tidak kondusif karena peserta didik tidak perhatian, bahkan berbuat gaduh yang mengganggu kelancaran pembelajaran itu sendiri.

Dalam pembelajaran IPA tersebut, guru hanya menjelaskan konsep materi sesuai dengan yang tertera pada buku teks dan peserta didik tidak memahami konsep materi tersebut dengan kuat. Pembelajaran semacam ini bersifat pasif dan abstrak. Sesuai dengan materi tentang Sumber Energi, peserta didik mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan materi tersebut. Namun hal tersebut tidak dikaitkan sama sekali dalam pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran bersifat pasif dan tidak interaktif, tidak menarik dan pemahaman konsep materi peserta didik yang lemah.

Pembelajaran IPA tidak bersifat hafalan, tetapi diawali dengan pengamatan dan dilanjutkan dengan eksperimen. Dengan demikian, IPA seslalui sesuai dengan pengalaman dan terus berkembang. Demikian halnya dengan pembelajaran IPA tentang Sumber Energi, peserta didik yang mempunyai pengalaman yang beragam dikaitkan dengan konsep materi tersebut, sehingga pembelajaran menjadi aktif, interaktif, menarik dan memperkuat pemahaman konsep materi. Sesuai dengan pembelajaran tersebut, peserta didik mencapai hasil belajar dengan nilai rata-rata sebesar 59,6 dan ketuntasan sebesar 44%. Hasil belajar dengan nilai rata-rata di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah sebesar 70 dan belum memenuhi ketuntasan minimal sebesar 75%, sehingga termasuk kategori jelek.

Menurut Locust (2014), Talking Stick (Tongkat Berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk Amerika asli untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum pertemuan antar suku. Talking Stick digunakan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara dan mengungkapkan pemikirannya. Siapapun yang memegang Talking Stick harus berbicara, sedangkan yang lainnya harus mendengarkan tanpa boleh menyela. Setelah si pemegang tongkat selesai mengungkapkan pemikirannya, maka tongkat kemudian digilir untuk memberikan kesempatan yang sama bagi yang lainnya mengutarakan pendapatnya masing-masing.

Menurut Jenkins (2014), Talking Stick adalah pemusatan perhatian setiap orang dalam suatu kelompok terhadpa seseorang yang mendapatkan giliran mengungkapkan pendapat. Talking Stick bisa digunakan dengan jumlah orang yang banyak sekalipun. Prinsip penggunaan Talking Stick sederhana; setelah diberikan penjelasan mengenai pokok pembicaraan dan prosedur awal, tongkat dijalankan dari satu orang ke yang lainnya. Orang pertama yang berbicara mengambil tongkat dan mulai memberikan kontribusi dalam diskusi. Saat si pemegang tongkat berbicara, tidak boleh ada satupun yang berbicara. Semuanya menyimak dan mendengarkan. Saat orang tersebut selesai, tongkat bergilir kepada seseorang pada giliran selanjutnya. Begitu seterusnya.

Menurut Suprijono (2009: 109-110), pembelajaran dengan Metode Talking Stick diawali oleh penjelasan guru, setelah itu peserta didik diberikan kesempatan untuk membaca buku. Guru memberikan tongkat kepada salah satu peserta didik dan peserta didik yang menerima tongkat diwajibkan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pembelajaran menggunakan tongkat sebagai alat tanya-jawab. Pada prinsipnya siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah peserta didik mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran dengan Metode Talking Stick mendorong peserta didik berani mengemukakan pendapat. Oleh karena itu, Metode Talking Stick dijadikan salah satu pendekatan pembelajaran sebagai kombinasi antara penyampaian materi dengan tanya-jawab.

Menurut Huda (2013: 224), Metode Talking Stick adalah metode belajar dengan bantuan tongkat dimana peserta didik yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya.

Penelitian Gadies Farhana Pratitis pada tahun 2014 berjudul Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Metode Talking Stick pada Siswa Kelas II MI Pembangunan UIN Jakarta. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut dilakukan dalam dua siklus, masing-masing terdiri dari tiga pertemuan. Sedangkan subyek penelitian terdiri dari 28 anak, 16 putra dan 12 putri. Metode pengumpulan data penelitian dengan tes, observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian adalah peningkatan keterampilan berbicara siswa. Pada Siklus I keterampilan berbicara siswa dengan nilai rata-rata sebesar 70,23 dan pada Siklus II, keterampilan berbicara siswa dengan nilai rata-rata sebesar 81,25.

Sesuai dengan uraian dalam latar belakang masalah di atas, penulis sebagai Guru Kelas II melakukan tindakan dalam pembelajaran IPA tentang Sumber Energi menerapkan Metode Talking Stick berbantuan Media Gambar. Dalam pembelajaran tersebut, peserta didik mengamati gambar dengan perhatian. Kemudian, guru menjelaskan konsep materi secara umum dan singkat. Sedangkan peserta didik bertanya, menjawab atau berpendapat. Namun peserta didik yang mendapat tongkat saja yang berhak menjawab, bertanya atau berpendapat. Peserta didik lainnya tenang dan menghormati peserta didik tersebut. Peserta didik lainnya boleh bertanya, menjawab atau berpendapat setelah memegang tongkat tersebut. Begitu seterusnya.

Pembelajaran IPA tentang Sumber Energi berbantuan Media Gambar menjadi konkrit dan menarik sesuai dengan media pembelajaran yang digunakan. Selain itu, pembelajaran IPA tentang Sumber Energi menerapkan Metode Talking Stick menjadi aktif dan interaktif. Penerapan Metode Talking Stick berbantuan Media Gambar dalam pembelajaran IPA diharapkan meningkatkan hasil belajar, sehingga memenuhi KKM dan ketuntasan minimal.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Sumber Energi dengan tindakan penerapan Metode Talking Stick berbantuan Media Gambar.

Tempat penelitian ini adalah Kelas II di SDN Tasikagung, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Waktu penelitian ini adalah pertengahan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian ini adalah peserta didik Kelas II SDN Tasikagung pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian sebanyak duapuluhlima anak.

Data penelitian ini adalah aktifitas belajar dan hasil belajar yang berkaitan dengan subyek penelitian sesuai tindakan dalam pembelajaran. Teknik pengumpulan data dengan teknik non tes dan teknik tes. Teknik analisis data dengan teknik analisis kualitatif dan teknik analisis kuantitatif. Prosedur penelitian ini adalah model Siklus yang terdiri dari empat tahap yang saling berkaitan dan berulang. Empat tahap tersebut adalah perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan.

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I menerapkan Metode Talking Stick berbantuan Media Gambar dengan pengamatan dan bertanya, menjawab atau berpendapat ketika memegang tongkat. Pembelajaran menjadi konkrit dan menarik dengan gambar yang berfungsi sebagai media pembelajaran dan sumber belajar. Pembelajaran juga aktif dan interaktif dimana peserta didik bertanya, menjawab atau berpendapat ketika memegang tongkat sesuai dengan inisiatifnya.

Aktifitas belajar peserta didik pada Siklus I adalah mengamati gambar dengan cukup perhatian. Hasil belajar peserta didik pada Siklus I adalah nilai rata-rata sebesar 70,8 dan ketuntasan sebesar 72%.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II adalah kelanjutan dan pembaruan dari pembelajaran terdahulu. Pembelajaran pada Siklus II dengan seting kelas berbentuk huruf U dan memegang tongkat sesuai dengan urutan tempat duduk. Seting kelas berbentuk huruf U kondusif bagi peserta didik melakukan pengamatan. Sedangkan memegang tongkat sesuai dengan urutan tempat duduk melibatkan peserta didik dalam pembelajaran secara aktif untuk bertanya, menjawab atau berpendapat.

Aktifitas belajar peserta didik pada Siklus II adalah mengamati gambar dengan perhatian. Hasil belajar peserta didik pada Siklus II adalah nilai rata-rata sebesar 81,6 dan ketuntasan sebesar 92%.

Pembahasan

Dalam penelitian ini, penulis menyusun media gambar sesuai dengan materi. Setiap media gambar terdiri dari beberapa gambar dlam setiap tampilan dengan tema tertentu. Setiap tema terdiri dari empat tampilan. Pada Siklus I adalah gambar tentang bermain alat musik, energi panas matahari dan baterai sebagai sumber energi, sepasang sepeda motor dan sepasang mobil. Media gambar secara lengkap dapat diperhatikan dalam Lampiran 6. Pada Siklus II adalah gambar tentang pemakaian mesin cuci dan lampu belajar, pemakaian listrik pada pagi, siang dan malam hari, pemborosan dalam pemakaian listrik dan pembayaran tagihan listrik. Media gambar secara lengkap dapat diperhatikan dalam Lampiran 12.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tongkat bambu dengan panjang 20 cm dan diameter 1 cm. Tongkat tersebut sederhana, tetapi efektif sesuai dengan fungsinya. Tongkat tersebut berukuran ideal sesuai dengan genggaman tangan peserta didik.

Pada Siklus I, seting kelas klasikal dimana penulis menunjukan gambar di depan kelas. Selain itu, peserta didik yang berinisiatif memegang tongkat, sehingga mempunyai kesempatan bertanya, menjawab atau berpendapat. Pada Siklus II, seting kelas berbentuk huruf U dimana penulis menunjukan gambar di tengah kelas. Dengan demikian, kelas menjadi kondusif bagi peserta didik melakukan pengamatan. Selain itu, peserta didik memegang tongkat sesuai dengan urutan tempat duduk, sehingga peserta didik bergiliran menerima tongkat untuk bertanya, menjawab atau berpendapat. Namun demikian peserta didik yang berinisiatif boleh meminta tongkat tersebut untuk bertanya, menjawab atau berpendapat.

Sesuai dengan grafik di atas, aktifitas belajar peserta didik semakin meningkat dan termasuk kategori perhatian dan sangat aktif. Hal tersebut sesuai dengan pembaruan tindakan dalam pembelajaran di Siklus II. Dengan seting kelas berbentuk huruf U, kelas menjadi kondusif bagi peserta didik melakukan pengamatan dengan perhatian. Selain itu, memegang tongkat sesuai dengan urutan tempat duduk melibatkan peserta didik dalam pembelajaran secara aktif untuk bertanya, menjawab atau berpendapat.

Penerapan Metode Talking Stick berbantuan Media Gambar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Sumber Energi dengan pengamatan dan gambar sebagai media pembelajaran dan sumber belajar yang konkrit dan menarik. Peserta didik melakukan pengamatan, kemudian bertanya, menjawab atau berpendapat. Pembelajaran aktif karena melibatkan peserta didik sesuai dengan pengalaman dan pemahaman materi. Sesuai dengan pembahasan dan penarikan kesimpulan, peserta didik memahami konsep materi dan mencapai hasil belajar yang semakin bagus. Begitu juga dengan evaluasi hasil belajar menunjukan nilai rata-rata dan ketuntasan yang semakin meningkat.

Sesuai dengan grafik di atas, hasil belajar peserta didik semakin meningkat dan memenuhi KKM sebesar 70 maupun ketuntasan sebesar 75%. Dengan aktifitas belajar yang semakin meningkat, hasil belajar peserta didik semakin meningkat, sehingga memenuhi indikator kinerja.

PENUTUP

Kesimpulan

1.     Penerapan Metode Talking Stick berbantuan Media Gambar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Sumber Energi pada Peserta Didik Kelas II SDN Tasikagung di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan pengamatan terhadap gambar dan bertanya, menjawab atau berpendapat ketika memegang tongkat.

2.     Penerapan Metode Talking Stick berbantuan Media Gambar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Sumber Energi pada Peserta Didik Kelas II SDN Tasikagung di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 menjadikan pembelajaran konkrit dan menarik dan bersifat aktif, interaktif dan efektif.

3.     Penerapan Metode Talking Stick berbantuan Media Gambar meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Sumber Energi pada Peserta Didik Kelas II SDN Tasikagung di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan nilai rata-rata sebesar 81,6 dan ketuntasan sebesar 92%.

Saran

1.     Peserta didik supaya mengamati gambar dengan penuh perhatian dan berani dan percaya diri dalam bertanya, menjawab atau berpendapat, sehingga mengikuti pembelajaran secara aktif.

2.     Guru supaya mempersiapkan tuga jenis tongkat yang berbeda sesuai dengan fungsinya untuk bertanya, menjawab atau berpendapat, sehingga aktifitas belajar peserta didik menjadi jelas dan tegas tanpa perlu konfirmasi dengan peserta didik yang bersangkutan.

3.     Sekolah supaya mengembangkan hasil penelitian dalam pembelajaran lainnya, khususnya di kelas bawah, sehingga peserta didik mengikuti pembelajaran secara aktif, interaktif dan efektif dan berbudi pekerti yang luhur.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2009. Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Yrama Widya.

Ashar, Rayanda. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: referensi.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).

Hakim, Abdul. 2014. Talking Stick. Artikel dalam internet.

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Iskandar, Sri. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Maulana.

Jenkins, Palden. 2014. About Using the Talking Stick. Artikel dalam internet.

Locust, Carol. 2014. The Talking Stick. Artikel dalam internet.

Pratitis, Gadies Farhana. 2014. Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Metode Talking Stick pada Siswa Kelas II MI Pembangunan UIN Jakarta. Jakarta: Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rusman. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sidiq, Djauhar. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.