PENERAPAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG SISTEM KOORDINAT PADA PESERTA DIDIK

KELAS VI SDN TASIKAGUNG DI SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Kustutik

Guru Kelas VI SDN Tasikagung

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran Matematika tentang Sistem Koordinat pada peserta didik Kelas VI SDN Tasikagung di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 dan 2) Menganalisis penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar Matematika tentang Sistem Koordinat pada peserta didik Kelas VI SDN Tasikagung di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tempat penelitian ini adalah Kelas VI di SDN Tasikagung, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Waktu penelitian ini adalah awal Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian ini adalah peserta didik Kelas VI SDN Tasikagung pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak duapuluh sembilan anak. Data penelitian ini adalah aktifitas belajar dan hasil belajar yang berkaitan dengan subyek penelitian sesuai tindakan dalam pembelajaran. Teknik pengumpulan data dengan teknik non tes dan teknik tes. Teknik analisis data dengan teknik analisis kualitatif dan teknik analisis kuantitatif. Prosedur penelitian ini adalah model Siklus yang terdiri dari empat tahap yang saling berkaitan dan berulang. Hasil penelitian adalah 1) Penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran Matematika tentang Sistem Koordinat dengan mengerjakan tugas kelompok, 2) Penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran Matematika tentang Sistem Koordinat dengan perlombaan antar kelompok yang bersifat perwakilan, 3) Penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran Matematika tentang Sistem Koordinat meningkatkan aktifitas belajar peserta didik dalam bekerja sama mengerjakan tugas kelompok maupun membahas materi dalam diskusi kelas, 4) Penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran Matematika tentang Sistem Koordinat meningkatkan hasil belajar peserta didik, sehingga nilai terendah, nilai rata-rata, nilai tertinggi, jumlah tuntas dan ketuntasan meningkat.

Kata Kunci:    Metode Teams Games Tournament (TGT), Hasil Belajar, Matematika, Sistem Koordinat.

 

PENDAHULUAN

Pembelajaran Matematika tentang Sistem Koordinat pada pertengahan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 di Kelas VI SDN Tasikagung mengalami permasalahan karena pemahaman konsep yang masih lemah dan aktifitas belajar yang pasif. Dalam materi tersebut, peserta didik mengalami kesulitan menentukan koordinat, sehingga tidak mampu mencerminkan koordinat pada sumbu X (absis) atau sumbu Y (ordinat). Dengan demikian, peserta didik juga mengalami kesulitan dalam menentukan bangun datar sesuai dengan koordinat masing-masing titik.

Permasalahan dalam pembelajaran Matematika tentang Sistem Koordinat di Kelas VI SDN Tasikagung terjadi karena pembelajaran berlangsung klasikal. Dalam pembelajaran tersebut, beberapa peserta didik dengan kompetensi cerdas memahami konsep. Sedangkan peserta didik dengan kompetensi kurang cerdas tidak memahami konsep. Hal tersebut juga sesuai dengan aktifitas belajar, dimana sebagian besar peserta didik pasif dalam bertanya maupun berpentapat. Hal tersebut menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan belajar.

Sesuai dengan nilai ulangan harian dengan materi awal tentang letak benda pada koordinat, letak benda pada denah dan sistem koordinat, hasil belajar termasuk jelek. Ulangan harian yang terdiri dari sepuluh soal isian, peserta didik mencapai hasil belajar dengan nilai rata-rata sebesar 52,75 dan ketuntasan sebesar 34,48%. Hasil belajar dengan nilai rata-rata di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah sebesar 65 dan belum memenuhi ketuntasan minimal sebesar 75%.

Pembelajaran Matematika tentang Sistem Koordinat dengan materi yang semakin berkembang. Bagi peserta didik yang memahami konsep awal, mereka tidak mengalami kesulitan belajar. Sedangkan peserta didik yang tidak memahami konsep awal, mereka mengalami kesulitan belajar. Materi semakin berkembang sesuai dengan koordinat yang bervariasi, sehingga peserta didik harus cermat dan teliti menentukan koordinat setiap titik, mencerminkan titik dengan sumbu X (absis) atau sumbu Y (ordinat) maupun menghubungkan titik satu dengan titik-titik yang lain, sehingga membentuk bangun datar.

Metode Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin pada tahun 1994 di Universitas John Hopkins. Metode TGT merupakan model pembelajaran dengan pendekatan belajar kooperatif dimana peserta didik dikelompokan menjadi 4-6 anggota per kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin, agama, etnis/suku, sehingga melatih kecakapan sosial.

Menurut Hamdani (2011: 92), Metode TGT adalah pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktifitas seluruh peserta didik tanpa ada perbedaan status, melibatkan peserta didik sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan penghargaan.

Penelitian Harjoko pada tahun 2014 berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas V SDN Kedungjambal 02, Tawangsari, Sukoharjo, Tahun Ajaran 2013/2014. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut, subyek penelitian adalah peserta didik Kelas V sebanyak 18 anak. Penelitian tersebut dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Siklus I terdiri dari 4 pertemuan dan Siklus II terdiri dari 2 pertemuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes hasil belajar dan lembar pengamatan. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa hasil belajar mengalami peningkatan. Pada Siklus I, nilai rata-rata sebesar 7,5. Pada Siklus II, nilai rata-rata sebesar 8,05.

Sesuai dengan uraian dalam latar belakang masalah di atas, penulis sebagai Guru Kelas VI melakukan tindakan dalam pembelajaran Matematika tentang Sistem Koordinat dengan menerapkan Metode Teams Games Tournament (TGT). Dalam pembelajaran tersebut, peserta didik dengan kompetensi yang bertingkat sesuai dengan pembagian kelompok bekerja sama secara kooperatif mengerjakan tugas kelompok. Bekerja sama mengerjakan tugas kelompok inilah yang meningkatkan aktifitas belajar peserta didik. Selanjutnya, perwakilan kelompok yang dipilih secara acak dengan undian mengikuti perlombaan antar kelompok sebagai perwakilan kelompok. Dengan demikian, perwakilan kelompok harus memahami konsep materi supaya berhasil mengikuti perlombaan antar kelompok. Hal ini berarti bahwa peserta didik memahamai konsep materi, sehingga mencapai hasil belajar yang semakin baik.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dalam pembelajaran Matematika tentang Sistem Koordinat dengan tindakan penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT).

Tempat penelitian ini adalah Kelas VI di SDN Tasikagung, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Waktu penelitian ini adalah awal Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian ini adalah peserta didik Kelas VI SDN Tasikagung pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian sebanyak duapuluh sembilan anak.

Data penelitian ini adalah aktifitas belajar dan hasil belajar yang berkaitan dengan subyek penelitian sesuai tindakan dalam pembelajaran. Teknik pengumpulan data dengan teknik non tes dan teknik tes. Teknik analisis data dengan teknik analisis kualitatif dan teknik analisis kuantitatif. Prosedur penelitian ini adalah model Siklus yang terdiri dari empat tahap yang saling berkaitan dan berulang. Empat tahap tersebut adalah perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam setiap siklus terdiri dari dua pertemuan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I dengan pembelajaran kelompok dalam kelompok kecil sesuai dengan kompetensi peserta didik yang bertingkat. Peserta didik bekerja sama mengerjakan tugas kelompok yang terdiri dari satu soal. Kemudian, perwakilan kelompok yangdipilih secara acak dengan undian mengikuti perlombaan antar kelompok. Pembelajaran semacam ini bersifat kooperatif dan kompetitif.

Aktifitas belajar peserta didik pada Siklus I adalah 1) Peserta didik kurang kooperatif bekerja sama mengerjakan tugas kelompok, 2) Peserta didik aktif bertanya lebih lanjut dalam pembahasan materi, 3) Peserta didik aktif menjawab dengan benar dalam pembahasan materi, 4) Peserta didik cukup aktif berpendapat dalam pembahasan materi.

Hasil belajar peserta didik pada Siklus I adalah 1) nilai rata-rata tugas kelompok sebesar 100, 2) nilai rata-rata perlombaan antar kelompok 82,75, 3) nilai rata-rata sebesar 65,71 dan ketuntasan sebesar 58,62%.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II merupakan pembaruan pembelajaran pada Siklus I, sehingga ada persamaan dan perbedaan diantara keduanya. Persamaannya adalah pembagian kelompok masih sama, sehingga tidak ada perubahan dalam susunan kelompok. Perbedaannya adalah jumlah soal, keterlibatan perwakilan kelompok dan waktu mengerjakan. Tugas kelompok dan perlombaan antar kelompok terdiri dari dua soal, sehingga peserta didik dan kelompoknya harus kooperatif dalam bekerja sama dan belajar kelompok. Selain itu, keterlibatan perwakilan kelompok membuat pembelajaran menjadi kompetitif. Oleh karena itu, belajar kelompok menjadi sangat penting bagi anggota maupun kelompok.

Aktifitas belajar peserta didik pada Siklus II adalah 1) Peserta didik kooperatif bekerja sama mengerjakan tugas kelompok, 2) Peserta didik sangat aktif bertanya lebih lanjut dalam pembahasan materi, 3) Peserta didik sangat aktif menjawab dengan benar dalam pembahasan materi, 4) Peserta didik sangat aktif berpendapat dalam pembahasan materi.

Hasil belajar peserta didik pada Siklus II adalah 1) nilai rata-rata tugas kelompok sebesar 100, 2) nilai rata-rata perlombaan antar kelompok 100, 3) nilai rata-rata sebesar 81,03 dan ketuntasan sebesar 86,2%.

Pembahasan

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pembagian kelompok sesuai dengan kompetensi peserta didik yang bertingkat. Hasil pembagian kelompok adalah enam kelompok dan terdiri dari empat-lima anggota, yaitu Kelompok A, B, C, D dan E yang masing-masing terdiri dari lima anggota dan Kelompok F yang terdiri dari empat anggota. Selanjutnya, susunan kelompok ini sama, sehingga tidak mengalami perubahan. Sedangkan tugas dan perlombaan berkaitan dengan materi berikutnya, yaitu pada Siklus I dengan materi menentukan letak titik pada sistem koordinat dan menentukan pencerminan pada koordinat kartesius dan pada Siklus II dengan materi menggambar bangun datar pada bidang koordinat.

Pada Siklus I, tugas kelompok dan soal perlombaan hanya terdiri dari satu soal, sehingga hanya satu perwakilan kelompok yang terlibat dalam perlombaan. Pada Siklus II, tugas kelompok dan soal perlombaan terdiri dari dua soal, sehingga keterlibatan perwakilan kelompok yang semakin banyak membuat pembelajaran menjadi kompetitif.

Aktifitas belajar peserta didik pada Siklus I adalah 1) Peserta didik kurang kooperatif bekerja sama mengerjakan tugas kelompok, 2) Peserta didik aktif bertanya lebih lanjut dalam pembahasan materi, 3) Peserta didik aktif menjawab dengan benar dalam pembahasan materi, 4) Peserta didik cukup aktif berpendapat dalam pembahasan materi.

Hasil belajar peserta didik pada Siklus I adalah 1) nilai rata-rata tugas kelompok sebesar 100, 2) nilai rata-rata perlombaan antar kelompok 82,75, 3) nilai rata-rata sebesar 65,71 dan ketuntasan sebesar 58,62%.

Pada Siklus II, waktu mengerjakan tugas kelompok bertambah, dari limabelas menit menjadi duapuluhlima menit, sehingga peserta didik dan kelompoknya mempunyai kesempatan belajar kelompok. Selain itu, jumlah soal dalam perlombaan natar kelompok juga bertambah, dari satu soal menjadi dua soal, sehingga keterlibatan peserta didik semakin meningkat dan perlombaan antar kelompok semakin kompetitif.

Aktifitas belajar peserta didik pada Siklus II adalah 1) Peserta didik kooperatif bekerja sama mengerjakan tugas kelompok, 2) Peserta didik sangat aktif bertanya lebih lanjut dalam pembahasan materi, 3) Peserta didik sangat aktif menjawab dengan benar dalam pembahasan materi, 4) Peserta didik sangat aktif berpendapat dalam pembahasan materi.

Hasil belajar peserta didik pada Siklus II adalah 1) nilai rata-rata tugas kelompok sebesar 100, 2) nilai rata-rata perlombaan antar kelompok 100, 3) nilai rata-rata sebesar 81,03 dan ketuntasan sebesar 86,2%.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pembagian kelompok berdasarkan tingkat kompetensi peserta didik dan jumlah peserta didik. Hasil pembagian kelompok adalah enam kelompok dan terdiri dari empat-lima anggota, yaitu Kelompok A, B, C, D dan E yang masing-masing terdiri dari lima anggota dan Kelompok F yang terdiri dari empat anggota. Susunan kelompok sesuai dengan tingkat kompetensi dan jenis kelamin yang beragam. Sedangkan perlombaan antar kelompok bersifat perwakilan karena keterbatasan waktu. Walaupun demikian, perlombaan antar kelompok tetap berlangsung kompetitif.

Dalam penelitian ini, penulis mempertahankan pembagian kelompok, sehingga tidak ada perubahan dalam susunan kelompok. Selain itu, penulis juga menambah waktu mengerjakan tugas yang semakin lama, dari limabelas menit menjadi duapuluhlima menit. Dengan waktu yang semakin lama, peserta didik dan kelompoknya mempunyai kesempatan bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok maupun belajar kelompok. Dengan demikian, penerapan Metode TGT memperoleh kelebihan sebagaimana tersebut di atas.

Dalam penelitian ini, penerapan Metode TGT adalah mengerjakan tugas kelompok dan perlombaan antar kelompok yang bersifat perwakilan. Penulis tidak hanya menekankan pentingnya bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok dengan benar, tetapi juga belajar kelompok. Dengan demikian, setiap peserta didik sebagai anggota maupun setiap kelompok itu sendiri memahami materi dan siap mewakili maupun mengikuti perlombaan antar kelompok. Hal tersebut semakin meningkat pada Sikus II sesuai dengan pengalaman belajar dan waktu yang semakin lama. Namun demikian, perlombaan antar kelompok yang bersifat perwakilan tidak benar-benar bersifat kolektif karena tidak setiap anggota terlibat.

PENUTUP

Kesimpulan

1.     Penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran Matematika tentang Sistem Koordinat pada peserta didik Kelas VI SDN Tasikagung di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan mengerjakan tugas kelompok dan perlombaan antar kelompok yang bersifat perwakilan.

2.     Penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT) meningkatkan hasil belajar Matematika tentang Sistem Koordinat pada peserta didik Kelas VI SDN Tasikagung di Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan nilai rata-rata sebesar 81,03 dan ketuntasan sebesar 86,2%.

Saran

1.     Peserta didik supaya berani dan percaya dalam bekerja sama mengerjakan tugas kelompok dan mengikuti pembahasan materi, sehingga aktifitas belajar meningkat dan pemahaman konsep menguat.

2.     Guru supaya melakukan undian secara acak khusus bagi peserta didik dengan kompetensi kurang cerdas, sehingga tingkat pemahaman konsep diketahui dan ditindaklanjuti dengan tepat.

3.     Sekolah supaya menyediakan penghargaan bagi kelompok yang menjadi pemenang dalam perlombaan antar kelompok, sehingga peserta didik dan kelompoknya semakin bersemangat dalam belajar kelompok dan perlombaan antar kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Asyirint, Gustaf. 2010. Langkah Cerdas menjadi Guru Sejati Berprestasi. Yogyakarta: Bahtera Buku.

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: bumi aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: pustaka pelajar.

Harjoko. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas V SDN Kedungjambal 02, Tawangsari, Sukoharjo, Tahun Ajaran 2013/2014. Yogyakarta: Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Yogyakarta.

Jihad, Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Jakarta: Multi Presindo.

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Press.