Penerapan Metode True Or False Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
PENERAPAN METODE TRUE OR FALSE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) TEMA DIRIKU
PADA PESERTA DIDIK KELAS I SDN KABONGAN KIDUL
DI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Tumining
Guru Kelas I SDN Kabongan Kidul
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan penerapan Metode True or False dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Diriku pada Peserta Didik Kelas I SDN Kabongan Kidul di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dan menganalisis penerapan Metode True or False terhadap hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Diriku pada Peserta Didik Kelas I SDN Kabongan Kidul di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tempat penelitian ini adalah Kelas I SDN Kabongan Kidul. Waktu penelitian ini adalah awal Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian ini adalah peserta didik Kelas I SDN Kabongan Kidul pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak 36 anak. Data penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan teknik non tes dan teknik tes. Teknik analisis data dengan teknik analisis kualitatif dan teknik analisis kuantitatif. Prosedur penelitian ini adalah model Siklus yang terdiri dari empat tahap yang saling berkaitan dan berulang.Hasil penelitian adalah 1) Penerapan Metode True or False dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Diriku dengan pendekatan belajar kelompok, yaitu kelompok kecil sesuai dengan posisi tempat duduk yang saling berdekatan, 2) Penerapan Metode True or False dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Diriku dengan mengerjakan tugas kelompok, yaitu menganalisis pernyataan dan mengkoreksi pernyataan yang masih salah supaya menjadi pernyataan yang benar, 3) Penerapan Metode True or False dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Diriku meningkatkan aktifitas belajar peserta didik dalam diskusi kelompok, menjawab, bertanya dan berpendapat, 4) Penerapan Metode True or False meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Diriku, sehingga memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 70 dan persentase ketuntasan minimal sebesar 80%.
Kata Kunci: Metode True or False, Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Diriku.
PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional terdapat mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Namun, dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, istilahnya berganti menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Istilah tersebut berubah lagi menjadi semula sesuai dengan penerapan Kurikulum 2013 dengan konsep pembelajaran tematik terpadu, yaitu pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran dalam berbagai tema. Selanjutnya, pendekatan ini akan digunakan untuk seluruh kelas di tingkat Sekolah Dasar (SD).
Pada Tahun Pelajaran 2016/2017 ini, SDN Kabongan Kidul yang merupakan sekolah inti menerapkan Kurikulum 2013, khususnya di Kelas I dan Kelas IV, sebagai sekolah rintisan. Dalam pembelajaran dengan Kurikulum 2013 di Kelas I, penulis sebagai guru kelas masih menerapkan pembelajaran klasikal sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik yang bergantung pada guru sebagai sumber belajar.
Pembelajaran Tematik dalam Kurikulum 2013 di awal Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 pada Kelas I, peserta didik masih mengalami kesulitan dalam membaca, sehingga kebingungan dalam memahami teks bacaan dengan gambar sederhana yang tidak menarik. Selain itu, peserta didik juga kurang terampil dalam menulis, sehingga kurang lancar dalam menjawab secara tertulis. Hal tersebut tampak sangat jelas dalam pembelajaran dalam Tema Diriku dengan Subtema Aku dan Teman Baruku dimana aktifitas belajar peserta didik cenderung diam dan pasif. Hal tersebut juga sesuai dengan hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan nilai rata-rata sebesar 61,66 dan ketuntasan sebesar 38,88%.
Menurut Zaini (2008: 24), Metode True or False adalah cara belajar yang melibatkan peserta didik secara langsung dengan menentukan mana pernyataan yang benar dan pernyataan yang salah. Dalam cara belajar tersebut, peserta didik aktif mencari jawaban daripada hanya menerima apa yang disampaikan guru. Salah satu cara membuat peserta didik aktif adalah mengkondisikan mencari jawaban sebelum mendapat penjelasan dari guru.
Hasil penelitian Sri Soemantri pada tahun 2015 menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran True or False dengan meningkatkan hasil belajar Fiqih materi Bersuci pada Siswa Kelas I MI Futuhiyyah 02 Kudu, Kota Semarang di Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 sesuai dengan peningkatan ketuntasan belajar klasikal. Penelitian tersebut merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan pada bulan Oktober sampai November Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam dua siklus. Subyek penelitian tersebut adalah peserta didik Kelas I Semester I MI Futuhiyyah 02 Kudu Kota Semarang sebanyak 30 anak yang terdiri dari 16 laki-laki dan 14 perempuan. Teknik pengumpulan data penelitian tersebut dengan pengamatan, tes dan dokumentasi. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa penerapan Model Pembelajaran True or False pada Siswa Kelas I Semester I MI Futuhiyyah 02 Kudu Kota Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 meningkatkan hasil belajar Mata Pelajaran Fiqih Materi Bersuci. Ketuntasan belajar pada Siklus I sebesar 80% dan Ketuntasan belajar pada Siklus II sebesar 93,33%.
Sesuai dengan latar belakang masalah yang tersebut dan hasil penelitian yang relefan, maka penulis melakukan tindakan dalam pembelajaran dengan menerapkan Metode True or False. Dalam pembelajaran tersebut, peserta didik dan kelompoknya menganalisis pernyataan, termasuk benar (B) atau salah (S). Bila pernyataan tersebut sudah benar, peserta didik dan kelompoknya tidak perlu mengkoreksi. Sebaliknya, bila pernyataan tersebut masih salah, peserta didik dan kelompoknya harus mengkoreksi menjadi benar. Pernyataan tersebut mengacu pada gambar konkrit yang menarik sesuai dengan materi yang memudahkan peserta didik dan kelompoknya.
Tugas kelompok menampilkan gambar konkrit sesuai dengan materi. Gambar pada kolom sebelah kiri. Pernyataan merupakan kalimat yang dianalisis kebenarannya. Pernyataan pada kolom sebelah kanan. Dalam menganalisis setiap pernyataan harus sesuai dengan gambar, sehingga menentukan pernyataan termasuk benar atau salah menjadi tegas. Dengan Metode True or False, pembelajaran menjadi aktif, kooperatif, konkrit, menarik dan efektif.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan dalam penelitian adalah penerapan Metode True or False.
Tempat penelitian ini adalah Kelas I SDN Kabongan Kidul. Tempat penelitian ini beralamat di Jalan Borotugel Nomor 3. Waktu penelitian ini adalah awal Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian ini adalah peserta didik Kelas I SDN Kabongan Kidul pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian sebanyak 36 anak.
Data penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan teknik non tes dan teknik tes. Teknik analisis data dengan teknik analisis kualitatif dan teknik analisis kuantitatif. Prosedur penelitian ini adalah model Siklus yang terdiri dari 4 tahap yang saling berkaitan dan berulang. Empat tahap tersebut adalah perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Siklus I
Pembelajaran pada Siklus I merupakan pembelajaran kooperatif dalam kelompok kecil sesuai dengan posisi tempat duduk yang saling berdekatan. Sesuai dengan jumlah peserta didik yang banyak dan genap, ada 9 kelompok yang terdiri dari 4, yaitu Kelompok Apel, Kelompok Belimbing, Kelompok Duku, Kelompok Durian, Kelompok Jambu, Kelompok Jeruk, Kelompok Mangga, Kelompok Melon dan Kelompok Semangka.
Aktifitas belajar pada Siklus I adalah 1) Peserta didik berdiskusi kelompok dalam mengerjakan tugas kelompok secara aktif, 2) Peserta didik menjawab dengan benar dalam diskusi kelas secara cukup aktif, 3) Peserta didik bertanya dalam diskusi kelas secara cukup aktif dan 4) Peserta didik berpendapat dalam diskusi kelas secara cukup aktif.
Hasil belajar pada Siklus I adalah nilai rata-rata sebesar 74,16 dan persentase ketuntasan sebesar 69,44%.
Deskripsi Siklus II
Pembelajaran pada Siklus II merupakan kelanjutan dan pembaruan dari pembelajaran pada Siklus I. Pada Siklus II, waktu mengerjakan selama 15 menit, sehingga semakin lama. Selain itu, tugas kelompok tidak hanya menganalisis pernyataan saja, tetapi juga mengkoreksi pernyataan yang masih salah supaya menjadi pernyataan yang benar. Sesuai dengan waktu mengerjakan yang semakin lama dan tugas kelompok yang semakin sulit, peserta didik semakin aktif dalam diskusi dan mencapai hasil tugas kelompok yang semakin bagus.
Aktifitas belajar pada Siklus II adalah 1) Peserta didik berdiskusi kelompok dalam mengerjakan tugas kelompok secara aktif, 2) Peserta didik menjawab dengan benar dalam diskusi kelas secara aktif, 3) Peserta didik bertanya dalam diskusi kelas secara aktif dan 4) Peserta didik berpendapat dalam diskusi kelas secara aktif.
Hasil belajar pada Siklus II adalah nilai rata-rata sebesar 81,11 dan persentase ketuntasan sebesar 86,11%.
Pembahasan
Pada Siklus I, waktu mengerjakan tugas kelompok selama 10 menit. Sedangkan pada Siklus II, waktu mengerjakan tugas kelompok selama 15 menit. Selain itu, tugas kelompok pada Siklus II juga mengkoreksi pernyataan yang salah supaya menjadi pernyataan yang benar. Dengan waktu mengerjakan yang semakin lama dan susunan kelompok yang sama, peserta didik semakin aktif dalam diskusi kelompok, menjawab, bertanya dan berpendapat.
Sesuai dengan data penelitian, penulis menganalisis aktifitas belajar pada Siklus I dan Siklus II sebagai berikut:
Tabel 6. Analisis Aktifitas Belajar pada Siklus I dan Siklus II.
No |
Aktifitas Belajar |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Peserta didik berdiskusi kelompok dalam mengerjakan tugas kelompok secara aktif |
72,22 (B) |
80,55 (B) |
2 |
Peserta didik menjawab dengan benar dalam diskusi kelas secara aktif |
3,5 (C) |
5,5 (B) |
3 |
Peserta didik bertanya dalam diskusi kelas secara aktif |
2,5 (C) |
5,5 (B) |
4 |
Peserta didik berpendapat dalam diskusi kelas secara aktif |
3 (C) |
4,5 (B) |
Sesuai dengan data penelitian di atas, aktifitas belajar meningkat, sehingga memenuhi indikator. Aktifitas belajar peserta didik dalam diskusi kelompok, menjawab, bertanya dan berpendapat termasuk aktif.
Penerapan Metode True or False dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Diriku pada Peserta Didik Kelas I SDN Kabongan Kidul di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam kelompok kecil sesuai dengan jumlah dan posisi tempat duduk yang saling berdekatan menyebabkan komposisi kelompok yang tidak seimbang. Beberapa kelompok terdiri dari anggota yang aktif dan cerdas dan beberapa kelompok lainnya terdiri dari anggota yang kurang aktif dan kurang cerdas. Namun demikian, secara keseluruhan pembelajaran dalam kelompok meningkatkan aktifitas belajar peserta didik, sehingga termasuk aktif. Bahkan pada Siklus I, peserta didik berdiskusi kelompok dalam mengerjakan tugas kelompok secara aktif, sehingga kemampuan membaca dan berbicara semakin meningkat. Pada akhirnya, hasil belajar juga meningkat.
Sesuai dengan data penelitian, penulis menganalisis hasil belajar pada Siklus I dan Siklus II sebagai berikut:
Tabel 7. Analisis Hasil Belajar pada Siklus I dan Siklus II.
No |
Hasil Belajar |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Nilai terendah |
50 |
60 |
2 |
Nilai rata-rata |
74,16 |
81,11 |
3 |
Nilai tertinggi |
100 |
100 |
4 |
Persentase ketuntasan |
69,44% |
86,11% |
Sesuai dengan data penelitian di atas, hasil belajar meningkat, sehingga memenuhi indikator. Bahkan sejak Siklus I, beberapa peserta didik mencapai hasil belajar dengan nilai sempurna, sehingga nilai rata-rata memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 dan persentase ketuntasan memenuhi ketuntasan minimal sebesar 80%.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Penerapan Metode True or False dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Diriku pada Peserta Didik Kelas I SDN Kabongan Kidul di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 kelompok kecil sesuai dengan posisi tempat duduk yang saling berdekatan dan mengerjakan tugas kelompok, yaitu menganalisis pernyataan dan mengkoreksi pernyataan yang masih salah supaya menjadi pernyataan yang benar.
2. Penerapan Metode True or False meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Diriku pada Peserta Didik Kelas I SDN Kabongan Kidul di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan nilai rata-rata sebesar 81,11 dan persentase ketuntasan sebesar 86,11%.
Saran
1. Peserta didik supaya cermat dalam mengamati gambar dan percaya diri dalam menganalisis pernyataan, sehingga mengerjakan hasil tugas kelompok dengan baik dan benar.
2. Guru supaya menyusun lebih banyak pernyataan yang salah, menambah jumlah pernyataan dan menampilkan lebih banyak gambar, sehingga tugas kelompok menjadi efektif dan efisien.
3. Sekolah supaya menerapkan pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 dengan baik dan benar, sehingga pembelajaran mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara optimal sesuai dengan materi dan tema.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Kosasih, Angkowo. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran Mempengaruhi Motivasi, Hasil Belajar dan Kepribadian. Jakarta: Grasindo.
Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Soemantri, Sri. 2015. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Materi Bersuci melalui Penerapan Model Pembelajaran True or False pada Siswa Kelas I Semester I MI Futuhiyyah 02 Kudu Kota Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Semarang: Skripsi Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.
Sumarsono. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
Ubaedillah, Ahmad dan Rozak, Abdul. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Jakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Press.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2203 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Winataputra, Udin, dkk. 2011. Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.