PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT

PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JEPANGREJO BLORA TAHUN 2014/2015

Lutfi Nur Anisa

Guru SDN 2 Jepangrejo Kecamatan Kota Blora

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar siswa yang rendah pada mata pelajaran Matematika tentang penjumlahan bilangan bulat melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Jepangrejo yang berjumlah 23 siswa terdiri dari laki-laki 10 siswa dan perempuan 13 siswa. Penelitian dilaksanakan pada 2 siklus perbaikan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi dan catatan lapangan. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahapan dalam setiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa selalu meningkat pada setiap sklus. Pada kondisi awal rata-rata hasil belajar siswa sebesar 60,43 dengan ketuntasan belajar 43,48%. Pada siklus 1 rata-rata nilai ulangan siswa mejadi 69,13 dengan ketuntasan belajar sebesar 65,22%. Pada siklus 2 rata-rata hasil ulangan siswa menjadi 74,78 dengan ketuntasan belajar sebesar 82,61%. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan adalah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN 2 Jepangrejo Kecamatan Kota Blora tahun pelajara 2014/2015.

Kata Kunci: prestasi belajar, pembelajaran Matematika, Contextual Teaching and Learning (CTL)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia memperoleh sebagian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi di dalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati, diubah dan dikontrol (Gagne, 1977). Kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu keterampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Untuk mencapai keberhasilan siswa dalam belajar, guru dituntut mempunyai kompetensi terhadap tugas profesionalnya. Tidak hanya terbatas pada seberapa banyak materi pelajaran yang telah dikuasainya, tetapi ada hal lain yang tidak kalah penting untuk dikuasai guru, yaitu bagaimana menggunakan suatu metode dan pendekatan dalam proses pembelajaran sehingga siswa dengan metode dan pendekatan dalam proses pembelajaran sehingga siswa dengan mudah mengikuti pembelajaran yang pada ujungnya dapat meningkatkan prestasi belajar. Sebelum mengajar guru hendaknya sudah merencanakan dan menyusun strategi pembelajaran, memilih metode/pendekatan yang sesuai agar pembelajaran dapat berhasil. Apabila diakhiri pembelajaran diberikan evaluasi dan nilai yang diperoleh siswa di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan, maka guru wajib melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan melakukan PTK seorang guru akan mengetahui penyebabnya atau kekurangan dalam proses pembelajaran baik yang berasal dari guru maupun siswa. Setelah diketahui penyebabnya, guru baru dapat menentukan tindakan mana yang harus dilaksanakan untuk memperbaiki pembelajaran tersebut.

Hasil pembelajaran matematika di kelas IV SDN 2 Jepangrejo dengan kompetensi dasar penjumlahan bilangan bulat menunjukkan hanya 10 orang dari 23 siswa di kelas IV yang mencapai ketuntasan belajar dengan KKM 70. Rata-rata ulangan hariannya adalah 60,43. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa, peneliti melaksanakan penelitian kelas dengan menerapkan model pembelajaran yang membuat mengaitkan materi dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan bilangan bulat adalah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah yang tersirat di latar belakang, ditetapkan rumusan masalah dalam penelitian adalah “Apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika materi penjumlahan bilangan bulat bagi sswa kelas IV SDN 2 Jepangrejo tahun 2014/2015.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar Matematika materi penjumlahan bilangan bulat bagi sswa kelas IV SDN 2 Jepangrejo tahun 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

Manfaat Penelitian

Bagi Siswa

a. Meningkatkan prestasi belajar

b. Meningkatkan perhatian terhadap materi yang dipahami

c. Memberikan keaktifan dalam pembelajaran

d. Menambah motivasi belajar

Bagi Guru

a. Memperbaiki kegiatan belajar mengajar

b. Dapat mengembangkan pengetahuan, pengalaman, wawasan serta keterampilan

c. Meningkatkan rasa percaya diri

d. Memotivasi memberikan rangsangan berfikir untuk memecahkan masalah

e. Mengembangkan diri secara profesional

Bagi Sekolah

a. Perbaikan proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi hasil belajar

b. Meningkatkan kemampuan profesional guru

c. Terciptanya suasana belajar yang kondusif di sekolah

d. Meningkatkan kemampuan profesional guru

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Kajian Pustaka

Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2007) CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.

Menurut Jonhson dalam Sugiyanto (2007) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya.

Beberapa strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru secara kontekstual antara lain: a) Pembelajaran berbasis masalah; b) Menggunakan konteks yang beragam; c) Mempertimbangkan kebhinekaan siswa; d) Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri; e) Belajar melalui kolaborasi; f) Menggunakan penelitian autentik; dan g) Mengejar standar tinggi.

Berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD) Penerapan strategi pembelajaran konstektual digambarkan sebagai berikut:

a. Relating: Belajar dikatakan dengan konteks dengan pengalaman nyata, konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk membantu peserta didik agar yang dipelajarinya bermakna.

b. Experiencing: Belajar adalah kegiatan “mengalami “peserta didik diproses secara aktif dengan hal yang dipelajarinya dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji,berusaha menemukan dan menciptakan hal yang baru dari apa yang dipelajarinya.

c. Applying: Belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dengan dalam konteks dan pemanfaatanya.

d. Cooperative: Belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui kegiatan kelompok, komunikasi interpersonal atau hubunngan intersubjektif.

e. Trasfering: Belajar menenkankan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.

Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa pada periode tertentu. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa (Hamdani, 2010). Berbeda dengan Winkel (2004), prestasi belajar merupakan perubahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam diri siswa sebagai akibat interaksi aktif dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan itu terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif sama, terarah dan bersifat positif. Menurut Tu’u (2004), prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti pelajaran. Prestasi belajar yang dinilai hanya pada aspek kognitifnya saja yang dibuktikan dari hasil ulangan-ulangan siswa.

Menurut Mun’im (2009), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dari mempelajari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tertentu dengan alat ukur berupa evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, kata atau simbol. Prestasi belajar mencakup aspek yang berkenaan dengan perubahan dan kemampuan yang telah dimiliki siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan dan kemampuan yang telah dimiliki tersebut bisa berupa komunikasi, interaksi, kreativitas, dan sebagainya (Pujiati dan Nyata, 2006). Menurut Wardiyati (2006), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran dan dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas, penelitan ini mengacu pada pengertian prestasi belajar menurut Tu’u (2004). Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti pelajaran. Prestasi belajar yang dinilai hanya pada aspek kognitifnya saja yang dibuktikan dari hasil ulangan-ulangan siswa.

Pembelajaran Matematika di SD

Belajar matematikan merupakan tentang konsep-konsep dan struktur abstrak yang terdapat dalam matematika serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur matematika. Belajar matematika harus melalui proses yang bertahan dari konsep yang sederhana ke konsep yang lebih kompleks. Setiap konsep matematika dapat dipahami dengan baik jika pertama-tama disajikan dalam bentuk konkrit. Russeffendi (1992) mengungkapkan bahwa alat peraga adalah alat untuk menerangkan/mewujudkan konsep matematika sehingga materi pelajaran yang disajikan mudah dipahami oleh siswa.

Salah satu dari Standar Kompetensi Lulusan SD pada mata pelajaran matematika yaitu, memahami konsep bilangan pecahan, perbandingan dalam pemecahan masalah, serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas 2006). Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pemahaman guru tentang hakekat pembelajaran matematika di SD dapat merancang pelaksanaan proses pembelajaran dengan baik yang sesuai dengan perkembanagan kognitif siswa, penggunaan media, metode dan pendekatan yang sesuai pula. Sehingga guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif serta terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang efektif.

Kerangka Berpikir

Pada pembelajaran sebelum penelitian dilakukan, peneliti belum menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran Matematika tentang penjumlahan bilangan bulat sehingga prestasi belajar siswa rendah selain itu siswa menjadi kurang antusias untuk belajar.

Perlu perbaikan dengan menerapkan model pembelajaran yang membuat siswa merasa nyaman dalam belajar. Salah satu model pembelajaran yang membuat nyaman dalam pembelajaran yaitu model pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Dengan kenyamanan siswa dalam pembelajaran diharapkan prestasi belajar siswa juga dapat ditingkatkan.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori serta kerangka berpikir tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis “Diduga penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika tentang penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN 2 Jepangrejo tahun pelajaran 2014/2015”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Jepangrejo Kecamatan Kota Blora pada tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Jepangrejo yang berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV SD Negeri 2 Jepangrejo tahun pelajaran 2014/2015. Data yang dikumpulkan dari siswa meliputi data dari hasil evaluasi setiap siklus dan lembar observasi kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berbentuk teknik tes dan non tes.

Perbaikan pembelajarn ini menggunakan model spiral dengan siklus yang berisi tahapan-tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (model Kemmis & Mc Taggart). Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Adapun tahapan pelaksanaan tiap siklus adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Pengamatan dilakukan pada tiap siklus. Pengamatan/observasi dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan sewaktu mengajar. Hal yang diamati meliputi aktifitas belajar siswa, kegiatan siswa, kegiatan guru dan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari observasi ini akan dijadikan dokumen hasil observasi pada tiap siklus siklus. Refleksi dilakukan pada tiap siklus. Melaui refleksi diketahui bahwa pemanfaatan model Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran diharapkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 2 Jepangrejo Kecamatan Kota Blora Kabupaten Blora materi penjumlahan bilangan bulat meningkat.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pembelajaran Pra Siklus

Pembelajaran pra siklus mencerminkan kegagalan pembelajaran yang dilakukan peneliti. Siswa terlihat pasif. Peneliti sebagai guru hanya melakukan kegiatan pembelajaran satu arah. Metode ceramah terlalu dominan. Selanjutnya siswa diberikan contoh-contoh soal dan cara pengerjaannya. Konsep yang diterima siswa adalah sesuatu yang abstrak. Pada akhir pembelajaran, ketika dilakukan ulangan, hasil yang dicapai masih jauh dari yang diharapkan. Dari 23 siswa, yang tuntas belajar (nilainya > 70) hanya 10 anak (43,48%). Sisanya, sejumlah 13 anak tidak tuntas belajar. Rata-rata nilai ulangan siswa adalah 60,43 dengan rincian siswa yang mendapat nilai 40 adalah 4 anak, nilai 50 adalah 4 anak, nilai 60 adalah 5 anak, nilai 70 adalah 7 anak, dan nilai 80 adalah 3 anak.

Pembelajaran Siklus 1

Pada pembelajaran siklus I, guru menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Proses belajar mengajar tampak lebih hidup. Siswa tampak aktif dan nyaman ketika dilakukan diskusi kelas karena masalah yang disuguhkan dalam LKS berupa masalah yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari. Siswa belajar tanpa menyadari kalau mereka sedang belajar. Pada siklus I ini juga sudah tampak beberapa siswa berani melakukan presentasi atas hasil kerja kelompoknya. Pada akhir siklus dilakukan ulangan. Hasil ulangan siswa menunjukkan jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 15 anak (65,22%). Masih terdapat 8 anak yang tidak tuntas belajar. Rata-rata nilai ulangan pada siklus I adalah 69,13. Siswa yang mendapat nilai 50 adalah 2 anak, nilai 60 adalah 6 anak, nilai 70 adalah 9 anak, nilai 80 adalah 4 anak, dan nilai 90 adalah 2 anak.

Pembelajaran Siklus 2

Pembelajaran siklus II guru kemali menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Pada tahapan diskusi guru membagi siswa dengan kelompok lebih kecil. Jika pada siklus 1 dalam setiap kelompok terdiri dari 6 anak, pada siklus 2 dalam setiap kelompok terdiri dari 4 anak. Situasi diskusi lebih hidup karena sudah tidak ada siswa yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Semua siswa terlibat aktif dalam diskusi. ketika dilakukan ulangan pada akhir siklus, hasil yang diperoleh kembali meningkat. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus 2 adalah 19 anak (82,61%), sementara yang 4 anak tidak tuntas belajar. Perolehan nilai ulangan harian juga sudah terdapat siswa yang mendapat nilai 100. Siswa yang mendapat nilai 60 adalah 4 anak, nilai 70 adalah 9 anak, nilai 80 adalah 6 anak, nilai 90 adalah 3 anak, dan nilai 100 adalah 1 anak. Rata-rata dari nilai ulangan siswa tersebut adalah 74,78.

Pembahasan

Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran Matematika materi penjumlahan bilangan bulat kelas IV SD Negeri 2 Jepangrejo Kecamatan Kota Blora Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 terjadi peningkatan pada prestasi belajar siswa kelas IV.

Pada pembelajaran pra siklus guru melakukan pembelajaran belum menerapkan model pembelajaran yang sesuai dan masih menggunakan metode konvensional, akibatnya, siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Siswa kurang memperhatikan saat guru menerangkan. Siswa sebagian gaduh saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hai ini berdampak pada hasil ketika dilakukan ulangan di akhir pembelajaran. Presasi belajar siswa rendah. Tingkat ketuntasan belajar pada pembelajaran pra siklus adalah 43,48% dengan rata-rata nilai ulangan 60,43. Pada siklus 1, guru menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Aktivitas siswa meningkat. Hasil ulangan juga meningkat pada siklus 1. Tingkat ketuntasan belajar menjadi 65,22% dengan rata-rata nilai ulangan 69,13. Pembelajaran siklus 1 belium mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu minimal 80% siswa tuntas. Untuk itu masih diperlukan perbaikan pada pembelajaran siklus 2. Hasil yang dicapai pada siklus 2 sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 82,61% siswa tuntas belajar dengan rata-rata nilai ulangan 74,78.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dikumpulkan, di akhir penelitian peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN 2 Jepangrejo Kecamatan Kota Blora tahun pelajara 2014/2015.

Saran dan Tindak Lanjut

Berdasarkan pembahasan, model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ternyata mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi penjumlahan bilangan bulat, maka disarankan:

a. Kepada Kepala Sekolah hendaknya memfasilitasi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model-model pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa menjadi lebih baik;

b. Kepada Guru hendaknya menerapkan berbagai model dan metode pembelajaran yang variatif dalam setiap pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi pelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh;

c. Kepada Siswa hendaknya lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Depdiknas: Dirjendikti.

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Mun’im, Ahmad. 2009. Hubungan Prestasi Belajar Program Diklat Kewirausahaan dengan Minat Berwiraswasta Siswa Kelas III SMK Negeri 1 Samarinda. Skripsi.

Ruseffendi. 1992. Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid Guru dan SPG. Bandung: CV Tarsito

Sugiyanto. 2007. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG): Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Wardiyati, Agustin. 2006. Hubungan antara Motivasi dengan Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam. Skrpsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

 

Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.