Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI DI SMP NEGERI 2 TONDANO)
Mardince Sasingan
Program Studi PGSD- FKIP Universitas Halmahera
ABSTRAK
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada pokok bahasan Pertumbuhan dan Perkembangan dapat menigkatkan hasil belajar IPA Biologi siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen sejati, dimana kelas eksperiman menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dimana nilai rataan kelompok eksperimen adalah 8,8 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya mencapai 6,53. Jadi bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative tipe STAD pada pokok bahasan Pertumbuhan dan Perkembangan di kelas VIII SMP Negeri 2 Tondano ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci: Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division), Hasil belajar
PENDAHULUAN
Biologi adalah salah satu cabang IPA yang membahas tentang makhluk hidup. Sebagai salah satu kelompok bidang studi yang menekankan pada cara berpikir ilmiah, penataan nalar, pengembangan sikap dan memberi penekanan keterampilan pada peserta didik.
Pelajaran ilmu biologi termasuk pelajaran pokok dalam bidang IPA di SMP. Di dalam mempelajari ilmu biologi memerlukan suatu proses yang bersifat eksplorasi serta menemukan, bukan hanya sekedar menghafal semata-mata. Oleh karena itu, dalam proses belajar ilmu biologi diperlukan berbagai strategi, pendekatan, metode, model dan media agar siswa lebih aktif belajar dan memahami konsep serta prinsip-prinsip ilmu biologi sehingga diharapkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya peran guru dalam menyajikan materi pembelajaran.Untuk itu guru hendaknya menguasai dan mampu menerapkan berbagai strategi, pendekatan, metode,model dan media pembelajaran agar supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Salah satu model pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga memunculkan minat siswa untuk belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda, dimana dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling embantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya melaporkan bahwa penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Hardian, 2009; Surianta, 2009; Lalawi, 2010).
Berdasarkan observasi yang diperoleh, hasil belajar IPA Biologi di SMP Negeri 2 Tondano masih rendah. Dalam pembelajaran IPA Biologi guru hanya menggunakan metode yang konvensional dimana dalam menyajikan materi guru hanya menggunakan metode ceramah sementara siswa hanya mencatat apa yang dijelaskan oleh guru. Tulisan yang ada dicatatan hanya berupa salinan murni dari apa yang ditulis dipapan tulis, bahkan ada siswa yang salinannya salah namun enggan meminta penjelasan dari guru. Siswa menjadi kurang aktif dan pembelajaran hanya terpusat pada guru. Kondisi belajar demikian inilah, diduga merupakan salah satu penyebab rendahnya hasil belajar IPA Biologi di SMP Negeri 2 Tondano. Hal ini merupakan indikasi bahwa pembelajaran sesungguhnya belum tuntas.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tondano. Pelaksanaannya di mulai bulan Juli sampai Agustus 2015.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tondano Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 7 kelas.
Sampel penelitian diambil 2 kelas secara acak untuk ditetapkan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu kelas VIIIA dengan jumlah siswa 30 orang, perempuan 11 orang dan laki-laki 19 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIID sebagi kelas kontrol dengan jumlah siswa 30 orang, perempuan 12 orang dan laki-laki 18 orang.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini ialah metode eksperimen sejati, dimana kelas eksperiman menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada rancangan eksperimen dengan menggunakan “randomized control groups pre-test and post-test design. Dengan rancangan. Dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Randomized control groups pre-test and post-test design
Group
|
Pre-Test |
Treatment |
Post-Test |
A
|
T1 |
X |
T2 |
B
|
T1 |
– |
T2 |
(Suryabrata, 2003: 105)
Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan data yang terkumpul selanjutnya ditabulasi kemudian dianalisis dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan selanjutnya uji hipotesis (Sudjana 1992: 466). Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Uji Normalitas data dengan menggunakan Uji Liliefors
a. Hipotesis H0: Sampel berdistribusi normal H1: Sampel tidak berdistribusi normal
b. Taraf nyata (α) = 0,05
c. Wilayah Kritik: tolak H0 jika L0 > L tabel
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil pre-test berdistribusi normal atau tidak, Pengujian normalitas data menggunakan tabel Lilliefors. Selanjutnya data tersebut diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pengujian hipotesis nol
1) Pengamatan X1,X2……………………,Xn dijadikan bilangan baku Zi,Z2,……Zn dengan menggunakan rumus Zi = ( dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel
2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P (Z ≤ Zi)
3) Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,…………….Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan oelh S(Zi),
Maka S(Zi) =
4) Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. Ambil harga yang paling besar diantara hargaa-harga mutlak selisih tersebut. (Sudjana 1992: 466)
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan L0 ini dengan nilai kritis L1, yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriteria pengujian tolak hipotesis nol jika L0 > L tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.
Uji Homogenitas
Untuk mengetahui apakah ke dua populasi homogen atau tidak, dilakukan uji homogenitas. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. H0: σ12 = σ22
b. H1 : σ12 ≠σ22
c. Taraf nyata α = 0,05
d. Kriteria pengujian: terima Ho jika Fhitung < Ftabel
e. Perhitungan .
F=
Pengujian Hipotesis
Untuk melihat apakah terdapat perbedaan ke dua metode maka di lakukan dengan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t.
Langkah langkahnya sebagai berikut:
1) Menghitung rata-rata masing-masing sampel
2) Menghitung varians (S2) masing-masing sampel
3). Menguji hipotesis
Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : µ12 = µ22
H1 : µ12 ≠µ22
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian data terdiri dari
Persiapan
a. Memilih kelas yang ada dan kemudian membagi dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol
b. Menyiapkan rancangan pembelajaran
Pelaksanaan
a. Memberikan pre-test untuk kelas eksperimen dan kelas control
b. Melaksanakan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelas control
c. Memberikan post-test
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada kelas VIII di SMP Negeri 2 Tondano, sebelum ekspiremen dilakukan, diadakan Pre-Test dan untuk melihat apakah ke-dua populasi berdistribusi normal. Untuk itu dilakukan uji normalitas Liliefors. Hasil pengujian menunjukkan ke dua sampel berdistribusi normal.
Pada pengolahan data hasil Pre-Test, kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata 3,7. Lhitung = 0,0685 sedangkan Ltabel = 0,161 pada taraf nyata α = 0,05. Karena Hhitung < Htabel, maka terima H0. Kesimpulannya sampel berdistribusi normal.
Uji homogenitas kedua kelompok sampel, dengan menggunakan uji kesamaan dua varians menunjukkan bahwa pada taraf nyata α = 0,05 nilai Fhitung = 4,85 sedangkan Ftabel = 1,84. Kriteria pengujian tolak H0 jika F hitung ≥ F α (V1, V2). Hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung = 4,85 sedangkan Ftabel = 1,84. Kesimpulannya tolak H0. Jadi ke dua sampel mempunyai varians yang tidak homogen.
Oleh karena ke-dua sampel tidak homogen maka hasil yang diperoleh dari perhitungan bahwa thitung = 6,88 sedangkan nilai ttabel = 2,04 pada taraf nyata α = 0,05. Kriteria pengujian: terima H0 jika thitung terdapat di antara -2,04 dan 2,04 dan tolak H0 jika thitung mempunyai harga-harga lain. Dari data yang diperoleh dalam pengujian hipotesis ternyata thitung terdapat diluar wilayah penerimaan H0 dimana thitung = 6,88 > 2,04. Dengan demikian hipotesis H0 ditolak dan menerima hipotesis alternatif H1.
Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan uji liliefors pada kelas eksperimen didapat L0 = 0,1478 dengan n = 30 dan taraf nyata α = 0,05. Dari nilai liliefors L untuk uji liliefors didapat Ltabel = 0,161 yang lebih besar dari L0 = 0,1478 sehingga hipotesis H0 diterima. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data berdistribusi normal.
Berdasarakan hasil perhitungan diperoleh thitung = 6,88 dan nilai ttabel = t1 – α dimana ttabel = t1 – α (0,05) , ttabel = t1 – 0,025, ttabel = t0.975 ttabel = 2,04 Pada taraf nyata α = 0,05 dengan kriteria pengujian: terima H0 jika
– < t’ <
dan tolak H0 jika thitung memiliki harga-harga lain. Dari data diperoleh thitung 6,88 > ttabel 2,04 dan berada di luar penerimaan H0. Dengan demikian Hipotesis H0 ditolak, dan menerima Hipotesis alternatif (H1).
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dimana nilai rataan kelompok eksperimen adalah 8,8 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya mencapai 6,53 dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Diagram Hasil Belajar Setelah Perlakuan
Pada penelitian ini, dari data yang diperoleh setelah melewati beberapa tahap pengujian, terlihat bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas VIIIA dibandingkan dengan kelas VIIID sebagai kelas kontrol yang hanya menggunakan model pembelajaran konvensional. Dimana untuk kelas VIIIA rata-rata hasil belajar adalah 8.8 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas VIIID yang hanya memperoleh nilai rata-rata 6.53. Hasil ini sama seperti yang dilaporkan oleh Hardian (2009), Surianta (2009), Lalawi (2010) yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pengelompokkan siswa dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran tingkat perstasi, jenis kelamin dan suku yang merupakan gagasan utama tipe STAD ternyata dapat memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai ketrampilan yang diajarkan guru. Hal ini disebabkan fokus yang ditekankan adalah keberhasilan seorang anggota akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok. Demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu siswa.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ternyata dapat memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik karena sangat membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 2 Tondano dapat dilihat adanya keuntungan dari hasil belajar kelompok yang menggunakan model pembelajaran koopertif tipe STAD:
1. Dalam proses belajar mengajar, siswa cenderung bersifat aktif karena adanya diskusi kelompok untuk menyelesaikan tugas yeng diberikan oleh guru.
2. Adanya interaksi dan kerja sama antar anggota kelompok untuk saling berbagi pengetahuan dengan teman sekelompoknya untuk menguasai materi pelajaran.
3. Adanya proses diskusi dalam kelompok dimana masing-masing anggota kelompok saling menjelaskan jawabannya, berdasarkan penguasaan konsep yang diterima masing-masing anggota, sehingga apabila terdapat perbedaan jawaban siswa berusaha untuk mencari pemecahannya sebelum bertanya kepada guru.
4. Menumbuhkan sikap positif terhadap pelajaran biologi. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa yang antusias mengikuti pelajaran dan siap menerima pelajaran.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran cooperative tipe STAD pada pokok bahasan Pertumbuhan dan Perkembangan di kelas VIII SMP Negeri 2 Tondano ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dimana untuk kelas eksperimen rata-rata hasil belajar adalah 8.8 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya memperoleh nilai rata-rata 6.53
Daftar Pustaka
Hardian. 2009. Jurnal-model-model-pembelajaran-kooperatif-stad
(http://disdikpora-boyolali.info/) diakses 30/10/11
Ibrahim, M.dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University.Press.
Lalawi. 2010. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMP Kristen Yatiba Tinoor. UNIMA. Tondano. Skripsi tidak dipulikasikan