Penerapan Model Pembelajaran Paikem Gembrot Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM GEMBROT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS VIIIF SMP NEGERI 2 GETASAN
SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Siti Nurkhasanaah
SMPN 2 Getasan Kabupaten Semarang
ABSTRAKS
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika melalui model pembelajaran Paikem Gembrot pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Getasan. Penelitian tindakan ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus menggunakan prosedur perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan teknik dokumenter, observasi, angket, dan tes. Analisis data dilakukan dalam 3 langkah pokok, yaitu: analisis deskriptif kualitatif, analisis deskriptif kuantitatif, dan deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan secara kualitatif terjadi perubahan perilaku siswa yang semakin aktif dalam mengikuti pembelajaran pada pelajaran matematika, terlihat dari banyaknya siswa yang aktif dengan katagori tinggi meningkat dari 0% menjadi 50% atau mengalami peningkatan sebesar 50%. Rata-rata hasil belajar meningkat sebesar 16,07 yaitu dari 60,18 menjadi 76,25. Tingkat ketuntasan belajar siswa juga meningkat sebesar 46,67% yaitu dari 33,33% menjadi 80%.
Kata kunci: Paikem Gembrot, keaktifan dan hasil belajar
PENDAHULUAN
Keberhasilan proses pembelajaran di kelas dapat dilihat dari keaktifan pada proses pembelajaran dan hasil belajar siswa setelah dilakukan evaluasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada proses pembelajaran yang telah dilakukan pada kompetensi dasar sebelumnya, penulis menemukan bahwa keaktifan siswa masih cukup rendah. Hal ini dapat dilihat diantaranya dari keberanian siswa untuk bertanya, maupun keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan serta keberanian siswa untuk mengemukakan gagasan belum nampak terlihat.
Selain itu berdasarkan dokumen yang dimiliki oleh peneliti bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Getasan semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran matematika juga belum mencapai hasil seperti yang diharapkan. Hal ini terbukti dengan hasil ulangan harian maupun ulangan akhir semester yang nilai rata-ratanya masih di bawah KKM.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika siswa Kelas VIII F SMP Negeri 2 Getasan yaitu dengan menerapkan model Pembelajaran Aktif Inovatif Efektif Menyenangkan Gembira dan Berbobot (PAIKEM GEMBROT).
Model pembelajaran tersebut akan memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam berpartisipasi pada kegiatan belajar (student centered). Selain itu juga diperlukan alat peraga untuk membantu siswa agar lebih mempermudah dalam pemahaman materi bangun ruang sisi datar. Pembelajaran yang gembira merupakan pembelajaran yang siswanya merasa senang terhadap pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran yang berkesan dihati siswa yang memotivasi siswa untuk semangat belajar. Pembelajaran memberikan suasana ceria dan bersuka ria sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan. Pembelajaran yang berbobot merupakan pembelajaran yang memiliki nilai yang bermutu tinggi dan kebermaknaan dalam materi pembelajarannya (Iif dan Sofan Amri: 2011).
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Bagaimana penerapan model pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar bagi siswa kelas VIII F semester 2 SMP Negeri 2 Getasan Tahun pelajaran 2015/2016?
- Bagaimana menggunakan model pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar bagi siswa kelas VIII F semester 2 SMP Negeri 2 Getasan Tahun pelajaran 2015/2016?
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi datar bagi siswa kelas VIII F semester 2 SMP Negeri 2 Getasan Tahun pelajaran 2015/2016 dengan menggunakan model pembelajaran PAIKEM GEMBROT.
Manfaat penelitian yaitu secara teoritis, Penelitian tindakan ini dapat memberikan informasi ilmiah dalam pembelajaran matematika terkait penerapan model pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Model pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar bagi siswa kelas VIII F semester 2 SMP Negeri 2 Getasan Tahun pelajaran 2015/2016.
Penelitian Tindakan Kelas ini juga diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti: a) Bagi Siswa penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika, dan dapat membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti mata pelajaran matematika, b) Bagi Guru; penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan motivasi untuk menerapkan model pembelajaran PAIKEM GEMBROT selain model pembelajaran yang telah digunakan oleh guru. Selain itp, guru diharapkan mampu menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, c) Bagi Sekolah, Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam kelas yang bersangkutan, mutu lulusan, sumber daya manusia yang ada, dan meningkatkan layanan pendidikan kepada masyarakat serta dapat menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang keberhasilan peningkatan kreativitas bagi siswa.
KAJIAN TEORI
PAIKEM GEMBROT, dengan kepanjangan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot. Guru dapat menyajikan dengan hasil terukur sesuai belajar secara aktif.
PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan Gembira dan Berbobot) adalah sebuah program/model pembelajaran terpadu yang bertujuan meningkatkan mutu dan efisiensi pengelolaan pendidikan dengan mengembangkan praktik-praktik yang sudah ada. Secara garis besar PAIKEM GEMBROT (Iif Khoiru & Sofan, 2011: 1) dapat digambarkan sebagai berikut:
- Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
- Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
- Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.
- Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Fase PAIKEM GEMBROT pada dasarnya mengikuti langkah-langkah (sintak) pembelajaran terpadu. Secara umum sintak tersebut mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap model pembelajaran yang meliputi 3 (tiga) tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi (Prabowo, 2000: 6). Tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Tahap Perancanaan
Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh guru adalah menentukan kompetensi dasar dan menentukan indikator; dan hasil belajar.
Tahap Pelaksanaan
Tahap ini meliputi sub tahap: yaitu a) Proses Pembelajaran oleh guru. Adapun langkah yang ditempuh guru antara lain: Menyampaikan konsep pendukung yang harus dilakukan siswa, menyampaikan konsep-konsep pokok yang akan dikuasai oleh siswa, menyampaikan keterampilan proses yang akan dikembangkan, menyampaikan alat dan bahan yang dibutuhkan, dan, menyampaikan pertanyaan kunci. b) Tahap Manajemen yang meliputi langkah-langkah: pengelolaan kelas, dimana kelas dibagi dalam beberapa kelompok, kegiatan proses, kegiatan pencacatan data, dan diskusi. c) Tahap Evaluasi, yang meliputi: i) evaluasi Proses, adapun hal-hal yang menjadi perhatian dalam evaluasi proses terdiri dari: ketetapan hasil pengamatan, ketepatan penyusunan alat dan bahan, dan ketetapan menganalisis data. ii) evaluasi hasil, yaitu pengusaan konsep-konsep sesuai indikator yang telah ditetapkan. iii) evaluasi psikomotorik, yaitu penguasaan penggunaan alat ukur.
Alur pemikiran dalam penelitian tindakan kelas digambarkan melalui kerangka berfikir sebagai berikut:
Gambar 1. Krangka Berpikir Penelitian
Hipotesis Tindakan
Model PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIIIF SMP Negeri 2 Getasan semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Getasan Semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016.
Penelitian ini adalah penelitian PTK dengan menggunakan model PAIKEM GEMBROT. Langkah penelitian ini menggunakan pola siklus. Siklus I merupakan tahap pelaksanaan model PAIKEM GEMBROT pada materi pembelajaran bangun ruang sisi datar. Siklus II merupakan tahap perbaikan, peneliti menggunakan model PAIKEM GEMBROT guna memperbaiki hasil pembelajaran pada siklus I. Setiap siklus dalam PTK terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali.
Pelaksanaan siklus I dan II, peneliti melakukan pengamatan pembelajaran materi bangun ruang sisi datar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar angket. Sedangkan untuk hasil belajar siswa peneliti menggunakan lembar soal tes.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, setiap pertemuan memiliki alokasi waktu sebanyak 40 menit.
Tindakan yang dilakukan pada siklus 1 adalah Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dan duduk melingkar, Siswa diberikan LKS, Guru menunjukkan minicraft, Guru menjelaskan minicraft yang tersusun dari bangun ruang,Siswa diminta membuat minicraft yang mirip dengan contoh yang diberikan, Siswa bekerja sama dan berdiskusi dalam kelompok, Siswa diminta untuk melengkapi LKS, Guru meminta siswa mempresentasikan minicraft yang sudah dibuat.
Sedangkan tindakan yang dilakukan pada siklus 2, pada pertemuan pertama adalah guru menunjukkan berbagai macam produk yang berbentuk bangun ruang sisi datar yang ditempel di papan. Guru meminta siswa mengeluarkan alat dan bahan (gunting, spidol/pensil warna, penggaris dan lem). Guru meminta siswa mulai membuat produk. Guru meminta siswa mempresentasikan produk yang dibuat. Sedangkan pada pertemuan kedua adalah guru membagi siswa menjadi 7 kelompok. Guru menjelaskan aktivitas berupa permaianan. Siswa memulai permainan “Temukan Aku”. Siswa bertukar tempat duduk dengan kelompok lain. Guru meminta siswa mengoreksi jawaban kelompok lain. Kelompok yang paling banyak memiliki jawaban benar akan mendapatkan hadiah. Guru bersama siswa membahas Soal dalam permainan “Temukan Aku”. Guru memberikan hadiah kepada kelompok yang paling banyak menjawab dengan benar.
Peneliti melakukan analisis data yang didapat dari observasi selama kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil tes yang diberikan di akhir pembelajaran pada siklus I ternyata hasilnya masih belum memenuhi harapan. Nilai rata-rata yang diperoleh dari tes tersebut masih banyak di bawah KKM yaitu 75. Selanjutnya peneliti menentukan langkah-langkah yang akan diambil untuk pelaksanaan siklus II yaitu dengan menggunakan PAIKEM GEMBROT dalam pembelajarannya.
Kemudian peneliti menganalisis data yang didapat dari observasi selama kegiatan pembelajaran.Berdasarkan hasil tes yang diberikan di akhir pembelajaran pada siklus II, hasilnya dapat dikatakan berhasil dengan baik yaitu tingkat ketuntasan mencapai > 75%.
Indikator kinerja pada penelitian ini yaitu target yang ingin dicapai peneliti setelah peneliti menggunakan model pembelajaran Paikem Gembrot bagi siswa kelas VIII F semester 2 pada materi bangun ruang sisi datar adalah:
- Rata-rata minimal keaktifan belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar melalui model pembelajaran PAIKEM GEMBROT pada siswa kelas VIII F semester SMP N 2 Getasan Tahun pelajaran 2015/2016 dengan kriteria tinggi.
- Rata-rata minimal ketuntasan hasil belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar melalui model pembelajaran PAIKEM GEMBROT pada siswa kelas VIII F semester SMP N 2 Getasan Tahun pelajaran 2015/2016 adalah 75%
Adapun rentang nilai keaktifan siswa disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3 Rentang nilai keaktifan siswa
No | Jumlah Nilai | Kategori |
1 | 38 – 78 | Rendah |
2 | 79 – 119 | Sedang |
3 | 120 – 160 | Tinggi |
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil observasi sebelum dan sesudah siklus, keaktifan siswa mengalami peningkatan. Pada observasi sebelum tindakan, siswa cenderung masih pasif. Tidak berani bertanya ketika ada materi yang tidak dipahami. Pada tindakan siklus I dengan penerapan model pembelajaran PAIKEM GEMBROT siswa sudah nampak berani bertanya dan merespon ketika guru bertanya. Selain itu, beberapa siswa sudah mulai memperhatikan saat guru menjelaskan materi dan aktif untuk kerjasama dalam kelompok ketika guru meminta siswa membuat mini craft.
Pada siklus II setelah diterapkan model PAIKEM GEMBROT untuk beberapa pertemuan siswa lebih aktif dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru, dan siswa antusias dalam membuat produk bentuk bangun ruang sisi datar. Siswa mendengarkan presentasi dan aktif merespon atau memberikan pendapat saat siswa lainnya melakukan presentasi.
Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil observasi yaitu pada pra siklus lembar observasi angket keaktifan siswa, secara keseluruhan menunjukkan tingkat keaktifan siswa 5% masih dalam kategori rendah, 95% dalam kategori sedang, dan 0% dalam kategori tinggi. Pada siklus I lembar observasi angket keaktifan siswa, secara keseluruhan menunjukkan tingkat keaktifan siswa 0% dalam kategori rendah, 90% dalam kategori sedang, dan 10% dalam kategori tinggi. Pada siklus II lembar observasi angket keaktifan siswa, secara keseluruhan menunjukkan tingkat keaktifan siswa 0% dalam kategori rendah, 50% dalam kategori sedang, dan 50% dalam kategori tinggi.
Perbandingan keaktifan siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini.
Tabel 1 Perbandingan Keaktifan siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No | Kategori | Pra Siklus | Siklus I | Siklus II | |||
Frekuensi | Persentase | Frekuensi | Persentase | Frekuensi | Persentase | ||
1 | Rendah | 1 | 5% | 0 | 0% | 0 | 0% |
2 | Sedang | 19 | 95% | 18 | 90% | 10 | 50% |
3 | Tinggi | 0 | 0% | 2 | 10% | 10 | 50% |
JUMLAH | 20 | 100 | 20 | 100 | 20 | 100 |
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa pada materi bangun ruang sisi datar dengan penerapan PAIKEM GEMBROT bagi siswa kelas VIII F semester II SMP Negeri 2 Getasan Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil belajar siswa pada saat diadakan pra siklus hanya 7 siswa atau 33,33% yang dinyatakan tuntas sedangkan pada siklus I ketuntasan mencapai 9 siswa atau 45% dari 20 siswa. Pada siklus 1 tingkat ketuntasan masih kurang memuaskan dan ini perlu dilakukan tindak lanjut sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan penerapan model PAIKEM GEMBROT pada materi bangun ruang sisi datar. Pada siklus II rata-rata ketuntasan meningkat menjadi 80%. Adanya peningkatan yang cukup baik dalam tindakan ini. Hasil belajar siswa pada tes disetiap siklus dapat dilihat pada tabel dan gambar.
Tabel 16 Tabel perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan II
No | Keterangan | Pra Siklus | Siklus I | Siklus II |
1. | TUNTAS | 33,33% | 45% | 80% |
2. | TIDAK TUNTAS | 67,67% | 55% | 20% |
Jumlah | 100% | 100% | 100% |
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasa di atas, maka Penilaian tindakan Kelas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model PAIKEM GEMBROT pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Getasan dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan dari keaktifan belajar dan hasil belajar siswa.
- Keaktifan belajar siswa meningkat dari tingkat keaktifan siswa 5% masih dalam kategori rendah, 95% dalam kategori sedang, dan 0% dalam kategori tinggi menjadi tingkat keaktifan siswa 0% dalam kategori rendah, 50% dalam kategori sedang, dan 50% dalam kategori tinggi.,
- Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yang bermula dari tahap Pra siklus terdapat 7 orang atau 33,33% siswa yang tuntas dengan rata-rata 60,18. menjadi 16 orang atau 80% siswa yang tuntas dengan rata-rata 76,25.
Saran
Setelah melaksankan penelitian ini peneliti menyarankan:
- bagi guru: Guru hendaknya mampu menambah referensi model-model pembelajaran seperti model PAIKEM GEMBROT sehingga dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa, atau dengan mengikuti kegiatan seminar, dan pelatihan kinerja guru.
- bagi siswa: Diharapkan siswa dapat berperan aktif selama pembelajaran matematika di kelas seperti berani berpendapat, bertanya kepada guru, atau mengadakan belajar kelompok sehingga dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam belajar matematika, serta dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal.
- bagi sekolah: Diharapkan sekolah meningkatkan kualitas guru serta menambah fasilitas yang menunjang untuk kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menghasilkan lulusan yang bermutu dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru dan Sofan Amri. 2011. Paikem Gembrot. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Jauhar, Mohhamad. 2011. Implementasi Paikem Dari Behavioristik Sampai Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 1989. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Sunarto. 2012. Icebreaking Dalam Pembelajaran Aktif. Surakarta: Cakrawala Media.
Tampubolon, Saur M. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Pendidik Dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.
Thobroni, M. 2015. Belajar & Pembelajaran Teori Dan Praktik. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.