Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI KEDAULATAN NEGARA KESATUAN RI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)
BAGI SISWA KELAS IX E SMP NEGERI 2 BRINGIN SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Nuryati
SMP Negeri 2 Bringin Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn yang diimplementasikan dengan model pembelajaran NHT. Penelitian tindakan ini dilaksanakan dengan 3 siklus. Setiap siklus menggunakan prosedur perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data hasil penelitian dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif. Dari data hasil belajar siswa prasiklus persentase jumlah siswa kelas IXE yang tuntas KKM sebesar 53%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, rata–rata hasil belajar naik menjadi 66%. Rata–rata hasil belajar siklus II meningkat menjadi 82,8%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan Model Pembelajaran Number Head Together dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IXE semester 1 SMP Negeri 2 Bringin Tahu Pelajaran 2019/2020.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)
Latar Belakang Masalah
SMP Negeri 2 Bringin merupakan sekolah yang berada di daerah pinggiran Kabupaten Semarang. Sebagai sekolah non favorit sebagian besar siswa yang masuk ke SMPN 2 Bringin merupakan limpahan dari sekolah-sekolah yang lebih favoerit dengan nilai hasil belajar yang rendah. Ketuntasan belajar ideal 75% belum dapat diterapkan di SMP Negeri 2 Bringin. Pada tahun pelajaran 2019/2020, nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) mata pelajaran PPKn pada kelas IX adalah 75. Pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020, hasil ulangan harian materi Kedaulatan Negara Kesatuan kelas IXE menunjukkan rata-rata nilai 65 dengan 10 siswa (33%) yang tuntas dan 2 siswa (66%) tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam penugasan siswa cenderung pasif dan menunggu temannya untuk mengerjakan tugas. Beberapa siswa bahkan sama sekali tidak mengerjakan tugas dengan alasan tidak bisa atau tidak membawa buku dan lebih memilih bercakap-cakap atau bermain-main dengan teman dari pada mengerjakan tugas. Dalam diskusi kelompok siswa cenderung diam, tidak aktif dan individualis. Hal ini menunjukkan aktivitas belajar siswa masih rendah. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan pada pasal 19 mengamanatkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Proses pembelajaran yang berkualitas adalah proses pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam setiap kegiatan di dalam kelas. Tetapi pada saat ini masih banyak kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru saja atau yang disebut teacher centered. Keaktifan belajar bagi siswa dalam proses pembelajaran sangat lah penting. Melalui pembenahan proses belajar mengajar, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan peningkatan pendidikan akan terlihat dalam hasil kompetensi yang diperoleh siswa. Guru harus lebih kreatif lagi memilih bentuk pengelolaan kelas yang berpotensi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Guru bisa meningkatkan hasil belajar siswa dan hasil kompetensi yang diperoleh oleh siswa yaitu dengan melakukan pembenahan dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya yaitu memilih metode atau model pembelajaran yang bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik. Guru bisa memilih model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksudkan. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
Salah satu pembelajaran kooperatif yang bisa dipilih adalah dengan tipe Numbered Heads Together. Suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Dimana terdapat penomoran siswa dalam kelompok untuk bekerja sama dalam menyelesaikan soal. Model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dimana siswa berkelompok atau bediskusi setelah itu siswa diberi nomer kemudian pemberian tugas dari guru. Setelah berdiskusi mereka akan menjawab pertanyaan dengan berfikir bersama. Kemudian guru akan memanggil nomor secara acak untuk siswa maju kedepan menjawab, memberi tanggapan. Kegitan belajar ini akan terasa lebih menyenangkan dan diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar siswa.
Model pemebelajaran Numbered Heads Together mudah diterapkan pada peserta didik. Model pembelajaran ini dapat meningkatakan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran ini bisa membuat siswa lebih bisa memahami materi, dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Jadi dengan teknik Numbered Heads Together siswa lebih mudah bekerja sama pada tim atau berkelompok. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Kedaulatan Negara Kesatuan RI Melalui Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Bagi Siswa Kelas IXE SMPN 2 Bringin Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Kajian Teori
Hakikat PPKn
Menurut Permendiknas No.22 Tahun 2006 dalam Anggraini (2012) tentang standar Isi Pendidikan Nasional, PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. PKn juga merupakam aspek pendidikan politik yang fokus materinya peranan warga negara dalam kehidupan bernegara yang kesemuanya itu diproses dalam rangka untuk membina peranan tersebut sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945 agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Aktivitas Belajar
Pengertian Aktivitas Belajar
Menurut Nuraini (2018) Aktivititas belajar adalah suatu kegiatan individu yang dapat membawa perubahan kea rah yang lebih baik pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu, individu dengan lingkungan. Kegiatan Aktivitas belajar adalah penekanannya pada siswa, sebab dengaan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situas belajar aktif.
Sedangkan menurut Ulfaira (2019) Aktivititas belajar adalah segala kegiatan yang yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.
Hasil Belajar
Menurut Sulastri (2019) Hasil belajar adalah suatu penialain akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuuk pribadi invidu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan mengubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
Sedngkan Menurut Widodo (2013) Hasil belajar adalah yang menjadi objek penilaian kelas berupa kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti peroses belajar-mengajar tentang mata pelajaran tertentu.
Model Pembelajaran kooperatif Tipe NHT
Pengertian NHT
Menurut Sulfiani (2016) Model Numbered Heads Together (NHT) pada dasarnya merupakan varian diskusi kelompok, memberikan kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat serta mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Selain itu model pembelajaran NHT memiliki beberapa keistimewaan, ditinjau dari segi proses, penerapan NHT lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan model kooperatif lainnya.
Berdasarkan kajian di atas, maka yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam penelitian ini, adalah suatu model pembelajaran dengan melakukan diskusi kelompok, untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi, yang tercakup dalam suatu pelajaran dan pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan. Adapun penerapan model NHT dengan langkah: (a) penomoran (numbering), (b) pemberian tugas, (c) berpikir bersama (head together), (d) pemberian jawaban (answering), (e) pemberian tanggapan, dan (f) kesimpulan.
Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut, hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah:
- Penggunaan Model Pembelajaran Number Head Together dapat meningkatkan aktivitas belajar PKn pada materi Kedaulatan Negara Kesatuan RI bagi siswa kelas IX E SMPN 2 Bringin Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020.
- Penggunaan Model Pembelajaran Number Head Together dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada materi Kedaulatan Negara Kesatuan RI bagi siswa kelas IX E SMPN 2 Bringin Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020.
Metodologi Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMPN 2 Bringin karena peneliti mengajar di SMPN 2 Bringin. Pada tahun pelajaran 2019/2020 peneliti mengajar di kelas IX sehingga penelitian ditujukan pada kelas IX. SMPN 2 Bringin terletak di Desa Pakis, Kecamatan Bringin Kabupaten semarang termasuk sekolah pinggiran dengan input siswa rata-rata rendah.
Subjek dan Obyek Penelitian
- Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX E SMPN 2 Bringin Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020, banyaknya siswa adalah 30 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
- Obyek dalam penelitian ini yaitu aktivitas belajar PKn, hasil belajar PKn dan model pembelajaran Number Head Together.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari:
Siswa
Siswa sebagai subjek penelitian yang sekaligus sebagai sumber data yang berupa hasil belajar dan aktivitas selama pembelajran berlangsung.
Guru
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang bertindak sebagai peneliti adalah guru sendiri. Data yang diperoleh dari guru adalah aktivitas guru dalam mengimplementasikan metode pembelajaran Number Head Together pada materi Kedaulatan Negara Kesatuan RI.
Observer
Bertindak sebagai observer dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kolaborator yaitu guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yangh ada dalam proses dalam lembar pengamatan (observasi) yang sudah disediakan.
Teknik Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang terdiri dari: hasil pengamatan observasi, hasil lembar kerja siswa, dan hasil evaluasi. Data tersebut dikumpulkan dengan teknik sebagai berikut:
- Observasi. Observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan setiap siklus. Lembar pengamatan huna digunakan oleh observer pada waktu guru melaksanakan proses pembelajaran dan lembar aktivitas siswa yang digunakan oleh observer untuk memantau kegiatan siswa pada waktu melakukan kegiatan pembelajaran.
- Tes. Bentuk tes yang penekiti pilih untuk pengumpulan data adalah tes tertulis dan uraian. Tes bentuk uraian merupakan tes dengan kegiatan menguraikan jawaban pertanyaan secara lengkap dan jelas.
- Dokumentasi. Dokumentasi terdiri dari dokumentasi administrasi dan foto kegiatan. Dokumentasi administrasi dan foto kegiatan. Dokumentasi administrasi meliputi silabus dan RPP materi Kedaulatan Negara Kesatuan RI, LK, soal, instrument peneliaian, lembar observasi, nilai hasil ulangan harian, dan daftar hadir siswa.
- Foto digunakan untuk mendokumentasikan data tentang peristiwa yang terjadi dalam proses pembelajaran. Setiap kegiatan yang terjadi dikelas baik yang dilakukan oleh guru, siswa, maupun observer didokumentasikan dengan foto. Alat elektronik ini dapat membantu peneliti dalam mendeskripsikan kegiatan selama penelitian tindakan kelas.
Analisis Data
Data yang terkumpul yang berupa hasil tes dalam penelitian tindakan kelas ini dianalisis menggunakan deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan dan memaparkan data hasil belajar siswa pada setiap siklus.
Indikator Kinerja
Idikator kinerja dalam penelitian ini dilihat dari peeningkatan aktivitas dan hasil belajar PPKn melalui pembelajaran dengan menggunakan Metode Pembelajaran Number Head Together.
Indikator keberhasilan direfleksikan dengan:60% siswa mencapai rata-rata skor aktivitas belajar lebih dari 3,00 (kualifikasi baik) pada siklus I dan 70% siswa mencapai rerata skor aktivitas belajar lebih besar dari 3,00 (kualifikasi baik) pada siklus II. Skor 3,00 (kualifikasi baik) merupakan skor aktivitas belajar dalam skala maksimum 4.60% siswa memperoleh hasil belajar ≥ 75 pada siklus I dan 70% siswa memperoleh nila hasil belajar ≥ 75 pada siklus II.
Nilai 75 merupakan nilai ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran PKn kelas IXE SMPN 2 Bringin Tahun Pelajaran 2019/2020, sedangkan 60% ketercapaian pada siklus I dan 70% pada siklus II adalah ketercapaiaan ideal yang diharapkan dalam penelitianini.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Penelitian
Prasiklus
Tabel 1 Nilai Aktivitas belajar pada prasiklus
No. | Kualifikasi | Jumlah Siswa |
1. | Kurang | 4 |
2. | Cukup | 10 |
3. | Baik | 14 |
4. | Sangat baik | 2 |
Terdapat 16 siswa (53%) mencapai rerata skor aktivitas belajar lebih besar dari 3,00 (kualifikasi baik) pada Pra Siklus.
Tabel 2 Nilai Hasil Belajar pada prasiklus
No. | Aspek | Nilai Prasiklus |
1. | Rata-rata klasikal | 65,7 |
2. | Siswa tuntas | 16 |
3. | Siswa tidak tuntas | 14 |
4. | Presentase ketuntasan | 53,3 |
Dari tabel tersebut di atas jelas bahwa hasil pembelajaran pada prasiklus prestasi belajar belum sesuai dengan harapan. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar 16 atau 53,3%. Oleh sebab itu perlu dicari solusinya dengan penelitian tindakan.
Siklus I
Tabel 3 Nilai Aktivitas belajar pada Siklus I
No. | Kualifikasi | Jumlah Siswa |
1. | Kurang | 2 |
2. | Cukup | 8 |
3. | Baik | 16 |
4. | Sangat baik | 4 |
Terdapat 20 siswa (66%) mencapai rerata skor aktivitas belajar lebih besar dari 3,00 (kualifikasi baik) pada siklus I.
Tabel 4 Nilai Hasil Belajar pada Siklus I
No. | Aspek | Nilai Prasiklus | Nilai Siklus I |
1. | Rata-rata klasikal | 65,7 | 73,5 |
2. | Siswa tuntas | 16 | 24 |
3. | Siswa tidak tuntas | 14 | 6 |
4. | Presentase ketuntasan | 53,3 | 80 |
Dari tabel tersebut di atas jelas bahwa hasil pembelajaran pada siklus 1 prestasi belajar sudah mengalami peningkatan. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar 24 atau 80% jika dibandingkan dengan prasiklus. Walaupun begitu masih perlu dicari solusinya agar seluruh siswa mengalami ketuntasan sehingga dilaksanakan siklus 2.
Siklus II
Tabel 5 Nilai Aktivitas belajar pada Siklus II
No. | Kualifikasi | Jumlah Siswa |
1. | Kurang | 0 |
2. | Cukup | 2 |
3. | Baik | 17 |
4. | Sangat baik | 11 |
Terdapat 28 siswa (93%) mencapai rerata skor aktivitas belajar lebih dari 3,00 (kualifikasi baik) pada siklus II.
Tabel 5 Nilai Hasil Belajar pada Siklus II
No. | Aspek | Nilai Siklus I | Nilai Siklus II |
1. | Rata-rata klasikal | 73,5 | 82,3 |
2. | Siswa tuntas | 24 | 28 |
3. | Siswa tidak tuntas | 6 | 2 |
4. | Presentase ketuntasan | 80 | 93,3 |
Hasil belajar siklus II tersebut di atas dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut.
Dari tabel tersebut di atas jelas bahwa hasil pembelajaran pada siklus II prestasi belajar sudah mengalami peningkatan yang sangat berarti. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar 28 atau 93,3% jika dibandingkan dengan siklus I. Ada dua siswa yang belum tuntas disebabkan pada saat penelitian dilaksanakan sedang mendapatkan tugas mewakili sekolah dalam lomba seni di kantor bupati. Dengan hasil tersebut seperti yang tergambar di atas penelitian dihentikan sampai siklus II.
Pembahasan
Dari data hasil belajar siswa terdapat peningkatan yang signifikan dari pra siklus menuju siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat pada rekapitulasi perbandingan nilai hasil belajaar siswa dari prasiklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut:
Tabel 6 Rekapitulasi Hasil Belajar
No. | Aspek | Nilai | ||
Pra Siklus | Siklus I | Siklus II | ||
1. | Rata-rata klasikal | 65,7 | 73,5 | 82,3 |
2. | Siswa tuntas | 16 | 24 | 28 |
3. | Siswa tidak tuntas | 14 | 6 | 2 |
4. | Presentase ketuntasan | 53,3 | 80 | 93,3 |
Dari tabel tersebut di atas jelas bahwa hasil pembelajaran pada prasiklus prestasi belajar belum sesuai dengan harapan. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar 16 atau 53,3%.
Hasil pembelajaran pada siklus 1 prestasi belajar sudah mengalami peningkatan. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar 24 atau 80% jika dibandingkan dengan prasiklus. Hasil pembelajaran pada siklus II prestasi belajar sudah mengalami peningkatan yang sangat berarti. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar 28 atau 93,3% jika dibandingkan dengan siklus I. Ada dua siswa yang belum tuntas disebabkan pada saat penelitian dilaksanakan sedang mendapatkan tugas mewakili sekolah dalam lomba seni di kantor bupati. Dengan hasil tersebut seperti yang tergambar di atas penelitian dihentikan sampai siklus II.
Penutup
Simpulan
- Hipotesis mengatakan melalui model pembelajaran Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas belajar PKn materi Kedaulatan Negara Kesatuan RI bagi siswa kelas IX E SMPN 2
- Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020. Dari data empiric diperoleh melalui penggunaan model pemebelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar PKn, dari rendah 33% pada kondisi awal menjadi tinggi 100%, pada kondisi akhir.
Disimpulkan melalui penggunaan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi Kedaulatan Negara Kesatuan RI bagi siswa kelas IX E SMPN 2 Bringin Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020.
Saran
Berdasarkan simpulan diatas dapat diberikan saran sebagai berikut:
- Penelitian ini perlu diuji coba pada subyek lain.
- Perlu dilakukan pengembangan Model Pembelajan Number Head Together (NHT) pada materi pelajaran PPKn yang berbeda.
- Perlu dirancang pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran NHT dengan berbagai metode pembelajaran yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Fajar Kurniati. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Toother Dengan Menggunakan Media Visual Terhadap Pengetahuan Konseptual Fisika Siswa SMA. (jurnal.unimed.ac.id/7642-16759-3-PB.pdf). Diakses pada tanggal 12 Oktober 2019.
Indrayan. 2016. Bab II Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. (digilib.unila.ac.id/Bab II.pdf). Diakses pada tanggal 12 Oktober 2019.
Nuraini. 2018. Hubungan Antara Aktivitas Belajar Siswa Dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMAN 5 Pontianak. (openjurnal.unmuhpnk.ac.id/939-3167-1-PB.pdf). Diakses pada tanggal 12 Oktober 2019.
Utari. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Togethe Terhadap Hasil Belajar. (digilib.unila.ac.id/skripsitanpabab pembahsan.pdf). Diakses pada tanggal 12 Oktober 2019.
Widodo. 2013. Peningkatan Aktiviatas Belajar Dan Hasil Belajarsiswa Dengan Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VIIA MTSN Donomulyo Kulonprogo Thun Pelajaran 2012/2013.(https://pdfs.sematicsolar.org). Diakses pada tanggal 12 Oktober 2019.