PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGURUS JENAZAH

 

Syukur

SMA Negeri 3 Sanggau

 

ABSTRACT

This study aims to help analyze the application of peer teaching learning models to improve the skills of students of class XI IPS 3 of SMA Negeri Sanggau as a form of handling learning problems in the classroom and as developing the quality of education quality services in schools.The method in this study uses Classroom Action Research which is carried out in stages by analyzing problems in the pre cycle followed up in cycle I to cycle II. The stages of each cycle include; planning, action, observation and reflection. So with action research through the application of peer teaching learning models, it is expected to be able to respond to learning problems by building a system of collaboration between students in groups or collectively with peer learning. The results of research observations showed that in pre-study scores were obtained with an average of 60.00 including the low or unsatisfactory categories, then improved through research with a peer teaching learning model in cycle I can improve student learning outcomes with an average value of 68.00 including categories quite good although not optimal, and increased again in the second cycle with an average value of 80.61, including the good category.Thus researchers can find a common thread from this study that; ordinary learning without variations in the learning model does not have a significant positive impact and cannot improve learning skills, while the peer teaching model can motivate students to learn to collaborate through tutors or active and creative peer learning so that students’ learning skills become better and maximum. This is evidenced by the application of the peer teaching learning model about taking care of the bodies can improve the learning skills of students of class XI IPS 3 of SMA Negeri 3 Sanggau with an interval value of 20.61.

Keywords  : Peer teaching, learning skills, and taking care of a corpse

 

Latar Belakang

Sebagai generasi pembelajar pada jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah siswa memiliki usia produktif dan kesempatan emas untuk mengembangkan bakat yang dimiliki, sehingga peran sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat berpengaruh pada keberhasilan (output) baik secara kualitas maupun kuantitas.

Pembelajaran agama Islam sebagai materi di bidang religious pada sekolah umum tentu berbeda dengan sekolah yang berbasis keagamaan atau madrasah, sehingga dalam penerapannya memiliki banyak kendala yang perlu ditangani secara serius dan hal ini dialami oleh siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Sanggau. Muatan materi dalam pembelajaran agama Islam yang cukup susah dipahami diantaranya penulisan huruf dan angka arab maupun menghafalnya yang dapat berdampak pada praktik. Penanganan kesulitan belajar dalam hal tersebut berdampak pada keterampilan praktik mengurus jenazah yang didalamnya terdapat tahapan dalam mengurus jenazah diantaranya ketika pendampingan pada saat sakaratul maut sebelum meninggal, setelah meninggal memandikan jenazah, mengkafani jenazah, mensholatkan jenazah, dan memakamkan jenazah. Dalam tahapan tersebut terdapat lafadz atau bacaan termasuk do’a baik pada saat memandikan dan mewudhukan jenazah maupun dalam sholat jenazah yang membutuhkan keterampilan mengurus jenazah juga keterampilan berdo’a dengan bahasa arab.

Rendahnya keterampilan praktik tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk motivasi, pengalaman belajar, sumber belajar dan model pembelajaranyang kurang terorganisir sehingga membutuhkan peran guru sebagai fasilitator dan mitra belajar yang dapat mengembangkan keterampilan siswa secara maksimal. Untuk itu guru agama Islam setelah melakukan kajian awal tersebut berupaya menentukan model pembelajaranyang tepat dengan peer teaching atau pembelajaran teman sebaya agar materinya mudah untuk dikuasai siswa..

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana keterampilan mengurus jenazah sebelum penerapan model pembelajaran peer teaching pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Sanggau tahun pelajaran 2019/2020?
  2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran mengurus jenazah dengan penerapan model pembelajaran peer teaching pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Sanggau tahun pelajaran 2019/2020?
  3. Bagaimana peningkatan keterampilan mengurus jenazah setelah penerapan model pembelajaran peer teaching pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Sanggau tahun pelajaran 2019/2020?

Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk menganalisis antara lain:

  1. Keterampilan mengurus jenazah sebelum penerapan model pembelajaran peer teaching pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Sanggau tahun pelajaran 2019/2020.
  2. Proses pelaksanaan pembelajaran mengurus jenazah dengan penerapan model pembelajaran peer teaching pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Sanggau tahun pelajaran 2019/2020.
  3. Peningkatan keterampilan mengurus jenazah setelah penerapan model pembelajaran peer teaching pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Sanggau tahun pelajaran 2019/2020.

Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari hasil paparan penelitian tindakan kelas ini antara lain:

Bagi siswa

  1. Dapat mempermudah penguasaan keterampilan belajar dengan kerjasama sesama teman
  2. Dapat memperoleh model pembelajaran secara variatif dari beberapa pendapat teman dan guru

Bagi guru

  1. Dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan meningkatkan kemandirian siswa.
  2. Dapat memotivasi guru untuk mengembangkan metode pembelajaran

Bagi sekolah

  1. Memberikan masukan terhadap solusi pemecahan masalah dengan menggali beberapa model pembelajaran yang tepat
  2. Untuk menumbuhkan kesadaran baik secara individu maupun kolektif dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan di SMA Negeri 3 Sanggau.

Bagi peneliti

  1. Meningkatkan kualitas sumber daya pribadi dalam bidang pengelolaan pembelajaran di kelas termasuk dalam lingkup sekolah
  2. Menumbuhkan kesadaran pribadi dalam membangun suasana belajar yang lebih maksimal sehingga hasilnya memberikan manfaat bagi siswa dan sekolah.

 LANDASAN TEORI

Model pembelajaranPeer Teaching

Pengertian Peer Teaching

Suatu saat seorang guru mengalami kebuntuan dalam memilih metode yang efektif untuk diterapkan pada proses pembelajaran dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh siswa. Walaupun model pembelajaranberagam, menentukan metode mana yang paling sesuai untuk diterapkan bukanlah pekerjaan yang gampang. Disinilah sebenarnya seorang guru dituntut menjadi lebih professional sebagai pendidik, pembimbing, dan pengajar.

Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil sangat cocok digunakan dalam pembelajaran matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas dan siswa menjadi terampil dan berani mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran (Ribowo. 2006). Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil dapat meningkatkan hasil belajar siswa dimana semua siswa aktif, siswa sangat antusias dalam melaksanakan tugas, semua perwakilan kelompok berani mengerjakan tugas didepan kelas, siswa berani bertanya dan respon siswa yang diajar sangat tinggi (Riyono. 2012).

Keterampilan Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “terampil” berarti memilki kecakapan dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”. Keterampilan adalah ketika siswa mampu tersebut menunjukkan indikator keterampilan belajar. Keterampilan belajar adalah kemampuan untuk berbuat fokus dan terarah dalam menyusun kerangka berpikir, sikap dan keterampilan untuk melakukan sebuah proses kegiatan. Penjelasan dari pernyataan diatas dapat dimaknai keterampilan belajar adalah kemampuan untuk fokus dan terarah dalam melakukan suatu kegiatan atau perbuatan.

Pembelajaran Mengurus Jenazah

Membimbing orang yang sedang sakaratul maut

Dalam kenyataan masih banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari umat Islam yang belum mengetahui bagaimana tatacara mengurus jenazah. Masih banyak praktek perawatan jenazah yang berbau bid’ah (larangan yang tidak pernah dilakukan Nabi Muhammad Saw). Islam tidak hanya mengatur apa yang harus diperbuat kepada orang yang sudah meninggal saja, tetapi juga kepada orang yang sedang sakit yang dimungkinkan akan meninggal. Hal yang perlu dilakukan bagi orang yang sedang sakit di antaranya

Memandikan Jenazah

Hukum memandikan mayat bagi orang muslim yang hidup adalah fardlu kifayah. Yang wajib dimandikan adalah mayat Muslim yang tidak mati syahid, yaitu orang yang mati karena dalam pertempuran fi sabilillah melawan orang kafir. Orang yang mati syahid tidak perlu dimandikan, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. tentang orang-orang yang gugur dalam pertempuran Uhud: “Jangan kamu mandikan mereka, karena sesungguhnya setiap luka dan darah akan semerbak bau kesturi pada hari kiamat, dan tidak usah mereka dishalati” (HR. Ahmad dari Jabir).

Orang yang memandikan mayat sebaiknya adalah keluarga terdekat dari si mayat, kalau dia tahu cara memandikannya. Apabila mayat itu laki-laki seharusnya yang memandikan juga laki-laki. Apabila mayat itu perempuan yang memandikan juga perempuan. Kecuali untuk anak kecil, maka boleh dimandikan oleh orang yang berlainan jenis kelamin. Nabi bersabda:

“Apakah yang menyusahkanmu seandainya engkau mati sebelum aku, lalu aku memandikanmu dan mengkafani, kemudian aku menshalatkan dan menguburmu” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ibnu Hiban, Ad-Daruquthni, dan Al-Baihaqi dari ‘Aisyah)..

Mengkafani Jenazah

Mengkafani mayat berarti membungkus mayat dengan selembar kain atau lebih yang biasanya berwarna putih, setelah mayat selesai dimandikan dan sebelum dishalatkan serta dikubur. Mengkafani mayat sebenarnya sudah cukup dengan satu lembar kain saja yang dapat menutup seluruh tubuh si mayat. Namun kalau memungkinkan, hendaknya mengkafani mayat ini dilakukan dengan sebaik-baiknya. Karena itu dalam mengkafani mayat ini ikutilah petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Nabi Saw

Artinya: “Ya Allah, Rahmatilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah merahmati Ibrahim, dan berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim. Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung di dalam alam semesta” (HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud).

  1. Setelah itu takbir yang ketiga dan membaca doa. Lafazh doanya:

Artinya: “Ya Allah, ampunilah ia dan kasihanilah ia, sejahterakanlah ia dan maafkan kesalahannya…” (HR. Muslim).

Memakamkan Jenazah

Memakamkan atau mengubur jenazah merupakan prosesi terakhir dari perawatan jenazah. Hukumnya juga fardlu kifayah seperti tiga perawatan sebelumnya. Waktunya boleh siang dan boleh malam, asal tidak pas waktu matahari terbit, matahari terbenam, atau matahari tepat di atas kita (tengah hari).

METODE PENELITIAN

Metode dan Desain Penelitian

Maksud dari metode dan desain penelitian merupakan rancangan model atau bentuk yang menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang akan dilakukan dalam suatu penelitian. Adapun metode dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas yang bersiklus dilakukan dalam tahapan.:

Tahapan Pra Penelitian Tindakan Kelas

Adanya rencana Penelitian Tindakan Kelas merupakan munculnya masalah yang dialami, dirasakan, dan disadari guru. Kegiatan dilakukan secara langsung melalui observasi terhadap pembelajaran yang berlangsung, dan melihat pemahaman siswa tentang materi mengurus jenazah sebelum menggunakan model pembelajaran peer teaching..

Tahapan Perencanaan Tindakan (Planning)

Tahapan perencanaan dalam tindakan ini meliputi semua perangkat dalam penelitian termasuk; materi atau bahan ajar, rencana pembelajaran mencakup metode atau teknik mengajar, teknik, dan instrument observasi atau evaluasi yang dipersiapkan dalam tahan perencanaan tindakan..

Berkaitan dengan materi yang peneliti tentukan karena materi tersebut merupakan standar kompetensi yang akan dicapai oleh siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Sanggau Tahun Pelajaran 2019/2020. Sedangkan penerapan model pembelajaran peer teaching pada materi mengurus jenazah tentang standar kompetensi penyelenggaraan jenazah adalah relevan fleksibel sesuai dengan prinsip pembelajaran kerjasama (cooperative), Tahapan Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan Tindakan menurut Dirjen Pendas dan Menengah merupakan rencana tindakan yang dirancang sebelumnya (Wibawa, 2004:25), sehingga pada tahap ini peneliti berperan sebagai guru agama Islam dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan dengan menetapkan rancangan tindakannya.

Tindakan diatas sebagai implementasi dari semua rancangan tindakan yang telah dibuat sebelumnya. Berkenaan dengan penelitian ini, peneliti berada sebagai regulator dan fasilitator pembelajaran, sekaligus melakukan pengamatan atas jalannya pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. Kedudukan peneliti dalam penelitian ini bukan hanya sebagai peneliti, melainkan peneliti juga berperan sebagai perencana, pengarah, motivator agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan dalam perencanaan..

Lokasi dan Objek Penelitian

  1. Lokasi :           Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negerei 3 Sanggau tahun pelajaran 2019/2020.
  2. Objek :           Fokus yang menjadi objek penelitian ini siswa XI IPS 3 dengan jumlah siswa 36 orang (beragama Islam).
  3. Waktu :           Waktu pembelajaran 3 x 45 menit per minggu pada setiap Jum’at pukul 08.10 – 10.10 WIB

Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data penelitian ini merupakan cara atau kegiatan untuk mengkoleksi data dan sumber rujukan yang dapat menyatakan akurasi data relevan dengan judul penelitian ini. Adapun teknik dalam pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah:

Teknik Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen baik berbentuk tulis, film, maupun recorder (Husna Asmara, 2007:53).

Teknik Pengamatan

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti (Husaini Usman, 1996:54). Sehingga dalam penelitian ini peneliti dapat mencatat situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun yang diperoleh dari data. Dan pengamatan dapat menjaring data sehingga memungkinkan peneliti memahami situasi yang sulit sekalipun (Husna Asmara, 2007:49)..

Teknik Wawancara

Wawancara (interview) dalam penelitian ini merupakan suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi (S. Nasution, 1996:113). Dan dalam metode wawancara ini dapat menggunakan teknik berstruktur dan tidak berstruktur (Husna Asmara, 2007:51).

 

 

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

Paparan Data

Pra Penelitian Tindakan Kelas

Data aktivitas belajar yang menunjukkan penguasaan materi pelajaran oleh siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Sanggau yang diperoleh dari indikator mendampingi atau mentalqin saat sakaratul maut dan memandikan jenazah sebagaimana pada Tabel dibawah ini:

Melalui kerja kelompok dengan model pembelajaran peer teaching didapatkan skor kelompok belajar 445,00 dengan standar ketuntasan minimal 65, sedangkan nilai rata-rata 63,57. Oleh karena itu penguasaan terhadap keterampilan mendampingi atau mentalqin saat sakaratul maut dan memandikan jenazah termasuk masih rendah. Sedangkan perolehan hasil belajar individu

Melalui teknik perhitungan atas hasil observasi siswa pada pra penelitian di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Sanggau tentang indikator mendampingi atau mentalqin saat sakaratul maut dan memandikan jenazah pada pembelajaran agama Islam diperoleh nilai rata-rata 60,00 dan dalam penelitian ini termasuk kategori penilaian kurang dibuktikan hanya 10 siswa yang tuntas dari 36 siswa, sehingga peneliti menyimpulkan untuk penelitian tindakan, terutama menggunakan model pembelajaran peer teaching pada siklus I sebagai upaya peningkatan keterampilan belajar siswa terhadap kompetensi belajar.

Penelitian Tindakan Siklus I

Perencanaan Tindakan (Planning)

Persiapan untuk perencanaan tindakan pembelajaran terlebih dahulu mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sumber belajar atau buku paket, alat belajar yang dapat memberikan rangsangan belajar bagi siswa, dan referensi bacaan lain yang mendukung daya materi tentang mendampingi atau mentalqin saat sakaratul maut dan memandikan jenazah dengan teknik model pembelajaran peer teaching, sebagaimana langkah-langkah yang tergambar dalam perencanaan tindakan Pelaksanaan Tindakan.

Pengamatan (Observing)

Tahap pengamatan merupakan jenis kegiatan pemantauan dan pencatatan terhadap berlangsungnya pelaksanaan penelitian termasuk belajar mengajar oleh guru, aktivitas siswa, model pembelajaran Peer teaching dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah dirancang sebelumnya untuk mengetahui tingkat kebutuhan berjalannya aktivitas belajar.

Penelitian Tindakan Siklus II

Perencanaan Tindakan (planning)

Tahap perencanaan tindakan pada siklus II ini menjadi tindakan lanjutan atas hasil belajar yang kurang memuaskan pada pra siklus dan siklus I. Meskipun perencanaan sebelumnya telah dipersiapkan, peneliti tetap membuat rencana yang besifat kontinuitas untuk menindaklanjuti atas permasalahan pembelajaran siklus I.

Pengamatan (Observing)

Tahap pengamatan merupakan jenis kegiatan pemantauan dan pencatatan terhadap berlangsungnya pelaksanaan penelitian termasuk belajar mengajar oleh guru, aktivitas siswa, model pembelajaran peer teaching dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah dirancang sebelumnya untuk mengetahui tingkat kebutuhan berjalannya aktivitas belajar.

Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi data keterampilan belajar agama Islam tentang mengurus jenazah dengan menggunakan model pembelajaran peer teaching pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Sanggau tahun pelajaran 2019/2020 dapat peneliti paparkan penemuannya sebagai berikut:

  1. Pemahaman siswa pada pra penelitian yang rendah dapat diupayakan meningkat dengan model pembelajaran peer teaching melalui penelitian tindakan pada siklus I, meskipun belum menunjukkan hasil belajar yang memuaskan (sedang).
  2. Ketika pembelajaran sudah terkendali dan berjalan dan suasana kelas kondusif, guru cenderung tenang dan sedikit waktu untuk mengambil posisi sebagai fasilitator belajar.
  3. Upaya peningkatan hasil belajar dari pra penelitian yang kurang, kemudian ditingkatkan model belajarnya melalui siklus I dengan penguasaan keterampilan belajar kategori cukup dan, dilanjutkan dengan tindakan siklus II dengan predikat belajar yang baik berarti menunjukkan keseriusan belajar.

Dari data di atas dapat diketahui, bahwa hasil belajar dari 36 siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Sanggau melalui observasi pra penelitian belum mencapai tujuan atau masih jauh dari ketercapaian. Namun demikian pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar meningkat dari pra penelitian dengan nilai rata-rata 60,00 meningkat pada siklus I dengan nilai rata-rata 68,00, dan meningkat kembali pada siklus II dengan nilai rata-rata 80,61. Dengan pra penelitian kualifikasi kurang menjadi meningkat pada siklus I kualifikasi cukup, dan meningkat kembali pada siklus II kualifikasi baik.

Titik signifikan dari hasil perhitungan “Effect Size (ES)” termasuk berkategori tinggi yakni ES > 0.8. Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui, bahwa penguasaan pada pembelajaran pra penelitian dan tindakan dalam siklus II dengan menggunakan model pembelajaran peer teaching dalam pembelajaran agama Islam tentang mengurus jenazah di SMA Negeri 3 Sanggau Tahun Pelajaran 2019/2020, dapat meningkat secara maksimal dengan keterampilan belajar yang memuaskan dengan pembinaan guru yang intensif dalam menangani kelas. Dengan demikian penelitian ini dapat membuktikan bahwa melalui model pembelajaran peer teaching dapat meningkatkan keterampilan belajar mengurus jenazah.

 

 

 

 

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan data hasil analisis penerapan model pembelajaran peer teaching untuk meningkatkan keterampilan mengurus jenazah pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Sanggau, dapat peneliti simpulkan sebagai berikut:

  1. Keterampilan belajar pada pembelajaran agama Islam di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Sanggau tergolong kurang karena siswa masih banyak yang mendapat keterampilan belajar rendah. Kurangnya pencapaian keterampilan belajar tersebut karena proses belajar yang masih sebatas menyampaikan dan kurangnya kegiatan aktif yang harus dikerjakan siswa, sehingga suasana kelas banyak dikuasai guru. Hal demikian dapat diketahui dari keterampilan belajar siswa yang menguasai keterampilan mengurus jenazah hanya didapati nilai rata-rata kelompok yang rendah dan nilai rata-rata individu sebesar 60,00 dengan tingkat penguasaan dibawah 65%. Dengan demikian proses refleksi dari pra penelitian memutuskan untuk dilakukan penelitian tindakan kelas.
  2. Keterampilan belajar melalui penelitian pada siklus I mengalami peningkatan meskipun kurang berarti jika dibanding pra penelitian, namun demikian pada siklus I keterampilan belajar meningkat, yaitu dari pra penelitian 60,00 keterampilan belajar siswa meningkat pada penelitian siklus I menjadi 68,00 keterampilan belajar yang dicapai siswa. Dalam hal ini sudah tergolong cukup baik meskipun standar baik minimal. Peningkatan keterampilan belajar pada siklus I ini merupakan pengaruh dari penerapan model pembelajaran peer teaching. Melalui upaya refleksi dari siklus I ini, peneliti melakukan tindakan lanjutan pada siklus II, dengan hasil observasi data pada siklus II menunjukkan data perolehan keterampilan belajar kembali meningkat dengan nilai rata-rata 80,61. Peningkatan keterampilan belajar pada penelitian siklus II membuktikan penerapan model pembelajaran peer teaching pada pembelajaran agama Islam tentang mengurus jenazah dengan indicator keterampilan mengkafani jenazah, menshalatkan jenazah, dan memakamkan jenazah.
  3. Peningkatan keterampilan belajar agama Islam tentang mengurus jenazah di SMA Negeri 3 Sanggau pada pra penelitian (sebelum menerapkan model pembelajaran peer teaching) dengan nilai rata-rata 60,00 tergolong kurang atau kualifikasi kualitatif “C”. sedangkan peningkatan setelah penelitian (setelah menerapkan menerapkan model pembelajaran peer teaching) dengan nilai rata-rata 80,61 tergolong baik atau dengan kualifikasi kualitatif “B”. Sedangkan nilai interval dari pra penelitian dan setelah penelitian siklus II dengan nilai interval 20,61. Jadi dalam penelitian ini model pembelajaran peer teaching dapat meningkatkan keterampilan belajar agama Islam tentang materi mengurus jenazah di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3 Sanggau Tahun Pelajaran 2019/2020.

Saran

Dari hasil observasi peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas dengan model peer teaching pada pembelajaran agama Islam, maka peneliti menyarankan beberapa hal diantaranya:

  1. Bagi guru :           agar lebih kreatif dalam memberikan inovasi model belajar;
  2. Bagi siswa :           agar termotivasi untuk belajar dengan model yang kooperatif sesuai dengan pembelajaran KTSP;
  3. Bagi sekolah :           supaya memfasilitasi kebutuhan penerapan model belajar agar mudah diterapkan oleh pendidik dalam menyesuaikan materi pelajaran.

Demikian kontribusi saran yang dapat peneliti sampaikan dan semoga memberikan manfaat bagi pembelajaran.

 

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsini. 1996. Pengelola Kelas dan Siswa: Sebuah Pendekatan Evaluatif, Jakarta: Rajawali.

Asmara, Husna. 2007. Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak: Fahruna.

Az Zubaidi, Imam. 2018. Mukhtashar Shahih AL Bukhari, Terj. Irwan Kurniawan & M.S. Nasrullah, Bandung: Marja

Bound, D. And Felliti G. 1997. The Challenge of Problem Based Learning, London: Kogan Page

Fathurohman Bil Makruf, Havid. 2019. Modul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/MA Semester Gasal, Surakarta: CV Grahadi.

Harefa, Andrias. 2000. Menjadi Manusia Pembelajaran. Jakarta: Harian Kompas.

Haris, David. 1969. Testing English as a Second Language. New York: McGraw-Hill Book Company.

Jarvis, Matt. 2007. Teori-Teori Psikologi: Pendekatan Modern Untuk Memahami Perilaku Perasaan dan Pikiran Manusia. Bandung: Nusamedia dan Nuansa

Kavanoz, H., Suzan. & Yuksel, Gulru. 2010. An Investigation of Peer-Teaching Technique in Student Teacher Development, The International Journal of Research in Teacher Education 2010, 1(Special Issue): 0-19 ISSN: 1308-951X.

Lathi, Yuliana Endah Puspita. (2014). Bimbingan Belajar Teknik Peta Pikiran (Mind Map) Untuk Meningkatkan Keterampilan Belajar Siswa. Surakarta: Jurnal FKIP Universitas Sebelas Maret.

Ribowo. (2006). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II A SMP Negeri 2 Banjarharjo Brebes dalam Pokok Bahasan Segiempat Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kecil. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Riduwan & Sunarto. 2007. Pengantar Statistika, untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi Kumunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta

Riyono. 2012. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas III G SMP Negeri Ketanggungan Brebes pada pokok bahasan operasi pada bentuk aljabar melalui model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil. Thesis. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Sarwat, Ahmad. 2018. Fiqih Sholat Jenazah, Jakarta: Rumah Fiqih Publishing