PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN READING GUIDE

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

 

Nur Hidayati

SD Negeri 1 Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar PAI materi perilaku terpuji dengan menggunakan model pembelajaran Reading Guide pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2016/2017. Subyek penelitian sebanyak 24 orang, terdiri dari 11 siswa perempuandan 13 siswa laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2017. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiridari 3 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu tes tertulis dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini yaitu dengan membandingkan pencapaian nilai dengan KKM dan ditandai dengan adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya. Hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh data seperti berikut: KKM mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah 70, sebelum menggunakan model pembelajaran reading guide hanya ada 46 % (11 siswa) yang tuntas, sedangkan 54% (13 siswa) belum memenuhi KKM. Setelah penggunaan model pembelajaran reading guide dalam pelajaran PAIpadasiklus I diperoleh data 63% (15 siswa) tuntas dan 37% (11 siswa) tidak tuntas, sehingga terjadi peningkatan sebesar 26% dibandingkan pada prasiklus. Setelah itu dilakukan refleksi siklus I, terjadi peningkatan prestasi belajar pada siklus II yaitu sebesar 83% (20 siswa) tuntas dan 17% (4 siswa) belum memenuhi KKM. Dengan demikian dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 20 %. Prosentase Kriteria Ketuntasan Klasikal pada siklus III ini mencapai 96% dengan nilai rata-rata 81. Dengan kata lain sudah memenuhi indicator keberhasilan yang ditentukan yaitu prosentase Kriteria Ketuntasan Klasikal sebesar 85% dengan standar KKM 70.

Kata kunci: Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Reading Guide

 

PENDAHULUAN

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama tidaklah mudah, jika dilihat sekilas materi yang disampaikan terlihat mudah untuk dipahami, akan tetapi fakta yang ditemukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar Pendidikan Agama Islam, bahkan ada siswa yang sampai malas untuk mengikuti pelajaran Agama Islam, ini dikarenakan kurang termotivasinya siswa dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut. Dengan demikian dalam pembelajaran Agama di tingkat Sekolah Dasar perlu adanya modifikasi dalam penyampaian materi. Penggunaaan strategi belajar yang tepat diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran. Ketika siswa sudah termotivasi secara otomatis prestasi/hasil belajar mereka juga akan menjadi lebih baik dan mampu mencapai KKM.

Berdasarkan pengalaman peneliti sekaligus guru PAI di SD Negeri Leteh 1 Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang, diperoleh prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam masih rendah. Rendahnya hasil belajar ini ditandai dengan masih banyaknya siswa yang belum mencapai KKM. Dari seluruh siswa yang berjumlah 24 siswa, hanya 11 siswa atau 46% yang sudah mencapai KKM. Pada penelitian ini, nilai Ketuntasan PAI yaitu 70 dengan tingkat ketuntasan klasikal sebesar 85%. Selain itu siswa juga masih terlihat pasif hanya menyimak saja, sementara guru sibuk menjelaskan materi.

Dengan demikian, diperlukan langkah solutif untuk memecahkan permasalahan tersebut. Disini guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengemas suatu materi pembelajaran. Bahkan jika diperlukan guru mengadakan atau membuat alat peraga atau media untuk memperjelas penyampaian materi yang akan disampaikan di kelas. Guna mengoptimalkan hasil belajar, salah satunya adalah model pembelajaran Reading Guide. Model pembelajaran Reading Guide diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang kondusif dan memudahkan peserta didik untuk fokus dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Model pembelajaran Reading Guide akan membantu siswa untuk menghilangkan sifat malas membaca, karena metode ini menuntun siswa untuk membaca materi yang diberikan. Melalui langkah setiap peserta didik mendapatkan bacaan, yang mana bacaan tersebut membimbing jawaban pertanyaan atau kisi-kisi yang ada maka peserta didik akan lebih terfokus dalam memahami pelajaran. Dengan menuntun dan mengarahkan bahan bacaan, diharapkan akan merangsang daya ingat dan konsentrasi peserta didik terhadap pelajaran yang disampaikan.

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah penggunaan model pembelajaran Reading Guide dapat meningkatkan prestasi belajar PAI materi perilaku terpuji pada siswa kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2016/2017?

Untuk meningkatkan prestasi belajar PAI materi perilaku terpuji melalui model pembelajaran Reading Guide pada siswa kelas pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2016/2017?

LANDASAN TEORI

Prestasi Belajar

Pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli sangat beragam, hal ini dikarenakan masing-masing ahli memiliki sudut pandang yang berbedabeda dalam mengartikan prestasi. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha (Zainal Arifin, 1990). Menurut Peter Salim & Yenny Salim (1991) menyatakan bahwa “Prestasi adalah hasil yang diperoleh dari sesuatu yang dilakukan, dan sebagainya”.

Belajar merupakan kata yang sudah tidak asing lagi di dengar, khususnya bagi para pelajar. Namun demikian apabila ditanya tentang makna belajar tentu mereka mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pendapat para ahli yang memberikan pengertian beragam tentang arti belajar. Menurut Slameto (1995) menyatakan “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Kegiatan belajar mengajar erat kaitannya dengan prestasi belajar, karena hasil dari usaha belajar tersebut dinyatakan dalam bentuk prestasi. Sebagaimana diungkapkan oleh Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyatakan bahwa:

Prestasi belajar dapat disebut juga sebagai hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik. Prestasi belajar ini dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang mencerminkan hasil yang dicapai dalam periode tertentu.

Ahli lain berpendapat bahwa: Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang dapat dicapai dalam suatu proses yang berlangsung dalam interaksi subjek dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai-nilai yang akan disimpan atau dilaksanakan menuju kemampuan (Winkel, 1991).

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional rumusan tujuan pendidikan, menggunakan klasifikasi tujuan dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni kognitif, afektif dan psikomotoris (Sudjana, 1991)

Alat-alat untuk mengukur prestasi belajar antara lain: 1) Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan) dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Sungguhpun demikian, dalam batas tertentu tes dapat pula digunakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotorik (Sudjana, 1991). Jika dilihat dari segi alatnya penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tes dan non tes. Tes ini ada yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan), ada tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan) dan ada tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif ada juga yang dalam bentuk esai dan uraian. Sedangkan yang termasuk non tes sebagai alat penilaian mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala sosiometri dan studi kasus (Sudjana, 1991). Gronland dalam Azwar (2000) merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran hasil belajar sebagai berikut:a) Tes prestasi belajar harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional. b) Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau pengajaran. c) Tes prestasi harus berisi item-item dan tipe yang cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan. d) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya. e) Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan sedini mungkin dan hasil ukurannya harus ditafsirkan dengan hati-hati. F) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Model Pembelajaran Reading Guide

Reading Guide terdiri dari 2 kata yaitu reading dan guide. Reading menurut Echols dan Shadily adalah membaca atau melihat catatan (dalam Soleh 2012), menurut Mulyono membaca adalah “pengenalan simbol-simbol bahasa tulis yang merupakan stimulus yang membantu proses mengingat tentang apa yang dibaca untuk membangun suatu pengertian melalui pengalaman yang dimiliki” (dalam Abdurrahman 2003).

Menurut Listiyanto Ahmad, membaca atau reading adalah suatu proses menalar (reading is reasoning). Aktivitas membaca dilakukan untuk mendapatkan dan memproses informasi hingga mengendap menjadi sebuah pengetahuan. Pengetahuan itu kemudian menjadi suatu dasar untuk dinamisasi kehidupan, memperlihatkan eksistensinya, berjuang mempertahankan hidup dan mengembangkan dalam bentuk sains dan teknologi sebagai kebutuhan hidup manusia (Ahmad 2010:14).

Sedangkan guide menurut Echols dan Shadily sebagai penuntun/pedoman (dalam Soleh 2012). Jadi Reading Guide adalah membaca terbimbing. Metode Reading Guide adalah bentuk metode pembelajaran yang mengarah pada penyampaian materi secara optimal karena banyaknya materi yang harus diselesaikan dengan lebih banyak melibatkan kegiatan membaca siswa melalui bimbingan berbentuk kisi-kisi (Hisyam dkk 2008).

LangkahLangkah Metode Reading Guide (Zaini dkk 2007):a) Tentukan bacaan yang akan dipelajari , b) Buat pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh peserta didik atau kisi-kisi dan boleh juga bagan atau skema yang dapat diisi oleh mereka dari bahan bacaan yang telah dipilih tadi, c) Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisinya kepada peserta didik, d) Tugas peserta didik adalah mempelajari bahan bacaan dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Batasi aktifitas ini sehingga tidak akan memakan waktu yang berlebihan, e) Bahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawabannya kepada peserta didik, f) Di akhir pelajaran beri ulasan secukupnya

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Leteh. Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan peneliti menemukan masalah sebagaimana yang telah dijelaskan pada latar belakang permasalahan yaitu prestasi belajar rata-rata kelas IV SD Negeri 1 Leteh pada mata pelajaran PAI yang rendah.

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa SD Negeri 1 Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2016/2017. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV. Siswa tersebut berjumlah 24 orang yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan (action research). Sesuatu tindakan yang secara khusus diamati terus-menerus, dilihat plusminusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat (Arikunto, 2007).

Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di mana empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Pengumpulan data dilakukan pada setiap siklus dimulai dari awal sampai akhir tindakan siklus. Pengumpulan data melalui tes tertulis dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:1) Membandingkan Pencapaian Nilai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Peneliti membandingkan pencapaian nilai dengan KKM pada setiap siklusnya dengan ketentuan jika nilai siswa dari batas KKM, yakni 70, maka siswa tersebut telah mencapai KKM. Apabila nilai siswa kurang dari 70, maka siswa tersebut tidak mencapai KKM. 2) Pencapaian Kriteria Ketuntasan Klasikal, menurut Depdikbud (dalam Trianto, 2009) setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65% dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Tetapi berdasarkan ketentuan KTSP penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masingmasing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu: kemampuan peserta didik berbeda-beda; fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa, yaitu apabila siswa telah mencapai criteria ketuntasan klasikal 85% dari jumlah seluruh siswa dengan nilai KKM 70. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik, peneliti menggunakan statistik deskriptif dengan mencari prosentase dari hasil belajar peserta didik, sebagaimana rumus:

p = Jumlah siswa yang mencapai KKM

 jumlah total siswa

(Aqib, dkk., 2009)

Penerapan metode Reading Guide ini dikatakan efektif, apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis sebagai berikut: Prestasi belajar PAI materi akhlak terpuji setelah menggunakan model pembelajaran reading guide mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas minimal 85 %.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pada siklus I, 63% (15 siswa) telah memahami materi yang disampaikan guru, sedangkan 37% (9 siswa) kurang memahami materi. Terdapat 9 siswa yang tidak tuntas, nilai yang mereka peroleh belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70 dengan nilai-rata-rata kelas 71. Dengan demikian, pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan sebesar 85%, sehingga diperlukan langkah selanjutnya melalui siklus II.

Pada siklus II inipun terjadi peningkatan hasil belajar dari rata-rata belajar pada siklus I sebesar 71 menjadi 76,5 pada siklus II, dengan nilai tertinggo 100 dan nilai terendah 60. Prosentase tingkat ketuntasan belajar siswa juga meningkat dari 63% (15 siswa) pada siklus I menjadi 83% (20 siswa) pada siklus II, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM menurun jumlahnya dari 37% (9 siswa) menjadi 17% (4 siswa). Data mengenai perolehan hasil belajar pada siklus II terlihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Pada hasil belajar siswa siklus III rata-rata kelas 81, nilai tertinggi siswa 100, nilai terendah 65, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar 23 (96%), siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 1 (4%) siswa.

Pembahasan

Proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menggunakan model pembelajaran Reading Guide. Adapun dalam penelitian mencakup 4 tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum dilakukan penelitian, guru melakukan observasi melalui hasil belajar siswa SD Negeri 1 Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Pada tahap ini hasil tes evaluasi siklus I adalah 63% siswa tuntas (15 siswa) dan yang tidak tuntas 37% (9 siswa). Dengan demikian siklus I mengalami peningkatan dibanding pra siklus sebesar 46%.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh mitra peneliti pada siklus I adalah sebagai berikut:

a.     Kehadiran Siswa Pada siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 4 April 2017, 100% dari seluruh siswa kelas IV SD Negeri 1 Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang dapat hadir di kelas. Suasana pembelajaran belum kondusif banyak siswa yang belum memahami dan bisa beradaptasi dengan model pembelajaran Reading Guide.

b.     Pemahaman siswa terhadap Materi

Pada siklus I, 63% (15 siswa) telah memahami materi yang disampaikan guru, sedangkan 37% (9 siswa) kurang memahami materi. Terdapat 9 siswa yang tidak tuntas, nilai yang mereka peroleh belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Dengan demikian, pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan sebesar 85%, sehingga diperlukan langkah selanjutnya melalui siklus II.

Sedangkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh mitra peneliti pada siklus II adalah sebagai berikut:

a.     Kehadiran Siswa Pada siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 11 April 2017, 100% dari seluruh siswa kelas IV SD Negeri 1 Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang dapat hadir di kelas. Suasana pembelajaran mulai kondusif hanya ada beberapa siswa yang memerlukan perhatian khusus dalam memahami dan beradaptasi dengan model pembelajaran Reading Guide.

b.     Pemahaman siswa terhadap Materi. Pada siklus II, 83% (20 siswa) telah memahami materi yang disampaikan guru, sedangkan 17% (4 siswa) kurang memahami materi. Terdapat 4 siswa yang tidak tuntas, nilai yang mereka peroleh belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Dengan demikian, pada siklus II belum memenuhi indikator keberhasilan sebesar 85%, sehingga diperlukan langkah selanjutnya melalui siklus III.

Pada siklus III tindakan penelitian mempertimbangkan kekurangan dan kendala yang muncul pada siklus II. Untuk proses pembelajaran masih sama dengan siklus II yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Reading Guide. Pada siklus III ini persentase ketuntasan klasikal siswa meningkat sebesar 13%.

Dari siklus sebelumnya sebesar 83% menjadi 93% siswa tuntas. Dari data ini, diperoleh data siswa yang tidak tuntas sebesar 4 %. Dengan demikian, presentase nilai yang diperoleh pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan tingkat ketuntasan sebesar 85% siswa mencapai KKM.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat sebagai kolaborator pada siklus III adalah sebagai berikut:

a.     Kehadiran Siswa Pada siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 18 April 2017, 100% dari seluruh siswa kelas IV SD Negeri 1 Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang dapat hadir di kelas.

b.     Pemahaman Siswa terhadap Materi. Pada siklus III, 96% (23 siswa) telah memahami materi yang disampaikan guru, sedangkan 4% (1 siswa) kurang memahami materi. Dengan demikian, pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan sebesar 85%.

Berdasarkan hasil rekapitulasi gabungan dapat diketahui bahwa ketuntasan siswa kelas IV SD Negeri 1 Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang meningkat. Dari pra siklus, presentase ketuntasan klasikal sebesar 46 % menjadi 63% pada siklus I. kemudian meningkat lagi pada siklus II sebesar 83% dan pada siklus III menjadi 96%. Dan pada siklus III meningkat sebesar 13% dari siklus II dengan presentase ketuntasan klasikal mencapai 96%. Artinya pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan dengan presentase yang ditentukan 85%.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Reading Guide dapat meningkatkan prestasi belajar PAI materi perilaku terpuji di kelas IV SD Negeri 1 Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Siswa mencapai KKM ditandai dengan peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada siklus I sebesar 63%, siklus II sebesar 83% dan siklus III sebesar 96%.

Saran

Perlu adanya variasi dalam menggunakan strategi pembelajaran, termasuk menggunakan metode reading guide. Hal ini akan menghilangkan kebosanan dari para siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar bagi rekan-rekan guru yang ingin menerapakan penggunaan metode Reading Guide. Para guru hendaknya tidak takut-takut dalam mencoba strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar anak serta meningkatkan hasil pembelajaran. Perlu adanya variasi dalam menggunakan strategi pembelajaran, termasuk menggunakan metode reading guide. Hal ini akan menghilangkan kebosanan dari para siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar bagi rekan-rekan guru yang ingin menerapakan penggunaan metode Reading Guide. Para guru hendaknya tidak takut-takut dalam mencoba strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar anak serta meningkatkan hasil pembelajaran. Sebelum melaksanakan strategi pembelajaran jenis baru, hendaknya guru melakukan persiapan sebaik-baiknya dengan mempertimbangkan materi yang sesuai.

Pihak sekolah diharapkan memberikan dukungan serta himbauan kepada para guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas. Pihak sekolah sebaiknya melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang bagi penerapan strategi pengajaran yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk.2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Aqib, Zainal, dkk.2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk SD, SLB, dan TK, Bandung:Rama Widya

Azwar, Saifudin.2000.Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Peter Salim & Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English.

Slameto.1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Soleh, S. 2012. “Upaya Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar dengan Penggunaan Metode Reading Guide dalam Pembelajaran Fiqh Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Kebonbatur Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2011/2012”. Skripsi. Semarang: IAIN Walisongo.

Sudjana, Nana.1991.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Winkel, WS. 1991. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zaini, Hisyam dkk. 2008. Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.